cover
Contact Name
Muhamad Suhardi
Contact Email
jurnal.P4I@gmail.com
Phone
+6289681071805
Journal Mail Official
jurnal.P4I@gmail.com
Editorial Address
Lingkungan Handayanai, Kel. Leneng, Kec. Praya, Kab. Lombok Tengah
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
LANGUAGE: Jurnal Inovasi Pendidikan Bahasa dan Sastra
ISSN : 28072316     EISSN : 28071670     DOI : https://doi.org/10.51878/language.v1i2.659
Core Subject : Education, Social,
LANGUAGE: Jurnal Inovasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Innovation contains writings/articles on the results of thoughts and research results written by teachers, lecturers, experts, scientists, practitioners, and reviewers in all disciplines related to Language and Literature Education
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 78 Documents
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA SISWA KELAS IX MELALUI MODEL LATAR DAN ALUR SUYATUN SUYATUN
LANGUAGE : Jurnal Inovasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.711 KB) | DOI: 10.51878/language.v1i2.698

Abstract

Writing skill is one of the language skills that is no less important and must be mastered by students. Likewise, short story writing skills. Through teaching literature, students can instill cultural, religious, historical, social, ethical and aesthetic values. Meanwhile, learning to write short stories is a subject that students do not like. To overcome these problems, an appropriate learning model is needed. Direct learning combined with background and flow models is one of the models that can be used to overcome these problems. Direct teaching model (MPL) is learning that is specifically designed to develop students' learning about declarative knowledge and procedural knowledge, which is taught step by step. So that learning to write short stories is more focused, MPL is combined with a background and plot model. The problem in this study is how to increase the ability to write short stories by applying direct instruction to class IX A students of SMP Negeri 3 Ngrambe, Ngawi through the background and plot model? Based on the observations in the first cycle, student activity was 57.2% and in the second cycle it was 73%. While the results of the short story assessment in the first cycle the average value is 73.42 with a completeness of 66.1% and in the second cycle the average value of the class reaches 78.1 with a completeness of 85%. So it can be concluded that, by applying direct instruction in learning to write short stories in class IXA SMP Negeri 3 Ngrambe, Ngawi through the background and plot model, it can increase the activities of the learning process and can improve short story writing skills. ABSTRAKKeterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang tak kalah penting dan harus dikuasai oleh siswa. Demikian juga keterampilan menulis cerpen. Melalui pengajaran sastra dapat menanamkan nilai-nilai budaya, religius, historis, sosial, etika maupun estetika pada siswa. Sementara, pembelajaran manulis cerpen termasuk pelajaran yang tidak disenangi siswa. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan sebuah model pembelajaran yang tepat. Pembelajaran langsung yang dipadukan dengan model latar dan alur salah satu model yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Model pengajaran langsung (MPL) merupakan pembelajaran yang khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural, yang diajarkan selangkah demi selangkah. Agar pembelajaran menulis cerpen lebih terarah, MPL dipadukan dengan model latar dan alur. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis cerpen dengan penerapan pembelajaran langsung (direct intruktion) pada siswa kelas IX A SMP Negeri 3 Ngrambe, Ngawi melalui model latar dan alur? Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I, keaktifan siswa 57,2% dan pada siklus II menjadi 73%. Sedangkan hasil penilaian cerpen pada siklus I nilai rata-rata 73,42 dengan ketuntasan 66,1% dan pada siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 78,1 dengan ketuntasan 85%. Maka dapat disimpulkan bahwa, dengan penerapan pembelajaran langsung (direct intruktion) dalam pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas IXA SMP Negeri 3 Ngrambe, Ngawi melalui model latar dan alur dapat meningkatkan aktivitas proses pembelajaran dan dapat meningkatkan keterampilan menulis cerpen.
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI MAN 5 SLEMAN NOOR HAYANTI
LANGUAGE : Jurnal Inovasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/language.v1i2.741

Abstract

This research is conducted to improve the student learning activity and learning outcomes by using role playing method at MAN 5 Sleman. The improvement of the student learning activity and learning outcomes has been done by using role playing method. This research is classroom action research which was conducted in two cycles. Each cycle consisting of planning, action, observation, and reflection. The subject of this research is the twelve science graders with the total number of students are 29. The data collection techniques used in this study were observation and written test. Observation is used to determine the activeness of students, while test is used to determine learning outcomes. The results showed that by the implementation of the role playing method, the activeness of students from the former condition, cycle 1, and cycle 2 increased. This can be seen from the percentage of activity in the low category that continues to decline from 62,1% - 50,0% - 8,6%, the medium category increased from 34,5% - 43,1% - 53,4% and the high category increased from 3,4% - 6,9% - 38%. An increase also occurred in the score of student learning outcomes. From the former conditioncycle 1 to cycle 2 has increased. Students who completed in the former condition were 20,7% increased to 62,1% in cycle 1 and in cycle 2 increased to 82,8%. The results of this study showed that the implementation of role playing strategy has been successful since there was an increase in students learning activity and learning outcomes. ABSTRAKPenelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode role playing di MAN 5 Sleman. Peningkatan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa dilakukan dengan menggunakan metode role playing. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA yang berjumlah 29 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi dan tes tertulis. Observasi digunakan untuk mengetahui keaktifan belajar siswa, sedangkan tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan metode role playing, keaktifan belajar siswa dari kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 meningkat. Hal ini terlihat dari persentase aktivitas pada kategori rendah yang terus menurun dari 62,1% - 50,0% - 8,6%, kategori sedang meningkat dari 34,5% - 43,1% - 53,4% dan kategori tinggi meningkat dari 3,4% - 6,9% - 38%. Peningkatan juga terjadi pada skor hasil belajar siswa. Dari kondisi awal, siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan. Siswa yang tuntas pada kondisi awal sebesar 20,7% meningkat menjadi 62,1% pada siklus 1 dan pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 82,8%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode role playing telah berhasil karena adanya peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.
PENERAPAN METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE (TPR) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVAS BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI ZIAH QUARTINA
LANGUAGE : Jurnal Inovasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/language.v1i2.758

Abstract

This method aims to improve the quality of learning and the participation of students who are still low in the English learning process. Solving the problem of low participation or motivation of students related to learning outcomes by applying the Total Physical Response (TPR) method. The application of this method is carried out in 2 (two) cycles. The technique of collecting data is through observation by teachers and collaborators (observers) and data analysis is carried out in a descriptive manner with the percentage technique. The level of participation or motivation of students is expressed in high, medium and low categories. Based on the results of the study, it can be concluded that using the Total Physivcal Response (TPR) method can increase the motivation to learn English for class XI TKRO B SMKN 2 Banjarbaru students in the even semester of the 2019/2020 school year on Recount Text material. ABSTRAKMetode ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan partisipasi peserta didik yang masih rendah dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris. Pemecahan masalah rendahnya partisipasi atau motivasi peserta didik yang berkaitan dengan hasil belajar dengan penerapan metode Total Physical Response(TPR). Penerapan metode ini dilaksanakan sebanyak 2 (dua) siklus. Teknik pengumpulan data melalui observasi oleh guru dan kolaborator (observer) dan analisis data dilakukan secara deskripsi dengan teknik persentase. Tingkat partisipasi atau motivasi peserta didik dinyatakan dengan kategori tinggi, sedang dan rendah. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode Total Physivcal Response (TPR) dapat meningkatkan motivasi belajar Bahasa Inggris peserta didik kelas XI TKRO B SMKN 2 Banjarbaru semester genap tahun pelajaran 2019/2020 pada materi Recount Text.
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA MATAPELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TIME TOKEN DI KELAS X SMA NEGERI 5 MEDAN BETI ROHAINI
LANGUAGE : Jurnal Inovasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/language.v1i2.759

Abstract

This research is a Classroom Action Research which aims to improve students' speaking skills by using the Time Token model. The subjects in this study were students of class X SMA Negeri 5 Medan who collected 35 students. The tool used in data collection is observations made during the learning process in order to get the speaking skills of the main students of anecdotal language texts. This study consisted of 2 cycles, namely cycles I and II. Each cycle consists of 4 stages, namely the stages of planning, implementation, observation, and reflection. Based on the research, it was shown that the initial observations obtained the following average values: In the first cycle of meeting 1 there were 9 people (26%) who were skilled at speaking, 26 people (74%) were less skilled at speaking. conducted on the teacher showed 65 and observations of the activities obtained 56.87. In cycle 1 meeting 2 there were 18 students (51%) who were declared skilled at speaking, 17 people (49%) were less skilled at speaking. conducted on the teacher showed a value of 67.5 and observations of activities obtained from the value of 65.50. In the second cycle of meeting 1 there were 29 students (83%) who were skilled at speaking, 6 people (17%) were less skilled at speaking. which was carried out on teacher activities showed a value of 75 and student activities showed a value of 73.87. In the second cycle of meeting 2 there were 33 students (100%) who were declared skilled in speaking. And the results of observations of teacher activities show a value of 85, and student activities show a value of 85.75. Based on the results of this study, it can be said that using the Time Token learning model can improve students' speaking skills in Indonesian subjects on the subject matter of anecdotal texts in class X SMA Negeri 5 Medan. ABSTRAKPenelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan meningkatkan keterampilan berbicara siswa dengan menggunakan model Time Token. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 5 Medan yang berjumlah 35 orang siswa. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi yang dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung guna mendapatkan keterampilan berbicara siswa pokok bahasan teks anekdot. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, yaitu siklus I dan II. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada observasi awal diperolah nilai rata-rata sebagai berikut : Pada siklus I pertemuan 1 terdapat 9 orang siswa (26%) yang dinyatakan terampil berbicara, 26 orang siswa (74%) yang kurang terampil berbicara. Pengamatan yang dilakukan terhadap guru menunjukkan nilai 65 dan pengamatan terhadap aktivitas siswa diperoleh nilai 56,87. Pada siklus 1 pertemuan 2 terdapat 18 orang siswa (51%) yang dinyatakan terampil berbicara, 17 orang siswa (49%) yang kurang terampil berbicara. Pengamatan yang dilakukan terhadap guru menunjukkan nilai 67,5 dan pengamatan terhadapak aktivitas siswa diperoleh nilai 65,50. Pada siklus II pertemuan 1 terdapat 29 orang siswa (83%) yang dinyatakan terampil berbicara, 6 orang siswa (17%) yang kurang terampil berbicara. Pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas guru menunjukkan nilai 75 dan aktivitas siswa menunjukkan nilai 73,87. Pada siklus II pertemuan 2 terdapat 35 orang siswa (100%) yang dinyatakan terampil berbicara . Dan dari hasil pengamatan aktivitas guru menunjukkan nilai 85, dan aktivitas siswa menunjukkan nilai 85,75. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Time Token dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada materi pokok teks anekdot di kelas X SMA Negeri 5 Medan.
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS MATERI IF CONDITIONAL TYPE 1 MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION SRI HARNINGSIH
LANGUAGE : Jurnal Inovasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/language.v1i2.791

Abstract

The purpose of this research is to know whether Learning Model of Group Investigation can increase the students’achievement of XI MIPA 1 SMAN 1 Pemalang on the third semester in academic year 2021/2022.The subject of this classroom action research is the students of XI MIPA 1 of SMAN 1 Pemalang on third semester in academic year 2021/2022. The research variable consists of students and teacher variable. The students variable can be seen on their ability on solving the questions, while the teacher variable is seen by considering the way she plan the lesson and she conducts the classroom activity. This research is conducted in 3 cycles and each cycle consists of 4 steps, those are planning, conducting, observing and rfeflecting. The indicators of its success is measured when at least 75 % students achieve the learning completion after the implementation of Group Investigation Model. From the result of this classroom action research, it is gained that the students’achievement in English especially in ‘If Conditional’ can increase significantly. The increasing of the achievement can be shown by: 1) The average of students’achievement on cycle I is 7.14, on cycle II is 7.44, and on cycle III is 8.44, and then students learning completion on cycle I is 17 students or 47.22%, on cycle II is 22 students or 72,22 %, and on cycle III is 36 students or 100 %, and finally the classical learning completion on cycle I is 47.22 %, Cycle II is 72.22 %, and on Cycle III achieving 100%. It means that students achievement on English ‘If Conditional’ can increase in every cycle and it has completed indicator that has been determined. Beside that, there is an increasing students activity during the teaching learning process, both individually and classically. Based on the distribution of questionnaire for the students, it can be seen that students’ respond of XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Pemalang on the third Semester in academic year 2021/2022 toward the implementation of Group Investigation Model achieving 83.14 % state that they extremely agree or in a high category. ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan Model Pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Inggris siswa kelas XI MIPA-1 semester gasal Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pemalang tahun pelajaran 2021/2022.Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI MIPA-1 Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pemalang pada Semester Gasal Tahun Pelajaran 2021/2022. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel siswa dan variabel guru. Variabel siswa dengan melihat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, sedangkan variabel guru yaitu dengan melihat cara guru membuat rencana pembelajaran dan bagaimana pelaksanaannya di dalam kelas.Penelitian dilakukan dengan tiga siklus dan masing-masing siklus terdiri atas empat tahapan, yakni: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Indikator keberhasilan ditetapkan bila minimal terdapat 75% siswa mencapai ketuntasan belajar setelah diterapkan Model Group Investigation. Dari hasil peneltian tindakan ini diperoleh informasi bahwa ada peningkatan prestasi belajara Bahasa Inggris siswa kelas XI MIPA-1 Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pemalang pada Semester Gasal Tahun Pelajaran 2021/2022. Peningkatan itu ditunjukkan dengan: (1) rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus I adalah 7,14; pada siklu siklus II adalah 7,44; dan pada siklus III adalah 8,44 (2) ketuntasan belajar siswa pada siklus I adalah 17 siswa atau 47,22%; siklus II adalah 22 siswa atau 72,22%; dan pada siklus III adalah 36 siswa atau 100%; (3) ketuntasan belajar klasikal pada siklus I adalah 47,22%; siklus II adalah 72,22%; dan pada siklus III mencapai 100,00%. Ini berarti prestasi belajar Bahasa Inggris siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus dan sudah melampaui indikator yang telah ditentukan. Disamping itu juga ada peningkatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran, baik secara individu maupun secara kelompok.Berdasarkan hasil penyebaran angket untuk siswa menunjukkan bahwa respon siswa kelas XI MIPA-1 Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pemalang pada Semester Gasal Tahun Pelajaran 2021/2022 terhadap pelaksanaan Model Group Investigation mencapai 83,14% menyatakan sangat setuju atau dalam kategori tinggi.
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA KEMAMPUAN BERPIDATO PERSUASIF DENGAN TINGKAT PERCAYA DIRI SISWA KELAS 9 SMPN 22 JAKARTA BARAT INNEKE IRIANI MALAU
LANGUAGE : Jurnal Inovasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/language.v1i2.848

Abstract

The goal of this study is to develop persuasive speech skills and confidence in the Indonesian language subject for class IX of SMP Negeri 22 West Jakarta in the 2021/2022 academic year. This is a classroom action research study (CAR). The participants in this study were 34 students in grade IX from SMP Negeri 22 West Jakarta during the academic year 2021/2022. This study was classified into four stages: (1) preparation, (2) implementation, (3) observation, and (4) reflection. The study was divided into three (three) cycles: cycle I, cycle II, and cycle III. The findings of this study show that self-confidence has an impact on Indonesian students' learning outcomes, particularly their capacity to deliver compelling speeches in class IX at SMP Negeri 22 during the 2021/2022 academic year. The average value of 58.69 was calculated from the results of the first cycle analysis, with a degree of completeness of 70%. The average value was 74.59 in the second cycle, with an 84.29 percent completion rate. This indicates that students have not yet attained full mastery of their subject matter. Cycle III saw a rise, with an average value of 83.99 or already being included in very good criteria with a percentage of completion of 90.67 percent.This demonstrates that the average value and percentage of mastery learning scores increased in cycle III, and this research is completed in cycle III because these 3 (three) criteria matched the criteria for completeness. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar kemampuan berpidato persuasif dengan tingkat percaya diri pada mata pelajaran bahasa Indonesia untuk kelas IX SMP Negeri 22 Jakarta Barat tahun pelajaran 2021/2022. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IX SMP Negeri 22 Jakarta Barat tahun ajaran 2021/2022 berjumlah 34 siswa. Prosedur penelitian ini dilakukan melalui empat tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan dan (4) refleksi. Penelitian ini dilaksanakan melalui 3 (tiga) siklus terdiri dari siklus I dan siklus II. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat percaya diri berpengaruh terhadap hasil belajar bahasa Indonesia khususnya kemampuan berpidato persuasif pada siswa kelas IX SMP Negeri 22 tahun ajaran 2021/2022. Dari hasil análisis siklus I diperoleh nilai rata-rata 58,69 dengan persentase ketuntasan 70%. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata adalah 74,59 dengan persentase ketuntasan 84,29%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum sepenuhnya mencapai ketuntasan belajar. Pada siklus III, ada peningkatan, peningkatan untuk siklus III dengan nilai rata-rata 83,99 atau sudah termasuk kriteria sangat baik dengan persentase ketuntasan mencapai 90,67%. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan nilai rata-rata dan presentase nilai ketuntasan belajar pada siklus III, karena 3 (tiga) kriteria ini sudah memenuhi kriteria ketuntasan maka penelitian ini diselesaikan di siklus III.
PENGGUNAAN METODE DISKUSI DARING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA TUKINAH TUKINAH
LANGUAGE : Jurnal Inovasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/language.v1i2.850

Abstract

During this pandemic, distance learning is required using virtual applications. This results in reduced communication between students, the loss of closeness between students and teachers, so that the material is not conveyed evenly. One of the impacts is also the decrease in students' understanding of the Indonesian language material, even though Indonesian is a bridge for other subjects, in social life, and even communicating with oneself. For this reason, the authors conducted research related to discussion methods to improve students' Indonesian language skills. The discussion method has several advantages and benefits such as strengthening student-teacher relationships but can be at risk of fights and relationship gaps between students outside of class hours, then makes students able to think critically about an information obtained but can risk making only a few students dominate the discussion, in addition to it can also make class time less boring but there is a possibility that it takes up a lot of class hours or even discussions are not finished, etc. After conducting the analysis, it is known that the variables are normally distributed so that the comparison test method that can be used is to use the paired t test, the result of this test is to get a p-value to reject the null hypothesis of 5.135x10-7 which means that there are differences in student scores before and after after the discussion method was carried out, where the value of learning with the discussion method was better due to a higher average of 77.25. ABSTRAKDalam masa pandemi ini mengharuskan dilaksanakannya pembelajaran jarak jauh menggunakan aplikasi virtual. Hal ini menyebabkan berkurangnya komunikasi antar siswa, hilngnya kedekatan siswa dan guru, hingga tidak tersampaikannya materi secara merata. Salah satu imbasnya juga berkurangnya pemahaman siswa terhadap materi Bahasa Indonesia, padahal Bahasa Indonesia merupakan jembatan untuk mata pelajaran lain, dalam kehidupan sosial, bahkan berkomunikasi dengan diri sendiri. Untuk itu penulis melakukan penelitian terkait metode diskusi untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Indonesia siswa. Metode diskusi memiliki beberapa keunggulan dan manfaat seperti mempererat hubungan murid dan guru tetapi dapat beresiko perkelahian dan kesenjangan hubungan antar siswa di luar jam pelajaran, kemudian membuat siswa mampu berpikir kritis terhadap suatu informasi yang didapatkan tetapi dapat beresiko membuat beberapa siswa saja yang mendominasi diskusi, selain itu juga dapat membuat waktu pelajaran tidak membosankan tetapi adanya kemungkinan bahwa menyita banyak jam pelajaran atau bahkan tidak terselesaikannya diskusi, dll. Setelah melakukan analisis diketahui bahwa variabel berdistribusi normal sehingga metode uji perbandingan yang dapat digunakan adalah menggunakan uji paired t test, hasil dari uji ini adalah dapatkan nilai p-value untuk menolak hipotesis null sebesar 5.135x10-7 yang mengartikan bahwa adanya perbedaan nilai siswa sebelum dan setelah dilakukannya metode diskusi, di mana nilai pembelajaran dengan metode diskusi lebih baik dikarenakan rata-rata yang lebih tinggi yaitu sebesar 77.25.
KOOPERATIF MODEL TGT PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA N. RANI SUNINGSIH
LANGUAGE : Jurnal Inovasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/language.v1i2.871

Abstract

This research was conducted in Class IX H SMPN 1 Plered - Purwakarta. This study aims to describe the process of improving student achievement in learning Indonesian in class IX H of SMPN 1 Plered - Purwakarta by using the TGT cooperative model, starting from the planning, implementation and evaluation processes. In addition, this study uses a qualitative descriptive approach and classroom action. To find out the increase in student achievement in learning Indonesian, this research was conducted in three cycles. This study begins with a pre-test and ends with a post-test. The results showed that by using the cooperative TGT model, the comparison scores for pre-test and post-test increased significantly. This can be seen from the results of the analysis that students' learning achievement faces an increase from cycle I to cycle III, namely, cycle I (60, 71%), cycle II (75.00%), cycle III (89, 29%). ABSTRAKPenelitian ini dilaksanakan di Kelas IX H SMPN 1 Plered - Purwakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada kelas IX H SMPN 1 Plered - Purwakarta dengan menggunakan kooperatif model TGT, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Selain itu, metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan tindakan kelas. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia, penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, Penelitian ini diawali dengan pre-test dan diakhiri dengan post-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan menggunakan kooperatif model TGT, skor perbandingan untuk pre-test dan post-test meningkat secara signifikan. Hal ini terlihat dari hasil analis didapatkan kalau prestasi belajar siswa hadapi kenaikan dari siklus I hingga siklus III ialah, siklus I (60, 71%), siklus II (75, 00%), siklus III (89, 29%).
PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEOSCRIBE SEBAGAI ALTERNATIF PEMBELAJARAN DARING BAHASA INDONESIA DI SMKN 1 CANGKRINGAN YUNIASIH YUNIASIH
LANGUAGE : Jurnal Inovasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/language.v2i1.964

Abstract

Interaction in online learning is very limited so educators must be creative and innovative in choosing learning media, especially in Indonesian subjects in order to improve student learning outcomes at home. The application of videoscribe learning media in Indonesian online learning is one of the uses of animation-based learning media technology that is in accordance with the times so that it is expected to improve the quality of education. The purpose of this best practice is to describe the use of the videoscribe learning media as an alternative to online learning Indonesian class XI at SMKN 1 Cangkringan. The best practice was carried out in November, Odd Semester of the 2020/2021 Academic Year with 66 students as research subjects. The purpose of this scientific paper is to describe the improvement of learning outcomes by utilizing videoscribe learning media technology as an alternative online learning media in Indonesian subjects. The application of videoscribe learning media can improve online learning outcomes, namely (1) online learning outcomes for knowledge KD have increased by 24.42%, while online learning outcomes for skills KD have increased by 23.47%. In addition, the level of completeness of students has increased. The increase in mastery of KD knowledge students is 37.36%, while the increase in mastery of KD skills students is 53.59%. ABSTRAKInteraksi dalam pembelajaran daring sangat terbatas sehingga pendidik harus bisa kreatif dan inovatif memilih media pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia agar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik di rumah. Penerapan media pembelajaran videoscribe dalam pembelajaran daring Bahasa Indonesia merupakan salah satu pemanfaatan teknologi media pembelajaran berbasis animasi yang sesuai dengan perkembangan zaman sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan. Tujuan best practice ini adalah untuk mendeskripsikan pemanfaat media pembelajaran videoscribe sebagai alternatif pembelajaran daring Bahasa Indonesia kelas XI di SMKN 1 Cangkringan. Praktik terbaik dilakukan pada bulan November, Semester Ganjil Tahun Ajaran 2020/2021 dengan subyek penelitian sejumlah 66 siswa. Tujuan karya tulis ilmiah ini untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar dengan memanfaatkan teknologi media pembelajaran videoscribe sebagai alternatif media pembelajaran daring pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penerapan media pembelajaran videoscribe dapat meningkatkan hasil belajar daring yaitu (1) hasil belajar daring KD pengetahuan mengalami peningkatan sebesar 24,42%, sedangkan peningkatan hasil belajar daring KD keterampilan sebesar 23,47%. Selain itu, tingkat ketuntasan peserta didik mengalami peningkatan. Peningkatan ketuntasan peserta didik KD pengetahuan sebesar 37,36%, sedangkan peningkatan ketuntasan peserta didik KD keterampilan sebesar 53,59%.
PENGGUNAAN MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENULIS TEKS FABEL ATAU LEGENDA ISA APRIL SETYAWATI
LANGUAGE : Jurnal Inovasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/language.v2i1.965

Abstract

This study aims to improve the skills of writing fable or legend texts in students. The research used is classroom action research. What is being researched is the application of learning with the Project Based Learning model, increasing student activity and learning outcomes in terms of writing fable or legend texts. This study uses observation to determine the learning process of Project based Learning, observation to determine the activity of students, and tests to determine student learning outcomes. The results showed that the learning process using the project based learning model was as follows: Phase 1 Apperception, Phase 2: Determining the project by determining the basic questions, Phase 3: designing project plans, Phase 4: Preparing a schedule, Phase 5: Monitoring students and project progress, Stage 6: Testing Results, Stage 7: Evaluating the experience. Learning using the project based learning model shows that the activeness from the initial conditions to cycle 1 and to cycle 2, the percentage of students whose activity is in the low category continues to decrease, namely 53.13% -37.50% -12.50% . Meanwhile, the medium category continued to increase, namely 28.12% -37.50% -56.25%. The high category also continued to increase, namely 18.75% - 25.00% -31.25%. This research using a project based learning model shows that student learning outcomes from the initial conditions to cycle 1 and cycle 2 have increased after the action has been taken. The percentage of students who have not completed continuously has decreased, namely 46.63% -31.25% -9.37%. As for students who experience complete learning outcomes continuously, there is an increase, namely, 59.37% -68.75% - 90.63%. The average value from the initial conditions to cycle 1 and to cycle 2 continued to increase, namely 67.19 -72.34 -78.94. The indicator of the success of this CAR is that this CAR is said to be successful if the percentage of students whose learning outcomes have been completed reaches a minimum of 85%. And from the table shows that the percentage of students whose grades have completed has reached 90.63%, then this CAR has been successful. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan menulis teks fabel atau legenda pada peserta didik. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Yang diteliti adalah penerapan pembelajaran dengan model Project Based Learning, peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam hal menulis teks fabel atau legenda. Penelitian ini menggunakan observasi untuk mengetahui proses pembelajaran Project based Learning, observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik, dan tes untuk mengetahui hasil belajar peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan model project based learning adalah sebagai berikut : Tahap 1 Apersepsi, Tahap 2: Penentuan proyek dengan menentuan pertanuyaan mendasar, Tahap 3: mendesain perencanaan proyek, Tahap 4: Menyusun Jadwal, Tahap 5: Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek, Tahap 6: Menguji Hasil, Tahap 7: Evaluasi pengalaman. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran project based learning ini menunjukkan bahwa keaktifan dari kondisi awal ke siklus 1 dan ke siklus 2 persentase peserta didik yang keaktifannya dengan katagori rendah terus menerus mengalami penurunan, yakni 53,13% -37,50% -12,50%. Sedangkan yang katagori sedang terus menerus mengalami peningkatan, yakni 28,12% -37,50% -56,25%. Adapun yang katagri tinggi pun terus-menerus mengalami kenaikan, yakni 18,75% - 25,00% -31,25%. Penelitian dengan model project based learning ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswadari kondisi awal ke siklus 1, dank e siklus 2 mengalami peningkatan setelah dilakukan tindakan. Persentase peserta didik yang belum tuntas secara terus-menurus mengalami penurunan, yakni 46,63% -31,25% -9,37%. Adapun untuk peserta didik yang mengalami ketuntasan hasil belajar terus menerus memgalami peningkatan yakni, 59,37% -68,75% - 90,63%. Nilai rata-rata pun dari kondisi awal ke siklus 1 dan ke siklus 2 pun terus-menerus mengalami peningkatan, yakni 67,19 -72,34 -78,94. Indikator keberhasilan PTK ini adalah, bahwa PTK ini dikatakan berhasil jika presentase peserta didik yang nilai hasil belajarnya sudah tuntas mencapai menimal 85%. Dan dari table menunjukkan bahwa persentase peserta didik yang nilainya tuntas sudah mencapai 90,63%, maka PTK ini sudah berhasil.