cover
Contact Name
Livana PH
Contact Email
livana.ph@gmail.com
Phone
+6289667888978
Journal Mail Official
livana.ph@gmail.com
Editorial Address
Jl. Brigjen Sudiarto No.347, Gemah, Kec. Pedurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, 50191
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa
ISSN : 27156443     EISSN : 27156443     DOI : -
Core Subject : Health, Education,
Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa Merupakan Jurnal yang diterbitkan oleh RSDJ Dr Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah dengan p-ISSN 2715-6443 ; e-ISSN 2715-6443 sebagai salah satu fasilitas untuk masyarakat luas baik perawat, dokter, dan tim kesehatan lain agar dapat mempublikasikan hasil penelitiannya terkait kesehatan jiwa baik pada kelompok sehat, resiko, maupun gangguan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa terbit setiap 6 bulan sekali yaitu pada bulan Juni dan Desember.
Articles 25 Documents
Life Style Remaja dengan Perilaku Seksual Pranikah Sri Puji Lestari; Tut Wuri Prihatin; Elsa Ayu Giartika
Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa Vol 1 No 1 (2019): Desember 2019, Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa
Publisher : RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seksual pranikah merupakan perilaku seks yang dilakukan antara laki-laki dan perempuan tanpa ikatan pernikahan yang sah. Seksual pranikah dianggap sebagai perilaku yang kurang baik dan menyimpang serta bertentangan dengan aturan normative maupun harapan lingkungan sosial yang bersangkutan. Perilaku seks pada remaja di Indonesia saat ini menjadi ancaman, Indonesia terdapat 26,67% dari jumlah penduduk sebesar 237,6 adalah kelompok usiamuda (10-24 tahun). Walaupun seks pranikah tidak diterima dimasyarakat, namun tidak menutup kemungkinan adanya kasus atau kejadian. Penelitian bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana life style remaja dengan perilaku seksual pranikah. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan pada penelitian ini adalah remaja wanita yang telah melakukan hubungan seksual pranikah pada komunitas anti social club di Kota Semarang. Perilaku berpacaran pada komunitas Anti Sosial Club dengan perilaku seksual pranikah pertama kali pacaran adalah sejak kelas 2 SMP, semenjak kuliah dan semenjak punya pacar. Hal yang dilakukan pertama kali dalam pacaran adalah pegangan tangan, berciuman, nonton bareng. Pengertian hubungan seks pranikah adalah hubungan suami isteri, hubungan kelamin. Sumber informasi tentang hubungan seks pranikah adalah internet, pacar dan orang tua. Intensitas hubungan seks pranikah adalah kalau kangen, kalau pengin dan kalau diminta sama pacar. Tempat melakukan hubungan seks pranikah adalah dirumah, di penginapan, di rumah pacar. Kata kunci: life style, remaja, seksual pranikah EXPLORING HOW YOUTH LIFE STYLE WITH PRANIKAH SEXUAL BEHAVIOR ABSTRACT Premarital sex is a sexual behavior carried out between men and women without a legal marriage bond. Premarital sexuality is considered to be a bad behavior and deviates from the normative rules and expectations of the social environment in question. Sexual behavior in adolescents in Indonesia is currently a threat. Indonesia has 26.67% of the total population of 237.6 is a young age group (10-24 years). Although premarital sex is not accepted in the community, it does not rule out the possibility of no cases or incidents. Research Objectives to Exploring how the life style of adolescents with premarital sexual behavior.Research Methods: This study uses qualitative research with a phenomenological approach. Participants in this study were young women who had premarital sexual relations at the anti-social club community in Semarang City. Dating behavior in the Anti Social Club community with premarital sexual behavior was the first time dating from the second grade of junior high school, since college and since having a boyfriend. The first experience of dating was a joint agreement, forbidden acts and because of his kindness. The first thing to do in dating is holding hands, kissing, watching together. Understanding premarital sex is a husband and wife relationship, sexual relations. The source of information about premarital sex is the internet, boyfriends and parents. The intensity of premarital sex is if you miss, if you want and if asked by a boyfriend. The place to premarital sex is at home, at the inn, at the girlfriend's house. Keywords: life style, adolecent, premarital sexual
Hubungan Paparan Game Online Berunsur Kekerasan terhadap Kejadian Perilaku Agresif pada Remaja Arentha Ayu Pitakasari1; Agung Pambudi; Kandar Kandar
Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa Vol 1 No 1 (2019): Desember 2019, Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa
Publisher : RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Game online adalah jenis permainan komputer yang memanfaatkan jaringan komputer. Permainan pada game online kebanyakan menampilkan adegan agresif yang secara tanpa sadar perilaku agresif tersebut akan terekam dalam memori alam bawah sadar remaja sehingga sikap agresif pada remaja begitu mudah terbentuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan paparan game online berunsur kekerasan terhadap kejadian perilaku agresif pada remaja di Kelurahan Bulustalan Semarang. Penelitian ini merupakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dan sampel diambil secara total dari populasi yang berjumlah 42 responden. Pengambilan data menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji Fisher. uji Fisher didapatkan nilai p = 0.733, p > 0.005 disimpulkan tidak ada hubungan paparan game online berunsur kekerasan terhadap kejadian perilaku agresif pada remaja di Kelurahan Bulustalan Semarang. Responden yang sering terpapar game online berunsur kekerasan berjumlah 31 responden (73,8%) dan yang jarang berjumlah 11 responden (26,2%). Responden yang berperilaku tidak agresif agresif berjumlah 25 responden (59,5%) dan responden yang berperilaku agresif berjumlah 17 responden (40,5%). Kata kunci: game online, perilaku agresif RELATIONSHIP EXPOSURE TO ONLINE GAMES EXPLAINING VIOLENCE AGAINST EVENTS AGGRESSIVE BEHAVIOR ABSTRACT Online games are a type of computer game that utilizes computer networks. Games in online games mostly display aggressive scenes that unconsciously aggressive behavior will be recorded in the subconscious memory of adolescents so that aggressive behavior in adolescents is so easily formed. This study aims to determine the relationship between exposure to violent online games to the incidence of aggressive behavior in adolescents in the Sub-district of Bulustalan Semarang. This research is a descriptive analytic with cross sectional approach and the sample is taken in total from a population of 42 respondents. Retrieval of data using a questionnaire and analyzed using Fisher statistical test. Fisher test found p = 0.733, p> 0.005 concluded that there was no relationship between exposure to violent online games to the incidence of aggressive behavior in adolescents in Bulustalan Village, Semarang. Respondents who are frequently exposed to violent online games numbered 31 respondents (73.8%) and those who rarely numbered 11 respondents (26.2%). Respondents who behaved in an aggressive manner were 25 respondents (59.5%) and respondents who behaved aggressively were 17 respondents (40.5%). Keywords: online game, aggressive behavior
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Kontrol Ulang pada Pasien Skizofrenia Paranoid Benediktus Beni Winarko Saputra; Kandar Kandar; Sesela Melin
Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa Vol 1 No 1 (2019): Desember 2019, Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa
Publisher : RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kepatuhan kontrol ulang adalah kepatuhan klien terhadap pengobatan, dilihat dari datang atau tidaknya klien yang sudah ditetapkan jadwal untuk kontrol yang ke 2 dan selanjutnya, bedasarkan kesepakatan waktu yang ditentukan oleh tenaga kesehatan setelah kontrol yang pertama. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan kontrol adalah dukungan keluarga. Tujuan dari penelitian ini mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan kontrol ulang pada pasien Skizofrenia Paranoid. Penelitian ini mengunakan metode deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional.dengan menggunakan metode consecutive sampling pada keluarga pasien Skizofrenia Paranoid (Ayah, Ibu, Kakek, Nenek, Paman, Bibik, Kakak, Sepupu) di poliklinik anak remaja RSJD Dr. Amino Gondohutomo dengan jumlah sampel sebanyak 74 responden. Hubungan bivariat dianalisis dengan mengunakan uji Fisher. Pasien Skizofrenia Paranoid yang didukung oleh keluarga berjumlah 73 (98,6%) responden dan pasien Skizofrenia Paranoid yang tidak didukung oleh keluarga berjumlah 1 (1,4%) responden, pasien Skizofrenia Paranoid yang patuh kontrol ulang berjumlah 44 (59,5%) responden dan pasien Skizofrenia Paranoid yang tidak patuh kontrol ulang berjumlah 30 (40,5%) reponden. Analisis bivariat dengan uji fisher menunjukan p value sebesar 1,000. Tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan kontrol ulang pada pasien Skizofrenia Paranoid dipoliklinik anak remaja RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah. Kata kunci: dukungan keluarga, kepatuhan kontrol ulang, skizofrenia paranoid RELATIONSHIP OF FAMILY SUPPORT WITH COMPLIANCE WITH RE-CONTROL IN THE SCIZOFRENIA PARANOID PATIENT ABSTRACT Compliance re-control is the client's compliance with treatment, seen from whether or not the client has set a schedule for the second and subsequent control, based on the agreed time determined by the health worker after the first control. One of the factors that influence control compliance is family support. The purpose of this study was to determine the relationship of family support with adherence to re-control in Paranoid Schizophrenia patients. This study uses a descriptive analytic method with cross sectional design. By using consecutive sampling method in the families of Paranoid Schizophrenia patients (Father, Mother, Grandfather, Grandmother, Uncle, Bib, Brother, Cousin) in the polyclinic of teenagers, Dr.J. Amino Gondohutomo with a total sample of 74 respondents. Bivariate relationships were analyzed using Fisher's exact test. Paranoid Schizophrenia patients supported by families totaled 73 (98.6%) respondents and Paranoid Schizophrenia patients who were not supported by families numbered 1 (1.4%) respondents, Paranoid Schizophrenia patients who were adherent to re-control adherence numbered 44 (59.5%) Respondents and Paranoid Schizophrenia patients who were not compliant with back control were 30 (40.5%) respondents. Bivariate analysis with the fisher test showed a p value of 1,000. There is no relationship of family support with adherence to re-control in patients with Paranoid Scholophrenia in polyclinic in adolescent RSJD Dr. Amino Gondohutomo, Central Java Province. Keywords: family support, re-control adherence, paranoid schizophrenia
Faktor Predisposisi Pasien Resiko Perilaku Kekerasan Livana PH; Titik Suerni
Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa Vol 1 No 1 (2019): Desember 2019, Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa
Publisher : RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku kekerasan merupakan penyebab utama klien dibawa ke RSJ. Perilaku kekerasan yang ditunjukkan kepada diri pasien sendiri, orang lain, dan lingkungan termasuk alat-alat rumah tangga. Respon perilaku kekerasan yang tidak dapat dikendalikan oleh klien akan membawa dampak buruk bagi klien, dan orang-orang yang berada disekitar klien seperti keluraga dan tenaga kesehatan pada saat klien dibawa ke RSJ. Faktor penyebab perilaku kekerasan diantaranya adalah faktor predisposisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor predisposisi pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan. Penelitian kuantitatif menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan pendekatan survey. Metode pengambilan sampel dalam penelitian yang dilakukan menggunakan teknik Total Sampling dengan sampel berjumlah 52 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi tentang data demografi responden yang meliputi usia, jenis kelamin dan pendidikan terakhir, sedangkan untuk mengetahui faktor predisposisi yang meliputi faktor biologis, faktor psikologis, dan faktor sosiokultural. Data dianalisis secara univariat berupa distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, pernah dirawat sebelumnya, sering mengalami kekerasan fisik yang dilakukan oleh keluarga, mengalami kekambuhan dikarenakan pasien diprovokasi, keinginan pasien tidak terpenuhi dan ketidakpatuhan terhadap pengobatan. Kata kunci: faktor predisposisi, pasien resiko perilaku kekerasan PREDISPOSING FACTORS FOR PATIENTS AT RISK OF VIOLENT BEHAVIOR ABSTRACT Violent behavior is the main reason clients are taken to the mental hospital. Violent behavior that is shown to patients themselves, others, and the environment including household appliances. Violent behavioral responses that cannot be controlled by the client will have a negative impact on the client, and people around the client such as family and health workers when the client is brought to the mental hospital. Factors causing violent behavior include predisposing factors. This study aims to determine predisposing factors in patients at risk of violent behavior. Quantitative research uses descriptive research design with a survey approach. The sampling method in the study conducted using the Total Sampling technique with a sample of 52 respondents. Data collection uses a questionnaire containing respondents' demographic data which includes age, sex and recent education, while to determine predisposing factors which include biological factors, psychological factors, and sociocultural factors. Data were analyzed univariately in the form of frequency distributions. The results showed that the majority of respondents stated that no family member had mental illness, had been treated before, often experienced physical violence perpetrated by the family, experienced a relapse due to the patient being provoked, the patient's wishes were not fulfilled and non-compliance with treatment. Keywords: presdisposing factors, patients at risk of violent behavior
Hubungan Kepercayaan Diri Remaja dan Kedekatan Orangtua dengan Ide Bunuh Diri Kanza Salsabiela; Ice Yulia Wardani
Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa Vol 1 No 1 (2019): Desember 2019, Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa
Publisher : RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bunuh diri merupakan masalah kesehatan serius yang memengaruhi banyak kalangan remaja. Ide bunuh diri disebabkan karena faktor yang datang dari individu, seperti tingkat kepercayaan diri, maupun faktor sosial seperti hubungan dengan orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepercayaan diri dan kedekatan orang tua dengan ide bunuh diri pada remaja. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi secara cross sectional. Penelitian ini memiliki responden sebanyak 248 siswa di salah satu SMA di Jakarta Selatan dengan menggunakan stratified random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen kepercayaan diri dari Self-Confidence Test, instrumen kedekatan orang tua-remaja dari Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA), dan instrumen ide bunuh diri dari Beck Scale for Suicide Ideation. Penelitian ini menggunakan uji korelasi gamma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kepercayaan diri remaja dan ide bunuh diri pada remaja, dan terdapat hubungan antara kedekatan orang tua remaja dan ide bunuh diri pada remaja. Kata kunci: kepercayaan diri, kedekatan orang tua, ide bunuh diri RELATIONSHIP BETWEEN TEENAGE SELF CONFIDENCE AND PARENTS' CLOSENESS TO SUICIDE IDEAS Abstract Suicide is a serious health problem that affects many teenagers. The idea of suicide is caused by factors that come from individuals, such as the level of confidence, as well as social factors such as relationships with parents. This study aims to determine the relation of self-confidence and parent attachment to suicide ideation in adolescents. This research is a quantitative research with a descriptive correlation design with cross sectional. This study has 248 respondents in one of the high schools in South Jakarta using stratified random sampling. The instruments used in this study were instruments of self-confidence from the Self-Confidence Test, parent attachment instruments from the Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA), and suicide idea instruments from the Beck Scale for Suicide Ideation. This study uses the gamma correlation test. The results showed that there is a relation between adolescent self-confidence and suicide ideation in adolescents, and there is a relation between parent attachment and suicide ideation in adolescents. Keywords: self confidence, parent attachment, suicide ideation
Fungsi Kognitif Berhubungan dengan Interaksi Sosial pada Lanjut Usia Sri Puji Lestari; Sonhaji Sonhaji; Lailia Rahmawati
Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa Vol 2 No 1 (2020): April 2020, Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa
Publisher : RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lanjut usia mengalami berbagai masalah salah antara lain gangguan kognitif dan gangguan interaksi sosial. Gangguan pada penurunan kognitif ringan berupa melambatnya proses pikir, kurang menggunakan strategi memori yang tepat, kesulitan memusatkan perhatian, mudah beralih pada hal yang kurang perlu, memerlukan waktu yang lebih lama untuk belajar sesuatu yang baru. Interaksi sosial adalah hubungan antar sesama manusia dalam suatu lingkungan masyarakat yang menciptakan satu keterikatan kepentingan yang menciptakan status sosial. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan fungsi kognitif dan interaksi sosial pada lanjut usia di Posyandu Lansia Abiyoso Kelurahan Lodoyong Kecamatan Ambarawa. Metode penelitian cross sectional dengan sample 51 lansia, dengan teknik total sampling. Analisis statistik yang digunakan yaitu uji chi square. Hasil uji statistic dengan Chi Square didapatkan hasil p- value = 0,000 < 0,05. Ada hubungan fungsi Kognitif dengan interaksi social pada lanjut usia. Kata kunci: fungsi kognitif, interaksi sosial, lanjut usia COGNITIVE FUNCTION RELATED TO SOCIAL INTERACTION IN ELDERLY ABSTRACT More about the problem of interactions between cognitive disorders and social interactions. Disturbances in mild cognitive processes, slowing down thinking processes, lack of using appropriate memory strategies, problems focusing, easily switching to less necessary things, require more time to learn something new. Social relations are relationships between people in the community environment that creates an attachment of interests that creates social status. The purpouse to find out the cognitive relationships and social interactions in the elderly in the Posyandu of the Elderly Abiyoso, Lodoyong Village, Ambarawa District. The methods Cross sectional research methods, sample of 51 elderly, with a total sampling technique. The result statistical analysis used was the chi square. The results of statistical tests of chi square p- value 0.000 < 0.05 have a significant effect. there is a good relationship with social interaction in the elderly at Posyandu Lansia Abiyoso Kelurahan Lodoyong Kecamatan Ambarawa. Keywords: cognitive function, elderly, social interaction
Systemic Lupus Erythematosus Berhubungan dengan Depresi Ichdinavia Harsaya; Innawati Jusup
Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa Vol 2 No 1 (2020): April 2020, Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa
Publisher : RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistemik Lupus Eritomatosus atau SLE merupakan suatu penyakit autoimun sistemik kronik yang ditandai dengan terbentuknya berbagai macam antibodi yang membentuk kompleks imun yang menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan. Manifestasi klinis pada SLE beragam, mulai dari kelelahan, penurunan berat badan, demam, dapat juga bermanifestasi di kulit, paru, ginjal, gastrointestinal dan neuropsikiatri. Stres pada mental merupakan faktor pencetus paling dominan, dan gejala yang paling umum dari manifestasi klinis neuropsikiatri SLE adalah gangguan mood atau depresi dan disfungsi kognitif. Pasien dengan riwayat SLE yang mengalami depresi kami sajikan dalam kasus ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Systema Lupus Erythematosus dengan Depresi. Penelusuran dilakukan dengan database Pubmed, Cochrane, Springer. Penelusuran dibatasi menggunakan penyaringan publikasi jurnal pembatasan terbitan 5 tahun terakhir, subjek penelitian manusia. Hasil penelusuran dari jurnal tersebut didapatkan bahwa salah satu manifestasi klinis pada SLE adalah Neuropsikiatri dan gejala yang paling umum dari manifestasi klinis neuropsikiatri SLE adalah gangguan mood atau depresi. Terapi Immunosupresif umumnya digunakan untuk pengelolaan pasien dengan SLE, dan farmakoterapi yang melibatkan obat – obatan psikotropika dan psikoterapi diberikan pada pasien dengan NPSLE. Systema lupus Erytemathosus atau SLE berhubungan dengan Depresi baik itu sebagai penyebab ataupun dapat juga sebagai komorbid. Pengobatan Depresi dengan SLE mengunakan antidepresan. Kata kunci: depresi, SLE, terapi SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS IS RELATED TO DEPRESSION ABSTRACT Systemic Lupus Erythomatosus or SLE is a chronic systemic autoimmune disease characterized by the formation of various kinds of antibodies that form immune complexes that cause tissue damage. Clinical manifestations in SLE vary, ranging from fatigue, weight loss, fever, can also manifest in the skin, lungs, kidneys, gastrointestinal and neuropsychiatric. Mental stress is the most dominant trigger factor, and the most common symptoms of clinical manifestations of neuropsychiatric SLE are mood disorders or depression and cognitive dysfunction. We present patients with a history of SLE who are depressed in this case. This study aims to determine the relationship between Systema Lupus Erythematosus and Depression. Searches were carried out with the Pubmed, Cochrane, Springer database. Searches were limited using filtering of journal publications for the limitation of the last 5 years, the subject of human research Search results from the journal found that one of the clinical manifestations of SLE is Neuropsychiatry and the most common symptom of clinical manifestations of SLE neuropsychiatry is mood disorders or depression. Immunosuppressive therapy is generally used for the management of patients with SLE, and pharmacotherapy involving psychotropic drugs and psychotherapy is given to patients with NPSLE. Systema lupus Erytemathosus or SLE is associated with depression either as a cause or as a comorbid. Treatment for depression with SLE uses antidepressants. Keywords: depression, SLE, therapy
Faktor yang Berhubungan dengan Permintaan Fogging Focus oleh Masyarakat Muh Akhril Firdatullah; Waode Azfari Azis; Nur Hudayah
Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa Vol 2 No 1 (2020): April 2020, Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa
Publisher : RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu upaya yang diharapkan oleh masyarakat untuk mengurangi penyebab penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ini adalah dengan permintaan fogging focus. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui hubungan faktor pengetahuan, persepsi, dan motivasi melakukan PSN-DBD dengan permintaan fogging focus. Jenis penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan desain cross sectional yaitu suatu penelitian dimana variabel-variabel yang termasuk faktor risiko dan variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi dan diteliti sekaligus pada waktu yang sama. Populasi penelitian ini berjumlah 3596 KK dan memiliki 3 wilayah kerja (Bataraguru, Tomba, dan Wale). Teknik pengambilan sampel yaitu Random Sampling dengan pengambilan sampel Simple Random Sampling, dan jumlah sampel sebesar 94 responden. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat (menggunakan uji chi-square dengan α = 0,05). Hasil penelitian dengan uji chi square diperoleh untuk pengetahun p=0,000, untuk persepsi p= 0,018, dan untuk motivasi melakukan PSN-DBD p= 0,753. Kesimpulan menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan dan persepsi dengan permintaan fogging focus. Kata kunci: fogging focus, permintaan, PSN-DBD FACTOR’S RELATED TO THE DEMAND FOR FOGGING FOCUS OF COMMUNITY ABSTRACT One of the efforts expected by the community to reduce the cause of dengue is with fogging focus requests. This study aims to determine the relationship beetwen factors of knowledge, perception, and motivation to perform PSN-DHF to demand fogging focus. This type of research is an observasional study with a cross sectional approach, which is a study in which the variabels included in the risk and the variables included in the observasional effect are examinated at the same time. The populations of this research is 3596 families and has three working areas (Bataraguru, Tomba, Wale). The sampling technique is random sampling by using simple random sampling design and the number of samples was 94 respondent. Data analysis was performed in univariately and bivariately (using the chi-square test with α= 0,05). Based on the results of research with the chi-square test obtained statistical value for knowledge p=0,000, for perception p= 0,018, and for motivation to do PSN-DHF p= 0,753. The conclusion shows the relationship between knowledge and perception with fogging focus requests. Keywords: fogging focus, PSN-DHF, request
Peningkatan Kemampuan Mengontrol Halusinasi melalui Terapi Generalis Halusinasi Livana PH; Rihadini Rihadini; Kandar Kandar; Titik Suerni; Sujarwo Sujarwo; Anita Maya; Arief Nugroho
Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa Vol 2 No 1 (2020): April 2020, Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa
Publisher : RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Implementasi keperawatan jiwa pada pasien halusinasi melalui terapi generalis halusinasi telah dilaksanakan oleh perawat di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah, namun keberhasilan pelaksanaan implementasi belum terukur secara kuantitatif. Penelitian bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengontrol halusinasi melalui terapi generalis halusinasi. Penelitian telah dilaksanakan dengan desain penelitian quasi experiment dengan pendekatan one group pretest-postest pada 39 pasien halusinasi di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Alat pengumpul data menggunakan kuesioner terkait usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan frekuensi dirawat, serta lembar observasi kemampuan pasien halusinasi yang dikategorikan menjadi 3 yaitu baik, sedang, dan kurang. Data hasil penelitian dianalisis secara univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan kemampuan pasien halusinasi sebesar 64% sebelum dan sesudah diberikan terapi generalis dengan cara melatih ingatan dan kemampuan pasien untuk mengontrol halusinasinya. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada pengaruh pemberian terapi generalis terhadap tingkat kemampuan pasien halusinasi dengan nilai p = 0,03 (P value < 0,05). Kata kunci: halusinasi, kemampuan, pasien, terapi generalis halusinasi IMPROVED CAPABILITY TO CONTROL HALUSINATION THROUGH HALUSINATION GENERAL THERAPY ABSTRACT The implementation of mental nursing in hallucinatory patients through hallucinatory generalist therapy has been carried out by nurses at RSJD Dr. Amino Gondohutomo, Central Java Province, But the success of the implementation has not been measured quantitatively. The research aims to determine the increase in the ability to control hallucinations through hallucinatory generalist therapy. The study was carried out with a Quasi Experiment research design with a One Group Pretest-posttest approach in 39 hallucinations patients at Regional Psychiatric Hospital Dr Amino Gondohutomo Central Java Province. The sampling technique uses purposive sampling. Data collection tools using questionnaires related to age, sex, level of education, and frequency of care, as well as observation sheets of the ability of hallucinatory patients which are categorized into 3 namely good, moderate, and less. Data were analyzed univariately using a frequency distribution and bivariate analysis using the chi square test. There was on increase in the ability of hallucination patients by 64% before and after generalist therapy was given by training the patient's memory and ability to control his hallucinations. The results of bivariate analysis showed that there was an effect of giving generalist therapy to the ability of hallucinatory patients with a value of p = 0.03 (P value <0.05). Keywords: ability, hallucinations, patients, hallucinatory generalist therapy
Respons Ansietas pada Lansia yang Mengalami Penurunan Fungsi Tubuh Ihtiariyanti Ihtiariyanti; Rina Anggraeni; Livana PH
Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa Vol 2 No 1 (2020): April 2020, Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa
Publisher : RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ansietas dapat diderita oleh seluruh usia namun lansia lebih sering menderita ansietas. Penyebab ansietas karena lansia mengalami penurunan fungsi baik secara biologis maupun psikologis yang menimbulkan ansietas. Tujuan penelitian untuk mengetahui respon ansietas pada lansia yang mengalami penurunan fungsi tubuh. Desain penelitian ini adalah studi deskriptif, jenis penelitian kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 62 responden dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Alat ukur berupa kuesioner. Analisa data menggunakan univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia rata-rata berusia 64 tahun, usia termuda 60 tahun, usia tertua 72 tahun dan sebagian besar berjenis kelamin perempuan sebanyak 44 responden (71%). Respon ansietas pada respon perilaku dalam kategori baik, respon afektif dalam kategori baik, respon fisiologis dalam kategori baik, respon simpatis dalam kategori baik, respon parasimpatis dalam kategori baik dan kognitif dalam kategori baik. Lansia yang mengalami ansietas diharapkan berpikiran positif dan berusaha beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi. Kata kunci: ansietas, lansia ANSIETHY RESPONSE IN ELDERLY EXPERIENCING THE LOWERING OF THE BODY FUNCTION ABSTRACT Anxiety can be suffered by all ages but the elderly more often suffer from anxiety. The cause of anxiety is because the elderly experience a decline in function both biologically and psychologically which causes anxiety. The purpose of this study was to determine the response of anxiety in the elderly who experience decreased body function. The design of this research is descriptive study, quantitative research type. The sample in this study amounted to 62 respondents with a purposive sampling technique. Measuring instruments in the form of a questionnaire. Data analysis uses univariate. The results showed that the average elderly was 64 years old, the youngest age was 60 years, the oldest age was 72 years old and most of the women were 44 respondents (71%). Anxiety responses to behavioral responses in the good category, affective responses in the good category, physiological responses in the good category, sympathetic responses in the good category, parasympathetic responses in the good category and cognitive in the good category. Elderly who experience anxiety are expected to think positively and try to adapt to all changes that occur. Keywords: anxiety, elderly

Page 1 of 3 | Total Record : 25