cover
Contact Name
Indra Setia Bakti
Contact Email
indrasetiabakti@unimal.ac.id
Phone
+6285261340228
Journal Mail Official
jspm@unimal.ac.id
Editorial Address
Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh. Kampus Bukit Indah Jln. Sumatera No.8, Kec. Muara Satu Kota Lhokseumawe, Prov. Aceh, Indonesia
Location
Kota lhokseumawe,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM)
ISSN : -     EISSN : 27471292     DOI : 10.29103/jspm
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM) is an open access, and peer-reviewed journal. Our main goal is to disseminate current and original articles from researchers and practitioners on various contemporary social and political issues: 1) inclusive education, 2) sustainable development, 3) conflict and peace building, 4) elite and social movement, 5) gender politics and identity, 6) digital society and disruption, 7) civil society, 8) e-commerce and new market, 9) community development, 10) politics, government, and public policy, 11) media and social transformation, 12) democracy, globalization, radicalism, and terrorism, 13) local culture, 14) lifestyle and consumerism, 15) revolution of industry 4.0
Articles 151 Documents
Sistem Pengelolaan BUMDes dalam Pembangunan Tambak Milik Desa Lhok Euncien Kecamatan Baktiya Barat Kabupaten Aceh Utara Iryani, Lisa; Mauliza, Riska
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM) Vol 1, No 2 (2020): Kebudayaan, Keberagaman, dan Pembangunan
Publisher : FISIP Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jspm.v1i2.3117

Abstract

The Lhok Euncien Village Government established BUMDes as the driving force for the economy in the village, but its management has not been efficient. This is because the pond land which is a BUMDes business asset is handed over to a third party due to limited capital, so that BUMDes managers cannot work effectively and efficiently as they should. This research is focused on planning, organizing, mobilizing, and monitoring, as well as the obstacles faced in the BUMDes Lhok Euncien Village program. In addition, it also examines the limitations of capital and Human Resources (HR) and public awareness of the BUMDes program. This research uses descriptive research with qualitative methods. The results showed that at the planning stage, the pond had been purchased as an asset of BUMDes, but the limited capital to manage it was left to a third party. At the organizing stage, it was carried out according to the procedure, but it did not work and went according to plan. The mobilization stage is still constrained by a lack of concern from the village government, BUMDes managers, and the community about the problems faced. While at the supervision stage, BUMDes supervisors only supervise annual reports. Meanwhile, the obstacles faced are related to limited capital and the lack of human resources and public concern for the development of BUMDes businesses AbstrakPemerintah Desa Lhok Euncien membentuk BUMDes sebagai motor penggerak ekonomi di desa, namun dalam pengelolaannya belum efisien. Hal ini disebabkan karena lahan tambak yang menjadi aset usaha BUMDes diserahkan pada pihak ketiga karena keterbatasan modal yang dimiliki, sehingga pengelola BUMDes tidak dapat bekerja secara efektif dan efisien sebagaimana mestinya. Penelitian ini difokuskan pada perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan, serta hambatan yang dihadapi dalam program BUMDes Desa Lhok Euncien. Selain itu juga dikaji keterbatasan modal serta Sumber Daya Manusia (SDM) dan kepedulian masyarakat terhadap program BUMDes. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahap perencanaan sudah membeli lahan tambak sebagai aset BUMDes, namun keterbatasan modal untuk mengelola sehingga diserahkan pada pihak ketiga. Pada tahap pengorganisasian sudah dilakukan sesuai prosedur, namun tidak berfungsi dan berjalan sesuai rencana. Tahap penggerakan masih terkendala kurangnya kepedulian dari pemerintah desa, pengelola BUMDes, serta masyarakat terhadap permasalahan yang dihadapi. Sementara pada tahap pengawasan, pengawas BUMDes hanya mengawasi laporan tahunan saja. Sedangkan hambatan yang dihadapi terkait dengan keterbatasan modal serta minimnya SDM dan kepedulian masyarakat terhadap perkembangan usaha BUMDes.
HABITUS PEMBALAK LIAR PADA MASYARAKAT KETAMBE KABUPATEN ACEH TENGGARA Al Bahri, Muhammad; Nirzalin, Nirzalin
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM) Vol 1, No 1 (2020): Karakter Bangsa dalam Era Revolusi Industri 4.0
Publisher : FISIP Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jspm.v1i1.3011

Abstract

This research discuss about the “Illegal Logging Habitus in Ketambe Community, Aceh Tenggara District”. The purpose of this research is to know and understand how illegal logging practices, the process of socializing illegal logging habits and why illegal logging practices are still carried out even though the community already knows the risks will have implications for natural disasters. This research was conducted in Ketambe District, Aceh Tenggara District, Aceh Province. This study uses the Habitus theory developed by Pierre Bourdieu. This study used a qualitative descriptive approach, the data in this study were collected through observation, interviews, and documentation. The results of this study explain that the practice of illegal logging in Ketambe Subdistrict, Aceh Tenggara District is carried out systematically by timber shopkeepers who have the capital and strategic positions as figures in society and their relationships with unscrupulous state apparatus and provide gratification to these State officials in order to maintain their business. in the logging sector. The socialization of habitus to illegal logging in the ketambe community through transformation results from empirical experiences by being heard, shown, and taught to act so that in order to survive, they are taught with explanations of how to act as loggers. As well as the motive that encourages people to continue to carry out illegal logging actions is a pragmatic perspective about obtaining economic benefits in a short time coupled with very limited decent work opportunities so that it encourages the action to continue continuously so that they can survive in the era of modernization and globalization which is all complexABSTRAKPenelitian ini mengkaji tentang “Habitus Pembalakan Liar pada Masyarakat Ketambe Kabupaten Aceh Tenggara”. Tujuan studi ini adalah mengetahui dan memahami praktik pembalakan liar, proses sosialisasi habitus pembalakan liar, dan alasan praktik ini tetap dilakukan meskipun diketahui resikonya akan berimplikasi pada bencana alam. Penelitian dilakukan di Kecamatan Ketambe Kabupaten Aceh Tenggara. Studi ini menggunakan teori habitus yang dikembangkan oleh Pierre Bourdieu. Pendekatan penelitian yaitu deskriptif kualitatif, dimana data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menemukan bahwa praktik pembalakan liar di Kecamatan Ketambe Kabupaten Aceh Tenggara dilakukan secara sistematis oleh para toke kayu yang memiliki modal. Mereka memiliki posisi sosial yang strategis sebagai tokoh masyarakat dan memiliki relasi dengan oknum aparatur negara. Gratifikasi diberikan kepada oknum aparatur negara agar dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Sosialisasi habitus pembalak liar pada masyarakat Ketambe melalui transformasi hasil dari pengalaman empiris dengan cara diperdengarkan, diperlihatkan, dan diajarkan untuk bertindak sehingga agar bisa bertahan hidup maka mereka diajarkan dengan penjelasan-penjelasan tentang bagaimana cara untuk bertindak sebagai pembalak. Motif yang mendorong masyarakat untuk tetap melakukan tindakan pembalakan liar bersifat pragmatis yaitu memperoleh keuntungan ekonomi dalam waktu singkat ditambah dengan keterbatasan lapangan pekerjaan sehingga hal tersebut mendorong tindakan tersebut tetap berlangsung secara terus-menerus
Perilaku Konsumtif Keluarga Petani Padi Pasca Panen di Gampong Matang Maneh Aceh Utara Husen MR, M; Maulina, Maulina
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM) Vol 2, No 1 (2021): Tantangan Pengembangan Masyarakat dan Pemberdayaan Perempuan
Publisher : FISIP Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jspm.v2i1.4006

Abstract

Consumptive behavior does not only affect modern urban society. The reality is that farmers who generally live in rural areas are also influenced by the consumptive culture. Post-harvest agricultural products are used as a momentum for shopping. The commodities purchased are not limited to necessities but also other needs that are the fulfillment of desires. This study focuses on farmers who do not own land in farming rice and have post-harvest consumptive behavior. Besides, this study also looks at the impact of consumer behavior on their lives. This research uses qualitative methods with a descriptive approach. The results showed that the motives of the families in Gampong Matang Maneh for post-harvest consumptive behavior were the availability of costs and the desire to behave consumptively. The impact of consumptive behavior on post-harvest farmers in Gampong Matang Maneh includes being unable to pay rent for land and difficulty meeting basic needs. Meanwhile, the efforts in meeting their daily needs are (a) involving family members to working, (b) and owes for basic needs.AbstrakPerilaku konsumtif tidak hanya menjangkiti masyarakat modern perkotaan. Realitasnya para petani yang umumnya hidup di wilayah pedesaan juga terpengaruh budaya konsumtif. Pasca panen hasil pertanian dijadikan momentum untuk berbelanja. Komoditas yang dibeli tidak terbatas pada kebutuhan pokok melainkan juga kebutuhan lain yang bersifat pemenuhan hasrat dan keinginan. Penelitian ini memfokuskan pada petani yang tidak memiliki lahan sendiri dalam bertani padi dan berperilaku konsumtif pasca panen. Selain itu, studi ini juga melihat dampak yang ditimbulkan dari perilaku konsumtif terhadap kehidupan keluarga petani. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif keluarga petani di Gampong Matang Maneh berperilaku konsumtif pasca panen adalah tersedianya biaya dan keinginan berperilaku konsumtif. Adapun dampak perilaku konsumtif terhadap petani pasca panen di Gampong Matang Maneh diantaranya tidak sanggup membayar sewa tanah dan kesulitan memenuhi kebutuhan pokok. Sementara upaya yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari adalah (a) melibatkan anggota keluarga dalam bekerja, (b) dan mengutang kebutuhan pokok.
KONSUMERISME DAN GAYA HIDUP PEREMPUAN DI RUANG SOSIAL: ANALISIS BUDAYA PEMBEDAAN DIRI DI LINGKUNGAN FISIP UNIMAL Rachel, Rahmi; Rangkuty, Rakhmadsyah Putra
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM) Vol 1, No 1 (2020): Karakter Bangsa dalam Era Revolusi Industri 4.0
Publisher : FISIP Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jspm.v1i1.3094

Abstract

This study focuses on the objectives of being different and consumption behavior among students. This study uses the theory of habitus and environment according to Pierre Bourdieu. The method used is qualitative research with a descriptive approach in order to describe and obtain information on what female students are doing to be different and consumption behavior in their social space. The results of this study found that there are several factors that influence female students to be different. First, they want to be the center of attention for others. Second, being different is done in order to attract the attention of men in the environment. Third, someone takes action to be different because they want to be a trendsetter, feel different and attractive makes a woman feel happy, and becomes a woman's pride. Fourth, be more confident. All of that encourages consumptive behavior where consuming an item is no longer a fulfillment of a need but only because you want to appear different from others or are afraid to look the same or similar to othersABSTRAKPenelitian ini memfokuskan pada tujuan tampil beda dan perilaku konsumsi di kalangan mahasiswi dengan menggunakan teori habitus dan lingkungan menurut Pierre Bourdieu. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif agar dapat menggambarkan dan memperoleh informasi tentang apa yang dilakukan oleh mahasiswi untuk tampil beda melalui perilaku komsumsi di ruang sosialnya. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi mahasiswi untuk tampil beda. Pertama, adanya keinginan menjadi pusat perhatian bagi orang lain. Kedua, tampil beda dilakukan dengan tujuan menarik perhatian lawan jenis yang yang ada di lingkungan tersebut. Ketiga, seseorang melakukan tindakan tampil beda karena ingin menjadi pencipta tren, merasa berbeda dan menarik membuat rasa senang, dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi seorang perempuan. Keempat, menjadi lebih percaya diri. Semua itu mendorong perilaku konsumtif dimana mengonsumsi suatu barang bukan lagi sebagai pemenuhan kebutuhan melainkan hanya karena ingin tampil berbeda dari orang lain atau takut terlihat sama atau mirip dengan yang lain.
Ruang Sakral dan Ruang Ritual Prosesi Adat Pernikahan Sintê Mungêrjê pada Masyarakat Gayo Lôt Bakti, Indra Setia; Amin, Khairul; Fakhrurrazi, Fakhrurrazi
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM) Vol 1, No 2 (2020): Kebudayaan, Keberagaman, dan Pembangunan
Publisher : FISIP Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jspm.v1i2.3133

Abstract

Rational and empirical human dominate modern society. But in practice, modernity often lacks reflection. Wedding processions in modern Gayo communities illustrate this reality. The depth of meaning through symbols and social actions in every stage of the traditional Gayo wedding procession is beginning to be displaced by the ceremonial lack of understanding that tends to be rushed and infiltrated by global culture. This study documents the knowledge and subjective meaning of Gayo traditional actors regarding the tradition of sintê mungêrjê marriage by identifying sacred spaces and ritual spaces, then how the modern Gayo people interpret and act based on the observations of research informants. This qualitative research uses in-depth interview techniques in the data collection process. This research found that the essence of sintê mungêrjê was spirituality and communality nuances characterized by sacred and ritual activity stages. However, this set of norms is no longer institutionalized during modern Gayo society. This condition makes ritual meaningless and presents a culture without a clear personality identity.  AbstrakMasyarakat modern didominasi oleh manusia yang bercirikan rasional dan empiris. Tapi dalam praktiknya, sering ditemukan fenomena modernitas minim refleksi. Hal itu sebagaimana pelaksanaan prosesi adat pernikahan pada masyarakat Gayo modern. Kedalaman makna yang ditampilkan melalui simbol dan tindakan sosial dalam setiap tahapan prosesi adat pernikahan Gayo tradisional mulai tergeser oleh seremonial minim pemahaman yang cenderung tergesa-gesa dan disusupi budaya global. Studi ini mendokumentasikan pengetahuan dan makna subjektif para pelaku adat Gayo mengenai tradisi pernikahan sintê mungêrjê dengan mengidentifikasi ruang sakral dan ruang ritual, kemudian bagaimana masyarakat Gayo modern memaknai dan bertindak berdasarkan pengamatan informan penelitian. Penelitian kualitatif ini menggunakan teknik wawancara mendalam dalam proses pengumpulan data. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pemahaman bahwa hakikat sintê mungêrjê adalah spiritualitas dan komunalitas yang diwarnai oleh tahapan kegiatan yang bersifat sakral dan ritual. Namun seperangkat norma ini tidak lagi terinstitusionalisasi di tengah masyarakat Gayo modern sehingga hanya melahirkan ritual miskin makna dan budaya tanpa identitas kepribadian yang jelas.
PERWUJUDAN INDUSTRI PARIWISATA 4.0 MELALUI IMPLEMENTASI DIGITAL TOURISM DI KOTA LHOKSEUMAWE Sufi, Sufi; Sabri, Julian
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM) Vol 1, No 1 (2020): Karakter Bangsa dalam Era Revolusi Industri 4.0
Publisher : FISIP Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jspm.v1i1.3015

Abstract

The application of information technology in the era of the Industrial Revolution 4.0 has provided great convenience and impact on various sectors of life in a country, including the ease of promoting tourism. One of the topic that is developing in the world of modern tourism is digital tourism. The use of digital technology is one of the methods developed by the Ministry of Tourism in promoting tourism in Indonesia. This study produces an outcome regarding the implementation of local government policies in the tourism sector in Lhokseumawe City and the strategies used in promoting tourism towards the tourism era 4.0. Data collection techniques in this study by making observations (observations), interviews (interviews), and documentation. Meanwhile, data analysis techniques are carried out through data reduction, data presentation, and drawing conclusions / verification. It is hoped that the Lhokseumawe City government will cooperate with all elements of tourism actors, both private and public, so that every policy can run well and the benefits of tourism can be felt by all people.ABSTRAKPenerapan teknologi informasi dalam era Revolusi Industri 4.0 telah memberikan kemudahan dan dampak yang sangat besar bagi berbagai sektor kehidupan dalam sebuah negara, termasuk kemudahan dalam mempromosikan pariwisata. Salah satu topik yang berkembang dalam dunia pariwisata modern adalah digital tourism. Pemanfaatan teknologi digital ini merupakan salah satu metode yan gdikembangkan oleh Kementerian Pariwisata dalam mempromosikan pariwisata di Indonesia. Penelitian ini menghasilkan luaran tentang implementasi kebijakan Pemerintah Daerah dalam bidang pariwisata di Kota Lhokseumawe dan strategi yang digunakan dalam mempromosikan pariwisata menuju era pariwisata 4.0. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan melakukan pengamatan (observasi), wawancara (interview), dan dokumentasi. Sementara teknik analisa data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Diharapkan kepada pemerintah Kota Lhokseumawe agar bekerjasama dengan semua elemen pelaku pariwisata baik itu pihak swasta maupun masyarakat agar setiap kebijakan dapat berjalan dengan baik dan manfaat pariwisata dapat dirasakan oleh semua kalangan masyarakat.
Jaringan Sosial Petani dalam Distribusi Hasil Produksi Garam di Gampong Tanoh Anoe Kecamatan Jangka Kabupaten Bireuen Rahmi, Nailul; Ketaren, Amiruddin
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM) Vol 2, No 1 (2021): Tantangan Pengembangan Masyarakat dan Pemberdayaan Perempuan
Publisher : FISIP Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jspm.v2i1.3810

Abstract

This research was conducted to see how the social network of salt farmers in distributing salt production and their efforts to maintain the existing social networks between salt farmers and distributors. The theory is based on Barry Wellman's theory of interconnecting social networks between actors. Data collection uses non-participant observation methods, namely researchers directly observe how the informants behave and gain direct experience, making it easier for researchers to perform data analysis. The analysis uses descriptive qualitative methods, namely with the aim of providing an overview of social problems through data in the form of descriptions of words or pictures. From the research results, it can be concluded that there are two forms of salt farmer network, namely the network with salt muge and the network with UD Milhy Jaya. As for the efforts to maintain the social network of salt farmers, namely by trust, increasing productivity, improving quality, and determining prices.AbstrakPenelitian ini dilakukan dengan tujuan agar dapat melihat bagaimana jaringan sosial petani garam dalam mendistribusikan hasil produksi garam dan upaya mempertahankan jaringan sosial yang sudah ada antara petani garam dengan distributornya. Teori yang menjadi landasan penelitian ini adalah teori Barry Wellman tentang jaringan sosial yang saling menghubungkan antar aktor. Pengumpulan data memakai metode observasi non-partisipan yaitu peneliti mengamati langsung bagaimana perilaku dari informan dan memperoleh pengalaman langsung sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data. Analisis menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu dengan tujuan memberikan sebuah gambaran tentang masalah sosial melalui data berbentuk uraian kata-kata ataupun gambar. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bentuk jaringan petani garam ada dua yaitu jaringan dengan muge garam dan jaringan dengan UD Milhy Jaya. Adapun upaya mempertahankan jaringan sosial petani garam yaitu dengan kepercayaan, meningkatkan produktivitas, meningkatkan kualitas, dan penentuan harga.
Stereotip Mahasiswa Minangkabau terhadap Mahasiswa Suku Aceh Putri, Yolla Novita; Anismar, Anismar
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM) Vol 1, No 2 (2020): Kebudayaan, Keberagaman, dan Pembangunan
Publisher : FISIP Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jspm.v1i2.3113

Abstract

This study entitled Stereotypes of Minangkabau Students towards Acehnese Students (Study of Minangkabau Students). This research focuses on the stereotypes that Minangkabau students have towards Acehnese students and the stereotypical factors. Stereotypes are overly generalized, too easy, simplified or exaggerated beliefs about a group. The purpose of this study is to find out what stereotypes Minangkabau students have towards Acehnese students and the stereotypical factors that Minangkabau students have towards these Acehnese students. This study uses a descriptive qualitative approach using the theory of symbolic interactionism. To get accurate data and informants, the data collection techniques used in this study were observation, interviews, and documentation. The results showed that stereotypes of Minangkabau students towards Acehnese students were dominated by negative stereotypes.AbstrakPenelitian ini berjudul Stereotip Mahasiswa Minangkabau terhadap Mahasiswa Suku Aceh (Studi pada Mahasiswa Minangkabau). Penelitian ini berfokus kepada stereotip yang dimiliki oleh mahasiswa Minangkabau terhadap mahasiswa suku Aceh serta faktor terbentuknya stereotip tersebut. Stereotip merupakan keyakinan yang terlalu digeneralisasikan, terlalu dibuat mudah, disederhanakan atau dilebih-lebihkan mengenai suatu kelompok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui stereotip apa saja yang dimiliki oleh mahasiswa Minangkabau terhadap mahasiswa suku Aceh dan faktor penyebab dari stereotip yang dimiliki mahasiswa Minangkabau terhadap mahasiswa suku Aceh tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif dengan menggunakan teori interaksionisme simbolik. Untuk mendapatkan data dan informan yang akurat maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan stereotip yang dimiliki mahasiswa Minangkabau terhadap mahasiswa suku Aceh didominasi oleh stereotip negatif.
Performance of Pamong Praja Police Units in Disciplining Students in Timang Gajah District Bener Meriah Regency Muklir, Muklir; Mustika, Susi Diana
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM) Vol 1, No 2 (2020): Kebudayaan, Keberagaman, dan Pembangunan
Publisher : FISIP Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jspm.v1i2.3143

Abstract

Satpol PP is an element that supports the duties of the Regional Government in securing and implementing Regional Government policies that are specified in the field of public order and peace. The level of discipline of students in Bener Meriah Regency is decreasing at this time. Many students are truant and wandering around during study hours. This study aims to describe how the performance of Satpol PP in controlling students, what efforts are made to improve discipline, and how students’ attitudes and behavior change after policing. This study uses a descriptive qualitative approach. The results showed that the performance of Satpol PP in controlling student discipline was good because Satpol PP always routinely patrols 8 times a month. However, there are several obstacles, such as the minimum budget and inadequate facilities and infrastructure so that the performance of Satpol PP is not optimal. The efforts made by Satpol PP to improve discipline, namely in collaboration with the Education Office and school officials, as well as socializing and providing appeals to cafe owners. Meanwhile, we found variations in changes in student attitudes and behavior. AbstrakSatpol PP merupakan unsur pendukung tugas Pemerintah Daerah dalam mengamankan dan melaksanakan kebijakan Pemerintah Daerah yang bersifat khusus di bidang ketentraman dan ketertiban umum. Pada saat ini tingkat kedisiplinan pelajar di Kabupaten Bener Meriah menurun dan banyak sekali dijumpai siswa yang membolos dan berkeliaran pada saat jam belajar berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan bagaimana kinerja Satpol PP dalam penertiban pelajar, upaya apa saja yang dilakukan dalam meningkatkan kedisiplinan, dan bagaimana perubahan sikap dan perilaku pelajar setelah dilakukan penertiban. Penelitian ini menggunakan pendektan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja Satpol PP dalam penertiban kedisiplinan pelajar sudah baik karena Satpol PP selalu rutin melakukan patroli selama 8 kali sebulan. Akan tetapi ada beberapa kendala seperti minimnya anggaran dan sarana prasarana yang belum memadai sehingga kinerja Satpol PP menjadi kurang maksimal. Adapun upaya yang dilakukan Satpol PP untuk meningkatkan kedisiplinan yaitu bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan pihak sekolah, serta melakukan sosialisasi dan memberikan himbauan kepada pemilik caffe dan warnet. Sedangkan untuk perubahan sikap dan perilaku pelajar sangat variatif.
PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENGURANGI PERILAKU MENYIMPANG SISWA DI SMA NEGERI 2 LHOKSEUMAWE Marliah, A; Nazaruddin, M; Akmal, M
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM) Vol 1, No 1 (2020): Karakter Bangsa dalam Era Revolusi Industri 4.0
Publisher : FISIP Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jspm.v1i1.3020

Abstract

This study focuses on two discussions. First, to describe the application of character education at SMA Negeri 2 Lhokseumawe. Second, to describe the obstacles in the application of character education so that it is not effective in overcoming student deviant behavior. By using a qualitative approach, this study comes to an understanding that the implementation of character education in SMA Negeri 2 Lhokseumawe is carried out through several strategies, including: a). providing outreach to teachers; b). preparation of syllabus and lesson plans based on character education; c). integrating and applying values in the teaching and learning process in the classroom; d) creating a school culture; e) habituation; and f) teacher exemplary. The implementation of character education in order to reduce students' deviant behavior has not been optimal because it faces a number of obstacles, such as a) minimal family contribution; b) inconsistency of values and norms at school and outside school; and c) teachers' difficulties in adapting to curriculum changes. In addition, the definition of deviant behavior and social dysfunction has so far only relied on "blaming deviant individual behavior", but ignores problems at the school structure level that can lead students to deviant behavior and anomie states. ABSTRAKStudi ini berfokus pada dua hal. Pertama melihat penerapan pendidikan karakter di SMA Negeri 2 Lhokseumawe. Kedua, menggambarkan hambatan dalam penerapan pendidikan karakter sehingga tidak efektif dalam mengatasi perilaku menyimpang siswa. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, studi ini sampai pada pemahaman bahwa penerapan pendidikan karakter di SMA Negeri 2 Lhokseumawe dilakukan melalui beberapa strategi, diantaranya: a). pemberian sosialisasi kepada guru; b). penyusunan Silabus dan RPP yang berbasis pendidikan karakter; c). pengintegrasian dan penerapan nilai-nilai dalam proses belajar mengajar di kelas; d) penciptaan budaya sekolah; e) pembiasaan; dan f) keteladanan guru. Penerapan pendidikan karakter dalam rangka mengurangi perilaku menyimpang siswa belum berjalan optimal karena menghadapi sejumlah kendala, seperti a) minimnya kontribusi keluarga; b) inkonsistensi nilai dan norma di sekolah dan di luar sekolah; dan c) kesulitan guru beradaptasi dengan perubahan kurikulum. Selain itu, pendefinisian perilaku menyimpang dan disfungsi sosial selama ini hanya bertumpu pada “menyalahkan perilaku individu yang menyimpang”, tetapi mengabaikan masalah pada level struktur sekolah yang dapat mendorong siswa ke arah perilaku menyimpang dan keadaan anomie.

Page 1 of 16 | Total Record : 151