Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kualitas Gel Surimi dari Limbah Tetelan Trimming Ikan Tuna (Thunnus sp.) dan Ikan Kakap (Lates Calcarifer) dengan Penambahan Tepung Porang Muh. Kasim; Nurlaeli Fattah; Rahmatang Rahmatang
Jurnal Airaha Vol 10 No 02: December 2021
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.608 KB) | DOI: 10.15578/ja.v10i02.287

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formulasi penambahan tepung porang yang terbaik dan nilai mutu yang baik dalam meningkatkan kualitas gel surimi .Perlakuan penelitian dengan penambahan tepung porang 1%, 2%, 5%, 10% dan 15 %. Penelititan ini dilakuan secara eksperimental dengan lima perlakuan, tiga ulangan dan dianalisis dengan statistik ANOVA. Parameter yang diamati adalah kekuatan gel, pH, kadar air, uji gigit dan uji lipat. Hasil uji kualitas gel surimi untuk ikan tuna : nilai kekuatan gel berkisar 1625.15±1.67 - 2818.99±3.63 g.cm, pH 5.9-6.4, kadar air 67.1%-74.5%, uji gigit 2.9-7.3 cm, uji lipat 2.4-4.5. Untuk ikan kakap : nilai kekuatan gel berkisar 791.35±2.43 - 1622.39±1.16 g.cm, pH 5.9-6.4, kadar air 69.8- 76.5, uji gigit 7.2-8.7, uji lipat 3.4-4.6. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung porang 1%, 2%, 5%, 10% dan 15 % dapat meningkatkan kekuatan gel hingga >500 g.cm. Namun, penambahan diatas 1% memberikan warna gelap pada surimi sehingga, penambahan maksimal tepung porang tidak disarankan lebih dari 1%.
Penelitian Eksploratif Nata de Sargassum dengan Perbedaan Konsentrasi Sargassum polycystum dan Lama Waktu Fermentasi Dewi Utami; Rahmatang Rahmatang; Mohammad Roin Najih
Jurnal Salamata Vol 4, No 2 (2022): Desember
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.926 KB) | DOI: 10.15578/salamata.v4i2.12283

Abstract

Kandungan karbohidrat Sargassum polycystum berpotensi untuk dijadikan produk nata. Karbohidrat digunakan sebagai sumber karbon oleh bakteri Acetobacter xylinum dalam proses fermentasi untuk menghasilkan massa nata. Tujuan penelitian eksploratif ini adalah untuk mencari kondisi terbentuknya nata dengan kombinasi perbedaan konsentrasi S. polycystum dan lama fermentasi. Penelitian ini menggunakan variasi kombinasi konsentrasi S. polycystum 1%, 2%, 3%, 4%, 5% dan 6% dan pengamatan terhadap lama fermentasi dilakukan pada hari ke 1 sampai hari ke 20. Pembuatan nata de sargassum dilakukan di laboratorium Pasca Panen SUPM Bone. Sampel S. polycystum berasal dari perairan Tanjung Pallette, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Pada konsentrasi 1 dan 6% tidak tampak lapisan nata yang terbentuk. Nata de sargassum mulai tampak di permukaan medium pada hari ke 7 dan pada hari ke 17 pertumbuhan lapisan nata sudah berhenti. Dengan demikian kombinasi konsentrasi S. polycystum adalah 2-5% dan lama fermentasi adalah 7-16 hari memungkinkan untuk pembentukan nata de sargassum.
Studi Karakteristik Suara Secara Temporal yang Mempengaruhi Agregasi Schooling Ikan pada Areal Rumpon Tamrin Tamrin; Rahmatang Rahmatang; Arham Rumpa; Muhammad Maskur; Imran Imran; Nurdin Kasim
Jurnal Salamata Vol 4, No 2 (2022): Desember
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.057 KB) | DOI: 10.15578/salamata.v4i2.12001

Abstract

Rumpon merupakan alat bantu penangkapan ikan yang efektif untuk mengumpulkan ikan pada daerah penangkapan. Banyak pertanyaan terkait kinerja rumpon yang mampu menarik spesies ikan untuk berasosiasi dengannya, salah satunya adalah karakteristik suara yang ada dibawah rumpon tersebut.  Tujuan mengidentifikasi bentuk karakteristik suara hubungannya agregasi schooling ikan pada areal rumpon. Parameter yang diamati adalah frekuensi (Hz) dan tekanan suara (dB)  pada siang hari, sore hari, malam hari dan dini hari yang mempengaruhi jarak schooling ikan dari rumpon dengan objek pengamatan pada spesies ikan layang (Decapterus russelli). Jenis penelitian experimental fishing dengan pendekatan akustik pasif (PAM). Hasil menunjukkan bahwa tekanan suara dibawah rakit rumpon rata-rata pada siang hari berada pada 73 dB, mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada sore hari berkisar 85 dB sedangkan  malam hari mengalami penurunan rata-rata 81 dB dan pada dini hari mengalami kenaikan sedikit berkisar 83 dB, jika dihubungkan dengan pergerakan schooling ikan tekanan suara yang rendah lebih menyebar dan lebih jauh dari titik pusat rumpon  jika dibandingkan dengan sore hari dan dini hari dimana dengan tekanan suara yang lebih besar, schooling ikan lebih terkosentrasi dibawah rumpon, sedangkan  rata-rata peak frekuensi berdasarkan variasi waktu umumnya berkisar antara 530 – 734 Hz,  hal tersebut menunjukkan bahwa frekuensi suara pada areal rumpon sesuai dengan frekuensi sensitive pendengaran ikan pelagis.  Dengan diketahuinya karakteristik frekuensi dan tekanan suara yang ideal dengan menyesuaikan waktu terkosentrasinya schooling ikan, memungkinkan pengembangan atraktor rumpon berbasis gelombang suara untuk menarik dan mengkonsentrasikan spesies ikan pada areal rumpon. 
Komposisi Hasil Tangkapan Bagan Perahu Di Desa Tonyaman Kabupaten Polewali Mandar Jumarlin Jumarlin; Reski Fitriah; Dedi Putra Wahyudi; Chairul Rusyd Mahfud; Rahmatang Rahmatang
Jurnal Salamata Vol 5, No 1 (2023): Juni
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/salamata.v5i1.12769

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan bagan perahu di Desa Tonyaman Kab. Polewali Mandar. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8-19 April 2023 di Desa Tonyaman dengan menggunakan metode deskriptif yaitu membuat gambaran atau deskripsi mengenai komposisi hasil tangkapan bagan perahu. Hasil pengamatan penelitian yang berlangsung selama 10 trip didapatkan volume persentasi hasil tangkapan tertinggi yaitu jenis ikan teri (Stolephorus sp.) sebesar 61% (789 kg) dan terkecil adalah ikan semar (Mene maculate), sebesar 0,07% (0,85 kg). Analisa frekuensi kemunculan ikan, menunjukkan ikan teri (Stolephorus sp.) lebih sering tertangkap dengan persentasi sebesar 90% sedangkan ikan semar (Mene maculate) memiliki persentasi tertangkapnya paling kecil yaitu sebesar 10%.
Karakteristik mutu abon ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys pardalis) dari Perairan Danau Tempe, Sulawesi Selatan: The quality characteristics of armored catfish (Pterygoplichthys pardalis) fish floss in Tempe Lake, South Sulawesi Kasmiati Kasmiati; Andi Athifa Putri; Ophirtus Sumule; Nursakinah Latuconsina; Rahmatul Khasanah; Husnul Khotimah; Nurfaidah Nurfaidah; Suriana Laga; Kejora Handarini; Rahmatang Rahmatang; Metusalach Metusalach
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 26 No 2 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v26i2.43873

Abstract

Populasi ikan sapu-sapu di Danau Tempe sangat melimpah karena jarang dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satu upaya untuk meningkatkan nilai ekonomis ikan sapu-sapu adalah menjadikannya produk olahan abon ikan. Penelitian ini bertujuan menentukan kualitas abon ikan sapu-sapu yang terbuat dari tiga kelompok ikan dengan ukuran yang berbeda melalui parameter sensori, komposisi kimia, logam berat, dan mikrobiologi sesuai dengan SNI-7690:2013. Sampel ikan sapu-sapu yang digunakan pada penelitian ini diambil dengan metode purpose sampling, yang dibagi ke dalam tiga kelompok ukuran, yaitu ukuran besar (>30,1 cm), sedang (20,1-30 cm), dan kecil (≤20 cm). Daging putih dari setiap kelompok ukuran digunakan sebagai sampel pembuatan abon. Analisis data menggunakan uji normalitas untuk menguji tingkat kesukaan dan dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis apabila data tidak terdistribusi normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa abon ikan sapu-sapu yang terbuat dari ukuran ikan yang berbeda mempunyai tingkat penerimaan konsumen yang baik (kategori suka) dengan nilai 3,86-4,40 dari skor maksimum 5. Uji organoleptik abon ikan sapu-sapu memenuhi persyaratan mutu organoleptik abon ikan sesuai SNI. Abon ikan sapu-sapu mempunyai karakteristik mutu, yaitu kadar air 2,52-3,11%, protein 32,34-32,40%, lemak 22,18-24,55%, dan abu 4,13-5,53%. Kadar air dan protein tersebut memenuhi standar mutu abon ikan berdasarkan SNI. Kadar logam berat (Hg, Pb, dan Cd) serta hasil uji angka lempeng total, Escherichia coli, Salmonella, dan Staphylococcus aureus berada di bawah ambang batas maksimal yang disyaratkan.