cover
Contact Name
I KETUT MUDITE ADNYANE
Contact Email
adnyane@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
acta.vet.indones@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
ACTA VETERINARIA INDONESIANA
ISSN : 23373207     EISSN : 23374373     DOI : -
Core Subject : Health,
Acta Veterinaria Indonesiana (Indonesian Veterinary Journal) mempublikasikan artikel-artikel dalam bentuk: penelitian, ulasan, studi kasus, dan komunikasi singkat yang berkaitan dengan berbagai aspek ilmu dalam bidang kedokteran hewan, biomedis, peternakan dan bioteknologi. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Acta Veterinaria Indonesiana diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran Hewan bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia. Terbit dua kali dalam satu tahun pada bulan Januari dan Juli. [ISSN 2337-3202, E-ISSN 2337-4373]
Arjuna Subject : -
Articles 19 Documents
Search results for , issue "Vol. 8 No. 2 (2020): Juli 2020" : 19 Documents clear
Komparasi Morfologi Lambung Musang Luwak (Paradoxurus hermaphroditus) Berdasarkan Pola Pemberian Pakan Buah Kopi Andi Hiroyuki; Savitri Novelina; Chairun Nisa’
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 8 No. 2 (2020): Juli 2020
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (888.21 KB) | DOI: 10.29244/avi.8.2.1-8

Abstract

Musang luwak dikenal sebagai hewan yang menghasilkan biji kopi luwak dengan harga jual tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh konsumsi buah kopi terhadap morfologi lambung musang luwak. Sampel didapatkan dari lambung enam musang yang terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah musang luwak yang mengkonsumsi kopi (Mk) (n=3) dan kelompok yang tidak mengkonsumsi kopi (TMk) (n=3). Lambung yang telah terfiksasi kemudian diamati secara makroskopik dan mikroskopik. Pengamatan makroskopik dilakukan dengan mengamati bentuk dan ukuran dari lambung. Pengamatan mikroskopik dilakukan menggunakan teknik histokimia yaitu melalui pewarnaan hematoksilin eosin (HE), alcian blue (AB), dan periodic acid Schiff (PAS). Hasil pengamatan menunjukan kondisi lambung yang relatif berbeda. lambung kelompok Mk memiliki ukuran yang relatif lebih besar dibandingkan lambung kelompok TMk namun memiliki lipatan mukosa yang lebih sedikit, terutama pada bagian proksimal lambung. Kelenjar fundus lambung kelompok Mk menunjukan jumlah sel parietal yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan kelompok TMk. Pewarnaan AB dan PAS menunjukan sebaran karbohidrat netral yang lebih dominan pada permukaan kelenjar pilorus kedua kelompok perlakuan. Konsentrasi karbohidrat asam yang tinggi juga ditemukan pada kelenjar fundus kedua kelompok perlakuan. Karakteristik lambung ini diduga berhubungan dengan diet dan proses pencernaan pada saluran pencernaan musang luwak.
Komparasi Morfologi Lambung Musang Luwak (Paradoxurus hermaphroditus) Berdasarkan Pola Pemberian Pakan Buah Kopi Hiroyuki, Andi; Novelina, Savitri; Nisa?, Chairun
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 8 No. 2 (2020): Juli 2020
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (888.21 KB) | DOI: 10.29244/avi.8.2.1-8

Abstract

Musang luwak dikenal sebagai hewan yang menghasilkan biji kopi luwak dengan harga jual tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh konsumsi buah kopi terhadap morfologi lambung musang luwak. Sampel didapatkan dari lambung enam musang yang terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah musang luwak yang mengkonsumsi kopi (Mk) (n=3) dan kelompok yang tidak mengkonsumsi kopi (TMk) (n=3). Lambung yang telah terfiksasi kemudian diamati secara makroskopik dan mikroskopik. Pengamatan makroskopik dilakukan dengan mengamati bentuk dan ukuran dari lambung. Pengamatan mikroskopik dilakukan menggunakan teknik histokimia yaitu melalui pewarnaan hematoksilin eosin (HE), alcian blue (AB), dan periodic acid Schiff (PAS). Hasil pengamatan menunjukan kondisi lambung yang relatif berbeda. lambung kelompok Mk memiliki ukuran yang relatif lebih besar dibandingkan lambung kelompok TMk namun memiliki lipatan mukosa yang lebih sedikit, terutama pada bagian proksimal lambung. Kelenjar fundus lambung kelompok Mk menunjukan jumlah sel parietal yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan kelompok TMk. Pewarnaan AB dan PAS menunjukan sebaran karbohidrat netral yang lebih dominan pada permukaan kelenjar pilorus kedua kelompok perlakuan. Konsentrasi karbohidrat asam yang tinggi juga ditemukan pada kelenjar fundus kedua kelompok perlakuan. Karakteristik lambung ini diduga berhubungan dengan diet dan proses pencernaan pada saluran pencernaan musang luwak.
Evaluasi Gambaran Darah dan Marker Stres (Rasio H/L) Ayam Pedaging yang Diberi Daun Bangun-Bangun selama 28 Hari Rindy Fazni Nengsih; Aulia Mustika; Andriyanto .
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 8 No. 2 (2020): Juli 2020
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.867 KB) | DOI: 10.29244/avi.8.2.9-15

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian simplisia daun bangun-bangun (Coleus amboinicus Lour.) terhadap gambaran darah dan marker stres (rasio H/L) ayam pedaging. Sebanyak 60 ekor ayam pedaging strain Cobb berumur 1 hari (DOC) dibagi ke dalam rancangan acak lengkap yang terdiri atas 4 perlakuan dan 15 ulangan. Ayam percobaan yang diberi tambahan simplisia daun bangun-bangun dalam air minum dengan dosis 0% (kontrol) dan dosis 0.125, 0.25, dan 0.375% (perlakuan). Pemberian perlakuan dilakukan selama 28 hari secara per oral melalui air minum yang dimulai sejak ayam berumur 8 sampai dengan 35 hari. Analisis darah dilakukan pada masing-masing kelompok perlakuan sebanyak 6 kali. Pengambilan sampel darah dilakukan pada hari ke-7 (sebelum perlakuan) dan 35 (setelah perlakuan). Hasil gambaran darah merah (jumlah butir darah merah, hematokrit, dan hemoglobin) dan diferensial darah putih (monosit, eosinofil, basofil) tidak berbeda nyata (p>0.05) pada semua perlakuan baik sebelum dan setelah perlakuan. Setelah perlakuan, ayam yang diberi daun bangun-bangun dosis 0.125 dan 0.25% memiliki rasio H/L yang lebih rendah dibanding kontrol (p<0.05). Hal ini mengindikasikan bahwa pemberian daun bangun-bangun dosis 0.125 dan 0.25% mampu menurunkan tingkat stres ayam percobaan tanpa disertai perubahan gambaran darah.
Evaluasi Gambaran Darah dan Marker Stres (Rasio H/L) Ayam Pedaging yang Diberi Daun Bangun-Bangun selama 28 Hari Nengsih, Rindy Fazni; Mustika, Aulia; ., Andriyanto
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 8 No. 2 (2020): Juli 2020
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.867 KB) | DOI: 10.29244/avi.8.2.9-15

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian simplisia daun bangun-bangun (Coleus amboinicus Lour.) terhadap gambaran darah dan marker stres (rasio H/L) ayam pedaging. Sebanyak 60 ekor ayam pedaging strain Cobb berumur 1 hari (DOC) dibagi ke dalam rancangan acak lengkap yang terdiri atas 4 perlakuan dan 15 ulangan. Ayam percobaan yang diberi tambahan simplisia daun bangun-bangun dalam air minum dengan dosis 0% (kontrol) dan dosis 0.125, 0.25, dan 0.375% (perlakuan). Pemberian perlakuan dilakukan selama 28 hari secara per oral melalui air minum yang dimulai sejak ayam berumur 8 sampai dengan 35 hari. Analisis darah dilakukan pada masing-masing kelompok perlakuan sebanyak 6 kali. Pengambilan sampel darah dilakukan pada hari ke-7 (sebelum perlakuan) dan 35 (setelah perlakuan). Hasil gambaran darah merah (jumlah butir darah merah, hematokrit, dan hemoglobin) dan diferensial darah putih (monosit, eosinofil, basofil) tidak berbeda nyata (p>0.05) pada semua perlakuan baik sebelum dan setelah perlakuan. Setelah perlakuan, ayam yang diberi daun bangun-bangun dosis 0.125 dan 0.25% memiliki rasio H/L yang lebih rendah dibanding kontrol (p<0.05). Hal ini mengindikasikan bahwa pemberian daun bangun-bangun dosis 0.125 dan 0.25% mampu menurunkan tingkat stres ayam percobaan tanpa disertai perubahan gambaran darah.
Aktivitas Diuretik dan Analisa Mineral Urin Perlakuan Ekstrak Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon Stamineus Benth) pada Tikus Jantan Rini Madyastuti; Ietje wientarsih; Setyo Widodo; Erni H Purwaningsih; Eva Harlina
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 8 No. 2 (2020): Juli 2020
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.912 KB) | DOI: 10.29244/avi.8.2.16-23

Abstract

Tanaman Kumis Kucing merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak keuntungan dan sudah digunakan sejak dahulu dalam upaya menjaga kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi aktivitas diuretik dari penggunaan ekstrak Kumis Kucing dan mengukur kadar kalium dan natrium dalam urin. Sebanyak 24 ekor tikus dibagi menjadi empat grup; kontrol negatif (akuades), kontrol positif (furosemide), dosis ekstrak 1 (250mg/kg BB) dan dosis ekstrak 2 (500mg/kg BB). Ekstrak diberikan secara peroral selama 7 hari. Aktivitas diuretik pada kelompok ekstrak dan kontrol positif pada jam pertama (P>0.05) dan jam keenam (P<0.05). Volume urin kumulatif dosis 1 mendekati furosemide. Pengukuran mineral urin menunjukkan hasil kehilangan mineral natrium dan kalium pada kelompok ekstrak lebih kecil dibandingkan kelompok referensi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dosis efektif ekstrak Kumis Kucing adalah 250 mg/kg BB pada jam ke-2 dan menunjukkan kehilangan mineral dalam urin yang lebih kecil.
Aktivitas Diuretik dan Analisa Mineral Urin Perlakuan Ekstrak Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon Stamineus Benth) pada Tikus Jantan Madyastuti, Rini; Ietje wientarsih; Setyo Widodo; Erni H Purwaningsih; Eva Harlina
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 8 No. 2 (2020): Juli 2020
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.912 KB) | DOI: 10.29244/avi.8.2.16-23

Abstract

Tanaman Kumis Kucing merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak keuntungan dan sudah digunakan sejak dahulu dalam upaya menjaga kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi aktivitas diuretik dari penggunaan ekstrak Kumis Kucing dan mengukur kadar kalium dan natrium dalam urin. Sebanyak 24 ekor tikus dibagi menjadi empat grup; kontrol negatif (akuades), kontrol positif (furosemide), dosis ekstrak 1 (250mg/kg BB) dan dosis ekstrak 2 (500mg/kg BB). Ekstrak diberikan secara peroral selama 7 hari. Aktivitas diuretik pada kelompok ekstrak dan kontrol positif pada jam pertama (P>0.05) dan jam keenam (P<0.05). Volume urin kumulatif dosis 1 mendekati furosemide. Pengukuran mineral urin menunjukkan hasil kehilangan mineral natrium dan kalium pada kelompok ekstrak lebih kecil dibandingkan kelompok referensi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dosis efektif ekstrak Kumis Kucing adalah 250 mg/kg BB pada jam ke-2 dan menunjukkan kehilangan mineral dalam urin yang lebih kecil.
Pengaruh Teat Dip dan Suplemen Temulawak terhadap Tingkat Peradangan Ambing Sapi Mastitis Subklinis Dina Amalia Solehah Solehah; Dian Harjanti; Priyo Sambodho
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 8 No. 2 (2020): Juli 2020
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.564 KB) | DOI: 10.29244/avi.8.2.65-70

Abstract

Penelitian ini betujuan untuk mengkaji pengaruh treatment teat dipping dan pemberian suplemen pakan tepung temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) terhadap tingkat peradangan kelenjar ambing dan pH susu sapi perah laktasi penderita mastitis. Materi yang digunakan adalah 12 ekor sapi perah Friesian Holstein (FH) penderita mastitis subklinis. Rancangan percobaan yang digunakan adalah percobaan RAK split plot dengan 4 perlakuan dan 3 kelompok. Perlakuan yang diterapkan yaitu T0 = sebagai kontrol, T1 = suplemen temulawak 1% BK, T2 = antiseptik teat dipping temulawak 5% dan T3 = suplemen temulawak 1% BK + antiseptik teat dipping temulawak 5%. Parameter yang diamati meliputi tingkat peradangan kelenjar ambing dengan California Mastitis Test (CMT) dan pH susu menggunakan kertas pH. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan analisis ragam/ANOVA (Analysis of Variance) dan jika hasil signifikan dilakukan uji lanjut wilayah berganda Duncan Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan perlakuan dan lama perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap skor CMT dan tidak berpengaruh nyata terhadap pH (P>0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sapi perah penderita mastitis yang mendapat treatment teat dipping, suplemen pakan tepung temulawaak maupun kombinasi keduanya mampu menurunkan tingkat peradangan.
Pengaruh Teat Dip dan Suplemen Temulawak terhadap Tingkat Peradangan Ambing Sapi Mastitis Subklinis Solehah, Dina Amalia Solehah; Harjanti, Dian; Sambodho, Priyo
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 8 No. 2 (2020): Juli 2020
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.564 KB) | DOI: 10.29244/avi.8.2.65-70

Abstract

Penelitian ini betujuan untuk mengkaji pengaruh treatment teat dipping dan pemberian suplemen pakan tepung temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) terhadap tingkat peradangan kelenjar ambing dan pH susu sapi perah laktasi penderita mastitis. Materi yang digunakan adalah 12 ekor sapi perah Friesian Holstein (FH) penderita mastitis subklinis. Rancangan percobaan yang digunakan adalah percobaan RAK split plot dengan 4 perlakuan dan 3 kelompok. Perlakuan yang diterapkan yaitu T0 = sebagai kontrol, T1 = suplemen temulawak 1% BK, T2 = antiseptik teat dipping temulawak 5% dan T3 = suplemen temulawak 1% BK + antiseptik teat dipping temulawak 5%. Parameter yang diamati meliputi tingkat peradangan kelenjar ambing dengan California Mastitis Test (CMT) dan pH susu menggunakan kertas pH. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan analisis ragam/ANOVA (Analysis of Variance) dan jika hasil signifikan dilakukan uji lanjut wilayah berganda Duncan Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan perlakuan dan lama perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap skor CMT dan tidak berpengaruh nyata terhadap pH (P>0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sapi perah penderita mastitis yang mendapat treatment teat dipping, suplemen pakan tepung temulawaak maupun kombinasi keduanya mampu menurunkan tingkat peradangan.
Desain Primer Berdasarkan Gen Mt-12s Rrna untuk Mendeteksi Cemaran Daging Babi pada Produk Olahan Asal Daging Sapi dengan Metode Multipleks-Pcr Yeremia Yobelanno Sitompul; Sidna Artanto
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 8 No. 2 (2020): Juli 2020
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1129.22 KB) | DOI: 10.29244/avi.8.2.24-30

Abstract

Kasus pencampuran daging babi pada produk olahan asal daging sapi yang meresahkan masyarakat, terutama yang beragama Islam, masih ditemukan di Indonesia. Metode multipleks Polymerase Chain Reaction (multipleks-PCR) dapat mendeteksi cemaran daging babi pada produk olahan asal daging sapi. Metode ini menggunakan beberapa primer spesifik yang dapat mengamplifikasi beberapa target DNA dalam satu kali reaksi. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain primer spesifik untuk digunakan dalam mendeteksi cemaran daging babi pada produk olahan daging sapi menggunakan metode multipleks-PCR. Pertama-tama, primer didesain secara in silico menggunakan perangkat lunak bioinformatika MegAlign, Seqbuilder, dan AmplifX. Desain ini menggunakan gen mt-12s rRNA sebagai dasarnya. Primer yang didesain berupa dua primer forward untuk sapi: 5’-AGATTCACTGCATCTAACCCT-3’ dan babi: 5’-CTACATAAGAATACCCACCATACG-3’, serta satu primer reverse universal untuk sapi dan babi: 5’-CCAAGCACACTTTCCAGTATG-3’ Amplikon yang terbentuk secara in silico dari primer tersebut untuk DNA sapi 91 bp, sementara pada babi sebesar 230 bp. Selanjutnya, primer diuji untuk mengamplifikasi DNA daging sapi, daging babi, campuran kedua daging, dan produk olahan asal daging sapi, yaitu bakso sebanyak dua belas sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa primer hasil pendesainan dapat digunakan untuk mengamplifikasi target DNA dari daging sapi, daging babi, campuran kedua daging, dan produk olahan. Dengan demikian, primer hasil pendesainan ini terbukti dapat digunakan dalam metode multipleks-PCR untuk mendeteksi cemaran daging babi pada produk olahan sapi.
Desain Primer Berdasarkan Gen Mt-12s Rrna untuk Mendeteksi Cemaran Daging Babi pada Produk Olahan Asal Daging Sapi dengan Metode Multipleks-Pcr Sitompul, Yeremia Yobelanno; Artanto, Sidna
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 8 No. 2 (2020): Juli 2020
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1129.22 KB) | DOI: 10.29244/avi.8.2.24-30

Abstract

Kasus pencampuran daging babi pada produk olahan asal daging sapi yang meresahkan masyarakat, terutama yang beragama Islam, masih ditemukan di Indonesia. Metode multipleks Polymerase Chain Reaction (multipleks-PCR) dapat mendeteksi cemaran daging babi pada produk olahan asal daging sapi. Metode ini menggunakan beberapa primer spesifik yang dapat mengamplifikasi beberapa target DNA dalam satu kali reaksi. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain primer spesifik untuk digunakan dalam mendeteksi cemaran daging babi pada produk olahan daging sapi menggunakan metode multipleks-PCR. Pertama-tama, primer didesain secara in silico menggunakan perangkat lunak bioinformatika MegAlign, Seqbuilder, dan AmplifX. Desain ini menggunakan gen mt-12s rRNA sebagai dasarnya. Primer yang didesain berupa dua primer forward untuk sapi: 5’-AGATTCACTGCATCTAACCCT-3’ dan babi: 5’-CTACATAAGAATACCCACCATACG-3’, serta satu primer reverse universal untuk sapi dan babi: 5’-CCAAGCACACTTTCCAGTATG-3’ Amplikon yang terbentuk secara in silico dari primer tersebut untuk DNA sapi 91 bp, sementara pada babi sebesar 230 bp. Selanjutnya, primer diuji untuk mengamplifikasi DNA daging sapi, daging babi, campuran kedua daging, dan produk olahan asal daging sapi, yaitu bakso sebanyak dua belas sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa primer hasil pendesainan dapat digunakan untuk mengamplifikasi target DNA dari daging sapi, daging babi, campuran kedua daging, dan produk olahan. Dengan demikian, primer hasil pendesainan ini terbukti dapat digunakan dalam metode multipleks-PCR untuk mendeteksi cemaran daging babi pada produk olahan sapi.

Page 1 of 2 | Total Record : 19