cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 2 (1993): Desember 1993" : 8 Documents clear
Produktifitas Primer dan Laju Pertumbuhan Fitoplankton di Perairan Pantai Bekasi Richardus F. Kaswadji; Fifi Widjaja; Yusli Wardiatno
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 1 No. 2 (1993): Desember 1993
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4981.846 KB)

Abstract

Observasi dan eksperimen telah dilakukan untuk mengevaluasi produktifitas primer dan laju pertumbuhan fitoplankton serta estimasi pemangsaan fitoplankton oleh zooplankton di perairan Muara Bekasi, Muara Jaya, dan Muara Sorongan,Kabupaten Bekasi di lokasi muara sungai (Stasiun S), perairan antara sungai dan laut (Stasiun SL) dan laut di depannya (Stasiun L). Produktifitas primer diukur dengan menggunakan metode botol gelap-botol terang, sedangkan laju pertumbuhan fitoplankton diukur dengan metode penyaringan. Pengukuran dan eksperimen dilakukan pada bulan Februari , Maret, dan April 1993. Dari hasil pengukuran didapatkan nilai rata-rata produktifitas primer sebesar 428,16,322,55, dan 343,97 gC/ml/tb berturut-turut untuk Stasiun S, SL, dan L. Laju tumbuhan fitoplankton adalah 16 %, 54 %, dan 26 % penggandaanlhari untuk Stasiun S, SL, dan L. Klorofil yang hilang di Stasiun S, SL, dan L berturut-turut adalah sebesar 2,28, 3,81, dan 2,38~tlhari, atau sekitar Ix )0-4, 3x )0-4, dan 0,7x 10-4 ~Cl1t/zooplankter/hari ditransfer dari fitoplankton ke zooplankton .Kata-kata kunci: fitoplankton, produktifitas primer, laju pertumbuhan, perairanpantai, Kabupaten Bekasi.
Keadaan Net-Fitoplankton Perairan Estuari di Sebelah Selatan Beting Pasir Pantai Marunda,Teluk Jakarta Pada Saat Pasang dan Surut Yusli Wardiatno; Muhammad Eidman; Fifi Widjaja; Fredinan Yulianda
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 1 No. 2 (1993): Desember 1993
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3696.612 KB)

Abstract

Penelitian tentang kondisi net-fitoplankton di perairan estuari di sebelah selatan beting pasir pantai Marunda dilakukan antara tanggal JO Februari - 10 Maret 1990. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi dan perbedaan kelimpahan net-fitoplankton pada saat pasang dan surut. Pengambilan contoh dilakukan di 10 titik pengambilan contoh seminggu sekali dengan pengulangan 5kali. Hasil penelitian memperlihatkan adanya 3 kelas net-fitoplankton di lokasi penelitian, yaitu Kelas Bacillariophyceae dengan 37 genera, Kelas Cyanophyceaedengan 9 genera dan Kelas Chlorophyceae dengan II genera. Pada beberapa stasiun pengamatan dijumpai kelimpahan yang cukup tinggi dari jenis Chaetoceros dan Skeletonerna. Hal ini berkaitan dengan parameter kimia dan fisika stasiun pengamatan terse but. Kelimpahan net-fitoplankton tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata antara saat pasang dengan saat surut.Kata-kata kunci : net-fitoplankton, estuari, komposisi, beting pasir, kelimpahan,pasang surut
Struktur Komunitas dan Distribusi Ikan Karang di Perairan Pulau Sekepal dan Pantai Belebuh , Lampung Selatan , dan Hubungannya dengan Karakteristik Habitat Maya F Tamimi; Dedi Soedharma; Nurlisa A Butet; Dietriech G Bengen
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 1 No. 2 (1993): Desember 1993
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5378.385 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas dan distribusi ikan karang serta hubungannya dengan karakteristik habitat. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai infonllasi yang berguna bagi pengelolaansumberdaya ikan karang. Pengamatan komunitas ikan karang dilakukan dengan menggunakan metoda pencacahan langsung. Struktur komunitas ikan karang dilihat berdasarkan indekskeragaman, keseragaman dan dominansi, sedangkan untuk melihat distribusi spasial ikim karang dan hubungannya dengan karakteristik habitat, digunakan metoda analisis faktorial koresponden.Struktur komunitas ikan karang di perairan Pulau Sekepal dan Pantai Belebuh umurnnya berada pada kondisi masih stabil, kecuali pada stasiun 14. Pada stasiun 14 sering terjadi kekeruhan yang disebabkan oleh adanya sirkulasi air yang tidak stabil. Hal ini merupakan faktor yang tidak menunjang bagi kehidupan komunitas karang dan ikannya. Dari studi ini juga dapat diketahui bahwa distribusi beberapa jenis ikan karang secara nyata dapat dicirikan oleh karakteristik habitattertentu, disamping adanya beberapa jenis ikan yang kosmopolit.Kata-kata kunci: struktur komunitas, ikan karang, karakteristik habitat, analisisfaktorial koresponden
Komunitas Keong Strombus Canarium Linne.1758 dan Asosiasinya dengan Moluska Lain di Perairan Pulau Bintan , Riau R M Marwoto; H Andiarto; R Widodo
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 1 No. 2 (1993): Desember 1993
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3902.154 KB)

Abstract

Studi tentang komunitas keong gonggong (Strom bus canarium ) dan asosiasinya  dengan jenis moluska lain telah dilakukan di pulau Bintan. Riau. Hasil studi menunjukkan bahwa lokasi pengamatan di Terkulai, Pengujan, Busung, Los dan Dompak merupakan habitat yang cocok untuk j enis keong ini. Kepadatan keong gonggong di Terkulai, Busung dan Dompak berkisar antara 0,64 - 0,80 individu/m2, sedangkan di Pengujan dan Los hanya 0,60 individu/m2 Lebih lanjut studi ini mengemukakan dominasi spesifik, keanekaragaman dan asosiasi yang terjadi antara keong gonggong dan beberapa jenis moluska lain.Kata-kata: keong gonggong, komunitas, keanekaragaman, asosiasi, pulau Bintan
Studi Kebiasaan Makanan Ikan Gurame Osphronemus Gouramy Ridwan Affandi
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 1 No. 2 (1993): Desember 1993
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3448.412 KB)

Abstract

Untuk memucu pertllmbuhun ibn gllrame perlu dilukukan perubahan pola pemberiun pakan, duri kebiusuun memberikun pakan hunya berupa daun tumbuhan ke pemberiun pukan buutan yang kaya akan nutrisi. Untuk meneliti kebutuhannutrisi pada ikan ini perlu informasi dasar tentang kebutuhan nutriisi ikan tersebut Inforn13si yang dimaksud adalah gambaran komposisi makanannya di alam (kolam alami) kelompok makanan dominan yang dimakan ikan ini berubah dari insekta (pada ikan ukuran kecil) menjadi tumbuhan (pada ikan ukuran besar). Perubahan komposisi pakan ini sejalan dengan perubahan ukuran tubuh dan perbandingan antara panjang usus dan panjang tubuh. Dengan demikian pada saatmasih muda ikan gurame bersifat karnivor dan pada saat dewasa berubah menjadi omnivor yang cenderung herbivor.Kata-kala kunci: kebiasaan makanan, nutrisi, karnivora
Laju Pertumbuhan Gracilaria Lichenoides(L) Gmel dan Gracilaria gigas HARV . Pada Salinitas Berbeda I Made Dwi Ismawan; H Eidman; Mennofatria Boer
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 1 No. 2 (1993): Desember 1993
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2296.422 KB)

Abstract

Graci/aria sp. merupakan alga laut yang mampu hidup pada selang salinitas yang cukup tinggi. Untuk melihat laju pertumbuhan G. lichenoides dan G. gigas, pada penelitian ini digunakan 5 perlakuan salinitas yaitu 15%0 , 20%0, 25%0 , 30%0 dan 35960.Dan hasil penelitian terlihat bahwa laju pertumbuhan G. lichenoides cenderung lebih baik dibandingkan laju pertumbuhan G. gigas. Rata-rata lajupertumbuhan tertinggi G. lichenoides terjadi pada salinitas 25% sedangkan G. gigas pada salinitas 20%Kata-kata kunci:alga laut (G. lichenoides dan G. gigas), laju pertumbuhan, salinitas
Studi Laboratorium:Respon Penempelan Larva Planula Ubur-Ubur Terhadap Cahaya dan Grafitasi Fredinan Yulianda
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 1 No. 2 (1993): Desember 1993
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2637.578 KB)

Abstract

Respon larva ubur-ubur Aurelia aurila terhadap cahaya dan grafitasi dilakukan dengan mengamati penempelan larva pada cawan Petri yang sebagian diberi warua dan direndam dalam air. Dengan cara ini larva dapat memilih daerah terang atau bayang, dan bagian atas atau bawah cawan sebagai  tempat penempelannya. Larva yang menempel bersifat fotonegatif, danjumlah penempelan di daerah gelap/bayang dan terang memberikan hasil yang berbeda (Wilcoxon Signed RankTest; P<O,05). Larva juga bersifat geotaktis negatif, yaitu larva cenderung menempel di bagian atas (tutup cawan Petri) dibandingkan di bag ian bawah cawan (Wilcoxon Signed Rank Test; P<O,05). Pengaruh grafitasi lebih kuat dibandingkan pengaruh cahaya terhadap penempelan larva sepanjang larva masih bisa mentolerir cahaya ..Kata-kata kunci : ubur-ubur, Aurelia aurila, cahaya dan grafitasi
Pembangunan Perikanan Pada Pembangunan Jangka Panjang II (PJPT II) Kardiyo Praptokardiyo; Ismudi Muchsin
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 1 No. 2 (1993): Desember 1993
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1581.208 KB)

Abstract

Sub-sektor perikanan merupakan bidang yang paling komplek diantara subsektor-subsektor pertanian yang lain. Hal ini antara lain disebabkan karena dimensi sumberdaya yang dinamis dengan batasan-batasannya yang sangat relatif. Oleh karena itu pembangunan sub-sektor perikanan memerlukan pemikiran yang spesifik. Berbagai pemikiran telah banyak dicurahkan untuk penyusunan strategi pembangunan perikanan, antara lain pemikiran yang paling baru adalah hasil Workshop on Fisheries Policy and Planning oleh Dirjen Perikanan dan Fisheries Forum I dan II oleh Litbang Perikanan, serta Fisheries Forum III oleh Ditjen Perikanan dan Badan Litbang Pertanian. USAID mensponsori pertemuan-pertemuan tersebut. Dari hasil pemikiran-pemikiran terse but hampir semua aspek kpennasalahan bidang perikanan dan strategi telah tertuang.Demikian luas cakupan aspek dan permasalahannya, sehingga dalam penyusunan strategi pembangunan perikanan sulit untuk dipadukan dalam salu fokuspembangunan yang sentral. Di dalam tulisan ini akan dicoba memilah-milah dankalau mungkin dengan introduksi pola pemikiran yang baru untuk menghasilkan pola pembangunan perikanan yang efisien. .untuk tllk mencari pola yang efisien salah satu langkah yang harus ditempuh adalah melalui usaha pengelompokan permasalah yang ada kemlldian diikuti dengan penyusunan prioritas-prioritas yang nantinya merupakan bahan bagi penyusunan strategi pembangunan. Strategi pembangunan yang akan dipakai hendaknya harus dapat dijabarkan ke dalam suatu program pembanguan yang sistematis dan mantap yang mengarah pada pemenuhan tujuan yang telah digariskan dalam tujuan nasional pembangunan perikanan antara lain adalah menghasilkan bahan pangan protein hewani bagi masyarakat, menciptakan lapangan kerja, mendorong pertumbuhanagro-industri di dalam negeri melalui penyediaan bahan baku, menghasilkan devisa melalui kegiatan ekspor hasil perikanan, serta meningkatkan pendapatan petani/nelayan dalam rangka memberantas kemiskinan yang melilit mereka .

Page 1 of 1 | Total Record : 8