cover
Contact Name
Taufik Hidayat
Contact Email
besthd22@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
buletin_thpipb@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia
ISSN : 23032111     EISSN : 2354886X     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
JPHPI publishes manuscripts in the field of marine post-harvest, aquatic biotechnology, aquatic biochemistry, aquatic product diversification, and characteristic of aquatic raw materials. In addition, JPHPI also publishes research about aquatic product quality, standardization, and other researches within the field of aquatic product technology.
Arjuna Subject : -
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol 26 No 2 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26(2)" : 15 Documents clear
Sifat fungsional choux pastry kering dengan substitusi konsentrat protein ikan gabus: Functional properties of dry choux pastry substitution with fish protein concentrates of snakehead murrel Yuliana Arsil; Esthy Rahman Asih
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 26 No 2 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v26i2.43088

Abstract

Choux pastry kering dengan substitusi konsentrat protein ikan (KPI) gabus adalah produk pangan olahan yang mengandung protein yang cukup tinggi. Produk pangan olahan harus memiliki nilai gizi dan sifat fungsional yang baik. Tujuan penelitian ini untuk menentukan sifat fungsional choux pastry kering substitusi KPI gabus melalui parameter kekerasan, komposisi asam amino, dan daya cerna protein secara in vitro. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan analisis laboratorium yang terdiri dari dua kelompok perlakuan yaitu kontrol dan choux pastry kering substitusi KPI gabus 15%. Uji kekerasan diukur dengan LLYOD texture analyzer. Komposisi asam amino diukur dengan metode UPLC, sistina dan metionina secara LC-MS/MS dan triptofan secara HPLC. Uji daya cerna protein secara in vitro dengan teknik enzimatis. Hasil penelitian menunjukkan nilai kekerasan choux pastry kering substitusi 15% KPI gabus lebih tinggi (35,42 N) dari kontrol (24,48 N). Kandungan asam amino choux pastry kering substitusi 15% KPI gabus lebih tinggi dari kontrol, dengan asam amino esensial tertinggi yaitu leusina (1,65%) dan lisina (1,30%), dan asam amino nonesensial tertinggi yaitu asam glutamat (4,23%) dan asam aspartat (1,87%). Nilai skor kimia, skor asam amino, dan indeks asam amino esensial choux pastry kering substitusi 15% KPI gabus lebih tinggi (12,98; 17,58; 16,83) dibandingkan kontrol (9,55; 14,10; 11,93). Daya cerna protein in vitro choux pastry kering substitusi 15% KPI gabus lebih rendah (38,22%) dibandingkan kontrol (47,96%).
Penggunaan gelatin kulit ikan cobia (Rachycentron canadum) untuk perbaikan karakteristik fruit leather buah naga merah: The use of cobia (Rachycentron canadum) skin gelatin to improve the characteristics of red dragon fruit leather Annisa Amalia Febrianti; Eko Susanto; Lukita Purnamayati; Sumardianto Sumardianto; Slamet Suharto
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 26 No 2 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v26i2.43392

Abstract

Gelatin ikan merupakan biopolimer yang diperoleh dari hidrolisis kolagen ikan. Kolagen dapat dibuat dari limbah hasil pengolahan produk di antaranya adalah kulit ikan cobia. Fruit leather merupakan dendeng buah berbentuk lembaran-lembaran kompak, elastis, dan kenyal. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan konsentrasi penambahan gelatin yang terbaik dalam menghasilkan fruit leather. Fruit leather dibuat dari buah naga merah. Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan perbedaan konsentrasi gelatin kulit ikan cobia (0; 0,5; 1; 1,5 dan 2%). Parameter yang dianalisis meliputi kuat tarik, ketebalan, warna, kadar air, kadar protein, aktivitas antioksidan, dan kadar antosianin. Hasil analisis data menunjukkan bahwa seluruh perlakuan penambahan gelatin kulit ikan cobia mempunyai pengaruh yang berbeda nyata (p<5%) terhadap semua parameter uji. Nilai tertinggi diperoleh dari perlakuan konsentrasi gelatin kulit ikan cobia 2% dengan karakteristik: kuat tarik 1,56 Mpa, ketebalan 2,23 mm, warna L* 28,35; a* 7,70; b* 8,64, kadar air 16,66%, kadar protein 14,96%, antioksidan 41,21%, dan antosianin 5,43 mg/100 g. Gelatin kulit ikan cobia dapat memperbaiki karakteristik fruit leather buah naga merah.
Evaluasi penangkapan radikal bebas DPPH ekstrak daun Ipomoea pes-caprae Linn asal Pantai Labuhan Haji, Aceh Selatan: The evaluation of DPPH free radical scavenging of Ipomoea pes-caprae leaf from the Beach of Labuhan Haji, South Aceh Mohamad Gazali; Hayatun Nufus; Rina Syafitri; Muhammad Ali Sarong; Shafira Ananda Widya Fadly
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 26 No 2 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v26i2.43795

Abstract

Tumbuhan Ipomoea pes-caprae merupakan tumbuhan herba yang tumbuh pada substrat berpasir di mana sudah dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi aktivitas penangkapan radikal bebas pada ekstrak daun I. pes-caprae yang berasal dari Pantai Labuhan Haji, Aceh Selatan. Penelitian meliputi ekstraksi menggunakan pelarut metanol, etil asetat dan n-heksana, uji fitokimia, aktivitas penangkapan radikal bebas DPPH, dan kandungan total fenolik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun I. pes-caprae memiliki rendemen tertinggi pada ekstrak metanol 6,5% yang diikuti dengan ekstrak n-heksana 3,5% dan ekstrak etil asetat 1,6%. Ekstrak daun tumbuhan I. pes-caprae mengandung senyawa alkaloid, fenolik, saponin, flavonoid, dan tanin. Hasil aktivitas penangkapan radikal bebas menunjukkan bahwa ekstrak metanol memiliki nilai IC50 sebesar 13,83±5,85 mg/L sedangkan ekstrak etil asetat nilai IC50 sebesar 7,36±1,91 mg/L dan ekstrak n-heksana memiliki nilai IC50 16,01±3,89 mg/L, asam askorbat dengan nilai IC50 sebesar 3,5±1,74 mg/L sebagai kontrol positif. Kandungan total fenolik daun I. pes-caprae ekstrak etil asetat sebesar 22,9±0,64 mg GAE/g sedangkan ekstrak metanol sebesar 9,89±2,62 mg GAE/g dan kadar total fenolik paling rendah terdapat pada ekstrak n-heksana dengan nilai sebesar 5,90±2,67 mg GAE/g. Kadar fenolik memiliki korelasi positif dengan aktivitas antioksidan yang diindikasikan bahwa aktivitas antioksidan dari ekstrak daun I. pes-caprae didonorkan oleh senyawa fenolik sedangkan sisanya dipengaruhi oleh senyawa lain yang terkandung dalam ekstrak daun I. pes-caprae.
Karakteristik mutu abon ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys pardalis) dari Perairan Danau Tempe, Sulawesi Selatan: The quality characteristics of armored catfish (Pterygoplichthys pardalis) fish floss in Tempe Lake, South Sulawesi Kasmiati Kasmiati; Andi Athifa Putri; Ophirtus Sumule; Nursakinah Latuconsina; Rahmatul Khasanah; Husnul Khotimah; Nurfaidah Nurfaidah; Suriana Laga; Kejora Handarini; Rahmatang Rahmatang; Metusalach Metusalach
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 26 No 2 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v26i2.43873

Abstract

Populasi ikan sapu-sapu di Danau Tempe sangat melimpah karena jarang dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satu upaya untuk meningkatkan nilai ekonomis ikan sapu-sapu adalah menjadikannya produk olahan abon ikan. Penelitian ini bertujuan menentukan kualitas abon ikan sapu-sapu yang terbuat dari tiga kelompok ikan dengan ukuran yang berbeda melalui parameter sensori, komposisi kimia, logam berat, dan mikrobiologi sesuai dengan SNI-7690:2013. Sampel ikan sapu-sapu yang digunakan pada penelitian ini diambil dengan metode purpose sampling, yang dibagi ke dalam tiga kelompok ukuran, yaitu ukuran besar (>30,1 cm), sedang (20,1-30 cm), dan kecil (≤20 cm). Daging putih dari setiap kelompok ukuran digunakan sebagai sampel pembuatan abon. Analisis data menggunakan uji normalitas untuk menguji tingkat kesukaan dan dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis apabila data tidak terdistribusi normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa abon ikan sapu-sapu yang terbuat dari ukuran ikan yang berbeda mempunyai tingkat penerimaan konsumen yang baik (kategori suka) dengan nilai 3,86-4,40 dari skor maksimum 5. Uji organoleptik abon ikan sapu-sapu memenuhi persyaratan mutu organoleptik abon ikan sesuai SNI. Abon ikan sapu-sapu mempunyai karakteristik mutu, yaitu kadar air 2,52-3,11%, protein 32,34-32,40%, lemak 22,18-24,55%, dan abu 4,13-5,53%. Kadar air dan protein tersebut memenuhi standar mutu abon ikan berdasarkan SNI. Kadar logam berat (Hg, Pb, dan Cd) serta hasil uji angka lempeng total, Escherichia coli, Salmonella, dan Staphylococcus aureus berada di bawah ambang batas maksimal yang disyaratkan.
Formulasi dan evaluasi krim antijerawat berbahan limbah cangkang kerang bulu (Anadara antiquata Linn.): Formulation and evaluation of anti acne cream from shellfish shells (Anadara antiquata Linn.) Syaefudin Syaefudin; Vina Oktovianti; Dimas Andrianto
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 26 No 2 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v26i2.44109

Abstract

Cangkang kerang bulu mengandung kitosan yang berpotensi sebagai antibakteri sehingga dapat dijadikan sebagai bahan krim antijerawat. Penelitian ini bertujuan menentukan karakteristik fisikokimia (pH, penyebaran warna dan butiran, emulsi, serta daya sebar) produk krim berbahan dasar kitosan dari limbah cangkang kerang bulu serta mengevaluasi bioaktivitas (aktivitas antioksidan dan antibakteri) formula krim antijerawat dengan variasi konsentrasi kitosan 5% (F1), 10% (F2), dan 15% (F3) (b/v). Kitosan yang dihasilkan dari ekstraksi kitosan cangkang kerang bulu memiliki kadar air, rendemen, serta derajat deasetilasi berturut-turut sebesar 3,49%, 47,63%, dan 97,49%. Uji fisikokimia menunjukkan bahwa ketiga formula krim antijerawat memiliki pH 5, tipe penyebaran warna dan butiran homogen, tipe emulsi O/W, dan daya sebar yang menurun seiring meningkatnya konsentrasi kitosan. F3 memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dan F1 memiliki kemampuan penghambatan bakteri tertinggi. Formula terpilih, yakni F1, menunjukkan hasil organoleptik (warna, tekstur, bau, daya serap, dan kemudahan untuk dibersihkan) yang cukup disukai panelis.
Keamanan krim anti jerawat berbasis kitosan cangkang kerang bulu : Safety in anti-acne cream based on chitosan from antique ark shells Ukhradiya Magharaniq Safira Purwanto; Dara Anggun Vachyra; Dimas Andrianto
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 26 No 2 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v26i2.44125

Abstract

Chitosan is a chitin derivative, which is known to have antimicrobial properties. These properties make chitosan have a potential as a cosmetics ingredient. This study aimed to determine the safety of anti-acne cream with the addition of chitosan from shells of antique ark shells (Anadara antiquata Linn.) from heavy metal and microbial contamination. Heavy metal content was tested with Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Microbial contamination of the cream base and 5% chitosan cream was determined by measuring the total plate count (TPC) and yeast mold number (YMN) using the pour cup method. The levels of lead and mercury in shells met the standards with values ​​of 1.78 mg/kg and <0.004 mg/kg, respectively. The TPC values ​​for cream base and 5% cream also met the standards with successive values ​​of 8.3x102 cfu/mL and 7.2x104 cfu/mL, while the YMN values ​​did not meet the standards with consecutive values ​​of 2.2x104 cfu/mL and 1.4x104 cfu/mL. Cream with the addition of 5% chitosan showed lower TPC and YMN values ​​compared to cream base (control). Cream preparations with the addition of chitosan do not meet BPOM Indonesia's safety standards for YMN values.
Pengembangan produk sambal roa inovatif melalui formulasi undur-undur laut: The development of innovative sambal roa product through mole crab formulation Bambang Riyanto; Utami Dyah Syafitri; Wini Trilaksani; Immatul Ulya
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 26 No 2 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v26i2.44396

Abstract

Sambal roa is one of the typical nusantara sauces with a distinctive taste and aroma of roa fish smoked using traditional methods. The decreasing production of roa fish demands innovation in its product development. Mole crab is a potential substitute ingredient because it has a crustacean/rebon taste similar to shrimp paste, as well as carotenoid content that can act as a natural dye. This innovation requires accurate formulation. This study aimed to develop an innovative sambal roa product through the formulation of chili, smoked roa fish, and mole crab using an I-optimal mixture amount design. The study included modification, production, and descriptive sensory testing of sambal roa, optimization of the sambal roa formulation with mole crab, and comparison between mole crab-sambal roa and commercial sambal roa. The sambal roa formula is based on a total mixture amount of 150 g with a proportion of chili of 40%-70%, smoked roa fish of 20%-30%, and mole crab of 35%-50%. Optimal acceptability was achieved with chili 40%, 21.68% smoked roa fish, and mole crab 38.32%. The characteristics of the innovative sambal roa with the formulation of chili, smoked roa fish, and mole crab are in the form of paste, have a viscosity of 9.547±948.54 cP, an orange-red color with L*:19.64±0.76, a*:17.58±0.80, and b*:22.75±0.68. The distinctive crustacean aroma (mole crab) can be sensed, and it has a spicy sensation with a capsaicin content of 701.78±0.028 ppm, protein content of 11.32±0.007%, fat content of 15.28±0.049%, water activity (Aw) of 0.84±0.0001, and total bacterial colonies of 6.3 ×10²±1.90 colonies/g.
Pengujian mutu organoleptik dan logam berat merkuri, timbal, kadmium ikan tuna bentuk steik di Denpasar: Organoleptic and heavy metal of mercury, lead, cadmium testing from tuna (Thunnus sp.) steak in Denpasar Siluh Putu Sri Dia Utari; Ika Astiana; Emmya Karina Ginting; Ni Made Regita Pradnyaswari
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 26 No 2 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v26i2.44430

Abstract

Ikan merupakan komoditas yang termasuk ke dalam kategori bahan pangan yang mudah rusak (high perishable food). Ikan tuna memiliki kandungan protein yang tinggi, sehingga cepat mengalami proses kemunduran mutu jika tidak ditangani dengan baik. Ikan tuna berada pada tingkat trofik paling atas di dalam piramida makanan. Hal ini yang menyebabkan adanya kemungkinan akumulasi logam berat pada daging ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi mutu organoleptik serta kandungan logam berat merkuri (Hg), timbel (Pb) dan kadmium (Cd) pada ikan tuna (Thunnus sp.) di Denpasar. Penelitian ini menggunakan 14 buah sampel ikan tuna bentuk steik. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian organoleptik dan pengujian kandungan logam berat Hg, Pb, Cd pada ikan tuna. Pengujian organoleptik mengacu pada metode SNI 8271:2016 dengan penskoran skala angka 1-9. Pengujian kandungan logam berat menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) meliputi parameter logam Hg mengacu pada SNI 2354.6.2011, Pb dan Cd mengacu pada SNI 2354.5:2011. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan terhadap nilai organoleptik pada 14 sampel produk tuna, diperoleh hasil keseluruhan sampel telah memenuhi persyaratan mutu organoleptik sesuai anjuran SNI 8271:2016. Rata-rata nilai hasil pengujian logam berat Hg, Pb, dan Cd pada 14 sampel ikan tuna yang diujikan telah memenuhi standar mutu keamanan pangan yang telah ditetapkan. Pengujian logam berat Hg, Pb, dan Cd masing-masing secara berurutan menunjukkan nilai rata-rata 0,064 ppm; 0,07 ppm; dan 0,023 ppm.
The antibacterial activity of Lactobacillus sp. GMP1 and Weisella sp. GMP12 against some foodborne disease causing-bacteria: Aktivitas antibakteri Lactobacillus sp. GMP1 dan Weisella ap. GMP12 terhadap beberapa bakteri pembawa penyakit pada makanan Muhammad Yaafi’ Al-Hammam; Muhammad Prima Putra; Achmad Hanif Mardinsyah; Geta Cahyati; Indun Dewi Puspita
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 26 No 2 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v26i2.44618

Abstract

Lactic acid bacteria (LAB) have been reported to have inhibitory activity against foodborne causative bacteria, some of which are generally recognized as safe (GRAS). The aim of this study was to isolate halotolerant lactic acid bacteria (HLAB) from fermented fish products, namely pakasam and wadi, and to determine their potential to inhibit the growth of contaminant bacteria and biogenic amine-producing bacteria. Isolation of HLAB was performed using De Man, Rogosa, and Sharpe agar (MRSA) supplemented with 1% CaCO3 and 7% NaCl. Colonies that grew and showed clear zones continued to undergo halotolerant growth tests in MRS broth with several NaCl concentrations. Two selected isolates were identified as lactic acid bacteria: Lactobacillus sp. GMP1 and Weisella sp. GMP12. The isolation of antibacterial compounds targeting bacteriocin was carried out by fermentation in MRSB media at 37°C for 24 h, followed by separation of the supernatant and isolation of the antibacterial compounds by precipitation with ammonium sulfate and dialysis. Antibacterial activity tests showed that bacteriocins produced by Lactobacillus sp. GMP1 and Weisella sp. GMP12 is able to inhibit Staphylococcus aureus ATCC 6,538 with bacteriocin activity of 5,868.19 AU and 3,693.60 AU, respectively. Bacteriocins can also inhibit Salmonella spp.. 230C with bacteriocin activity respectively is 1,696.39 AU and 2,254.17 AU, respectively, whereas only Weisella sp. GMP12 inhibits Klebsiella sp. CK2 with bacteriocin activity is 3,165.51 AU. These results indicate that Lactobacillus sp. GMP1 and Weisella sp. GMP12 has the potential to be used as a starter culture in fermented products.
Pengaruh penambahan tepung ikan teri hitam (Stolephorus insularis) terhadap karakteristik kimia dan tekstur pizza base: The addition of anchovy (Stolephorus insularis) powder to chemical and texture characteristics of pizza base Dina Shofa Istifada; Fronthea Swastawati; Ima Wijayanti
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 26 No 2 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v26i2.44748

Abstract

Anchovies have high protein and calcium content; hence, they can be fortified on a pizza base. The fortification of anchovy meal can be an alternative to increasing fish consumption through product diversification. This study aimed to determine the physical, chemical, and sensory characteristics and optimal concentration of pizza base with the addition of anchovy meal. The treatments used in this study included the addition of anchovy meal at concentrations of 0, 4, 6, and 8% on a pizza base with three replicates. The parameters tested were protein, fat, carbohydrate, ash, moisture, calcium content, cohesiveness, and hedonic value. This research used a completely randomized design model and statistical data processing using SPSS 25. Parametric data were analyzed using the variance test (ANOVA) and honest significant difference (BNJ), while non-parametric data were analyzed using the Kruskal-Wallis test. The results showed that pizza-based anchovy meal had a significant effect (p<0.05) on increasing protein, fat, ash, and calcium, as well as carbohydrate, moisture, cohesiveness, and hedonic values. Concentration of 8% had better nutritional value, but pizza base with 4% anchovy meal was the most preferred by panelists. The results of the pizza base hedonic test with the addition of anchovy flour concentration of 4% had an average value of 8.39±0.54 based on the parameters of color, taste, texture and aroma. Nutritional content of pizza base with the addition of 4% anchovies were protein 17.39±0.44%, lipid 5.15±0.03%, carbohydrate 75.73±0.41%, ash 1.73±0.02%, moisture 7.42±0.69%, calcium 239.87±0.76 mg/100 g and cohesiveness 0.71±0.02. The hedonic score showed that panelists preferred 4% anchovy meal added to the pizza base, with an average value of 8.39±0.54. Pizza base with the best nutrition dan hedonic is concentration of 4%. The addition of anchovy meal increased nutrition value of pizza base with sensorial acceptable

Page 1 of 2 | Total Record : 15


Filter by Year

2023 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 27 No 7 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26(7) Vol 27 No 6 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(6) Vol 27 No 5 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(5) Vol 27 No 4 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(4) Vol 27 No 3 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(3) Vol 27 No 2 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(2) Vol 27 No 1 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(1) Vol 26 No 3 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26 (3) Vol 26 No 2 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26(2) Vol 26 No 1 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26(1) Vol 25 No 3 (2022): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 25(3) Vol 25 No 2 (2022): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 25(2) Vol 25 No 1 (2022): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 25(1) Vol 24 No 3 (2021): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 24(3) Vol 24 No 2 (2021): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 24(2) Vol 24 No 1 (2021): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 23 No 3 (2020): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 23(3) Vol 23 No 2 (2020): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 23(2) Vol 23 No 1 (2020): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 23(1) Vol 22 No 3 (2019): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 22 No 2 (2019): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 22 No 1 (2019): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Vol 21 No 2 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 21(2) Vol 21 No 1 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 21(1) Vol 21 No 3 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 20 No 3 (2017): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 20(3) Vol 20 No 2 (2017): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 20 No 1 (2017): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 19 No 3 (2016): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 19 No 2 (2016): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 19 No 1 (2016): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 18 No 3 (2015): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 18 No 2 (2015): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 18 No 1 (2015): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 17 No 3 (2014): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 17 No 2 (2014): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 17 No 1 (2014): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 16 No 3 (2013): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 16 No 2 (2013): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 16 No 1 (2013): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 15 No 3 (2012): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 15 (3) Vol 15 No 2 (2012): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 15 No 1 (2012): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 14 No 2 (2011): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 14 No 1 (2011): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 13 No 2 (2010): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 13 No 1 (2010): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 12 No 2 (2009): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 12 No 1 (2009): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 11 No 2 (2008): Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 11 No 1 (2008): Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 10 No 2 (2007): Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 10 No 1 (2007): Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 9 No 2 (2006): Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 9 No 1 (2006): Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 8 No 2 (2005): Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 8 No 1 (2005): Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 7 No 2 (2004): Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 7 No 1 (2004): Buletin Teknologi Hasil Perikanan More Issue