cover
Contact Name
Ihwan Amalih
Contact Email
onlywawan1@gmail.com
Phone
+6282302298624
Journal Mail Official
elwaroqoh1234@gmail.com
Editorial Address
Kampus Pusat IDIA Prenduan. Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Sumenep, Jawa Timur. Kode Pos 69465
Location
Kab. sumenep,
Jawa timur
INDONESIA
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat
ISSN : 25804014     EISSN : 25804022     DOI : 10.28944
EL-WAROQOH: Jurnal Ushuluddin dan Filsafat is a peer reviewed journal which is highly dedicated as public space to deeply explore and widely socialize various creative and brilliance academic ideas, concepts, and research findings from the researchers, academicians, and practitioners who are concerning to develop and promote the religious thoughts, and philosophies. Nevertheless, the ideas which are promoting by this journal not just limited to the concept per se, but also expected to the contextualization into the daily religious life, such as, inter-religious dialogue, Islamic movement, living Quran, living Hadith, and other issues which are socially, culturally, and politically correlate to the Islamic and Muslim community development. Thereby, the substance of the article which is published expected be able to underline in promoting the value of tolerance, moderate, and contextual, especially which is setting out the values of transformative-humanistic and integrative to the value of local wisdoms.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 1 (2022)" : 6 Documents clear
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA AGAMA DALAM AL-QUR’AN PERSPEKTIF TAFSIR FÎ ẒILÃLIL QUR’ÃN Supardi, Agus Kharir
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28944/el-waroqoh.v6i1.597

Abstract

Dalam al-Qur’an agama disebut juga dengan al-Dîn yang berarti kemenangan, tuntunan, dan hukum. Secara istilah Agama merupakan ajaran, petunjuk dan aturan Allah kepada manusia, karena agama tuntunan dan cara bagaimana seorang manusia bersikap dan bergaul dengan Allah, Rasul, serta sesama manusia. Agama memiliki pengaruh besar dalam membentuk kepribadian sosial maupun individu. Agama dalam bermasyarakat memiliki dua dampak besar yaitu konflik dan kerukunan. konflik bernuansa agama telah menjadi sejarah seperti Islam dan Kristen-Barat. Namun, konflik agama masih bisa di saksikan oleh manusia dewasa ini. Islam yang merupakan agama rahmat selalu mengajarkan kepada pemeluknya agar cinta damai dan hidup rukun. Oleh karena itu, artikel ini akan mengkaji bagaimanakah pandangan al-Qur’an mengenai kerukunan antar umat beragama dari sudut pandang tafsir Fî zilãlil Qur’ãn serta bagaimana solusi supaya kerukunan antar umat beragama terpelihara. Peneliti akan memakai metode riset pustaka dengan menganalisis serta mendeskripsikan data yang yang terkumpul. Setelah menelaah mengenai ayat-ayat kerukunan antar umat beragama dalam tafsir Fî zilãlil Qur’ãn, peneliti menyimpulkan bahwa kerukunan antar umat beragama merupakan kehidupan masyarakat beragama yang menghormati kebebasan beragama, menghargai dan menjaga tindakan dari perusakan tempat ibadah agama lain, tidak mencela dan menghina ajaran agama lain, mengasihi dan bahu-membahu dalam kehidupan sosial antar umat beragama.
KONTER IBNU RUSYD TERHADAP KRITIK IMAM GHAZALI TENTANG FILSAFAT Moh. Jufriyadi sholeh
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28944/el-waroqoh.v6i1.642

Abstract

Semenjak adanya gerakan terjemah buku-buku filsafat Yunani ke bahasa Arab, filsafat Yunani telah menjadi bagian yang mempengaruhi perkembangan filsafat Islam. Hal ini menimbulkan pro-kontra di tengah internal ilmuwan muslim dalam memandang filsafat. Banyak ilmuwan muslim dan tokoh-tokoh agama yang menyatakan sikap penentangan terhadap filsafat. Menurut mereka, filsafat telah menyelewengkan keyakinan Islam dan orang-orang yang berkompeten di dalamya (filosof muslim) merupakan ahli bid’ah, bahkan, mereka divonis sebagai orang yang kufur. Di antara ulama besar yang menyatakan filosof telah kufur adalah Imâm Al-Ghazâli dalam kitabnya Tahâfut Al-Falâsifah. Menurut Ibn Rusyd, polemik pemikiran antara al-Ghazali dan para filosof  merupakan polemik di ranah ijtihadi  yang pelakunya sama-sama mendapat penghargaan dari Allah. Di ranah ini tidak sepantasnya para ulama saling mengkafirkan. Terlebih masalah yang digugat oleh al-Ghazali merupakan masalah-masalah penamaan dan istilah yang tidak disebutkan dengan eksplisit dalam teks-teks al-Qur’an. Istilah qidam, ḥuduts dan ilmu juzîyyât merupakan istilah yang di munculkan oleh mutakallimîn. Sedangkan masalah hari kebangkitan (ma’âd) wajib diimani, adapun perbedaan menyikapi bentuk atau sifat kebangkitan itu tidak harus saling mengkafirkan.
IDENTITAS MANUSIA DALAM KONSEP INSAN AL-KÃMIL (Studi Atas Pemikiran Abdul Karîm Al-Jilî) Ihwan Amalih; Meihesa Khairul Maknun
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28944/el-waroqoh.v6i1.678

Abstract

Fenomena krisis identitas yang dialami manusia di zaman modern kian menggerus pemahaman dan kesadaran manusia akan esensi dan identitas dirinya sendiri. Manusia terlalu mementingkan kebutuhan jasmani daripada kebutuhan rohaninya. Tidak seimbangnya antara kebutuhan jasmani dan rohani manusia menyebabkan manusia kehilangan identitas dirinya. Manusia mulai lupa akan identitasnya sebagai manusia, padahal mengenal identitas diri merupakan kunci seseorang untuk mengenal tuhannya. Untuk mejawab persoalan tersebut, Abdul Karim al-Jili dengan konsep insan kamilnya menjelaskan tentang bagaimana karakteristik  identitas manusia. Penelitian ini ditulis dengan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian library research (studi pustaka). Teori yang digunakan merupakan analisis isi (content analysis) untuk membuat inferensi yang valid dari teks-teks yang relevan dengan pemikiran Abdul Karim al-Jili. Penelitian ini akan membahas: 1. Definisi identitas manusia dan insan kamil. 2. karakteristik identitas manusia dalam konsep insan kamil Abdul Karim al-Jili. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa definisi identitas manusia menurut Abdul Karim al-Jili merupakan keadaan ataupun ciri-ciri yang ada pada diri manusia berupa daya rohaniyah (metafisik) dan lahiriyah (fisikal) yang menguatkan kedudukan manusia sebagai khalifah Allah di muka Bumi. Adapun karakteristik dari identitas manusia dalam konsep insan kamil Abdul Karim al-Jili adalah bahwa al-Jili mendudukkan identitas manusia dalam kerangka konsep insan kamilnya, sehia al-Jili lebih menitikberatkanidentitas manusia pada aspek rohaniyah (metafisik) sekalipun dia tidak menafikan peran lahiriah atau jasmani (fisikal). Kemudian untuk mencapai tingkatan tajalli, dalam rangka pencapaian sebagai manusia yang sempurna, manusia harus mengamalkan nilai-nilai yang ada pada rukun Islam atau peribadatan secara baik dan sempurna baik lahir maupun batin. Dari segi lahir, manusia harus mengamalkan dengan petunjuk-petunjuk syariat. Sementara dari segi batin, manusia harus mampu untuk menghayati makna-makna yang tekandung dalam amalan-amalan dan ibadah yang dilakukan
PROBLEMATIKA SAWER AL-QUR’AN (Study Tafsir Tematik Perspektif Tafsir Al-Qur’an Al-Madjid An-Nur) Fauzi Fathur Rosi
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28944/el-waroqoh.v6i1.774

Abstract

AbstrakArtikel ini bertujuan untuk menjelaskan tentang keagungan al-Qur’an, yang tidak selayaknya dijual murah dengan cara apapun. mengubah pemikiran sebagian orang awam bahwa al-Qur’an sepatutnyalah kalam-kalam-Nya dibaca, direnungi, lalu diamalkan sebagai pedoman hidup menuju jalan yang benar dan lurus. Problematika yang terjadi, akan dikupas tuntas dalam kajian tafsi>r al-Qur’a>nul Madji>d an-Nu>r, merupakan karya yang ditulis oleh Prof. Dr. Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, seorang ulama pembaharu pemikir Islam dan mujtahid di bidang hukum Islam dan Fiqh. Penelitian ini menggunakan metode tematik yaitu dengan mengumpulkan ayat-ayat tentang sawer al-Qur’an, lalu mendeskripsikannya dengan menggunakan penafsiran Hasbi Ash-Shiddiqy dalam kitab tafsir nya. 
URGENSI ILMU DIRAYAH PADA ZAMAN MODERN Abdul Muiz
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28944/el-waroqoh.v6i1.702

Abstract

Hadis adalah kitab kedua setelah al Quran, sebagai pedoman hidup bagi kaum muslimin yang bersumberkan dari rasulallah saw, baik berupa ucapannya, prilakunya, keputusannya/pernyataannya dan sifat-sifatnya, yang mana merupakan al bayān bagi alQurān. Ada beberapa pendapat di kalangan ulama dalam mendefinisikan ilmu hadisi dirāyah, di antaranya pendapati Ibn Akfani yang memberikan pengertian bahwa ilmu hadis al dirāyah adalah: "Ilmu yang mempelajari hakikat periwayatan, syarat-syarat, macam-macam, dan hukum-hukumnya, sifat-sifat para perawi dan isyarat-syaratnya, serta macam-macam sesuatu yang diriwayatkan serta hal-hal yang terkait dengannya. Pada zaman sekarang, media sosial berperan besar dalam menyebarkan segala informasi, termasuk hadis. Namun sangat disayangkan di antara hadis-hadis yang disajikan melalui media sosial tersebut terdapat hadits yang tidak valid. Seiring berjalannya waktu, hadis palsu semakin menyebar. Saat ini telah banyak beredar hadist palsu yang dilariskan oleh para penceramah di mimbar, sekolah, dan berbagai perkumpulan lain. Misalnya hadis, “Carilah ilmu sekalipun ke negri Cina.” Hadis ini adalah hadis mungkar dan palsu, tidak ada asal usulnya serta tidak ada jalan yang menguatkannya. Demikianlah para imam ahli hadis telah mengomentari hadis ini seperti Imam Bukhari, Al Uqaili, Abu Hatim, Yahya bin ma’in, Ibnu Hibban dan Ibnu Jauzi (lihat kitab Tahdzibut Tahdzib karya ibnu Hajar al Asqolani). Selain melalui ceramah langsung, hadis palsu juga tersebar melalui media-media sosial yang begitu banyak dan canggih, seperti Facebook, WhatsApp, Telegram, Twitter, dan sebagainya. ilmu sangat dibutuhkan guna menghentikan penyebaran hadis palsu. Beberapa usaha yang bisa dilakukan oleh ahli ilmu antara lain: Pertama, menyampaikan bahaya penyebaran hadis palsu, baik dalam khutbah jum’at, tulisan, kajian, ceramah, website, dan WhatsApp, atau TV dan radio. Kedua, menyebarkan hadis-hadits shahih, karena hadis palsu menyebar tatkala hadits shahih kurang tersebar. Ketiga, membuat website, grup WhatsApp, atau grup lainnya yang ditangani oleh para penuntut ilmu yang fokus mengkaji hadis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang hadis yang beredar di masyarakat. Secara teori, ilmu hadits al dirāyah dan ilmu hadits riwāyah merupakan dua bagian yang berbeda. Tetapi pada hakikatnya dua bagian ini tidak dapat dipisahkan. Hal ini karena setiap periwayatan hadits tentu memerlukan kepada kaidah yang mengukur shahih atau tidaknya, dan diterima atau ditolak hadits tersebut. Oleh karena itu, masing-masing ilmu tersebut tidak mungkin berdiri sendiri. Maka lmu dirayah hadist sangat dibutuhkan diera modern saat ini.
KAJIAN AYAT SYIFA’ DALAM AL-QUR’AN PERSPEKTIF TAFSIR ATH-THOBARI KARYA MUHAMMAD BIN JARIR Achmad Suhaili; Moh. Hasan; Roby Azhari
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28944/el-waroqoh.v6i1.1018

Abstract

Islam adalah suatu ajaran wahyu yang bersumber dari Allah subhanahu wata’ala Dzat Yang Maha Suci dan Maha Mulia. Oleh karena itu al-Qur’an sebagai suatu sumber utama ajaran Islam memiliki kebenaran yang mutlak. Kebanyakan dari diri seorang manusia hanya sebatas mengakui suatu kebenaran tersebut, namun kebanyakan mereka tidak mengetahui, bahwa salah satu kebenaran al-Qur’an bisa menyembuhkan penyakit rohani dan jasmani, Untuk itu penulis tertarik meneliti kandungan ayat-ayat al-Qur’an yang berhubungan tentang pengobatan penyakit dengan menggunakan al-Qur’an. dan Penelitian ini bertujuan untuk memahami kandungan al-Qur’an sebagai obat, dan cara mengaplikasikan al-Qur’an didalam kehidupan manusia.Artikel ini menyajikan penelitian tentang al-syifa’ menurut tafsir ath-Thobari. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisa beberapa ayat al-Qur’an yang didalamnya membahas tentang al-syifa dengan menggunakan sudut pandang Muhammad bin Jarir dalam Tafsir Ath-Thobari. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana al-syifa dalam al-Qur’an.Hasil penelitian mengungkapkan bahwa; Ada enam ayat-ayat syifa dalam Al-Qur’an yang dapat menyembuhkan bagi orang yang sakit. Namun penulis mengambil  tiga ayat saja yaitu: terdapat pada (Al-Qur’an Surat An-Nahl: 69), (Al-Qur’an Surat Yunus:57),(Al-Qur’an Surat Al-Israa: 82), dan Hadits maupun atsar sahabat yang berkaitan dengan ayat-ayat syifa dengan terdapat pada hadis kitab Ath-Turmudi dan Imam Anas. Berdasarkan jalur periwayatannya kedua hadis tersebut disepakati sebagai hadis yang sahih meskipun secara lafadz terdapat perbedaan namun secara makna memiliki substansi yang sama, dan Pengobatan ruqyah dengan menggunakan ayat-ayat syifa dilakukan dengan cara membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan ditiupkan ke pasien maupun melalui media air.

Page 1 of 1 | Total Record : 6