cover
Contact Name
Edy Fachrial
Contact Email
fachrial_edy@yahoo.co.id
Phone
+6281373833653
Journal Mail Official
fachrial_edy@yahoo.co.id
Editorial Address
Gedung Universitas Prima Indonesia, Medan Jurusan Kedokteran Jl. Belanga No.1 Ayahanda Medan, Indonesia
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
PRIMER (Prima Medical Journal)
ISSN : 20883641     EISSN : 26140128     DOI : https://doi.org/10.34012
Core Subject : Health, Science,
Anestesiologi Anti-Aging Medicine Biokimia Biologi Sel dan Molekuler Biomedik Dermatologi dan Venerologi Epidemiologi Farmasi/Farmakologi dan Toksikologi Forensik Geriatrik Histopatologi Ilmu Bedah Ilmu Kesehatan Anak Ilmu Penyakit Dalam Ilmu penyakit Saraf Ilmu Penyakit THT Kedokteran Komunitas Mikrobiologi Obstetri dan Ginekologi Oftalmologi Ortopedik dan Traumatologi Pulmonologi Radiologi
Articles 51 Documents
Karakteristik Dermatitis Kontak Pada Pasien di Poliklinik Kulit & Kelamin RS Putri Hijau Medan Sri Lestari Ramadhani Nasution
PRIMER (Prima Medical Journal) Vol. 3 No. 2 (2018): Edisi Oktober
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dermatitis kontak merupakan dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada kulit. Dermatitis terbagi menjadi dua yaitu : Dermatitis Kontak Iritan (DKI) dan Dermatitis Kontak Alergi (DKA). Menurut Data yang dipublikasikan oleh Departemen Kesehatan Tahun 2008 mengenai insiden dan prevalensi dermatitis di Provinsi Sumatera Utara Sebesar 26,3 %. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik dermatitis kontak di Poli Klinik Kulit Kelamin RS. Putri Hijau Medan Tahun 2016. Karakteristik dalam penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin dan pekerjaan. Dari hasil penelitian ini didapati bahwa Dermatitis Kontak Iritan (DKI) merupakan jenis dermatitis dengan kasus tertinggi (77%) dibanding dengan dermatitis kontak alergi (23%). Dengan jenis kelamin perempuan paling banyak dijumpai (62%). Dan Kelompok Umur 25-44 tahun (40%) paling banyak dijumpai menderita dermatitis Kontak.
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kanker Prostat di Poliklinik Bedah Urologi RSUP H. Adam Malik Medan Yolanda Eliza Putri Lubis
PRIMER (Prima Medical Journal) Vol. 3 No. 2 (2018): Edisi Oktober
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Seiring dengan perjalanan usia, khususnya bagi pria usia lanjut harus meningkatkan kewaspadaan pada kondisi kesehatan tubuhnya. Kanker prostat umumnya terjadi pada pria di usia 50 tahun ke atas, tetapi sekarang ada juga yang berusia dibawah 50 tahun terkena kanker prostat, hal ini disebabkan oleh gaya hidup pria yang kebanyakan sudah merokok dan minum alkohol dari usia sangat muda. Faktor-faktor risiko kanker prostat cukup bervariasi, meliputi riwayat keluarga, obesitas, kebiasaan merokok, hubungan seksualm perilaku seks menyimpang dan konsumsi alkohol. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti faktor risiko kanker prostat di poliklinik bedah urologi RSUP H.Adam Malik, Medan Metode: Jenis penelitian yang dilakukan adalah survey analitik dengan menggunakan pendekatan retrospektif. Lokasi penelitian adalah di Poliklinik Bedah Urologi RSUP H.Adam Malik, Medan., dengan populasi kasus adalah penderita kanker prostat yang didiagnosis secara klinis, sebanyak 42 orang, populasi kontrol adalah yang tidak terdiagnosis Kanker Prostat atau kanker lainnya Hasil: Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kanker prostat meliputi riwayat keluarga (p=0,024, p<0,05) , kebiasaan merokok (p=0,041, p<0,05) dan riwayat penyakit sebelumnya (p=0,020, p<0,05). Faktor-faktor yang tidak berpengaruh terhadap kanker prostat meliputi obesitas (p=0,612,p>0,05), kebiasaan merokok (p=0,739, p>0,05), riwayat hubungan seksual (p=0,795, p>0,05) dan riwayat perilaku seks menyimpang (p=1,000, p>0,05). Kesimpulan: Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara riwayat keluarga, kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan riwayat penyakit sebelumnya terhadap kejadian penyakit kanker prostat di poliklinik bedah urologi RSUP H.Adam Malik, Medan.
Sel T CD8+ pada fase akut infeksi demam berdarah dengue (DBD) pasien dewasa Bt. Hasan, Riyani Susan
PRIMER (Prima Medical Journal) Vol. 3 No. 2 (2018): Edisi Oktober
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/primer.v1i1.113

Abstract

Angka kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di provinsi Sumatera Utara maupun daerah lainnya di Indonesia masih tinggi. Tingginya angka kematian pada infeksi DBD berat diduga karena aktivasi limfosit T yang berkontribusi terjadinya komplikasi pada infeksi DBD berat. Beberapa penelitian terdahulu terhadap peranan sel limfosit T CD8+ pada infeksi Dengue masih ditemukan hasil penelitian yang saling bertolak belakang, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan jumlah sel limfosit T CD8+ pada fase akut berdasarkan tingkat keparahan penyakit DBD. Ada sebanyak 40 pasien dari beberapa RS di kota Medan yang sesuai kriteria sampel penelitian dan telah dimintai persetujuannya (informed consent). Tingkat keparahan penyakit DBD dinilai berdasarkan kriteria W.H.O. Diagnosis DBD dikonfimasi dengan pemeriksaan Ig M, Ig G anti Dengue antibody dan atau pemeriksaan NS1 antigen dengan hasil positif. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan potong lintang. Darah sampel penelitian dilakukan pemeriksaan jumlah sel T CD8+ dengan flowcytometry. Independent t-test digunakan untuk mengetahui perbedaan jumlah sel T CD8+ pada kelompok DBD Grade I dan Grade II. Hasil penelitian menunjukkan pada penderita dewasa DBD Grade II dijumpai jumlah absolut sel T CD8+ sebesar 1.021 ± 500,21 sel/µL dan kadar sel T CD8+ mencapai 34,60 ± 10,17%, signifikan lebih tinggi daripada DBD Grade I dengan jumlah sel absolut 190,40 ± 108,36 sel/µL dan kadarnya 23,05 ± 6,61% (p < 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah sel limfosit T CD8+, baik jumlah absolut sel maupun persentase kadar sel T CD8+ pada penderita dewasa DBD Grade II lebih tinggi daripada penderita DBD Grade I.
Pengaruh Hygiene dan Sanitasi Lingkungan Terhadap Penyakit Tuberculosis Paru Pada Warga Binaan Pemasyarakatan di Blok D Rumah Tananan Negara Kelas 1 Medan Masdalena Masdalena
PRIMER (Prima Medical Journal) Vol. 3 No. 2 (2018): Edisi Oktober
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kasus tuberkulosis paru di Kota Medan 2010 tercatat sebagai 918 orang dengan prevalensi 45,9/100.000 penduduk. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh sanitasi dan kebersihan lingkungan terhadap kejadian tuberkulosis paru pada narapidana Blok D di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Medan. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan dari Juni 2011 hingga Januari 2012. Populasi penelitian ini adalah semua 233 narapidana dan semuanya dipilih untuk dijadikan sampel. Data untuk penelitian ini diperoleh melalui observasi dan wawancara berdasarkan kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji regresi berganda pada α = 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik variabel kebersihan perorangan (kebiasaan meludah, batuk dan merokok), dan sanitasi lingkungan (kapasitas hunian, ketersediaan air bersih, lingkungan pemasyarakatan dan kebersihan alat makan) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kejadian tuberkulosis paru. . Kapasitas hunian adalah pengaruh terbesar pada insiden tuberkulosis paru, dan merupakan faktor risiko terbesar yang menyebabkan penularan tuberkulosis paru dengan rasio prevalensi = 11,928. Disarankan untuk: (1) manajemen Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Medan untuk segera menerapkan strategi pencegahan tuberkulosis di Lembaga Pemasyarakatan Negara, terutama deteksi dini dengan skrining dan pengobatan bagi mereka yang menderita tuberkulosis paru bahwa mereka dipisahkan dari narapidana lainnya. Kapasitas tempat tinggal yang labil, ketersediaan air bersih yang cukup, lingkungan sanitasi dan kebersihan peralatan makan. (2) Petugas Satuan Pelayanan Tuberkulosis narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Medan perlu diberikan arahan dan arahan untuk mengubah kebiasaan mereka meludah di mana mereka suka menenggak tanpa menutup mulut mereka dan merokok di ruang tahanan mereka yang tingkat paru-paru tuberkulosis transmisi dapat diminimalkan.
Hubungan Derajat Keparahan Kelainan Periodontal Dengan Traumatik Oklusi Pada Pemakai Gigi Tiruan Sebagian Lepasan di RSGM USU Jevon Felim
PRIMER (Prima Medical Journal) Vol. 3 No. 2 (2018): Edisi Oktober
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) bertujuan untuk menggantikan gigi yang hilang serta jaringan pendukungnya, dapat dipasang dan dilepas sendiri oleh pemakainya. Jaringan periodontal mempunyai batas ambang dalam menahan tekanan oklusi, bila tekanan ini berlebihan dapat mencederai jaringan periodontal. Bila GTSL tidak dibersihkan dapat mengakibatkan akumulasi debris, sehingga mengakibatkan terjadinya inflamasi gingiva. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional.Sampel pada penelitian ini adalah pemakai gigi tiruan sebagian lepasan di RSGM USU sejak bulan Juni 2014 sampai bulan Juli 2015 yang berjumlah 100 orang. Subjek penelitian dilakukan pemeriksaan klinis berupa pemeriksaan kelainan periodontal, traumatik oklusi dan oral hygiene. Subjek penelitian yang mengalami kelainan periodontal dibagi menjadi 4 kelompok derajat keparahan yaitu gingivitis sederhana, periodontal destruksi tahap awal, periodontal destruksi tahap mantap, dan penyakit pada tahap akhir.Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara derajat keparahan kelainan periodontal dengan traumatik oklusi dengan nilai p = 0,011.
Sari Etanol Kangkung dan Fenobarbital Terhadap Lama Waktu Tidur Mencit Harurikson Lumbantobing
PRIMER (Prima Medical Journal) Vol. 3 No. 2 (2018): Edisi Oktober
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/pmj.v1i1.119

Abstract

Tumbuhan kangkung air (Ipomoea aquatica Forks) dari Famili Convolvulaceae secara turun temurun dikenal masyarakat dapat mempengaruhi lama waktu tidur, yaitu sebelum dipakai batang dan daunnya disiapkan dulu dengan cara merebus. Pemakaian tersebut dilakukan baik untuk bahan sayur maupun sebagai campuran makanan selingan (seperti: pecel). Oleh karena bukti ilmiah tentang pengaruh kangkung air (Ipomoea aquatica Forks) belum ada, maka para peneliti ini menganggap perlu menelitinya dalam rangka pengembangan obat turun temurun dan pencaharian bahan terbaru dalam upaya pemerataan pelayanan kesehatan di bidang obat. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan keberadaan pengaruh sari etanol kangkung air (Ipomoea aquatic Forks) terhadap lama waktu tidur (sleeping time) mencit jantan. Pada penelitian ini dipakai lima puluh mencit jantan, yang berumur antara 10−13 minggu dan berat badan antara 20-30gr. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran dan Laboratorium Kimia Bahan Alam FMIPA USU. Data yang diperoleh dianalisis dengan pengujian kenormalan data Kosmogorof-Smirnof, Uji Rank Spearmen dan Analisis Variansi (Anava) dengan perbedaan dianggap bermakna apabila p<0,05. Dalam telitian ini ditemukan, bahwa pemberian sari etanol kangkung air memberi pengaruh terhadap lama waktu tidur hewan mencit jantan dengan harga p <0,05, serta dalam uji Rank Spearmen sebesar 0,946 dan thitung > ttabel. Didasari telitian ini dapat disimpulkan, bahwa lama waktu tidur hewan uji sangat dipengaruhi besar dosis sari etanol kangkung. Hal itu dapat diartikan, bahwa semakin tinggi dosis sari etanol kangkung, maka semakin panjang pula lama waktu tidur hewan uji mencit.
UJI EFEKTIFITAS KUNYIT PUTIH (CURCUMA SPP) TERHADAP PERTUMBUHAN ESCHERICHIA COLI Qori Fadillah
PRIMER (Prima Medical Journal) Vol. 5 No. 1 (2020): Edisi April
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/pmj.v3i1.983

Abstract

Diarrhea is still a major cause of morbidity and mortality in infants and children. Diarrhea itself is still a major health problem in children under five, especially in developing countries such as Indonesia. Diarrhea is a common finding of Escherechia coli strains capable of causing bowel disease. Escherechia coli bacteria become pathogenic when found 107-108 gr / feses .. White turmeric is one of the most important types of zingiberacae family in traditional medicine and medicine industry. White turmeric has the main content of arilheptanoid compounds (kurkuminoid), essential oils with various monoterpenes and sesquiterpenes, and polysaccharides. Pharmacologic activity demonstrates the power of antimicrobial effects. then to prove it, the antimicrobial efetivity test was done in vitro with disc diffusion method (Kirby & Bauer test) against Escherichia coli which is gram negative bacteria swab method. White tomato juice (curcuma spp) is divided into concentrations of 100%, 75%, 50% and 25%. The results showed that white turmeric (curcuma spp) had potential as an anti bacterial in Escherichia coli.
Uji Aktivitas Antibakteri Madu Alami Dan Olahan Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Nadya Nazimuddin Putri; Cut Bueleun Maulida
PRIMER (Prima Medical Journal) Vol. 5 No. 1 (2020): Edisi April
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/pmj.v3i1.984

Abstract

Madu selama ini digunakan sebagai pengobatan alami karena memiliki efek antibakteri seperti pH yang rendah, hidrogen peroksida, dan memiliki aktivitas air yang rendah sebagai penghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas madu alami dan olahan terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. Metode yang digunakan adalah metode difusi cakram pada media NA. Madu yang digunakan merupakan jenis madu alami dan olahan dan dibuat dalam berbagai seri konsentrasi (25, 50, 75, dan 100)%. Untuk kontrol positif digunakan cakram antibiotik amoxicillin dan kontrol negatif menggunakan akuades. Model penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental secara in vitro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian madu alami dan olahan memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dengan diameter zona hambat oleh madu alami sebesar (27, 29.4, 32.1, dan 36.2)mm, madu olahan (6, 18.36, 30.33, dan 33.66)mm, kontrol positif (32.8)mm dan kontrol negatif (0)mm. Dapat disimpulkan bahwa madu alami dan olahan memiliki daya untuk menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus.
Penentuan Kandungan Radionuklida Alam dan Unsur Logam pada Tanah Pertanian Desa Tiga Panah, Kab. Karo, Sumatera Utara Dengan Menggunakan Metode XRF Reh Malem br Karo
PRIMER (Prima Medical Journal) Vol. 5 No. 1 (2020): Edisi April
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/pmj.v3i1.1112

Abstract

The aim of this study to monitoring radionuclide and elemental composition of agricultural soils from sub district Tiga Panah, Karo Regency, North Sumatera, Indonesia. This study using XRF spectrometric method. The natural radionuclides found in four types of soil samples (soil of chili (Capsicum annum L) code B1, soil of Corn (Zea Mays) ) code B2, soil of Broccoli (Brassica oleracea  L.)) ) code B3 and soil control (code B4) were Thorium and Uranium. The concentration of Th  were 27,5 mg/kg; 19,8mg/kg, 22,6 mg/kg; 24,7 mg/kg, respectively and the concentration of Uranium were 3,1mg/Kg;<0,4 mg/kg;4,9 mg/kg;3,1mg/kg, respectively. Some mean concentrations of these radionuclides are comparable to values from other locations around the world and the others higher. The XRF analysis revealed some elements in agricultural soil sub district Tiga Panah, Karo namely K, P, Ca, Cr, Mn, Fe, Co,Al, Na, Mg, Si, Cu and Zn. The concentration of Aluminium, Silicate and Phospor were found higher than the other elements Keywords: Radionuclide, XRF,  Agricultural Soil, Metal
Efektivitas Antibakteri Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale var rubrum) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro Erny Tandanu
PRIMER (Prima Medical Journal) Vol. 5 No. 1 (2020): Edisi April
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/pmj.v3i1.1118

Abstract

Background: Staphylococcus aureus is a bacteria that often infects humans. Currently more than 95% of S.aureus are resistant to penicillin and widespread bacterial resistance to antibacterials available today, prompting the importance of more effective antibacterials. One of the natural substances that can be used as an antimicrobial is red ginger (zingiber officinale var rubrum). Red ginger contains some antibacterial compounds such as essential oils, flavonoids, terpenoids, phenols, and zingberene. Objective: To determine the antibacterial effect of red ginger rhizome extract in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus bacteria. Methods: This research uses True Experimental laboratory design with maseration method. The subjects of the study were red ginger rhizome ethanol extract (The extract tested antimicrobial activity against Staphylococcus aureus by using the Disk Diffusion method. with concentration series 25% w / v, 50% w / v, 75% w / v, 100% w / v and positive control using ciprofloxacin and negative control using DMSO. Placement of 4 repetitions for each concentration and control tested on bacteria. Results: The results showed that red ginger extract had antibacterial activity, where the average inhibition zone diameter formed at concentrations of 25%, 50%, 75%, and 100% was in the order of 10.21 mm, 11.27 mm, 11.75 mm, and 13.17 mm. The drag zone diameter increases as the concentration increases. And the mean of positive control zone inhibition zone is 21.75 mm and negative control no inhibition zone is formed. Conclusion: Present study verifies the antibacterial effect of red ginger extract in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus bacteria.