cover
Contact Name
I Putu Bali Pradika
Contact Email
p3m@ppb.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
p3m@ppb.ac.id
Editorial Address
Jl. Dharmawangsa, Benoa, Kec. Kuta Sel., Kabupaten Badung, Bali 80361
Location
Kab. badung,
Bali
INDONESIA
Jurnal Gastronomi Indonesia
ISSN : 23028475     EISSN : 25811045     DOI : https://doi.org/10.52352/jgi
Core Subject : Social,
Journal of Indonesian Gastronomy (Jurnal Gastronomi Indonesia/JGI) is a peer-reviewed journal that explicitly focuses on the interface of food science and gastronomy. The journal focuses on articles that explores all aspects related to the growing field of the interaction of gastronomy and food science, in areas such as food chemistry, food technology and culinary techniques, food microbiology, genetics, sensory science, , culinary concepts, culinary trends, and gastronomic experience (all the elements that contribute to the appreciation and enjoyment of the meal. Also relevant is research on science-based educational programs in gastronomy, anthropology, gastronomic history and food sociology. All these areas of knowledge are crucial to gastronomy, as they contribute to a better understanding of this broad term and its practical implications for science and society. This journal equally encourages both scientists and chefs to publish original scientific papers, review articles and original culinary works. We seek articles with clear evidence of this interaction. From a scientific perspective, this publication aims to become the home for research from the whole community of food science and gastronomy in Indonesia.
Articles 97 Documents
TINGKAT KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP WISATA KULINER DI KABUPATEN BADUNG I Wayan Mertha; Novanti Murni Prasetyawati
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA Vol 5 No 1 (2017): Jurnal Gastronomi
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52352/jgi.v5i1.98

Abstract

This study aims to determine the level of customer satisfaction of culinary tourism in Kedonganan Beach. Tourists assess the products and services of existing cafes with five dimensions of service quality, namely: tangibles, reliability, responseiveness, assurance and empathy. The number of indicators from all five dimensions is 23 indicators. There are as many as 24 cafes in Kedonganan area, and selected only six cafes representing the north, center, and south of the area. At the six cafes are distributed 100 questionnaires for one week to the guests who have finished enjoying dinner. Collected data were analyzed using ServQual method and Importance Performance Analysis (IPA). The result of the research shows that overall tourists feel that they are not satisfied with Kedonganan Beach culinary, because the difference between expectation and their perception on the 23 indicators is still negative (- 0.74). While the analysis is done by IPA method, it is known that there are four indicators that are considered very important to do, but the implementation is still not in accordance with expectations. The four indicators include food menu and presentation. Indicators assessed to exceed the expectations of tourists include the completeness of the facility, understanding the needs of guests, and speed of service. In addition there are nine indicators that hope and implementation is appropriate, so it needs to be maintained by the management of all cafes in Kedonganan. The nine indicators include food taste, price, and service.
KOMODIFIKASI GUDEG YOGYAKARTA DAN PENGEMBANGAN DALAM INDUSTRI PARIWISATA Sunar .
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA Vol 5 No 1 (2017): Jurnal Gastronomi
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52352/jgi.v5i1.99

Abstract

Indonesian Tradisional Culnery is deversities, but not syatemimatic dodumented yet, becouse its have limited information. This is a study of Gudeg yogyakarta from as a tradisional food until become a trade markfood of yogyakarta. The rusult of studied is that Gudeg yogyakarta is a tradisional food orignal from country (vilage), move to city food, until as a culinery touirist object, and as a comodities. Gudeg Yogyakarta devlope as a market needs especially in cooking and packaging. The taste is kept orginally, from the gudeg with saouce until is made dried (souted gudeg) gudeg yogyakarta. The packaging from “pincuk” made from banana leaf, “besek” made from bamboe plaited, until caned gudeg. The caned Gudeg Yogyakarta is indicated that gudeg yogyakarta is comidificated as a change worth.
FRONT MATTER VOL 4 NO 1 2016 Editorial Team
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA Vol 4 No 1 (2016): Jurnal Gastronomi
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52352/jgi.v4i1.162

Abstract

-
STUDI PASAR WISATAWAN NUSANTARA DAN SRATEGI PEMASARAN BAGI PRODUK KOPI DI BALI Amirosa Ria Setiadji
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA Vol 4 No 1 (2016): Jurnal Gastronomi
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52352/jgi.v4i1.163

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Lumbung Sari Luwak Kopi agrowisata yang berlokasi di Ubud, Bali, dan Domba Coffee yang berlokasi di Kuta. Tujuan ndari penelitian Madalah untuk mengetahui potensi produk kopi bagi pasar wisatawan nusantara, dan mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan. Kreatifitas dalam mengemas produk kopi merupakan suatu hal yang dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan nusantara, menciptakan tampilan showroom yang menarik dapat menjadi suatu atraksi yang ingin diabadikan wisatawan dan membangun kesan tersendiri, pemasar diharapkan aktif mempromosikan lewat media sosial, dengan bantuan komentar dari para konsumen ataupun wisatawan yang pernah berkunjung, perusahaan kopi sebaiknya bekerja sama dengan biro perjalanan wisata dalam meningkatkan kedatangan wisatawan nusantara. Menciptakan nilai, merk, pelayanan dan mebangun hubungan dengan saluran konsumen adalah strategi yang harus dilakukan.
STUDI AYAM BETUTU SEBAGAI WARISAN BUDAYA KULINER BALI Apri .; I Made Rumadana
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA Vol 4 No 1 (2016): Jurnal Gastronomi
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52352/jgi.v4i1.164

Abstract

Ini adalah sebuah studi tentang Kuliner Tradisional Bali Ayam Betutu dari aspek: Histori Pengolahan, Perngembangan dan kaitannya dengan Social budaya yang ada pada masyarakat Bali. Dimana Ayam betutu merupakan kuliner yang fenomenal pekembangannya. Dalam histori betutu banyak dikaitakan dengan sebuah nama yakni Men tempeh sebagai pemula yang mempolulerkan Ayam bebtutu, Pengolahan sampai saat ini sudah memanfaatkan teknologi modern, dan kaitannya dengan social budaya padadasarnya ayam betutu ada kaitaannya upara agama hindu sebagai pelengkap upara, dan perkembannganya ayam betutu lebih pada komoditas yang menghasilkan nilai tukar.
UJI KANDUNGAN BETACAROTEN, VITAMIN C, KALSIUM DAN FOSFOR PADA WORTEL YANG DIMASAK DENGAN SLOW COOKING DALAM YANG BERBEDA Eldwen Jaury; Ida Ayu Kalpikawati
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA Vol 4 No 1 (2016): Jurnal Gastronomi
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52352/jgi.v4i1.165

Abstract

Slow Cooker/Crock-pot ini adalah alat yang digunakan untuk memasak makanan dengan suhu rendah dalam waktu yang relatif lama. Panas dapat merusak vitamin dan mineral yang terdapat pada bahan makanan, terutama sayuran. Penggunaan Slow Cooker dimungkinkan dapat meminimalisir kerusakan pada vitamin dan mineral yang terdapat dalam bahan makanan karena suhu yang digunakan dalam proses memasak lebih dapat diatur dengan bantuan komputerisasi dari Slow Cooker. Penggunaan metode memasak Slow Cooking juga tidak hanya menambah rasa, tetapi juga dapat mengempukan potongan sayuran yang keras, karena dengan proses memasak yang lama dengan suhu rendah dapat melembutkan serat pada sayur tanpa kehilangan banyak dari kandungan vitamin dan mineral dari bahan makanan itu sendiri. Dalam eksperimen ini dilakukan memasak wortel dengan suhu 70°C selama 10 menit, 15 menit dan 20 menit, hasil uji laboratorium menunjukan semakin lama dimasak kandungan beta carotene, vitamin C, Kalsium dan fosfor semakin banyak yang keluar.
SOSIS BERBAHAN DASAR TEMPE KEDELAI I Nyoman Sukana Sabudi
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA Vol 4 No 1 (2016): Jurnal Gastronomi
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52352/jgi.v4i1.166

Abstract

Sosis berbahan dasar tempe merupakan penelitian eksperimen. Tujuanpenelitian untuk mengetahui kualitas sosis berbahan dasar tempe kedelai, sosis campuran 50% tempe dengan 50% daging ayam, sosis daging ayam dari segi penampilan/warna, aroma, rasa, tekstur, dan nilai gizi: protein, lemak dan karbohidrat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah organoleptik dan analisis kimia. Hasil penelitian dari segi organoleptik: warna, aroma, rasa dan tekstursosis tempe kedelai, sosis campuran dan sosis ayam sangat baik (untuk ketiga perlakuan), sedangkan dari nilai gizi sosis ayam kandungan: protein 13,32%, lemak 19,43% dankarbohidrat 6,17%, sosis campuran kandungan: protein 16,72%, lemak 14,32% dan karbohidrat 13,20, sosis tempe kedelai kandungan: protein 8,27%. lemak 11,53% dan karbohidrat 19,88%. Sosis tempe kedelai paling rendah kadar lemaknya.
KARAKTERISTIK WINE SALAK PADA BERBAGAI JENIS DAN KONSENTRASI BAHAN PENJERNIH Ida Bagus Wayan Gunam; Luh Putu Wrasiati; Deddy Setiadi Kadir Madjid
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA Vol 4 No 1 (2016): Jurnal Gastronomi
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52352/jgi.v4i1.167

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi bahan penjernih terhadap karakteristik wine salak, serta untuk menentukan jenis dan konsentrasi bahan penjernih yang dapat menghasilkan karakteristik wine salak yang terbaik. Rancangan yang dipergunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorialyang terdiri dari 2 faktor, faktor 1 adalah jenis bahan penjernih yang terdiri dari 3 level yaitu bentonit, kitosan dan gelatin. Faktor 2 adalah konsentrasi bahan penjernih yang terdiri dari 5 level yaitu 0,5 ppm; 1,0 ppm; 1,5 ppm; 2,0 ppm; 2, 5 ppm. Masing-masing perlakuan dikelompokkan menjadi 3 kelompok berdasarkan waktu penjernihannya, sehingga diperoleh 45 unit percobaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan apabila terdapat pengaruh maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahan penjernih kitosan dengan konsentrasi 1,5 ppm diperoleh tingkat kejernihan yang terbaik 0,010 A, menghasilkan karakteristik wine salak dengan kadar alkohol 12,54%, pH4,2, dan total padatan terlarut 7,5 mg. L '. Aroma, citarasa dan penerimaan secara keseluruhan wine salak yang dijernihkan dengan kitosan 1,5 ppm disukai oleh panelis.
MENJADIKAN KULINER SEBAGAI RUMPUN ILMU DI INDONESIA M. Nasution A,
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA Vol 4 No 1 (2016): Jurnal Gastronomi
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52352/jgi.v4i1.168

Abstract

Indonesia merupakan negara besar yang memiliki keindahan alam dan keanekaragaman budaya yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.Salah satu dari wujud kebudayaan di Indonesia adalah makanan atau kuliner. Kuliner Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 17.508 pulau dan memegang tempat penting dalam budaya nasional. Dewasa ini bidang kuliner bukan hanya suatu bentuk keahlian, tetapi juga merupakan suatu ilmu yang berkembang menjadi pengetahuan baru. Para pelakunya bisa menciptakan sebuah kreasi, sistem, dan teknik yang lebih efektif dan efisien untuk menghasilkan resep-resep yang lebih berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat
UJI LABORATORIUM DAN SENSORY DODOL BONGGOL PISANG Ngakan Putu Sudiarta
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA Vol 4 No 1 (2016): Jurnal Gastronomi
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52352/jgi.v4i1.169

Abstract

Eksperimen ini merupakan eksperimen laboratorium, yakni pembutanan dodol dengan bahan dasar bonggol pisang. Bonggol pisang adalah limbah tanaman yang belum dimanfaatkan selain sebagai rabuk, padahal banyak terkandung nilai gizi didalamnya. Tehnikpengujian yang digunakan adalah Sensory evaluation untuk mendapatkan pemahaman kualitas dodol yang dihasilkan, Sedangkan pengujian kandungan gizi dilakukan dengan uji laboratorium. Hasilnya uji sensory diperoleh dodol yang berorama sedap, warna ccoklat, rasa manis, dan tekstur agak kenyal. Sedang uji laboratorium adalah kandungan air 12,9216%, abu 3,9903%, protein 6,0783%, lemak 9,6821%, karbohidrat 67,2777%

Page 2 of 10 | Total Record : 97