cover
Contact Name
I KETUT MUDITE ADNYANE
Contact Email
adnyane@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
acta.vet.indones@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
ACTA VETERINARIA INDONESIANA
ISSN : 23373207     EISSN : 23374373     DOI : -
Core Subject : Health,
Acta Veterinaria Indonesiana (Indonesian Veterinary Journal) mempublikasikan artikel-artikel dalam bentuk: penelitian, ulasan, studi kasus, dan komunikasi singkat yang berkaitan dengan berbagai aspek ilmu dalam bidang kedokteran hewan, biomedis, peternakan dan bioteknologi. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Acta Veterinaria Indonesiana diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran Hewan bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia. Terbit dua kali dalam satu tahun pada bulan Januari dan Juli. [ISSN 2337-3202, E-ISSN 2337-4373]
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 2 (2014): Juli 2014" : 6 Documents clear
Amputasi prolapsus kantung pipi pada hamster mini Campbell (Phodopus campbelli) Mokhamad Fakhrul Ulum
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 2 No. 2 (2014): Juli 2014
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.39 KB) | DOI: 10.29244/avi.2.2.49-53

Abstract

Pada studi kasus ini kami mendokumentasikan sebuah kasus prolapsus kantung pipi pada seekor hamster mini Campbell (Phodopus campbelli). Hamster mini Campbell datang dengan anamneses adanya sebuah massa di kiri mulut bagian dalam yang tampak menyembul keluar. Berdasarkan pemeriksaan klinis, hamster mengalami prolapsus kantung pipi dengan prognosa yang buruk. Terapi awal yang dilakukan berupa reposisi, akan tetapi terjadi prolaps kembali sehingga dilakukan amputasi pada kantung pipi yang mengalami prolap.
Profil Tekanan Darah Sistolik dan Saturasi Oksigen Domba Garut Betina pada Suhu Lingkungan Tropis Dian Vidiastuti; Harry Soehartono; Mokhamad Fakhrul Ulum; Deni Noviana
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 2 No. 2 (2014): Juli 2014
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.032 KB) | DOI: 10.29244/avi.2.2.70-73

Abstract

Pengukuran tekanan darah sistolik (TDS) dan saturasi oksigen (SpO2) merupakan salah satu cara pemantauan fungsi kardiovaskular untuk mengetahui resiko gangguan jantung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengamati dinamika TDS dan SpO2 domba garut pada pagi dan siang hari dengan variasi suhu kandang. Penelitian ini menggunakan 4 ekor domba garut betina sehat, umur produktif dan tidak bunting. Suhu kandang dicatat sebelum memulai pengukuran TDS dan SpO2. Pengukuran TDS dan SpO2 menggunakan metode non-invasif ultrasonic Doppler flow detector dengan meletakkan flat probe pada medial distal carpus dan pediatric fingertip pulse oximetry yang dijepitkan ke telinga domba. Pengambilan data dilakukan pagi dan siang hari dengan 5 kali ulangan selama 20 menit pada menit ke 0, 5, 10, 15 dan 20. Hasil penelitian ini menunjukkan pengamatan suhu kandang pagi berkisar 28-29 oC dengan rataan nilai TDS 111,20 ± 3,95 mmHg dan SpO2 sebesar 96,5 ± 0,18%. Pada siang hari suhu kandang berkisar 32-35 oC dengan rataan nilai TDS 105,25 ± 2,24 mmHg dan SpO2 96,9 ± 0,22%. Rataan nilai TDS dan SpO2 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0,05) antar waktu pengamatan. Berdasarkan hasil penelitian ini, variasi suhu kandang tidak mempengaruhi TDS dan SpO2 domba garut tetapi secara umum domba ini memiliki tingkat adaptasi kardiovaskular yang baik terhadap kondisi suhu lingkungan tropis.Kata kunci: tekanan darah sistolik, saturasi oksigen, domba garut, suhu kandang
Pencemaran Bakteri dalam Air Sumur di Sekitar Peternakan Sapi Potong di Yogyakarta Widodo Suwito; . Supriadi; Erna Winarti; Nyoman Ayu Anggreni Tisnawati
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 2 No. 2 (2014): Juli 2014
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.371 KB) | DOI: 10.29244/avi.2.2.43-48

Abstract

Air sumur merupakan salah satu sumber air untuk keperluan rumah tangga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas mikrobiologi air sumur di sekitar kandang kelompok sapi potong di Yogyakarta. Telah dikumpulkan sebanyak 12 contoh air sumur di sekitar kandang kelompok sapi potong dari Kabupaten Sleman, Kulon Progo, dan Bantul. Contoh air sumur diperiksa terhadap Coliform dan E. coli dengan metode most probable number (MPN), sedangkan Salmonella sp. dengan isolasi dan identifikasi dengan metode Andrews & Hammack. Sebanyak 91,6% dari 12 contoh air sumur, jumlah Coliform dan E. coli melebihi ambang batas baku mutu air rumah tangga. Salmonella sp. berhasil diisolasi dari air sumur di sekitar kandang sapi potong Kabupaten Kulon Progo. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa air sumur di sekitar kandang di Yogyakarta hampir seluruhnya tercemar Coliform dan E. Coli.Kata kunci: pencemaran, air sumur, peternakan, sapi potong. (Contamination of Bacteria in Well Water Around Beef Cattle Farm in Yogyakarta)Well water is one of the sources of water to use in housewifery. The aim of this study was to determine microbiological contamination of well water around beef cattle farms in Yogyakarta. A total of 12 well water samples were collected from around beef cattle farms in Sleman, Kulon Progo, and Bantul district. These samples were analyzed for Coliform and E. coli by using most probable number (MPN), where as Salmonella sp. with isolation and identification by Andrews & Hammack methods. A total 91.6% of 12 well water samples have Coliform and E. coli that exceeds the threshold household water quality standards. Salmonella sp. was isolated from well water around beef cattle farm in Kulon Progo district. In conclusion, the well water samples around beef cattle farms in Yogyakarta contaminated Coliform and E. coli.Keywords: contamination, well water, livestock, beef cattle.
Imunohistokimia Patogenitas Viral Nervous Necrosis Isolat Lapang Bali yang Diinfeksikan pada Kerapu Macan Budidaya Putu Eka Sudaryatma; Artanti Tri Lestari
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 2 No. 2 (2014): Juli 2014
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.892 KB) | DOI: 10.29244/avi.2.2.54-61

Abstract

Di Indonesia dilaporkan bahwa VNN (Viral Nervous Necrosis) telah menyerang sebagian besar budidaya ikan kerapu dengan tingkat kematian 100%. Untuk mencegah penyebaran penyakit VNN pada kerapu yang dilalulintaskan Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan kelas I Denpasar mengembangkan pemeriksaan imunohistokimia untuk mengetahui tingkat patogenitas VNN sebagai dasar penanggulangan dan pencegahan penyakit VNN di wilayah Bali. Kerapu macan berukuran 150 g - 300 g sebanyak 50 ekor diaklimatisasi, sepuluh ekor kerapu sebagai kontrol, 40 ekor diinjeksi dengan inokulum VNN (isolat Bali) konsentrasi 101,5 yang dipelihara tanpa siklus pergantian air. Pengamatan gejala klinis dan pengambilan sampel organ dilakukan 12 jam pasca infeksi dan berturut-turut setiap 12 jam. Pengambilan organ digunakan untuk pemeriksaan imunohistokimia (streptavidin-biotin) dan uji konfirmasi menggunakan pemeriksaa RT- PCR kit IQ-2000 VNN. Hasil imunohistokimia pada 24 jam pertama hanya menyerang mata dan otak, 36 jam pasca infeksi virus penyebab VNN terdapat di organ jantung, 48 jam pasca infeksi virus penyebab VNN terdapat di organ hati dan limpa yang diakhiri pada 60 jam pasca infeksi virus penyebab VNN berada di organ ginjal. Distribusi VNN yang luas pada seluruh organ tubuh menunjukkan bahwa viraemia menjadi faktor penting dalam patogenesis infeksi penyakit VNN.Kata kunci: VNN, patogenitas, kerapu macan, imunohistokimia (Imunohistochemistry of Pathogenicity Viral Nervous Necrosis Bali Field Isolate are Infected in Tiger Grouper Marine Culture)In Indonesia was reported VNN (Viral Nervous Necrosis) has invaded most of grouper culture with a mortality rate of 100%. To prevent the spread of VNN in groupers export from Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan kelas I Denpasar, it develop immunohistochemistry to determine the level of pathogenicity VNN as a basis for prevention and disease prevention VNN in Bali. Tiger grouper sized 150 - 300 g as much as 50 animals acclimatized, ten head of grouper as a control, 40 tails were injected with an inoculum concentration of 101.5 VNN are preserved without change of the water cycle. Observation of clinical symptoms and organ sampling performed 12 hours post-infection and successively every 12 hours, making the organ used for immunohistochemistry (streptavidin-biotin) and a confirmatory test using RT - PCR kit examination of the IQ -2000 VNN. Immunohistochemical results on the first 24 hours only attacks the eyes and brain, 36 hours post-infection the virus that was found in cardiac, 48 hours post-infection the virus that VNN contained in the liver and spleen were terminated at 57 hours post-infection the virus in the kidney. Spread of VNN distribution in all organs showed that viraemia is an important factor in the pathogenesis of infectious diseases VNN.Keywords: VNN, immunohistochemistry, tiger grouper, patogenitas
Karakteristik, Pengetahuan, Sikap dan Praktik Petugas Karantina Hewan dalam Pengendalian Bruselosis di Sulawesi Selatan . Sumitro; Hadri Latif; Etih Sudarnika
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 2 No. 2 (2014): Juli 2014
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.429 KB) | DOI: 10.29244/avi.2.2.62-69

Abstract

Praktik atau perilaku petugas karantina hewan dalam pengendalian bruselosis dipengaruhi oleh faktor internal berupa karakteristik individu yang bersifat khas dan dipengaruhi oleh faktor eksternal berupa lingkungan, sosial dan budaya. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik individu petugas karantina hewan dan menganalisis pola hubungan karakteristik, pengetahuan, dansikap terhadap praktik petugas karantina hewan dalam pengendalian bruselosis di Sulawesi Selatan. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Metode pengumpulan data melalui wawancara dan pengamatan terhadap 51 orang petugas karantina hewan di dua Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian di Sulawesi Selatan. Pengumpulan data menggunakan kuisioner terstruktur, dan dianalisis menggunakan path analysis. Hasil studi menunjukkan bahwa karakteristik petugas karantina hewan sebagian besar berusia antara 30-45 tahun, telah bekerja sebagai PNS maupun bekerja di tempat yang sekarang kurang dari lima tahun, pendidikannya SMA/sederajat. Tidak semua petugas karantina hewan adalah pejabat fungsional dan mayoritas belum pernah mengikuti pelatihan terkait bruselosis. Terdapat hubungan yang nyata antara pendidikan dan pengetahuan, pengetahuan dan sikap, serta sikap dan praktik. Pendidikan formal berperan penting dalam terbentuknya pengetahuan, sikap, dan praktik petugas karantina hewan dalam pengendalian bruselosis. Sehingga upaya peningkatan pendidikan formal pada petugas karantina hewan perlu dilakukan.
Anatomi Organ Reproduksi Jantan Trenggiling (Manis javanica) Yusrizal Akmal; Chairun Nisa’; Savitri Novelina
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 2 No. 2 (2014): Juli 2014
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.997 KB) | DOI: 10.29244/avi.2.2.74-81

Abstract

Organ reproduksi trenggiling merupakan hal yang penting dalam menunjang upaya konservasi, karena trenggiling termasuk dalam kategori endangered species oleh IUCN dan dilindungi pemerintah berdasarkan UU No. 5/1990 serta PP No. 7/1999, meskipun menurut CITES termasuk appendix II. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari makroanatomi organ reproduksi jantan trenggiling (M. javanica). Organ reproduksi jantan dari lima ekor trenggiling digunakan pada penelitian ini. Pengamatan dilakukan terhadap posisi in situ, morfologi dan morfometri, yang meliputi pengukuran panjang, lebar atau diameter, tebal, dan dari masing-masing bagian organ reproduksi jantan trenggiling dengan menggunakan kaliper dalam satuan cm, serta bobot dalam satuan gr. Analisis dilakukan secara deskriptif. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa trenggiling memiliki sepasang organ reproduksi yang terdiri atas testes, epididymis dan ductus deferens yang selanjutnya bermuara ke urethra.Testes terletak di subcutanea daerah inguinales, serta tidak terbungkus oleh scrotum. Testis dexter dan sinister memiliki bentuk dan ukuran yang relatif sama. Ukuran rata-rata testis adalah panjang 3,78 ± 0,12 cm, lebar 1,24 ± 0,02 cm, tebal 0,90 ± 0,03 cm, dan bobot 5,64 ± 0,04 g. Epididymis membentuk caput, corpus dan cauda dengan panjang rata-rata 4,78 ± 0,02 cm, sedangkan panjang rata-rata ductus deferens adalah 8,98 ± 0,31 cm. Penis berukuran kecil dan pendek, bertipe muscolocavernosus dengan rata-rata panjang dan diameter adalah 5,39 ± 1,63 cm, dan 0,64 ± 0,03 cm. Ditemukannya testes ascrotalis di subcutanea daerah inguinales merupakan hasil yang menarik dari penelitian ini yang diduga terkait dengan perilaku trenggiling menggulung tubuh.Kata kunci: trenggiling (M. javanica), organ reproduksi jantan, testes ascrotalis

Page 1 of 1 | Total Record : 6