cover
Contact Name
I KETUT MUDITE ADNYANE
Contact Email
adnyane@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
acta.vet.indones@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
ACTA VETERINARIA INDONESIANA
ISSN : 23373207     EISSN : 23374373     DOI : -
Core Subject : Health,
Acta Veterinaria Indonesiana (Indonesian Veterinary Journal) mempublikasikan artikel-artikel dalam bentuk: penelitian, ulasan, studi kasus, dan komunikasi singkat yang berkaitan dengan berbagai aspek ilmu dalam bidang kedokteran hewan, biomedis, peternakan dan bioteknologi. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Acta Veterinaria Indonesiana diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran Hewan bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia. Terbit dua kali dalam satu tahun pada bulan Januari dan Juli. [ISSN 2337-3202, E-ISSN 2337-4373]
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 9 No. 1 (2021): Maret 2021" : 8 Documents clear
Karakteristik Morfologi Rusa timor (Rusa timorensis) dengan Pemeliharaan Ex Situ di Kota Kupang Inggrid Trinidad Maha; Rizky Y Manafe; Filphin A Amalo; Yulfia N Selan
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 9 No. 1 (2021): Maret 2021
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.9.1.1-13

Abstract

Rusa merupakan salah satu sumber daya genetik yang ada di Indonesia. Keberadaan populasi rusa timor semakin menurun sebagai akibat adanya perburuan liar untuk berbagai kepentingan. Usaha yang dilakukan agar populasi rusa di alam tetap lestari ialah dengan melakukan pengembangan rusa timor melalui konservasi ex situ. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologi rusa timor dan sistem pemeliharaan pada penangkaran di Kota Kupang. Sampel yang digunakan adalah 35 ekor rusa timor yang dipelihara pada dua penangkaran di Kota Kupang. Metode yang digunakan adalah metode observasi, wawancara, dan pengukuran menggunakan pita ukur meliputi: pengukuran panjang badan (cm), tinggi badan (cm), lingkar dada (cm), panjang ekor (cm), panjang telinga (cm), panjang kepala (cm), panjang ranggah (cm), dan bobot badan (kg) menggunakan rumus winter. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan antara rusa timor jantan dan betina. Secara morfologi, rusa timor jantan memiliki warna dasar kuning kecoklatan pada seluruh area tubuh dan tidak memiliki corak tertentu, sedangkan rusa timor betina memiliki warna coklat, dan berwarna coklat keabuan pada area ventral yaitu bagian kaki, perut, dagu dan bagian bawah leher. Secara morfometri, menunjukan adanya perbedaan nyata pada bagian-bagian luar tubuh rusa jantan dan betina yaitu : bobot badan, lingkar dada, panjang badan, dan tinggi badan. Rusa timor dewasa di Kota Kupang memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan rusa timor dewasa di Manokwari. Anak rusa timor di Kota Kupang memiliki ukuran tubuh yang lebih besar bila dibandingkan dengan anak rusa timor di Ciawi. Sistem pemeliharaan rusa timor pada dua kawasan penangkaran di Kota Kupang merupakan penangkaran semi terkurung (mini ranch) yang dipelihara di area pekarangan rumah.
Potensi Infusa Kemiri (Aleurites moluccana) sebagai Analgesik dan Stimulator Stamina Fajar Anaba; Andriyanto; Ni Luh Putu Ika Mayasari
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 9 No. 1 (2021): Maret 2021
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.9.1.14-20

Abstract

Kesehatan merupakan hal penting untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Penurunan kesehatan dan daya tahan tubuh mengakibatkan timbul rasa nyeri serta mudah terserang penyakit. Pengobatan herbal digunakan sebagai pengobatan alternatif yang lebih aman dan terjangkau dibandingkan pengobatan nonherbal dari bahan-bahan kimia. Kemiri merupakan salah satu tanaman herbal yang memiliki banyak khasiat dan sering digunakan sebagai pengobatan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan mempelajari efektivitas infusa kemiri sebagai analgesik dan stimulator stamina dalam berbagai dosis pada mencit. Uji efektivitas analgesik ditinjau menggunakan metode hot water immersion tail-flick test dan uji efektivitas stamina menggunakan metode natatory enhausen. Penelitian ini menggunakan 20 ekor mencit jantan yang dikelompokkan menjadi kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diberi infusa kemiri dengan dosis 1, 2, dan 4 g/kg BB. Setiap kelompok terdiri atas 5 ekor. Data dianalisis menggunakan analysis of variance (ANOVA) kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil penelitian didapatkan dosis efektif pada uji analgesik adalah 4 g/kg BB dengan waktu respons nyeri ekor terlama yaitu 7.840±0.477 detik dan pada uji stamina adalah 1 g/kg BB yang ditunjukkan dengan durasi berenang terlama yaitu 145.00±20.65 detik. Kemiri memiliki efektivitas terhadap analgesik dan stimulator stamina.
Konsentrasi IL-6 Serum terhadap Penyembuhan Luka Pasca Pemasangan Implan Paduan Logam pada Babi (Sus scrofa) Nabila Latifa Hafizsha; Gunanti Gunanti; Deni Noviana; Sus Derthi Widhyari
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 9 No. 1 (2021): Maret 2021
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.9.1.21-29

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsentrasi IL-6 serum pada fase akut dan kronis selama proses penyembuhan luka pasca pemasangan implan paduan logam pada vesika urinaria babi. Penelitian ini menggunakan 6 ekor babi jantan dan betina, usia 2-3 bulan, dengan bobot badan berkisar 25-30 kg yang dibagi ke dalam dua kelompok implan dan tiga waktu pengamatan. Implan logam yang digunakan adalah Zn-0.5Al sebagai kelompok I dan ZnMg(4x) sebagai kelompok II, sedangkan waktu pengamatan dilakukan pada hari ke-0, 14, dan 28. Pemasangan implan dilakukan pada vesika urinaria (VU) menggunakan teknik cystotomi. Pengukuran konsentrasi IL-6 serum menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Data dianalasis menggunakan analysis of variance (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan pada hari ke-0, implan Zn-0.5Al dan ZnMg(4x) berturut-turut adalah 1.38±2.40 pg/mL dan 0.10±0.17 pg/mL. Konsentrasi IL-6 hari ke-14 pada setiap implan terlihat mengalami penurunan dibandingkan pada hari ke-0, yaitu 0.74±1.29 pg/mL dan 0 pg/mL. Selanjutnya hari ke-28 konsentrasi IL-6 kembali mengalami penurunan, yaitu 0.32±0.35 pg/mL dan 0 pg/mL. Penurunan konsentrasi IL-6 dari fase akut ke fase kronis proses penyembuhan luka pada setiap kelompok implan tidak berbeda signifikan (P>0,05). Pemeriksaan serum pada babi (Sus scrofa) terhadap konsentrasi IL-6 kelompok perlakuan implan Zn-0,5Al dan ZnMg(4x) tidak menunjukkan perbedaan nyata (P>0,05) pada hari ke-0, 14, dan 28.
Salbutamol Residue in Plasma and Urine of Balinese Calves after Single-Dose Administration Yessy Anastasia; Hadri Latif; Lina Noviyanti Sutardi; Raphaella widiastuti
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 9 No. 1 (2021): Maret 2021
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.9.1.30-35

Abstract

Salbutamol, a short-acting β2-adrenergic receptor agonist, due to illegal use in animal feed, is very dangerous for the safety of animal origin products. The purpose of this study is to determine the residue of salbutamol in plasma and urine of balinese calf after a single-dose administration. Three calves were given of feed fortification of salbutamol (10 mg/kg body weight). The salbutamol concentrations were measured in the plasma and urine. Samples were extracted with perchloric acid and purified by cation exchange solid phase extraction (SPE), then analyzed by High-Performance Liquid Chromatography (HPLC) with a photodiode array detector using an RP C18 column with a mixed mobile phase of purified water pH 3.0 (adjusted with phosphoric acid) and acetonitrile (90:10, v/v). The highest salbutamol concentration in the plasma sample was 0.28±0.15 μg/mL at 12 hours and decreased after 24 hours after feeding. The highest concentration of salbutamol in urine was 15.85±4.42 μg/mL at 18 hours and decreased gradually starting at 24 hours. This result concluded that salbutamol residues mostly excreted in the urine, and the highest salbutamol residues in plasma samples formed faster but also decreased more rapidly than residues formed in urine. The residue formed in plasma is lower than that in the urine.
Performa dan Karakteristik Semen serta Freezability Spermatozoa Ayam IPB-D1 dengan Konsentrasi Immunoglobulin Yolk Berbeda Yusman Setiawan; Niken Ulupi; Cece Sumantri; R. Iis Arifiantini
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 9 No. 1 (2021): Maret 2021
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.9.1.36-43

Abstract

Ayam IPB-D1 merupakan jenis ayam lokal dari hasil persilangan antara jantan F1 PS (Pelung x Sentul) dengan betina F1 (Kampung x Ras pedaging paren stock Cobb). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performa, kualitas semen, dan freezability spermatozoa ayam IPB-D1 pada konsentrasi Immunoglobulin Yolk (IgY) berbeda. Materi yang digunakan yaitu ayam IPB-D1 jantan sebanyak 20 ekor, terdiri atas 10 ekor ayam dengan konsentrasi IgY rendah dan 10 ekor IgY tinggi dengan ayam umur 8 bulan. Variabel yang diamati yaitu performa yakni konsumsi pakan, pertambahan berat badan, morbiditas dan mortalitas, kualitas semen segar dan kualitas semen beku (freezability). Data dianalis menggunakan uji-t menggunakan program SAS dengan membandingkan antara konsentrasi IgY tinggi dan IgY rendah. Hasil analisis performa ayam IPB-D1 tidak berbeda (P>0.05) terhadap IgY yang berbeda. Hasil kualitas semen menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap konsistensi semen dan motilitas, viabilitas, konsentrasi serta konsentrasi spermatozoa per ejakulat. Ayam IPB D-1 pada dua konsentrasi IgY tidak berbeda nyata (P>0.05) terhadap motilitas semen segar dan recovary rate, namun Ayam IPB D-1 dengan konsentrasi IgY tinggi memiliki motilitas spermatozoa pasca thawing lebih baik daripada (P<0.05) Ayam dengan konsentrasi IgY yang rendah.
Morfometri Ovarium setelah Pemberian Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera LAM) Musthamin Balumbi; Fachruddin Fachruddin; Muhammad Risman
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 9 No. 1 (2021): Maret 2021
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.9.1.44-52

Abstract

Ovarium merupakan organ reproduksi utama dalam sistem reproduksi betina yang berperan dalam menghasilkan sel ovum. Kualitas folikel yang dihasilkan ovarium dipengaruhi oleh nutrisi yang dikonsumsi suatu individu. Kelor (Moringa oleifera LAM) telah lama dikenal sebagai tanaman dengan kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Nutrisi yang terdapat di dalam kelor adalah vitamin, mineral, antioksidan, asam amino esensial dan senyawa fitosterol. Kandungan nutrisi pada kelor paling banyak ditemukan di daun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas ovarium setelah pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera LAM). Metode yang digunakan adalah penelitian eksperimental. Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 60 ekor mencit betina (Mus musculus) umur 14-15 minggu dengan rerata bobot badan 30-35 g. Ekstrak daun kelor yang diberikan dengan dosis 0 mg kg-1 BB, 300 mg kg-1 BB, 400 mg kg-1 BB, 500 mg kg-1 BB. Pengamatan dilakukan setelah pemberian 5, 10, 15, 24, dan 34 hari. Parameter penelitian meliputi siklus estrus dan morfometri ovarium. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa tingkat konsentrasi dan lamanya pemberian ekstrak daun kelor memberi pengaruh terhadap panjang, lebar, dan bobot ovarium mencit. Konfirmasi siklus estrus bertujuan untuk mengetahui bahwa siklus reproduksi dalam ovarium mencit berlangsung normal. Siklus estrus pada mencit penelitian rata-rata berlangsung normal, yakni terjadi selama 4-5 hari.
Pengujian Toksisitas Akut LD50 Infusa Benalu Teh (Scurrula sp.) dengan Menggunakan Mencit (Mus musculus) Amalina Qurratu Ayun; Didah Nur Faridah; Nancy Dewi Yuliana; Andriyanto Andriyanto
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 9 No. 1 (2021): Maret 2021
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.9.1.53-63

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi efek pemberian infusa benalu teh (Scurrula sp.) terhadap toksisitas akut lethal dose 50 (LD50) dan mengkaji perubahan histopatologi hati, ginjal, dan limpa mencit. Sebanyak 30 ekor mencit jantan dan 30 ekor mencit betina dibagi menjadi enam kelompok dan lima ulangan. Mencit percobaan yang tidak diberi infusa benalu teh dikelompokkan sebagai kontrol, sedangkan yang diberi infusa benalu teh dosis 1, 5, 10, 15, dan 20 g/kg BB dikelompokkan sebagai perlakuan. Pemberian infusa benalu teh dilakukan satu kali pada awal penelitian secara oral kemudian mencit diamati gejala klinis, mortalitas, dan bobot badan. Pada akhir penelitian (hari ke-14), mencit percobaan dikorbankan untuk dievaluasi secara histopatologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian infusa benalu teh pada mencit sampai dengan dosis 20 g/kg BB tidak menimbulkan kematian ataupun gejala klinis spesifik serta pertumbuhan normal. Gambaran histopatologi menunjukkan bahwa pemberian infusa benalu teh pada semua mencit percobaan sampai dengan dosis 20 g/kg BB tidak ditemukan adanya degenerasi maupun nekrosis pada organ hati, ginjal, maupun limpa. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa infusa benalu teh dikelompokkan dalam sediaan praktis tidak toksik dan tidak menimbulkan kelainan pada organ hati, ginjal, maupun limpa.
Pola Perkawinan dan Estimasi Kelahiran Berdasarkan Hasil Diagnosis Kebuntingan Sapi Bali pada Sistem Pemeliharaan Semi Intensif di Daerah Lahan Kering Tarsisius Considus Tophianong; Cynthia Dewi Gaina; Tri Utami
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 9 No. 1 (2021): Maret 2021
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.9.1.64-71

Abstract

Pola perkawinan dan kelahiran menjadi salah satu faktor penting dari manajemen reproduksi pada sistem pemeliharan semi intensif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola perkawinan dan estimasi kelahiran berdasarkan hasil diagnosis kebuntingan sapi bali pada sistem pemeliharaan semi intensif padang penggembalaan di daerah lahan kering. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai data base dalam penerapan manajemen perkawinan. Sebanyak 208 ekor induk sapi bali di kelompok ternak Tamnau Amaf, Desa Bena, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi NTT dilakukan anamnesa dan pemeriksaan per rektal pada tanggal 28-30 Mei 2019. Angka kebuntingan yang diketahui pada penelitian ini adalah 90.86 % (189/208). Persentase usia kebuntingan tertua adalah usia kebuntingan 7 bulan 26,96 % (56/208). Berdasarkan data kebuntingan diketahui puncak pola perkawinan terjadi pada bulan Oktober 2018 dan estimasi kelahiran mencapai puncak pada bulan Juli 2019. Perkawinan sapi sebaiknya dilakukan pada kurun waktu bulan Januari - Maret sehingga kelahiran terjadi pada kurun waktu bulan Oktober - Desember. Perlu perbaikan manajemen perkawinan sapi bali pada sistem pemeliharaan semi intensif padang penggembalaan di daerah lahan kering sehingga kelahiran tidak terjadi pada puncak musim kemarau.

Page 1 of 1 | Total Record : 8