cover
Contact Name
Badrul Munif
Contact Email
munifbadrul2@gmail.com
Phone
+6281333281050
Journal Mail Official
munifbadrul2@gmail.com
Editorial Address
Jl. Letkol Istiqlah No.109, Lingkungan Mojoroto R, Penataban, Kec. Giri, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia 68422
Location
Kab. banyuwangi,
Jawa timur
INDONESIA
Nursing Information Journal
ISSN : -     EISSN : 28090152     DOI : -
Core Subject : Health,
NIJ is a nursing journal which publishes scientific works for nurse practitioners and researchers. NIJ welcomes and invites original and relevant research articles in nursing as well as literature study and case report particularly in nursing.
Articles 33 Documents
Gambaran Mental Health Status pada Siswa dengan Usia 15-18 Tahun yang Melakukan Pembelajaran Blended Learning pada Masa Pandemi Covid-19 Veni Eka Septiyana Hidayanti; Kurniawan Erman Wicaksono; Ika Arum Dewi Satiti
Nursing Information Journal Vol 1 No 2 (2022): Nursing Information Journal
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKES Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.387 KB) | DOI: 10.54832/nij.v1i2.208

Abstract

Latar Belakang: Pandemi Covid-19 masih terus berlangsung hingga saat ini sehingga Kementrian pendidikan Indonesia menerapkan sistem pembelajaran baru yaitu sistem pembelajaran blended learning dimana siswa harus melakukan pembelajaran secara online dan juga harus datang ke sekolah, jadi pembelajaran blended learning merupakan pembelajaran bauran antara online dan luring. Sistem pembelajaran blended learning ini tentunya berdampak positif dalam penekanan penyebaran Covid-19, namun disisi lain ternyata juga berdampak negatif pada mental health siswa. Pembelajaran blended learning berdampak buruk pada status kesehatan mental siswa yaitu siswa kesulitan menyesuaikan dengan sistem pembelajarannya, mereka menjadi jarang interaksi dengan teman sebayanya, kesulitan saat berkonsentrasi dalam menyelesaikan tugas karena kurang faham dengan materi yang disampaikan dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran masalah mental health status pada siswa yang melakukan pembelajaran blended learning. Metode : Peneliti merupakan penelitia diskriptif kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Srenght and Diffuculties Questionnaire (SDQ) yang diberikan pada 30 responden dari jumlah populasi sebanyak 42 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dimana penliti hanya mengambil responden sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti yaitu siswa yang melakukan pembelajaran blended learning, siswa yang terindikasi mengalami masalah mental health serta siswa yang berusia 15-18 tahun. Hasil : Hasil peneliti ini didapatkan data umum Sejumlah 15 orang adalah perempuan dan 15 orang adalah laki-laki. Rentang usia responden adalah 15-18 tahun dengan hasil usia 15 tahun (26,7%), usia 16 tahun (26,7%), usia 17 tahun (33,3%) dan usia 18 tahun (13,3%). Hasil penelitian dengan menggunakan kuesioner Srenght and Diffuculties Questionnaire (SDQ) didapatkan hasil data sebanyak 83,4% siswa mengalami gejala emosional, sebanyak 16,7% siswa mengalami masalah dalam perilaku sehari-hari, sebanyak 36,7% siswa mengalami masalah relasi dengan teman sebayanya. Kesimpulan: Pembelajaran blended learning ternyata bukan hanya berdampak positif namun juga berdampak negatif pada siswa, sehingga siswa menjadi kesulitan dalam belajar sehingga mengganggu mental health status siswa.
Pengaruh Psikoedukasi Spiritual pada Anak dengan Motherless Ivan Rachmawan; Y. Waliyyun Arifuddin; Piscalita Damayanti Ainun Sholeha
Nursing Information Journal Vol 1 No 2 (2022): Nursing Information Journal
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKES Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.81 KB) | DOI: 10.54832/nij.v1i2.209

Abstract

Latar Belakang : Luka pengasuhan adalah luka psikologis yang didapat seseorang selama masa pengasuhan. Hal tersebut berpotensi besar menjadi pribadi yang sangat bermasalah dengan harga dirinya. Penanganan luka parenting dapat dilakukan dengan terapi psikoedukasi spiritual yaitu mengkolaborasikan psikoedukasi dengan pendekatan spiritual. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh psikoedukasi spiritual terhadap luka pengasuhan motherless (tidak adanya peran ibu dalam pengasuhan) Metode : Penelitian dilakukan dengan menggunakan pre-experimental design one grub pre and post test, dengan teknik purposive sampling. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah anak yang mengalami parenting injury akibat tidak adanya peran ibu dalam pengasuhan (motherless) sebanyak 10 responden. Alnalisis statistik menggunakan uji t berpasanga. Hasil : Uji normalitas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Karakteristik umum responden didapatkan sebagian besar berjenis kelamin perempuan sebanyak 8 responden (80%), hampir seluruhnya memiliki saudara kandung sebanyak 9 responden (90%), sebagian besar responden memiliki waktu 9-16 jam per hari bersama Ibu sebanyak 6 responden (60%). Berdasarkan tingkat luka pengasuhan sebelum dan sesudah Ibu diberi terapi psikoedukasi spiritual didapatkan nilai selisih sebesar 5,2 dan p-value 0,000 atau p<0,005. Kesimpulan : Penelitian ini menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terapi psikoedukasi spiritual terhadap luka pengasuhan motherless.
Gambaran Pengendalian Emosi Lansia dalam Lingkungan Padat Penduduk Perum Gardenia Kabupaten Malang Yulanda Wahyu Anggraini; Dian Pitaloka Priasmoro; Tien Aminah
Nursing Information Journal Vol 1 No 2 (2022): Nursing Information Journal
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKES Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.948 KB) | DOI: 10.54832/nij.v1i2.211

Abstract

Pendahuluan: Perubahan fisik Lansia mempengaruhi aspek psikologis. Perubahan psikologis mempengaruhi kesehatan jiwa, seperti penurunan fungsi kognitif, perubahan dalam peran sosial, dan perubahan tingkat depresi. Perubahan yang terjadi menjadi penyebab dari lansia beresiko mengalami gangguan mental emosional. Oleh karena itu pengendalian emosi lansia sangat diperlukan untuk mengurangi ketegangan emosi yang meningkat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengendalian emosi lansia di lingkungan padat penduduk Wilayah Perumahan Gardenia RT 3, Desa Saptorenggo Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Metode: Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasinya seluruh lansia di RT.03 berjumlah 32 orang. Teknik sampling total sampling dengan besar sampel 32 responden. Variabel yang di teliti adalah pengendalian emosi lansia. Instrumen menggunakan kuesioner Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) dan skala Likert empat poin. Hasil: Penelitian didapatkan pengendalian emosi lansia sebagian besar yaitu 20 lansia (62,5%) dikategori rendah, dimana lansia tidak mampu mengendalikan emosinya. Kesimpulan: masalah pengendalian emosi pada lansia dapat disebabkan oleh faktor yang mempengaruhi ketidak mampuannya dalam mengendalikan emosi seperti faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan, pekerjaan dan penghasilan. Adanya masalah pengendalian emosi lansia diharapkan oleh setiap individu lansia mempunyai kemampuan dalam pengendalian emosi yang dapat dilakukan dengan cara saling terbuka kepada orang terdekat, aktivitas kegiatan dan bersabar.
Asuhan Keperawatan Jiwa pada Pasien dengan Gangguan Orientasi Realita: Studi Kasus Nadya Rahmania; Faizatul Ulya; Yeni Fitria
Nursing Information Journal Vol 2 No 1 (2022): Nursing Information Journal
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKES Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54832/nij.v2i1.221

Abstract

Pendahuluan: Skizofrenia merupakan bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses pikir serta disharmoni antara proses pikir, afek, dan psikomotor. Salah satu gejala positif skizofrenia yaitu gangguan orientasi realita, waham. Pasien dengan waham tidak mampu mengenali tempat, waktu, dan orang disekitarnya yang mengakibatkan pasien merasa asing, dan menjadi pencetus terjadinya ansietas. Untuk mengatasi hal ini maka perlu dilakukan aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten tentang realitas disekitarnya. Intervensi keperawatan yang diberikan pada pasien dengan waham yaitu berfokus pada orientasi realita. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk mengetahui pengaruh asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa dengan masalah gangguan orientasi realita. Metode: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan, meliputi pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Sampel adalah Tn Y dengan diagnosa Skizofrenia yang dirawat di RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang. Pengumpulan data dilakukan melalui anamnesa dan observasi selama 6 hari. Hasil: Berdasarkan hasil pengkajian ditemukan masalah keperawatan utama pada pasien adalah waham. Intervensi keperawatan yang diberikan yaitu strategi pelaksanaan SP1-3P, dan melakukan implementasi kemudian melakukan evaluasi. Implementasi keperawatan yang dilakukan yaitu melakukan SP1-3P meliputi melatih orientasi realita diri terhadap waham, menggali kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan meningkatkan pengetahuan pasien terhadap penggunaan obat secara teratur. Evaluasi pada hari terakhir didapatkan bahwa pasien masih suka berbicara non realistik khususnya terkait wahamnya, kontak mata menjadi lebih baik, dan pasien tetap menolak orientasi realitas yang diberikan. Kesimpulan: Berdasarkan evaluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien masih tercapai. Diharapkan perawat meningkatkan komunikasi terapeutik sehingga terjalin hubungan saling percaya dan kerja sama yang baik untuk mendorong klien lebih kooperatif dan tercapainya tujuan asuhan keperawatan. Selain itu juga perlu adanya terapi kognitif perilaku untuk mengembalikan orientasi realita pasien. Keluarga diharapkan untuk memberi dukungan dan motivasi dalam merawat pasien di rumah, khususnya terhadap kepatuhan minum obat secara teratur.
Gambaran Status Gizi Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) di Posyandu Duta Sehat Ika Atifatus Sholikha; Dian Pitaloka Priasmoro; Mustriwi Mustriwi
Nursing Information Journal Vol 2 No 1 (2022): Nursing Information Journal
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKES Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54832/nij.v2i1.261

Abstract

Pendahuluan: Masalah gizi seringkali dialami oleh anak-anak terutama anak usia toddler, oleh sebab itu mereka membutuhkan asupan nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa. Anak-anak akan menderita kekurangan gizi jika mereka tidak dapat mengakses gizi dalam jumlah yang cukup dan seimbang. Gangguan gizi pada anak usia toddler (1-3 tahun) akan mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya. Kekurangan gizi pada anak tidak hanya menimbulkan gangguan pertumbuhan fisik, tetapi juga mempengaruhi kecerdasan dan produktivitas ketika dewasa. Berdasarkan hasil Riskesdas 2018 tentang status gizi balita menunjukkan adanya perbaikan status gizi pada balita Indonesia yaitu status gizi buruk dan kurang turun dari 19,6% menjadi 17,7%. Oleh karena itu perbaikan status gizi harus tetap dilakukan dengan cara memberikan anak makanan sehari-hari dalam jumlah yang tepat dan kualitas baik agar anak dapat tumbuh dengan baik dan sehat sehingga dapat mengurangi adanya masalah gizi pada anak usia toddler. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran status gizi anak usia toddler (1-3 tahun) di Posyandu Duta Sehat. Metode: Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasinya seluruh anak usia toddler (1-3 tahun) di Posyandu Duta Sehat berjumlah 30 orang. Teknik sampling total sampling dengan besar sampel 30 responden. Variabel yang di teliti adalah status gizi anak usia toddler. Instrumen menggunakan lembar observasi berdasarkan hasil pengukuran antropometri BB/TB. Hasil: status gizi anak usia toddler sebagian besar yaitu 20 anak usia toddler (60%) memiliki status gizi baik (normal), yang ditandai dengan BB anak sesuai dengan TB. Kesimpulan: masalah status gizi pada anak usia toddler dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi seperti faktor usia orangtua, pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga dan adanya riwayat penyakit pada anak. Ada atau tidaknya masalah status gizi pada anak usia toddler diharapkan orangtua tetap memberikan gizi yang seikmbang agar tetap tumbuh dengan sehat dan baik.
Gambaran Tingkat Stres Siswa SMK Program 4 Tahun Kelas XIII SIJA Saat Melakukan Praktek Kerja Lapangan Andriani Vivi Rahmawati; Dian Pitaloka Priasmoro; Ardhiles Wahyu Kurniawan
Nursing Information Journal Vol 2 No 1 (2022): Nursing Information Journal
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKES Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54832/nij.v2i1.262

Abstract

Pendahuluan: Praktik kerja lapangan merupakan satu persyaratan utama siswa SMK untuk menyelesaikan studi pembelajarannya. Kondisi tersebut sering kali mengakibatkan siswa mengalami stres, dimana hal tersebut disebapkan oleh adaptasi lingkungan dan tugas baru, yang tentunya tidak sama dengan keadaan di sekolah. stres yang dialami oleh siswa mengakibatkan perasaan tidak nyaman, bosan, atau penurunan semangat saat melaksanakan praktek yang berujung pada kegagalan proses akademik. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat stres Siswa SMK Program 4 Tahun Kelas XIII SIJA saat melakukan praktek kerja lapangan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Sampel penelitian ini adalah siswa SMK Program 4 Tahun Kelas XIII SIJA saat melakukan praktek kerja lapangan yang diambil dengan teknik total sampling dan didapatkan sebanyak 33 responden. Variabel penelitian adalah tingkat stres siswa SMK program 4 tahun kelas XIII SIJA saat melakukan praktek kerja lapangan. Pengambilan data dilakukan dengan lembar kuesioner DASS yang disebarkan dengan media google form dan selanjutnya dianalisis menggunakan analisis univariat. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan tingkat stres siswa SMK program 4 tahun kelas XIII SIJA adalah stres ringan (11 siswa atau 33,3%) dan stres sedang (22 siswa atau 66,7%). Kesimpulan: Stres yang dialami siswa SMK Program 4 Tahun SIJA disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu umur, jenis kelamin, dan jumlah anggota keluarga ≥4 orang. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi pihak sekolah dan guru pembimbing praktek tentang keadaan psikologis siswa SMK Program 4 Tahun Kelas XIII SIJA saat melakukan praktek kerja lapangan.
Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kejadian Sibling Rivalry pada Anak Usia 3-6 Tahun: Studi Literatur Fransiska Erna Damayanti; Diana Kusumawati; Achmad Efendi; Ni Ketut Ledi Wiryanti
Nursing Information Journal Vol 2 No 1 (2022): Nursing Information Journal
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKES Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54832/nij.v2i1.220

Abstract

Pendahuluan: Suatu perasaan cemburu dan kebencian yang biasanya dialami oleh seorang anak terhadap kelahiran atau kehadiran saudara kandungnya, hal ini dapat menyebabkan permasalahan manakala sikap bermusuhan terus berjalan, mendalam dan akan membahayakan anak karena dapat menimbulkan perilaku harga diri rendah. Pemilihan pola asuh yang tepat dan penerimaan terhadap segala kekurangan anak akan berdampak pada pertumbuhan dan berkembang menjadi pribadi yang baik, dan dapat mencegah terjadinya reaksi sibling rivalry pada anak. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui keterkaitan pola asuh orang tua dengan kejadian sibling rivalry pada anak usia 3-6 tahun. Metode: Dalam penelitian ini menggunakan Literature Review atau penelitian kepustakaan, dengan teknik sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Database yang digunakan dalam pembuatan literature review ini adalah Google Scholar, Portal Garuda. Total jurnal yang diperoleh yaitu 5248 artikel berbahasa Indonesia dengan judul sibling rivalry pada anak, kemudian dilakukan penyaringan dengan kriteria inklusi dan eksklusi terkait pola asuh orang tua dan kejadian sibling rivalry pada anak usia 3-6 tahun, artikel yang diidentifikasi dan dipublikasikan dari tahun 2018-2022, dari 24 artikel, terdapat 7 artikel memenuhi syarat review. Hasil: Terdapat 7 artikel yang mengatakan menerapkan pola asuh demokratis, otoriter, dan permisif kemudian terdapat 7 artikel jurnal yang menunjukkan adanya sibling rivalry. Berdasarkan hasil literatur review terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan kejadian sibling rivalry pada anak usia 3-6 tahun Kesimpulan: Terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan kejadian sibling rivalry pada anak usia 3-6 tahun.
Gambaran Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) pada Lansia Pasca Positif Covid-19 Aulia Syifa’ Amini; Gardha Rias Arsy
Nursing Information Journal Vol 2 No 1 (2022): Nursing Information Journal
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKES Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54832/nij.v2i1.279

Abstract

Pendahuluan: Lansia merupakan tahap akhir perkembangan pada kehidupan manusia yang dimulai pada usia 60 tahun hingga mencapai 120 atau 125 tahun Semua orang akan mengalami proses penuaan atau menuju masa tua pada fase akhir kehidupannya. Proses penuaan merupakan proses alami yang tidak dapat dicegah dan merupakan hal yang wajar. Lansia keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stress fisiologis, kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemamapuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual. Respon psikologis setiap individu terhadap sebuah peristiwa traumatis baik terjadi secara langsung maupun yang tidak langsung dapat diamati dalam rentan waktu jam, hari, dan bulan. Dampak psikologis pada lansia pasca positif Covid-19 lansia akan mengalami penurunan motivasi karena pasien merasa takut sehingga akan mengalami penurunan motivasi untuk menjalani aktivitas seperti biasanya setelah mengetahui dirinya terpapar Covid-19 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) pada lansia pasca positif Covid-19. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan menggunakan metode survey. Metode yang digunakan dalam pengumpulan survey salah satunya dengan penyebaran kuesioner. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Purposive Sampling, sampel yang diambil sebanyak 57 responden. Pengumpulan data didapatan dari hasil pengisian kuesioner. Hasil: Hasil penelitian menunjukan hasil dari 57 responden yang tertinggi adalah lansia yang tidak terindikasi gejala Tingkat Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) sebanyak 39 lansia (68.4%). Dan lansia yang terindikasi gejala Tingkat Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) sebanyak 18 lansia (31.6%). Kesimpulan: Lansia itu kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Semua orang akan mengalami proses penuaan atau menuju masa tua pada fase akhir kehidupannya. Lansia merupakan keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stress fisiologis, Pada lansia terjadi penurunan sensitivitas pada sistem imun, maka dari itu banyak lansia yang terkena positif Covid-19 sehingga lansia itu trauma.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga dengan Perawatan Penderita Hipertensi di Rumah Assofatin Nurul Hakim; Gardha Rias Arsy
Nursing Information Journal Vol 2 No 1 (2022): Nursing Information Journal
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKES Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54832/nij.v2i1.280

Abstract

Pendahuluan : Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai tugas kesehatan keluarga mengakibatkan tidak tepatnya dalam penanganan yang diberikan pada penderita penyakit dikeluarga. Meningkatnya pengetahuan pada pasien tentang hipertensi akan mendorong seseorang untuk berperilaku yang lebih baik dalam mengontrol hipertensi. Perilaku yang baik tersebut dapat diterapkan keluarga dengan cara mengubah gaya hidup penderita hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan keluarga dengan perawatan penderitan hipertensi di rumah. Metode: penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional atau untuk mencari hubungan tingkat pengetahuan keluarga dan perawatan hipertensi di rumah. Sampel penelitian ini merupakan keluarga dengan kriteria memiliki anggota keluarga dengan masalah hipertensi di desa Honggosoco. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik purposive sampling dan didapatkan sebanyak 37 responden. Analisis data pada penelitian ini menggunakan Uji Rank Spearmen. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai tertinggi dari tabulasi silang yaitu tingkat pengetahuan kategori baik dengan perawatan hipertensi efektif sebanyak 11 responden (84.6%) dengan nilai P Value 0,000 (P<0,05) dan nilai r 0,677. Kesimpulan: Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan keluarga dengan perawatan hipertensi di rumah dengan nilai koefisien spearman sebesar 0.677 atau menunjukkan jika kekuatan hubungan antara dua variable ini pada kategori kuat. Sangat disarankan untuk perawat dalam memberikan asuhan keperawatan penderita hipertensi perlu melibatkan keluarga dengan memberikan edukasi kepada keluarga tentang perawatan penyakit hipertensi yang benar.
Karakteristik Umum Penderita Sindrom Koroner Akut Maulidah Maulidah; Sri Wulandari; Muhammad Annaba Alwi Tholib; Dwi Inggar Pratiwi Octavirani
Nursing Information Journal Vol 2 No 1 (2022): Nursing Information Journal
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKES Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54832/nij.v2i1.281

Abstract

Latar Belakang: Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan salah satu penyakit tidak menular dimana terjadi perubahan patologis atau kelainan dalam dinding arteri koroner yang dapat menyebabkan terjadinya iskemik miokardium dan UAP (Unstable Angina Pectoris) serta Infark Miokard Akut (IMA) seperti Non-ST Elevation Myocardial Infarct (NSTEMI) dan ST Elevation Myocardial Infarct (STEMI). Berdasarkan data rekam medik di RS PKU Gamping pada tahun 2019 kejadian SKA sebanyak 234 orang, tahun 2020 sebanyak 179 orang dan tahun 2021 pada bulan Januari-Oktober sebanyak 189 penderita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik penderita sindrom coroner akut seperti merokok, diabetes mellitus, usia, jenis kelamin dan keturunan terhadap kejadian SKA. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross-sectional. Sampel penelitian adalah pasien SKA dengan kriteria inklusi yaitu diagnosis SKA: UAP/ STEMI/ NSTEMI/ Infark Miokard/ riwayat SKA, tetapi masih dalam lingkup penderita penyakit jantung, dilakukan perekaman EKG, pemeriksaan lipid dalam darah, dan pemeriksaan kadar gula darah. Pengambilan sampel menggunakan Teknik accidental sampling dengan dibatasi waktu Februari-April 2022 didapatkan sebanyak 89 responden. Pengambilan data dilakukan dengan mengobservasi rekam medik pasien untuk data sekunder sedangkan data primer menggunakan lembar kuesioner Riskesdas 2013. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji chi-square Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada variabel merokok didapatkan p-value 0,006 atau p-value < 0,05 dan pada variabel diabetes mellitus didapatkan p-value 0,000 atau p-value < 0,05 yang diartikan bahwa ke dua variabel tersebut ada hubungan terhadap kejadian SKA. sedangkan pada variabel usia,jenis kelamin dan keturunan didapatkan p-value > 0,05 yang diartikan ke tiga variabel tersebut tidak memiliki hubungan terhadap kejadian SKA. Kesimpulan: Penelitian ini menemukan bahwa merokok dan diabetes mellitus merupakan karakteristik umum yang memiliki hubungan dengan terjadinya sindrom koroner akut. Sedangkan karakteristik umum usia, jenis kelamin dan keturunan tidak.

Page 2 of 4 | Total Record : 33