cover
Contact Name
Heppy Yohanes
Contact Email
heppyyohaneslim@gmail.com
Phone
+6287878968652
Journal Mail Official
info@pspindonesia.org
Editorial Address
Perum Puri Bengawan Indah Jl. Karandan Rt.007 Rw.005, Joyontakan, Serengan, Surakarta
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia
ISSN : 2797717X     EISSN : 27977676     DOI : https://doi.org/10.54403/rjtpi
Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia merupakan wadah untuk memublikasi hasil penelitian ilmiah para dosen / peneliti pada bidang Teologi. Fokus dan Scope pada Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia adalah: Sejarah pada Teologi Kajian Teologi Pentakosta Tokoh gereja Liturgi Musik Gereja Misiologi Kepemimpinan Kristen Pastoral Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia is a forum for publishing the scientific of lecturers / researchers in the field of Theology. Focus and scope on Jurnal Pentakosta Indonesia are: History of Theology The Pentacostal Analysis Theology Church Figure Liturgy Church Music Missiology Christian Leadership Pastoral
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 3 (2022): Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia" : 6 Documents clear
Misi Afirmatif Allah Tritunggal Dalam Misi Kristus Vista Matius 3:13-17 Fati Aro Zega
Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia Vol 2, No 3 (2022): Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia
Publisher : Pusat Studi Pentakosta Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54403/rjtpi.v2i3.40

Abstract

The Bible begins with the statement that God exists, He lives and works. Creator of all creation. From Genesis to Revelation He reveals Himself as a Triune God working in three Persons who brought about not only together in creation, but also in the program of providence and redemption, saving mankind who had fallen into sin. The Triune God carries out a common mission as missio Dei, that is, a mission that is rooted directly from the essence of God Himself. Using descriptive qualitative, it can be concluded that God can use various means and means, from its preparation to the affirmation and perfect execution of His mission. In all the activities of missio Dei, the three persons of the Trinity are involved in a complementary way, so that missio Dei is the missio trinitarian. Even though they differ in the implementation of tasks, each person acts in a unified mission objective. One of the missions of the Triune God is described in Matthew 3:13-17. In this mission the Father as the authority proclaimed the Son. Jesus, the Son, carried out His incarnate mission, and the Holy Spirit confirmed the Son's mission by dwelling in the Son, who gave power without limits. Through the procession of Jesus' baptism, the Triune God has a mission by affirming Christ's mission in God's program of salvation.Alkitab dimulai dengan pernyataan Allah itu ada, Dia hidup dan bekerja. Pencipta segala ciptaan. Mulai dari Kitab Kejadian sampai Wahyu Dia menyatakan diri sebagai Allah Tritunggal yang bekerja dalam tiga Pribadi yang melantaskan bukan hanya bersama dalam penciptaan, bahkan juga dalam program providensia dan menebus, menyelamatkan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Allah Tritunggal melaksanakan misi bersama  sebagai missio Dei, yaitu misi yang berakar langsung dari hakikat Allah sendiri. Menggunakan kualitatif deskritif  dapat disimpulkan bahwa Allah dapat memakai berbagai cara dan sarana, mulai dari persiapannya sampai pada penegasan dan pelaksanaannya secara sempurna misi-Nya. Dalam semua aktivitas missio Dei, ketiga oknum Tritunggal terlibat secara komplementer, sehingga missio Dei adalah missio trinitaris. Sekalipun berbeda dalam pengimplementasian tugas,  namun masing-masing Oknum bertindak dalam satu kesatuan tujuan misi. Salah satu misi Allah Tritunggal terdeskripsi di dalam Matius 3:13-17.  Dalam misi ini Bapa sebagai pemegang otoritas memproklamasikan Anak. Yesus, Sang Anak, menjalankan misi inkarnasi-Nya, dan Roh Kudus meneguhkan misi Anak dengan tinggal berdiam di dalam Anak, yang memberikan kuasa tanpa batas. Melalui prosesi baptisan Yesus, Allah Tritunggal bermisi dengan mengafirmasi misi Kristus dalam program keselamatan Allah. 
Studi Analisis Tentang Konsep Penebusan Berdasarkan Injil Yohanes 3:15-19 dan Implikasinya Bagi Pengajaran Kekristenan Masa Kini Roganda Ronggur Simbolon; Sugiono Sugiono
Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia Vol 2, No 3 (2022): Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia
Publisher : Pusat Studi Pentakosta Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54403/rjtpi.v2i3.52

Abstract

The redemptive work of Christ is one of the central themes in Christian theology that should get attention, especially among Christian teachers today. In fact, this theme is sometimes displaced by other issues or themes that develop in contemporary times. The research objectives to be achieved are first, to analyze the concept of Christ's redemption based on John 3:15-19, second, to describe the theological implications of the results of the analysis in the context of contemporary Christian teaching. The method used in the research of this scientific paper is a qualitative method using an exegesis approach through the application of the principles of hermeneutics. The result of this writing is the atoning work of Christ to reconcile humans with God, against the sinful people, redeemed, chosen, determined and saved by Christ. Christ's redemptive work is effective for those who believe in Him. The application is that Christ's atonement is certain, complete and limited.Karya penebusan Kristus merupakan salah satu tema sentral dalam teologi Kristen yang seharusnya mendapatkan perhatian, khususnya dikalangan pengajar Kristen masa kini.  Kenyataannya tema ini justru kadang tergerser oleh isu atau tema lain yang berkembang pada zaman kontemporer.  Tujuan penelitian yang hendak dicapai ialah pertama, menganalisis tentang konsep penebusan Kristus berdasarkan Yohanes 3:15-19, kedua, menjabarkan implikasi teologis dari hasil analisa kepada konteks pengajaran kristen masa kini. Metode yang dipakai dalam penelitian karya ilmiah ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan eksegesa melalui penerapan prinsip ilmu hermeneutika.  Hasil dari penulisan ini ialah bahwa karya penebusan Kristus itu untuk memperdamaikan manusia dengan Allah, terhadap umat yang berdosa, ditebus, dipilih, ditentukan dan diselamatkan oleh Kristus. Karya penebusan Kristus efektif bagi mereka yang percaya kepada-Nya. Aplikasinya bahwa penebusan Kristus itu bersifat pasti, tuntas dan terbatas.
Iman Konservatif dalam Dunia Megatrend 2000 dan Relevansinya Bagi Kehidupan Masa Kini Totok Suprijadi
Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia Vol 2, No 3 (2022): Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia
Publisher : Pusat Studi Pentakosta Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54403/rjtpi.v2i3.53

Abstract

The world is heading for a major change, and conservative faith lives in the midst of the 2000 megatrend world. Conservative faith remains consistent with values originating from the Logos or the Word in dealing with values and a philosophy of life built on the ratio of human arrogance . This study aims to describe how the church maintains a conservative faith amid world changes, cultural changes, economic changes and global changes in the 2000 megatrend era. Conservative faith believes that the Inerancy of the Bible or the Bible is without error, Jesus Christ is God, and Jesus Christ is the only interpreter. congratulations, there is no such thing as many roads to Rome/many roads to Heaven. The method used is descriptive qualitative. The results of the study found that according to conservative faith beliefs, there is only one way to heaven, namely through Christ's sacrifice on the cross. Reflection for today's life is that in facing the times, regardless of the circumstances and pattern, the Bible is the only source of truth and the Lord Jesus the only way to eternity. Dunia sedang menuju perubahan besar, dan iman konservatif hidup di tengah-tengah dunia megatrend 2000.   Iman konservatif tetap konsisten dengan nilai-nilai yang bersumber dari Sang Logos atau Sang Firman di dalam menghadapi nilai-nilai dan filosofi hidup yang dibangun di atas rasio keangkuhan manusia. Kajian ini bertujuan menguraikan bagaimana gereja mempertahankan iman konservatif di tengah perubahan dunia, perubahan budaya, perubahan ekonomi dan perubahan global era megatrend 2000. Iman konservatif percaya bahwa Inerancy Alkitab atau Alkitab tanpa salah, Yesus Kristus adalah Tuhan, dan Yesus Kristus adalah satu-satunya juru selamat, tidak ada istilah banyak jalan menuju Roma/banyak jalan menuju Sorga. Metode yang dipergunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil kajian menemukan bahwa sesuai keyakinan iman konservatif, jalan menuju sorga hanya satu jalan, yaitu melalui pengorbanan Kristus di atas kayu salib. Relevansi bagi kehidupan masa kini adalah bahwa dalam menghadapi perkembangan zaman, bagaimanapun keadaan, tantangan dan polanya, Alkitab sebagai satu-satunya sumber kebenaran dan Tuhan Yesus satu-satunya jalan menuju kekekalan. 
Asketisme dalam Perspektif Kristen Sebuah Pengantar Haryadi Sarjono; Heppy Yohanes
Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia Vol 2, No 3 (2022): Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia
Publisher : Pusat Studi Pentakosta Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54403/rjtpi.v2i3.51

Abstract

Asceticism is a religious phenomenon that is growing rapidly in religious traditions, both in revealed religion and in cultural religions, so that almost all religions have ascetic practices with different patterns. The purpose of this study is to provide knowledge to ordinary people who do not understand what asceticism is and its relation to the theology of poverty. The methodology used is a qualitative descriptive method based on the philosophy of postpositivism which is applied to the condition of natural objects where the researcher is the key instrument of data collection techniques. The results of the discussion obtained are that in the life of asceticism or spiritual practice that is carried out for believers is to struggle against worldly temptations and struggle in faith in God, while the supporting verses in the Bible, among others: 1) practice not to pay attention to worldly things (2 Timothy 2:4-5), 2). exercise to endure suffering (John 16:20-22), 3). exercise to guard the soul from all passions (1 Corinthians 6:11) and 4). training against worldly things through love for God (James 4:4).Asketisme merupakan fenomena keagamaan yang berkembang pesat dalam tradisi keagamaan, baik dalam agama wahyu maupun dalam agama-agama budaya, sehingga hampir semua agama memiliki praktek asketik dengan pola yang berbeda-beda. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada orang awam yang belum mengerti ap aitu asketisme dan kaitannya dengan teologi kemiskinan. Metodologi yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme yang diterapkan kepada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci teknik pengumpulan data.  Hasil pembahasan yang didapat adalah bahwa didalam kehidupan askesis atau latihan rohani yang dilakukan kepada orang percaya adalah berjuang melawan godaan duniawi dan berjuang dalam iman kepada Allah, sedangkan ayat yang mendukung dalam Alkitab, antara lain 1) latihan tidak mementingkan hal-hal duniawi (2 Timotius 2:4-5), 2). latihan untuk bertahan dalam penderitaan (Yohanes 16:20-22), 3). latihan untuk menjaga jiwa dari segala hawa nafsu (1 Korintus 6:11) dan 4). latihan melawan hal-hal duniawi melalui kasih kepada Allah (Yakobus 4:4).
Manajemen Gereja Dan Kepemimpinan Gembala Pasca Pandemi Margaretha Sonya; Suhadi Suhadi; Yonatan Alex Arifianto
Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia Vol 2, No 3 (2022): Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia
Publisher : Pusat Studi Pentakosta Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54403/rjtpi.v2i3.50

Abstract

It started at the beginning of the pandemic, where the church had to draw up a management plan in church management. Some decided to meet remotely and a number of resources quickly emerged to help the church overcome strategic and technical challenges. Some refuse to meet remotely and try to implement social distancing and hand-washing protocols, leading to changes to new ordinances and procedures. From these problems, the author uses a library research method with a qualitative approach and interviews with pastors and congregations in the process of church service in the post-pandemic era. Use descriptive methods with literature related to church management to provide a clear picture related to pastoral care and where churches must digitize in the post-pandemic period in the future. The conclusion from the discussion of this article is that the church in the post-pandemic era has adapted its practices in worship and pastoral care to protect vulnerable people during the pandemic, initially, but has also opened up possibilities for innovation within the church. Pastoral leadership as a process of integrating Christian leadership and its contribution to church ministry and carrying out its services properly in information management and administrative management according to technological advances in pastoral care.Dimulai pada awal pandemi, dimana gereja harus menyusun rencana pengelolaan dalam manajemen gereja. Beberapa memutuskan untuk bertemu dari jarak jauh dan sejumlah sumber dengan cepat muncul untuk membantu gereja mengatasi tantangan strategis dan teknis. Beberapa menolak untuk bertemu jarak jauh dan mencoba menerapkan protokol jarak sosial dan cuci tangan, yang membuat perubahan tata cara dan prosedur baru. Dari permasalahan tersebut penulis menggunakan metode penelitian pustaka dengan pendekatan kualitatif serta wawancara dengan gembala sidang dan jemaat dalam proses pelayanan gereja era pasca pandemi. Penggunakan metode deskriptif dengan literatur terkait manajemen gereja untuk memberikan gambaran yang jelas terkait dengan pelayanan penggembalaan dan dimana gereja harus melakukan digitalisasi pada masa pasca pandemi ke depan. Kesimpulan dari hasil pembahasan artikel ini adalah gereja di era pasca pandemi telah menyesuaikan praktik dalam tata ibadah dan penggembalaan untuk melindungi orang-orang yang rentan dalam pandemi, pada awalnya, tetapi juga telah membuka kemungkinan untuk inovasi di dalam gereja. Kepemimpinan gembala sebagai proses integrasi kepemimpinan kristen dan kontribusinya dalam pelayanan gereja dan menjalankan pelayanannya dengan baik secara manajemen informasi dan manajemen administrasi sesuai kemajuan teknologi dalam pelayanan pastoral.
Pemahaman Makna Misi dan Penginjilan Serta Implikasinya Bagi Orang Percaya yakub hendrawan perangin angin; Tri Astuti Yeniretnowati
Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia Vol 2, No 3 (2022): Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia
Publisher : Pusat Studi Pentakosta Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54403/rjtpi.v2i3.56

Abstract

Banyak orang Kristen masih belum memahami arti misi dan penginjilan dengan baik dan benar, bahkan lebih parahnya tidak memahami sama sekali hakikat dari misi dan penginjilan. Untuk itu penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan pencerahan dan implikasi yang benar terkait makna misi dan penginjilan bagi orang percaya. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif pendekatan riset pustaka. Hasil penelitian ini membawa implikasi bagi orang Kristen, yaitu: Pertama, Menjadi gereja dan orang Kristen bermisi. Kedua, Pekerjaan sebagai pelayanan misi dan penginjilan. Ketiga, Berperan sebagai mediator dalam memberitakan Injil. Keempat, Mengizinkan diri diubah oleh Injil. Kelima, Menyampaikan berita yang berasal dari Alkitab. Keenam, Misi gereja sebagai komunitas orang percaya kepada kaum miskin. Ketujuh, Terlibat aktif dalam misi sosial gereja. Kedelapan, Komitmen pada visi dan iisi Yesus. Many Christians still don't understand the meaning of mission and evangelism properly and correctly, even worse, they don't fully understand the essence of mission and evangelism. For this reason, this research was conducted in order to provide enlightenment and correct implications regarding the meaning of mission and evangelism for believers. This research was conducted using a qualitative method of library research approach. The results of this study have implications for Christians, namely: First, Being a church and a Christian with a mission. Second, work as a ministry of mission and evangelism. Third, play a role as a mediator in preaching the Gospel. Fourth, Allow yourself to be changed by the Gospel. Fifth, Delivering news that comes from the Bible. Sixth, the mission of the church as a community of believers to the poor. Seventh, Actively involved in the social mission of the church. Eighth, Commitment to the vision and content of Jesus.

Page 1 of 1 | Total Record : 6