cover
Contact Name
Muhammad Ridwan
Contact Email
muhammadridwanjlegong@gmail.com
Phone
+62282-695415
Journal Mail Official
jurnalalmunqidz2@gmail.com
Editorial Address
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAIIG Cilacap IAIIG Cilacap Jl. Kemerdekaan Barat No.17 Kesugihan Cilacap Kode Pos 53274
Location
Kab. cilacap,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kajian Keislaman
ISSN : 23020547     EISSN : 27158462     DOI : https://doi.org/10.52802/amk.v8i3
Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman dengan nomor terdaftar ISSN 2715-8462 (online), ISSN 2302-0547 (cetak) adalah jurnal yang berisi artikel penelitian tentang Kajian Keislaman yang dilakukan oleh dosen, peneliti dan praktisi yang berhubungan dengan pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi. Jurnal Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman merupakan jurnal yang dikelola oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Institut Agama Islam Imam Ghozali (IAIIG) Calacap. Fokus dan ruang lingkup penerimaan artikel pada Jurnal Al-Munqidz : Jurnal ini membahas tentang semua kajian terkait ke Islaman Jurnal Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman, dalam setahun terbit tiga kali pada bulan Januari, Mei dan September
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 1: Januari (2020)" : 10 Documents clear
PERAN GURU DALAM PENGELOLAAN KELAS YANG INOVATIF Fakhruriza, Okta
Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman Vol 8, No 1: Januari (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Imam Ghozali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52802/amk.v8i1.180

Abstract

Kegiatan guru didalam kelas meliputi dua hal pokok, yaitu mengajar dan mengelola kelas. Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan peserta didik mencapai tujuan-tujuan. Kegiatan mengelola kelas bermaksud menciptakan dan mempertahankan suasana kelas agar kegiatan mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Pengajaran di kelas setidaknya melibatkan dua fitur tindakan guru yang berbeda tetapi saling terkait; fitur pertama berkaitan dengan perilaku guru mendorong perbahan kognitif pada peserta didik, fitur kedua menciptakan kondisi kelas yang memungkinkan pembelajaran terjadi. Guru yang menjadi kunci proses pengajaran, harus membangun suasana kelas yang positif. Dengan suasana pendidikan yang positif dan rasa saling percaya antar guru dan peserta didik semua masalah dan kesulitan mudah diatasi.Guru professional selalu mengembangkan profesinya, yang berarti mengikuti perkembangan bidang pendidikan dan tuntutan masyarakat pengguna. Salah satu kompetensi pedagogi adalah penerapan pembelajaran inovatif. Faktor utama pembelajaran inovatif yaitu ada hal kebaruan dan dapat mengatasi masalah pembelajaran. Dalam pembelajaran inovatif menekankan pada proses keaktifan belajar peserta didik yang difokuskan pada penerapan pengetahuan dalam kehidupan peserta didik, sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi diri peserta didik. pembelajaran inovatif mencangkup enam unsur yaitu: pembelajaran bermakna, penerapan pengetahuan, berpikir tingkat tinggi, kurikulum standar, responsive terhadap budaya dan menggunakan penilaian autentik. kunci pembelajaran inovatif yaitu: a) Belajar dari kenyataan yang biasa diamati, diprakatikan, dan dialami dalam kehidupan peserta didik, b) Belajar melalui pengalaman nyata yang dilakukan secara empiris, c) Menghasilkan pengetahuan yang bermakna pada diri siswa, d) Menggunakan berbagai teknik penilaian.
STUDI ISLAM DENGAN PENDEKATAN SOSIOLOGIS (Pemikiran Ali Syari’ati) Ismah Ismah
Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman Vol 8, No 1: Januari (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Imam Ghozali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52802/amk.v8i1.196

Abstract

Memahami Islam melalului pendekatan sosiologi merupakan salah satu cara mendekatkan masalah-masalah sosial dengan agama dan juga sebalilknya memahami agama tidak lepas bagaimana kita memahami  persoalan sosial. Agama telah menjadi objek perhatian para tokoh Islam. Tentang bagaimana  manusia percaya kepada suatu kekuatan yang dianggap lebih tinggi dari dirinya, dan mengapa manusia melakukan berbagai cara untuk mencari hubungan dengan dengan sesuatu yang diyakini sebagai kekuatan. Hal ini berkaitan dengan pengalaman manusia, baik sebagai individu maupun kelompok. Sehingga setiap perilaku yang diperannya akan terkait dengan keyakinan dari ajaran agama yang dianutnya. Perilaku individu dan sosial digerakkan oleh kekuatan dari dalam yang didasarkan pada nilai nilai ajaran agama yang menginternalisasi.Untuk itu  penting mengkaji Islam dalam pendekatan sosiologi.
FASAHAH SEBAGAI ASPEK KEMUKJIZATAN DALAM AL-QUR’AN (‘Abd al-Jabbar Dan Pemikirannya) Ridlo, Abdullah
Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman Vol 8, No 1: Januari (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Imam Ghozali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52802/amk.v8i1.176

Abstract

‘Abd al-Jabbar sebagai tokoh Mu’tazilah yang terkenal sebagai aliran rasional dalam Islam, ia tetap mempertahankan prinsip rasionalitas tersebut. Ia dalam memahami aspek kemukjizatan al-Qur’an terlihat bahwa ia adalah orang yang konsen dan ahli dalam bidang bahasa Arab. Hal ini terlihat dalam upayanya menunjukkan fasahah adalah aspek kemukjizatan al-Qur’an yang sesungguhnya. Karena menurutnya, fasahah itu mencakup seluruh ungkapan tanpa melihat tema atau tujauan, dengan tanpa memandang bentuk, tipe ataupun jenis. Penetapan Fasahah sebagai aspek kemukjizatan al-Qur’an dapat dilihat melalui tiga dimensi dalam struktur bahasa, yaitu, pertama; penggantian yang hanya terjadi pada kata-kata, maksudnya adalah pemilihan kata-kata tertentu yang mungkin cocok untuk dipergunakan dalam konteks tertentu, kedua; posisi yang menjadi monopoli uslub, tentang mendahulukan dan mengakhirkan, ketiga; tentang i’rab yang hanya terjadi pada peristiwa gramatikal dari sebuah kata. ‘Abd al-Jabbar, Linguistik Arab, Fasahah, al-Sarfah, I’jaz al-Qur’an
KONTEKSTUALISASI PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS AL-QUR'AN DAN SIRAH NABAWIYAH DALAM SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA Lutfani Lutfani
Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman Vol 8, No 1: Januari (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Imam Ghozali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52802/amk.v8i1.188

Abstract

Pendidikan merupakan hal yang sangat urgen yang harus selalu dikembangkan mengikuti zaman. Perkembangan zaman yang kian canggih berdampak pada perubahan perilaku moral yang semakin merosot, hal tersebut tentunya menjadi tantangan bagi pendidikan islam sendiri. Pendidikan islam bertujuan membentuk kepribadian yang lebih baik tanpa terpengaruh oleh perubahan zaman. Selain itu pendidikan islam juga harus mampu menyiapkan generasi yang cakap, sehingga mampu mengaplikasikan ajaran-ajaran agama islam dengan baik. Al-Qur’an sebagai pedoman bagi seluruh umat manusia juga harus dijadikan sebagai dasar dalam pelaksanaan pendidikan. Dengan berlandaskan Al-Qur’an, Hadits dan juga Ijtihad para ulama, pendidikan islam diharapkan mampu menjadi solusi atas fenomena-fenomena yang terjadi masa kini, karena pendidikan merupakan suatu faktor yang sangat mendukung bagi kemajuan suatu Negara.
PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENYUSUNAN ADMINISTRASI PEMBELAJARAN Nurindarwati, Rismiyati
Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman Vol 8, No 1: Januari (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Imam Ghozali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52802/amk.v8i1.177

Abstract

Salah satu tugas Pengawas adalah melaksanakan supervisi di sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. Supervisi sama sekali bukan penilaian unjuk kerja guru. Apalagi bila tujuan utama penilaiannya semata-mata hanya dalam arti sempit, yaitu mengkalkulasi kualitas keberadaan guru dalam memenuhi kepentingan akreditasi guru belaka. Hal ini sangat berbeda dengan konsep supervisi, secara konseptual, supervisi adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, berarti, esensi supervisi itu sama sekali bukan menilai kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya.Meskipun demikian, supervisi tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran. Apabila di atas dikatakan, bahwa supervisi merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya.Penilaian kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran sebagai suatu proses pemberian estimasi mutu kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, merupakan bagian integral dari serangkaian kegiatan supervisi kunjungan kelas. Agar supervisi dapat membantu guru mengembangkan kemampuannya, maka untuk pelaksanaannya terlebih dahulu perlu diadakan penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan aspek yang perlu dikembangkan dan cara mengembangkannya. Kata Kunci: Pengawas, Supervisi dan Kinerja Guru
INTEGRASI NILAI-NILAI ISLAM DALAM PEMBELAJARAN IPS DI MI Isna Fatimatuz Zahroh
Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman Vol 8, No 1: Januari (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Imam Ghozali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52802/amk.v8i1.189

Abstract

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik.Pada jenjang dasar terdapat mata pelajaran IPS. IPS merupakan suatu ilmu yang mempelajari kegiatan-kegiatan sosial. Dalam pendidikan, IPS adalah sebuah nama mata pelajaran yang terintegrasi dari beberapa tema yaitu sejarah, geografi dan ekonomi serta ilmu sosial lainnya. Dalam pembelajaran IPS seharusnya pendidik melakukan eksplorasi dengan menghubungkan nilai-nilai Islam. Nilai-nilai islam dalam sebuah pendidikan sangatlah dibutuhkan suapaya mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dalam proses perkembangannya. nilai-nilai islam dapat masuk dalam suatu pembelajaran yang ada berbagai lingkungan seperti madrasah. Integrasi nilai-nilai Islam dapat dimunculkan dalam pembelajaran yang kemudian dapat menonjolkan sikap positif dalam kehidupan kita.Dengan adanya integrasi nilai-nilai Islam dalam pembelajaran akan menumbuh kembangkan karakter-karakter pada peserta didik. Karakter yang ingin dicapai yaitu menjadikan peserta didik berbudi pekerti yang luhur atau akhlakul karimah.
HAKIKAT MASYARAKAT DALAM TINJAUAN FILOSUFIS Khoerul Anam
Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman Vol 8, No 1: Januari (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Imam Ghozali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52802/amk.v8i1.178

Abstract

Manusia hidup tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat dan masyarakat tidak pernah ada jika kelompok manusia tidak mendiami didalamnya. Manusia dan masyarakat seakan bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Jika salah satunya dipisahkan maka akan melahirkan kepalsuan yang tidak laku dalam pengunaannya. Masyarakat tanpa manusia tidak bisa menghasilkan apa-apa dan manusia tanpa masyarakat maka tidak ada tempat sebagai panggung publikasi. Faktor yang melatarbelakangi penulisan ini adalah kesadaran penting atas dua hal tersebut yang pada sisi lain dapat dikatakan sebagai objek dan subjek maupun sebaliknya. Tuhan mentakdirkan manusia untuk berserikat sudah barang tentu tidak tanpa tujuan, hal inilah yang perlu kita pelajari untuk kemudian dipahami sehingga sadar tentang hakikat manusia dan masyarakat itu sendiri. Kata Kunci: Masyarakat dan Filosuf
DAKWAH ISLAMIYAH DAN TANTANGANNYA DI ERA DIGITAL Husain, Achmad
Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman Vol 8, No 1: Januari (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Imam Ghozali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52802/amk.v8i1.190

Abstract

“Zaman now” adalah masa yang sangat istimewa di mana semua orang bisa mendapatkan dan mengerjakan sesuatu dengan sangat mudah dan cepat. Era ini adalah puncak dimana semuanya serba instan dan mudah untuk dinikmati oleh masyarakat. Seorang da`i (mubaligh) pun bisa berdakwah atau menyampaikan dakwahnya melalui media-media yang ada seperti berdakwah dengan media televisi, youtube, radio, instangram dan juga media tulisan melalui aplikasi medsos. Realitas yang ada banyak sekali da`i yang sudah memanfaatkannya terutama dalam pertelevisian dan jaringan internet. Dakwah yang pada awalnya dilandasi dengan niat dan motivasi untuk beribadah, namun dalam perkembangannya pola berdakwah melalui media mengalami perubahan, yang memungkinkan seorang da’i memperoleh popularitas dimata pemirsanya seperti layaknya seorang selebriti (publik figur) dan tidak menutup kemungkinan pula setiap kegiatan dakwahnya, sering dinilai dengan materi.Kewajiban dakwah Islam ini ada yang bersifat individual secara pribadi dan ada yang berbentuk kolektif melalui kelompok, jamaah atau organisasi. Dengan demikian umat Islam pada hakekatnya berkewajiban untuk berdakwah. Menjadi muslim bisa diidentikkan sebagai da’i, atau juru dakwah menurut proporsi dan kapasitas masing-masing. Karena tugas menyampaikan risalah agama itu harus dilakukan secara tertib dan kontinyu, sehingga memerlukan keahlian dan pemahaman keagamaan yang lebih baik, disamping ketentuan-ketentuan lain, sehingga tidak setiap orang Islam mampu berdakwah.Berdakwah berarti menyampaikan sesuatu kepada orang lain yang bersifat mengajak untuk merubah suatu keadaan yang tidak baik kepada yang baik dan terpuji. Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah.Ada 3 cara untuk menghadapi tantangan dakwah di era digital, yaitu: 1). Kuasai ilmu agama yang sedalam-dalamnya, 2). Mulai akrab dengan media-media yang berkembang (baik cetak mapun elektronik), 3). Selalu mengcounter dan menjaga ajaran agama dari paham-paham yang menyesatkan.          Dengan demikian, mudah-mudahan perkembangan teknologi komunikasi menjadi sarana baru dalam berdakwah, dan bukan menjadi ancaman yang menakutkan.
AJARAN TASAWUF ABU YAZID AL-BUSTHAMI Zulfahani Zulfahani; Ahmad Mukhlasin
Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman Vol 8, No 1: Januari (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Imam Ghozali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52802/amk.v8i1.179

Abstract

Lintasan sejarah Islam yang berakar pada tradisi asketisme tidak bisa dipisahkan dengan ajaran yang disebut tasawuf. Terlepas dari pembagian aliran tasawuf yang dikemukakan oleh Goldziher, tidak bisa disangkali bahwa Nabi dan para sahabatnya telah sedari awal kelahiran Islam mencontohkan sebuah gaya hidup dan perilaku zuhud. kezuhudan atau asketisme adalah hikmah pemahaman yang membuat para penganutnya mempunyai pandangan khusus terhadap kehidupan duniawi, di mana mereka tetap bekerja dan berusaha, akan tetapi kehidupan dunia itu tidak menguasai kecenderungan kalbu mereka, serta tidak membuat mereka mengingkari Tuhannya.Para asketis (zahid) dalam masyarakat Islam awal di kehidupan sehari-harinya adalah orang-orang yang bekerja, memiliki jabatan dalam pemerintahan, memiliki usaha, bahkan terkadang merupakan orang kaya. Ajaran asketisme ini pada gilirannya berkembang menjadi ajaran-ajaran yang dirumuskan dalam teori-teori dan masyarakat muslim mulai mengenal nama tasawuf yang dimaknai sebagai moralitas-moralitas berdasarkan Islam. Tapi meskipun begitu sekurang-kurangnya pada akhir abad ketiga Hijriah kita bisa melihat peralihan konkrit pada asketisme Islam, dan para asketis (zâhid) pada masa itu tidak lagi dikenal dengan gelar ‘az-zâhid’ tapi sudah dikenal dengan gelar ‘ash-shûfi’. Mereka pun cenderung membicarakan konsep-konsep yang tidak dikenal di masa sebelumnya, seperti tentang moral, jiwa, tingkah laku, pembatasan arah yang harus ditempuh seorang sâlik, maqamât, hâl, makrifat dan metode-metodenya, tauhid, fanâ`, baqâ`, ittihâd, dan hulûl. Bukan hanya istilah-istilah tasawuf baru yang diperkenal pada fase perkembangan ini, namun para sufi juga menyusun prinsip-prinsip teoritis dari semua konsepnya itu.Abu Yazid al-Busthami adalah seorang sufi yang menghadirkan konsep baru di tengah khazanah sufisme dan mistisme Islam, yaitu ajaran fanâ`, baqâ`, dan ittihâd. Ia juga menjadi tokoh pembatas antara masa asketisme (kezuhudan) dan masa tasawuf teoritis (mistisme). Konsep ajaran fanâ` adalah keadaan lenyapnya kesadaran seorang sufi akan dirinya sendiri dan alam sekitarnya yang diperoleh dengan jalan membersihkan diri dari akhlak-akhlak tercela dan syahwat-syahwat dunia. Setelah mencapai fase fanâ` seorang sufi akan tiba di kekekalan sifat-sifat ketuhanan atau disebut baqâ`.
PELAKSANAAN SHALAT DHUHA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS 3 MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF NU AJIBARANG WETAN Rosad, Wahyu Sabilar
Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman Vol 8, No 1: Januari (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Imam Ghozali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52802/amk.v8i1.195

Abstract

Spiritual intelligence in the world of education has reached a very influential level, because through education students are guided directly and directed towards the goal of developing spiritual intelligence from school efforts such as teaching and learning, school culture, and through various activities outside of learning. The purpose of this research is to find out how the implementation of Dhuha prayer in improving the spiritual intelligence of students in Madrasah Ibtidaiyah especially in class 3. The study was conducted using a descriptive qualitative approach, the setting of this research is in MI Ma'arif NU Ajibarang Wetan Banyumas district in 2020. The subject of this study is a grade 3 teacher. Research data were obtained through observation, interviews, and documentation. The results of research that researchers have obtained is the implementation of Duha prayer to achieve spiritual intelligence optimally. At MI Ma'arif NU Ajibarang Wetan made efforts from various methods, such as exemplary methods, habituation, advice, motivation and so on. In an effort through the implementation of this Dhuha prayer students have experienced a very good change.

Page 1 of 1 | Total Record : 10