cover
Contact Name
Abdul Jalil
Contact Email
abdul.jalil@uho.ac.id
Phone
+6282302510306
Journal Mail Official
kabanti.antropologi@uho.ac.id
Editorial Address
Jurusan Antropologi, Gedung Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo, Kampus Hijau Tridarma Anduonohu Jl.H.E.A. Mokodompit ,Kendari, Sulawesi Tenggara
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Kabanti : Jurnal Kerabat Antropologi
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 26228750     EISSN : 25033468     DOI : https://doi.org/10.33772/kabanti
KABANTI: Jurnal Kerabat Antropologi, merupakan ruang bagi mahasiswa Strata 1 (S1) Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Halu Oleo (UHO) yang dikelola oleh Kerabat Antropologi FIB UHO sendiri. Kabanti adalah jurnal ilmiah antropologi yang mengajak kerabat antropologi untuk berpartisipasi menulis artikel ilmiah yang berkaitan dengan kajian-kajian antropologi dan etnografi. Kabanti diterbitkan dua kali setahun pada bulan Januari dan Juli. Nama Kabanti (Buton) atau Kabhanti (Muna), diambil dari tradisi berucap pantun dalam kedua suku tersebut. Kabanti membawa nilai-nilai moral, nilai-nilai keagamaan, petunjuk kehidupan atau petuah, sindiran, percintaan, serta nilai-nilai budaya dan adat istiadat. Tradisi Kabanti, yang bertujuan memperkokoh nilai dan norma dalam masyarakat, saat ini mendekati kepunahan.
Articles 123 Documents
PILIHAN PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI PEREMPUAN Regina Safitri; Syamsumarlin .
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 1 No 2 (2017): Volume 1 Nomor 2, Juli - Desember 2017
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1695.753 KB)

Abstract

Beberapa perempuan berpindah-pindah dokter spesialis kandungan karena ketidakpuasan terhadap pengobatan yang diberikan oleh dokter spesialis kandungan sebelumnya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui masalah apa yang dihadapi oleh perempuan di Fakultas Imu Budaya Universitas Halu Oleo berkaitan dengan kesehatan reproduksi dan ntuk mengetahui apa alasan perempuan di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo memilih dokter spesialis kandungan tertentu dalam merawat kesehatan reproduksi. Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo, pertimbangan karena Fakultas Ilmu Budaya adalah Fakultas baru di UHO. Selain itu, di Fakultas Ilmu Budaya sebagian besar memiliki dosen dan staf yang berusia produktif, dan di dominasi oleh mahasiswi yang masih muda dan memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 9 orang, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berupa Pengamatan (Observation) dan Wawancara Mendalam (Indepth Interview). Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif, dimana data yang telah dikumpulkan dari informan kemudian diinterpretasikan dengan membuat pengelompokkan dan abstraksi sesuai dengan kebutuhan penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masalah yang dihadapi oleh perempuan di Fakultas Ilmu Budaya UHO dibagi menjadi dua sub yakni kehamilan dan penyakit di daerah reproduksi, masalah kehamilan terdiri dari masalah kehamilan sungsang dan keguguran (aborsi spontan), sedangkan penyakit di daerah reproduksi terdiri dari kista, keputihan, nyeri haid berlebihan. Sedangkan alasan perempuan memilih dokter spesialis kandungan tertentu dalam merawat kesehatan reproduksinya adalah memiliki faktor kenyamanan, fakor komunikatif, rekomendasi keluarga atau sahabat, pemilihan alat kontrasepsi. Kata kunci: perempuan, kesehatan reproduksi Kata kunci: perempuan, kesehatan reproduksi
ADAPTASI DALAM BERUMAH TANGGA SETELAH PINDAH AGAMA Rahma Abadi; La Ode Topo Jers .; Hasniah .
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 1 No 2 (2017): Volume 1 Nomor 2, Juli - Desember 2017
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (751.699 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan terjadinya pernikahan pada pasangan yang semula berbeda agama di Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan dan mengetahui adaptasi dalam kehidupan pernikahan setelah berumah tangga di Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2017. Penelitian ini menggunakan teori Perilaku Adaptasi Menurut John. W. Bennet (1976) dan metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode etnografi dengan pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik pengamatan (Observation) dan wawancara mendalam (Indepth Interview). Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif, analisa data dimaksudkan untuk menyederhanakan data yang diperoleh ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alasan terjadinya pernikahan pada pasangan yang semula berbeda agama di Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan karena faktor individu sendiri yang memutuskan untuk berpindah agama mengikut keyakinan yang dianut oleh pasangannya. Selain itu adanya persetujuan dari pihak keluarga pasangan untuk berpindah keyakinan oleh individu sebelum pernikahannya, kemudian alasan ekonomi juga menjadi salah satu penyebab perpindahan agama didalam pernikahan. Sedangkan adaptasi dalam kehidupan pernikahan setelah berumah tangga di Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan yang dilakukan oleh individu dimulai dari penyesuaian diri terhadap pasangan dengan cara pembauran ajaran agama Islam yang dilakukan dalam kehidupan rumah tangga maupun pada lingkungan sekitar, selanjutnya penyesuaian diri yang kedua adalah adaptasi terhadap keluarga asal dengan membina hubungan silaturahmi keluarga. Kata kunci: agama, pernikahan, adaptasi.
KACANG GORENG DAN AJANG PENCARIAN JODOH Wa Ode Rosdiana; La Ode Topo Jers; Ashmarita .
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 1 No 2 (2017): Volume 1 Nomor 2, Juli - Desember 2017
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.529 KB)

Abstract

Tradisi penjualan kacang goreng (rapo-rapo) atau biasa dikenal dengan kacang jodoh yang dilakukan oleh gadis-gadis Kelurahan Wandoka Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi yang berlangsung satu kali setahun pada Bulaan Ramadhan, merupakan salah satu tradisi unik sehingga dilakukan penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pencarian jodoh dengan menjual kacang goreng, dan mengetahui persepsi terhadap perempuan yang mendapatkan jodoh dengan cara menjual kacang goreng di Kelurahan Wandoka Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode Etnografi dengan pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik pengamatan (observation) dan wawancara mendalam (Indepth interview). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses menemukan jodoh dengan menjual kacang goreng ini, diawali dengan tahap pengenalan yaitu, melakukan transaksi jual beli kacang goreng, serta melakukan komunikasi bersifat budaya seperti saling lempar pantun atau lantunan syair yang diungkapkan sesuai isi hati guna membangun hubungan yang lebih dekat. Selanjtnya berlangsung pada pemakaian daun pacar (patirangga), sebagai bentuk kasih sayang mereka sehingga dapat saling mengenang satu sama lain. kedekatan seperti itu, berlanjut pada sebuah pernikahan yang menjadi akhir dari sebuah perkenalan. Hal demikian menuai persepsi dalam masyarakat. Perempuan yang mencari jodoh dengan cara tersebut merupakan tradisi yang sudah lama dilakukan oleh masyarakat dan telah diwariskan secara turun temurun. Menurut masyarakat yang pernah menjalankanya menjadi sebuah hiburan untuk dapat bertemu dengan kerabat yang telah lama menjalin hubungan tali silaturahmi, sehingga dapat menyatukan kembali tali persaudaraan diantara sesama. Kata Kunci: kacang goreng, pencarian jodoh.
DINAMIKA PETANI TRANSMIGRAN JAWA Nur Atia Setiawati; Wa Ode Sifatu; Ashmarita .
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 1 No 2 (2017): Volume 1 Nomor 2, Juli - Desember 2017
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.106 KB)

Abstract

Kondisi pertanian transmigran Demak di Desa Langgea saat ini mulai mengalami involusi pertanian karena masuknya teknologi modern dalam bidang pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana dinamika kepemilikan lahan pertanian pada masyarakat transmigran Jawa di desa Langgea. Serta bagaimana bentuk involusi pertanian masyarakat transmigran Jawa di Desa Langgea. Teori yang digunakan untuk membaca data adalah teori involusi pertanian menurut (Clifford Geertz, 1974). Metode pengumpulan data menggunakan metode etnografi yang menekankan pada pengamatan terlibat, wawancara mendalam, menafsirkan dan menganalisis berbagai informasi, data dianalisis dari awal penelitian secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dinamika kepemilikan lahan petani di Desa Langgea diperoleh dari pembagian pemerintah saat bertransmigrasi, melalui transaksi jual beli kepada sesama transmigran maupun melalui pembagian lahan dari orang tua, dan diolah secara individu. Petani di Desa Langgea memiliki permasalahan-permasalahan yang terkait dengan involusi pertanian. Luas lahan petani transmigran Jawa belum mengalami perkembangan yang signifikan. Dengan masuknya teknologi-teknologi modern pada sektor pertanian, sebaiknya petani Desa Langgea mengasah keterampilan atau kreativitas dibidang lainnya sehingga tidak bergantung dengan profesi buruh yang selama ini menjadi alternatif masyarakat sebagai penghasilan tambahan. Kemudian, agar pemerintah menghimbau dan mendampingi masyarakat untuk bersama-sama membuka peluang kerja di Desa Langgea. Kata kunci: dinamika, Langgea, petani jawa transmigran.
ALOKASI WAKTU ORANG TUA TERHADAP POLA PENDIDIKAN ANAK Dian Haerani; La Ode Topo Jers; La Janu
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 1 No 2 (2017): Volume 1 Nomor 2, Juli - Desember 2017
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.577 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan curahan waktu orang tua terhadap pola pendidikan anak di Desa Polo-Polora Kecamatan Landawe Kabupaten Konawe Utara. Penelitian ini menggunakan teori fungsional oleh Emile Durkheim bahwa masyarakat adalah sebuah kesatuan dimana di dalamnya terdapat bagian-bagian yang dibedakan. Metode etnografi adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik pengamatan terlibat (participant observation) dan wawancara mendalam (indepth interview), selanjutnya data-data dianalisis untuk dideskriptifkan sebagai laporan penelitian.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas para pekerja kebun kelapa sawit mulai berangkat ke lokasi pukul 04.00 bagi yang berjalan kaki dan pukul 04.30 bagi yang memiliki kendaraan roda dua dan pulang di rumah pukul 16.30 Wita. Aktivitas mereka di lokasi antara lain: memungut buah kelapa sawit (mengutip), pengamatan, menyemprot hama dan gulma (poging), membersihan jalur kebun kelapa sawit (rawat gawangan), membersihkan area tanaman kelapa sawit (buka piringan), penurunan pelepah kelapa sawit yang menghalang proses berkembangnya buah (menunas), dan panen buah kelapa sawit. Karena padatnya pekerjaan, maka waktu yang dialokasikan untuk mendidik anak-anak mereka antara pukul 19.00 hingga pukul 20.00 Wita. Alokasi waktu tersebut memberikan dampak pada perkembangan anak-anak. Dampak positifnya adalah anak-anak mereka menjadi mandiri dan motivasi belajar yang tinggi. Sedangkan dampak negatifnya adalah anak menjadi mudah cemas, mudah emosional, dan proses belajar anak tidak terpola. Kata Kunci : curahan waktu, orang tua, pendidikan anak
DINAMIKA MASYARAKAT PESERTA PROGRAM LEMBAGA EKONOMI MASYARAKAT - SEJAHTERA LEM-SEJAHTERA Mursin .; Wa Ode Sifatu; La Janu
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 1 No 2 (2017): Volume 1 Nomor 2, Juli - Desember 2017
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (907.277 KB)

Abstract

Latar belakang penelitian ini adalah Program pemerintah Indonesia untuk kesejahteraan rakyat cukup banyak, diantaranya: Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM—Mandiri), Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Anggaran Dana Desa (ADD), dan sebagainya. Dengan adanya program pemerintah tersebut tidak terlepas dari peranan masyarakat sebagai aktor dari program LEM—Sejahtera tesebut.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika dan impilikasinya terhadap program LEM Sejahtra di Desa Sangia Tiworo, Kecamatan Tiworo Selatan, Kabupaten Muna Barat. Teori yang digunakan adalah pemikiran Marvin Harris tentang materialisme budaya dengan metode etnografi melalui data kulitatif.Hasil penelitian:1) adanya bantuan program LEM Sejahtera dapat meningkatkan kapasitas, keterampilan dan manajemen keuangan, menambah modal, dan meningkatkan pendapatan petani. 2). Minimnya monitoring dan evaluasi dari penyelenggara berimplikasi pada timbulnya diskriminasi antara pengelola lokal terhadap peserta sehingga terjadi rasa iri yang berakibat pada macetnya bantuan dan menurunnya pendapat petani. Kesimpulan: Proyek pemerintahhanya mengutamakan tertib administrasi tanpa monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan, berimplikasi pada macetnya proyek, menimbulkan konflik antar petani. Sebaiknya proyek tap down harus diikuti dengan monitoring dan evaluasi berkelanjutan hingga proyek berjalan dengan baik di lapangan. Kata Kunci: dinamika, implikasi, peserta lem sejahtera
EKSISTENSI SILAT MUNA (EWA MUNA Syamsuddin .; Wa Ode Sifatu; Akhmad Marhadi
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 1 No 2 (2017): Volume 1 Nomor 2, Juli - Desember 2017
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.771 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan keberadaan eksistensi Ewa Wuna di Desa Lakologou. Penelitian ini menggunakan teori Fungsional Bronislaw Malinowski bahwa segala aktivitas kebudayaan itu sebenarnya bermaksud memuaskan suatu rangkaian dari segala kebutuhan naluri manusia yang berhubungan dengan seluru kehidupannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan terlibat (observation participation) dan wawancara mendalam (indepth interview). Informan dalam penelitian ini ditentukan secara purposive sampling yakni tokoh adat, tokoh masyarakat dan masyarakat biasa yang berjumlah 15 orang.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan Ewa wuna di desa lakologou di turunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut di ajarkan dari guru ke murid dan masih tetap di pertahankan eksistensinya dengan tidak meninggalkan kebiasaan yang telah di wariskan secara turun temurun. Ewa Muna dijadikan sebagai pertunjukan dalam setiap kegiatan kampung seperti sebagai sarana penyambutan pengantin dalam cara pernikahaan, sarana penyambutan tamu terhormat, dan sebagai perlombaan dalam kegiatan festival budaya. Ewa Wuna masih tetap eksis karena telah menjadi media dalam masyarakat Lakologou seperti sebagai media sosial, media kesehatan, media hiburan masyarakat,dan seni bela diri. Kata Kunci : eksistensi, ewa muna
PERUBAHAN SISTEM PERTANANIAN ORANG BALI DESA MONAPA KECAMATAN MOWILA KABUPATEN KONAWE SELATAN IGede Sudarsana; Nasrudin Suyuti; Hasniah Hasniah
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 2 No 1 (2018): Volume 2 Nomor 1 Januari-Juni 2018
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.066 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan sistem pertanian tradisional dan sistem pertanian modern serta implikasi perubahan sistem pertanian orang Bali di Desa Monapa Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan terlibat (participation observation) dan wawancara mendalam (indepth interview). Data yang di peroleh dianalisis secara deskriftif kualitatif. Analisis data dimaksudkan untuk menyederhanakan data yang diperoleh agar lebih muda dibaca dan dipahami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Perubahan sistem pertanian orang Bali di Desa Monapa merupakan perubahan sosial budaya yang berawal dari program pemerintah. Masuknya program transmigrasi di desa ini menyebabkan penduduk lokal meninggalkan pertanian padi ladang, beralih ke pertanian padi dengan menggunakan sistem irigsi. Pola pikir petani sawah di Desa Monapa yang mengedepankan efektifitas dan efesiensi kerja dalam rangka mendapatkan untung sebesar-besarnya, telah mengantarkan petani di desa itu, untuk lebih kreatif dalam mengembangkan sistem pertanianya. Petani kemudian mengenal sistem pertanian modern diterapkan ke dalam sistem pertanian sebagai pengganti sistem pertanian tradisional yang dianggap memudahkan para petani untuk mengolah sawah. Kebutuhan akan uang dan efisiensi waktu, memiliki peranan yang sangat besar dalam merubahan sistem pertanian dan tatanan sosial budaya dikalangan petani di Desa Monapa, karena pertani jauh sebelumnya telah memikirkan untung dan rugi dalam pertanian sawahnya dan memilih sistem pertanian yang lebih cepat dan praktis. Tetapi dengan adanya sistem pertanian modern tidak sedikit para buruh tani yang kehilangan pekerjaan mereka untuk mendapatkan uang, serta hilangnya budaya gotong royong di kalangan petani.
UPACARA PERAN DUA KERAJAAN DALAM MEMPERTAHANKAN MALABOT TUMPE/TUMBE DI SULAWESI TENGAH Nurhani nurhani; Wa Ode Sifatu; Ashmarita Ashmarita
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 2 No 1 (2018): Volume 2 Nomor 1 Januari-Juni 2018
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.862 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran dua kerajaan dalam mempertahankan serta peran dua karajaan dalam pelaksanaan upacara malabot tumpe/tumbe, dan yang menghambat sebagian masyarakat Banggai sehingga tidak lagi ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan upacara malabot tumbe. Teori yang digunakan adalah pemikiran Radcliffe Brown tentang struktural fungsionalisme dengan metode etnografi. Hasil Penelitian: Kerajaan Banggai dan Kerajaan Matindok telah mencari legitimasi hukum atas kepemilikian tanah adat di daerah tepatnya di hutan bakiriang sehingga burung maleo terpelihara dengan baik sehingga upacara tumpe/tumbe tetap di laksanakan, kerajaan matindok mengantar telur burung maleo kepada kerajaan Banggai kemudian kerajaan Banggai Menjemput telur tersebut dan membagikan kepada yang berhak, namun masuknya budaya luar, adanya pekerjaan, adanya kecemburuan sosial, dan kurangnya pemahaman terhadap budaya sendiri mengakibatkan turunnya partisipasi masyarakat kerajaan Banggai dalam pelaksanaan upacara malabot tumbe. Kesimpulan: Hubungan kerajaan Banggai dan kerajaan Matindok dalam mempertahankan upacara malabot tumpe/tumbe sangatlah erat dan saling mempunyai keterikatan antara satu sama lain karena upacara malabot tumpe/tumbe adalah warisan budaya leluhur yang harus dipertahankan dan dilestarikan oleh dua kerajaan tersebut
KONFLIK PILKADA BERULANG PASCA PEMUNGUTAN SUARA ULANG DI KABUPATEN MUNA Robinson Mustamu; La Ode Topo Jers; Akhmad Marhadi
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 2 No 2 (2018): Volume 2 Nomor 2, Juli - Desember 2018
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.188 KB)

Abstract

Politik dapat terjadi di mana saja termaksud suatu daerah yang dinamakan kabupaten/kota, baik Negara, Provinsi, Kabupaten/Kota merupakan salah satu arena pertarungan politik. Banyaknya kasus yang terjadi pada penyelenggaran pemilihan umum pada tingkat lokal maupun nasional seperti yang terjadi di Kabupaten Muna mencerminkan bahwa belum berhasilnya penyelenggaraan pemilu sebagai perwujudan demokrasi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling (Spradley: 1997) yakni penentuan informan secara sengaja sesuai dengan topik penelitian, metode yang di gunakan adalah metode kualitatif dengan pengamatan langsung dilapangan (observation) dan wawancara mendalam serta analisis kualitatif serta teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori konflik James Scoot. Hasil penelitian ini mengacuh pada konflik Pilkada yang berulang pasca pemungutan suara ulang (PSU) sebanyak dua kali, dimana konflik terjadi di karenakan ada beberapa sebab, pertama dikeluarkannya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 120/PHP.BUP-XIV/2016 tentang pembatalan penetapan rekapitulasi hasil perhitungan perolehan suara pada tanggal, 9 Desember 2015. Lanjut pada putusan Mahkamah Kontitusi (MK) memutuskan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Jilid satu pada tanggal 22 Maret 2016 di tiga TPS, TPS 4 Kelurahan Wamponiki, TPS 4 Kelurahan Raha 1 dan TPS 1 Desa Marobo. Namun PSU pada jilid satu tidak menyelesaikan sengketa pilkada tersebut di karenakan masih ada kecurangan yang terjadi sehingga pada siding Mahkamah Konstitusi tanggal, 12 Mei 2016 menjatuhkan putusan sela PSU jilid dua, yaitu TPS 4 Kelurahan Wamponiki dan TPS 4 Kelurahan Raha 1.

Page 1 of 13 | Total Record : 123