cover
Contact Name
Dewi Perwito Sari
Contact Email
dewiperwito@unipasby.ac.id
Phone
+6282231054138
Journal Mail Official
Farmasis@unipasby.ac.id
Editorial Address
Jl. Dukuh Menanggal XII, Surabaya, 60234, Jawa Timur, Indonesia
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Farmasis: Jurnal Sains Farmasi
ISSN : -     EISSN : 27466418     DOI : https://doi.org/10.36456/
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Sains Farmasi (FARMASIS) adalah jurnal resmi yang diterbitkan oleh Prodi Farmasi, Fakultas Sains Kesehatan Universitas Adi Buana. Artikel dalam jurnal ini dapat diakses dan diunduh secara online oleh publik. Farmasis menerima artikel penelitian yang berfokus pada : Biologi farmasi, Kimia farmasi, Teknologi farmasi, Farmasi komunitas, Farmasi klinis
Articles 42 Documents
Artikel Review : Studi Fitokimia dan Aktivitas Farmakologi pada Tumbuhan Kapulaga (Elletaria cardamomum (L.) Maton) Zahwa Putri Pangestu Zahwa Putri Pangestu; Arista Wahyu Ningsih; Irvan Charles Sera Klau; Armeta Yuniar Pitaloka; Nura Wahidiyatur Rohmah; Fhinnishshia Gladys Sesi; Moh. Basri Firdaus Firman Norsyah
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Vol 4 No 1 (2023): Farmasis: Jurnal Sains Farmasi
Publisher : Program Studi Farmasi Fakultas Sains Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/farmasis.v4i1.6408

Abstract

Cardamom is one of the medicinal plants that can produce essential oils and is included in the top 9 largest spice commodities in the world. As a world export commodity, cardamom is often traded in the form of essential oils and dried fruit forms. This review aims to provide information about phytochemical studies in cardamom and cardamom pharmacological studies to determine the content contained in cardamom. The method used in this article review uses the google scholar, Dimension, and PubMed websites. With the keywords cardamom, phytochemical content, morphology, and pharmacological activity of cardamom plants. In the cardamom plant content test, dragendorf and mayer solvents were used to check for the presence of alkaloid compounds, in the flavonoid examination, HCl, Mg, and amyl alcohol solvents were used, in the examination of tannin compounds, gelatin solvents were used, and in polyphenolic senaywa used FeCl 3 solvents to check the presence of polyphenolic compounds. The antimicrobial activity of cardamom plants is shown by the presence of sineol, terpineol, and alpha-borneol which can reduce bad breath and kill bacteria that cause dental plaque. Anti-inflammatory activity in cardamom plants can prevent and inhibit proinflammatory proteins through all inflammatory signaling pathways. In antioxidant activity there are several compounds including flavonoids that can increase antioxidant defenses and can reduce inflammation. Cardamom has compounds such as: alkaloids, flavonoids, tannins, polyphenolics, and saponins. Because of the presence of compounds contained in cardamom plants, there are several pharmacological activities, including: antimicrobial activity, antioxidant activity, and anti-inflammatory activity.
Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Pasien Minum Obat Antihipertensi di Wilayah Puskesmas Pemurus Baru Saridah Marhani; Darini Kurniawati; Dini Rahmayani
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Vol 4 No 1 (2023): Farmasis: Jurnal Sains Farmasi
Publisher : Program Studi Farmasi Fakultas Sains Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/farmasis.v4i1.6905

Abstract

Di beberapa negara termasuk negara Indonesia penyakit hipertensi telah menjadi sebuah permasalahan pada seluruh masyarakat. Pada daerah Puskesmas Pemurus Baru, sejak 3 tahun berturut-turut yakni pada tahun 2015-2017 penyakit hipertensi mendapatkan peringkat pertama dari 10 penyakit yang paling banyak. Di tahun 2018, Provinsi Kalimantan Selatan menduduki peringkat pertama dengan jumlah 44,1% terhadap usia >18 tahun, dengan artian bahwasannya penyakit hipertensi penderitanya mengalami peningkatan yang bisa dikatakan signifikan. Dengan hal tersebut, didalam menjalankan proses pengobatan pasien harus patuh terhadap mempertahankannya pada waktu yang tidak singkat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan sebuah analisis mengenai keterkaitan antara support keluarga dengan pengetahuan terhadap sikap patuh pasien guna meminum obat antihipertensi pada Daerah Puskesmas Pemurus Baru. Metode yang digunakan adalah metode observasional analitik beserta model penelitian cross-sectional. Dengan mengambil sampel memakai teknik accidental sampling. Diperoleh sebuah hasil yang menyatakan bahwasannya pasien yang mempunyai pengetahuan bagus sejumlah 95 (82,6%) pasien serta pasien yang mempunyai pengetahuan kurang bagus sejumlah 20 (17,4%) pasien. Dan terdapat sejumlah 42 (36,5%) pasien dengan mempunyai dukungan keluarga yang baik, sejumlah 57 (49,6%) pasien mempunyai dukungan keluarga yang cukup, serta sejumlah 16 (13,9%) pasien mempunyai dukungan keluarga yang kurang. Terdapat sejumlah 13 (11,3%) pasien yang mempunyai sikap patuh tinggi, 54 (47,0%) pasien dengan mempunyai sikap patuh yang sedang, serta 48 (41,7%) pasien dengan mempunyai sikap tidak patuh. Dari pengujian analisis sperman rho hasilnya menyatakan bahwasannya pengetahuan menunjukkan nilai p-value= 0,541 serta dukungan keluarga menunjukkan nilai p-value= 0,423. Kesimpulan: Diantara keterkaitan antara dukungan keluarga dengan pengetahuan tidak ada hubungannya dengan sikap patuh pasien guna meminum obat antihipertensi
Formulasi dan Uji Karakteristik Handbody Lotion yang Mengandung Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (Piper crocatum) Fauzia Ningrum Syaputri; Ririn Artha Mulya; Titian Daru Asmara Tugon; Fitria Wulandari Wulandari
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Vol 4 No 1 (2023): Farmasis: Jurnal Sains Farmasi
Publisher : Program Studi Farmasi Fakultas Sains Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/farmasis.v4i1.6915

Abstract

Daun sirih merah adalah tanaman yang memiliki aktivitas antioksidan karena adanya mengandung senyawa flavonoid sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.  Untuk memudahkan dalam penggunaan daun sirih merah sebagai antioksidan maka dibuat bentuk sediaan handbody lotion yang mengandung ekstrak etanol daun sirih merah. Pada penelitian ini ditentukan formulasi sediaan handbody lotion dengan variasi konsentrasi emulgator trietanolamin (TEA) dan asam stearat serta menentukan pengaruh metode cycling test terhadap karakteristik fisik dan kimia sediaan handbody lotion. Ekstrak daun sirih merah diformulasikan pada FI, FII, dan FIII dengan konsentrasi emulgator yang berbeda setiap formulanya, yaitu secara berurutan FI, FII, dan FIII digunakan emulgator trietanolamin (TEA) 2%, 3% dan 4% serta asam stearat 1%, 1,5%, dan 2%.  Pengujian dilakukan menggunakan metode cycling test dengan parameter uji yaitu uji evaluasi yang dilakukan yaitu uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat, uji viskositas, dan uji tipe emulsi. Hasil penelitian diperoleh sediaan handbody lotion yang memiliki warna hijau kecoklatan, bau khas daun sirih merah, dan bentuk sediaan semi padat. Sediaan handbody lotion tidak homogen, memiliki pH 4,79 – 7,00. Uji daya sebar didapat hasil 5,2 cm – 5,7 cm. Uji daya lekat menghasilkan 5,31–5,55 detik. Hasil viskositas diperoleh nilai 2173-2966 cps, memiliki tipe aliran  pseudoplastis, dan tipe emulsi minyak dalam air. Kesimpulan dari penelitian ini, Hasil uji evaluasi yang    diperoleh ekstrak etanol daun sirih merah dapat dibuat sebagai handbody lotion, dan formula I merupakan formula terbaik yang didapatkan dari penelitian ini. Metode cycling test berpengaruh terhadap sediaan handbody lotion ekstrak daun sirih merah karena adanya perubahan suhu selama dilakukan cycling test sehingga memberikan pengaruh terhadap perubahan karakteristik sediaan.
Penurunan Berat Badan Mencit Swiss-Webster Betina pada Pemberian Infusa Daun Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Amanda Safithri Sinulingga
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Vol 4 No 1 (2023): Farmasis: Jurnal Sains Farmasi
Publisher : Program Studi Farmasi Fakultas Sains Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/farmasis.v4i1.6997

Abstract

Obesitas merupakan masalah global yang berpengaruh pada peningkatan morbiditas dan mortalitas pada orang dewasa di dunia. Sebanyak 21,8% orang dewasa (> 18 tahun) di Indonesia mengalami obesitas pada tahun 2018, meningkat 7% dibandingkan tahun 2013. Kondisi obesitas dapat memicu terjadinya peningkatan trigliserida, peningkatan tekanan darah, dan terjadinya resistensi insulin. Asam jawa (Tamarindus indica L.) telah digunakan secara luas oleh masyarakat Indonesia. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun asam jawa menunjukkan efek antidiabetes dan menurunkan kadar kolesterol darah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji penurunan berat badan pada hewan uji yang diberi infusa daun asam jawa yang diharapkan dapat membantu mencegah terjadinya obesitas. Daun asam jawa didapatkan dari daerah Sumber, Cirebon, Jawa Barat, kemudian dilakukan determinasi. Ekstraksi dilakukan dengan metode infusa. Pengamatan efek penurunan berat badan dilakukan selama 7 hari pada 4 kelompok hewan uji, yaitu kelompok sediaan uji dengan dosis 250 mg/kg bb, 500 mg/kg bb, dan 1 g/kg bb, dan kelompok kontrol negatif. Pemberian sediaan pada kelompok uji dan kontrol negatif dilakukan secara per oral. Mencit ditimbang setiap hari sebelum pemberian sediaan. Hasil pengukuran berat badan mencit menunjukkan bahwa terjadi penurunan berat badan setelah pemberian infusa daun asam jawa. Pada kelompok kontrol negatif terlihat adanya peningkatan berat badan. Penurunan berat badan yang siginifikan secara statistik (p < 0,05) ditunjukkan oleh sediaan dengan dosis 250 mg/kg BB pada hari ke-3 hingga hari ke-6. Penurunan berat badan yang signifikan secara statistik juga ditunjukkan oleh infusa daun asam jawa dengan dosis 500 mg/kg BB pada hari ke-4 hingga hari ke-6, sedangkan pada dosis 1 g/kg BB menunjukkan penurunan berat badan yang siginifikan pada hari ke-6. Infusa daun asam jawa dengan dosis 250 mg/kg berat badan menunjukkan penurunan berat badan yang signifikan secara statistik dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif.
Pemurnian Fraksi Ekstrak Etil Asetat Jamur Endofit Aspergillus salwaensis DTO297C1 nadya ambarwati; Noor Erma Nasution
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Vol 4 No 1 (2023): Farmasis: Jurnal Sains Farmasi
Publisher : Program Studi Farmasi Fakultas Sains Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/farmasis.v4i1.7006

Abstract

Mikroba endofit merupakan mikroba yang hidup di dalam jaringan tanaman tanpa membahayakan inangnya. Mikroba endofit menghasilkan beberapa zat yang memiliki aktivitas biologis. Aspergillus salwaensis DTO297C1 merupakan salah satu jamur endofit yang diisolasi dari Chromolaena odorata. Terbukti bahwa 7 dari 18 fraksi etil asetat memiliki aktivitas penghambatan Staphylococcus aureus ATCC 6538, Escherichia coli ATCC 8739, dan Candida albicans ATCC 10231. Penelitian ini bertujuan untuk memurnikan fraksi-5. Pemurnian menggunakan kromatografi kolom dengan silika gel 60 dan n-heksana : etil asetat-metanol 20 % gradien eluen. Didapatkan 400 vial yang digabungkan menjadi 9 subfraksi, 5.1 – 5.9. Subfraksi 5.1 dan 5.6 dianalisis menggunakan Kromatografi Lapis Tipis dengan silika gel 60 F254 sebagai fase diam dan kloroform : metanol (9,5:0,5) sebagai fase gerak. Subfraksi 5.1 dan 5.6 memiliki senyawa aktif yang pada pemindaian UV λ254, positif pada penghilangan noda H2SO4 anisaldehida, dan subfraksi 5.1 positif pada FeCl3. Kesimpulan dari penelitian ini, Fraksi-5 ekstrak etil asetat Aspergillus salwaensis strain DTO297C1 memiliki beberapa senyawa bioaktif flavonoid, polifenol dan terpenoid/steroid serta telah berhasil dilakukan pemurnian dengan menggunakan kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis (KLT)Mikroba endofit merupakan mikroba yang hidup di dalam jaringan tanaman tanpa membahayakan inangnya. Mikroba endofit menghasilkan beberapa zat yang memiliki aktivitas biologis. Aspergillus salwaensis DTO297C1 merupakan salah satu jamur endofit yang diisolasi dari Chromolaena odorata. Terbukti bahwa 7 dari 18 fraksi etil asetat memiliki aktivitas penghambatan Staphylococcus aureus ATCC 6538, Escherichia coli ATCC 8739, dan Candida albicans ATCC 10231. Penelitian ini bertujuan untuk memurnikan fraksi-5. Pemurnian menggunakan kromatografi kolom dengan silika gel 60 dan n-heksana : etil asetat-metanol 20 % gradien eluen. Didapatkan 400 vial yang digabungkan menjadi 9 subfraksi, 5.1 – 5.9. Subfraksi 5.1 dan 5.6 dianalisis menggunakan Kromatografi Lapis Tipis dengan silika gel 60 F254 sebagai fase diam dan kloroform : metanol (9,5:0,5) sebagai fase gerak. Subfraksi 5.1 dan 5.6 memiliki senyawa aktif yang pada pemindaian UV λ254, positif pada penghilangan noda H2SO4 anisaldehida, dan subfraksi 5.1 positif pada FeCl3. Kesimpulan dari penelitian ini, Fraksi-5 ekstrak etil asetat Aspergillus salwaensis strain DTO297C1 memiliki beberapa senyawa bioaktif flavonoid, polifenol dan terpenoid/steroid serta telah berhasil dilakukan pemurnian dengan menggunakan kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis (KLT)
Evaluasi Penggunaan Obat Rasional berdasarkan Indikator World Health Organization (WHO) di Puskesmas Dewi Perwito Sari; Digdo Suryagama; Asri Wido Mukti
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Vol 4 No 1 (2023): Farmasis: Jurnal Sains Farmasi
Publisher : Program Studi Farmasi Fakultas Sains Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/farmasis.v4i1.7090

Abstract

Penggunaan sediaan farmasi yang tidak rasional merupakan masalah kesehatan. Dampaknya terjadi pada efek klinis hingga efek ekonomi. Pada masa Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Puskesmas berperan dalam memberi layanan kesehatan tingkat pertama diharapkan mampu memberikan kualitas layanan yang optimal sehingga masalah kesehatan masyarakat tidak sampai berlanjut pada layanan tingkat lanjutan. Penggunaan sediaan farmasi yang tidak rasional diharapkan seminimal mungkin terjadi sehingga keselamatan pasien dapat terjaga. Penelitian ini dilakukan secara observasional dan bertujuan untuk memberikan gambaran profil penggunaan obat rasional berdasarkan indikator yang telah ditetapkan World Health Organization (WHO). Data penelitian diambil di wilayah kabupaten pasuruan pada tahun 2020. Data yang dikumpulkan berasal dari laporan indikator peresepan di puskesmas pada Dinas Kesehatan Kabupaten selama kurun waktu tahun 2019 dan direkap kembali menggunakan form pelaksanaan POR. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa penggunaan sediaan farmasi telah memenuhi standar WHO dari parameter penggunaan antibiotik pada ISPA non pneumoni dan diare, penggunaan injeksi pada myalgia, namun belum memenuhi pada rata-rata item obat per lembar resep. Penggunaan sediaan farmasi di puskesmas secara rata-rata Kabupaten Pasuruan telah memenuhi standar WHO namun masih perlu dilakukan tindaklanjut perbaikan terhadap puskesmas yang pelaksanaan penggunaan sediaan farmasinya belum memenuhi standar WHO
Pengaruh pH Basa terhadap Stabilitas Salisilamid Wisnu Prasetyo; Dewi Isadiartuti; Febri Annuryanti; nadya ambarwati
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Vol 4 No 2 (2023): Vol. 4 No 2 (2023): Farmasis: Jurnal Sains Farmasi
Publisher : Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/farmasis.v4i2.7139

Abstract

Salisilamida adalah analgesik turunan salisilat dengan pembentukan ikatan amida antara gugus karboksil asam salisilat dan gugus amina. Salisilamida mempunyai masa kerja yang cepat, memiliki kalarutan yang tinggi dan toksisitas lebih rendah. Salisilamida bersifat asam lemah dengan pK 8,2. Hal ini dikarenakan salisilamida memiliki jumlah molekul terion lebih banyak, dengan banyaknya molekul yang terion membuat salisilamida mudah terhidrolisis dan menjadi tidak stabil, sehingga dilakukan uji stabilitas salisilamida untuk mengetahui pengaruh pH terhadap stabilitas salisilamida. Dengan adanya penelitian ini dapat membantu proses pengembangan obat dan formulasi sediaan salisilamida. Sebelum dilakukan pengujian, diperlukan validasi metode dari analisis yang digunakan yaitu KLT – Densitometri. Validasi yang dilakukan uji spesifisitas, uji linieritas, uji akurasi, dan uji presisi. Hasil validasi uji spesifisitas Rs = 12, uji linieritas r = 0,9990, uji akurasi %recovery = 98,7 ± 2,5 dan uji presisi dengan KV rata – rata = 0,32%, sehingga dikatakan metode ini dapat digunakan untuk uji stabilitas salisilamida. Uji stabilitas dilakukan dengan melarutkan salisilamida dalam dapar pH basa (7,0; 8,0; 9,0; 10,0; and 11,0) dengan konsentrasi 0,02 M dan kekuatan ion 0,2 dan diletakkan pada waterbath shaker suhu 40oC. Masing-masing sampel diteliti kadarnya pada 0, 1, 2, 4, dan 6 jam. Sampel diamati dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)-Densitometri. Pengamatan KLT – Densitometri dilakukan pada panjang gelombang 304 nm. Uji stabilitas yang diamati yaitu penetapan kadar salisilamida pada berbagai pH basa, penentuan orde reaksi, dan tetapan laju reaksi (k). Dari hasil penelitian didapatkan degradasi salisilamida dalam dapar pH basa mengikuti orde satu. Kemudian salisilamida dalam berbagai pH basa didapatkan nilai tetapan laju reaksi berturut – turut sebesar 2,30.10-2 ± 1,22.10-2; 3,73.10-2 ± 1,89.10-2; 2,06.10-2 ± 0,54.10-2; 3,64.10-2 ± 0,39.10-2; dan 1,40.10-2 ± 0,28.10-2 jam-1. Dari hasil analisis statistik ANOVA one way dan Tukey HSD dengan α = 0,05, diketahui bahwa pada masing – masing pH ditemukan adanya perbedaan bermakna nilai laju reaksi pada pH 8 dan pH 10 dan pada pH 11 nilai laju reaksi paling rendah dibandingkan lainnya. Rendahnya laju reaksi disebabkan efek resonansi dan resistensi serangan nukleofilik oleh ion hidroksida pada pH basa sehingga salisilamida menjadi stabil. 
Profil Terapi Penggunaan Obat BPH (Benign Prostatic Hyperplasia) Tamsulosin dengan Dutasteride pada Pasien Pembesaran Prostat Jinak Siska Purnama Asih; Silfera Indra Yanti; Iin Ruliana Rohenti
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Vol 4 No 2 (2023): Vol. 4 No 2 (2023): Farmasis: Jurnal Sains Farmasi
Publisher : Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/farmasis.v4i2.7338

Abstract

Background: Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) is a term for hyperplasia and hyperplasia. stromal cells prostate gland epithelium. Basically, BPH grows in men who are old and have testes that still produce testosterone. Previous studies suggest that the combination of tamsulosin and dutasteride provides a better therapeutic effect for BPH, significantly reducing the risk of developing BPH-related symptoms. Objectives: The purpose of this study was to identify the socio demographics of BPH patients including age and occupation, identify the type of BPH drug therapy and the effectiveness of Tamsulosin therapy and the combination of tamsulosin with dutasteride based on the duration of drug therapy in Outpatient BPH patients Method: the research was descriptive design with a cross-sectional by looking at the description of the type of BPH drug therapy. Results: From the results of the study, it was found that a sample of 136 BPH patients, BPH patients were more common in the age group 60-74 (75%), the most occupational status worked as independent workers (53.7%), the most type of therapy was combination therapy with tamsulosin and dutasteride (62.5%), and duration of combination therapy (tamsulosin with dutasteride) >1 year (39%). Conclusion: The period of combination therapy is per the effectiveness of the duration of BPH drug therapy.
Fomulasi Sediaan Krim Minyak Atsiri Serai Wangi (Cymbopogon Nardus L. Rendle) dengan perbedaan konsentrasi emulgator Fauzia Ningrum Syaputri; Anzaina Sukmawati; Nanda Raudhatil Jannah; Dwintha Lestari; Titian Daru Asmara Tugon; Fitria Wulandari
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Vol 4 No 2 (2023): Vol. 4 No 2 (2023): Farmasis: Jurnal Sains Farmasi
Publisher : Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/farmasis.v4i2.7554

Abstract

Latar belakang: Salah satu penyakit kulit adalah jerawat (acne vulgaris) dan bakteri yang umum menjadi penyebab jerawat yaitu Propionibacterium acne. Tanaman yang dapat digunakan sebagai anti bakteri penyebab jerawat yaitu serai wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle), serai wangi memiliki kandungan kimia flavanoid dan banyak terkandung citronelal. Mnyak serai wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle) dibuat dalam sediaan krim sehingga mudah untuk digunakan dan konsentrasi yang digunakan adalah 2,09%. Tujuan: Untuk menentukan perbedaan pengaruh konsentrasi emulgator asam stearat F1, F2, F3 (3%, 2,5%, 1,5%) dan trietanolamin F1, F2, F3 (2%, 3% 4%) terhadap stabilitas krim mengandung minyak atsiri serai wangi sebelum dan setelah freeze thaw. Metode: evaluasi yang dilakukan yaitu cycling test dengan beberapa parameter uji seperti uji organoleptis, uji homogenitas, , uji viskositas, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat dan uji tipe krim. Hasil: F3 merupakan formula yang memiliki stabilitas paling baik setelah dilakukan evaluasi freeze thaw dengan karakteristik sediaan tekstur semi solid, warna putih kekuningan, bau khas minyak serai wangi, memiliki pH 6,03, daya sebar 6.8 cm, serta daya lekat 6,29 detik dan membentuk tipe M/A. memiliki sifat alir pseudoplastis tiksotropik dengan viskositas 4.000-40.000 cPs (seluruh pengujian pengambilan data dengan metode 3 replikasi). Variasi konsentrasi emulgator memberikan perbedaan pada hasil pH semakin banyak trietanolamin maka semakin basa sediaan pada dan mempengaruhi hasil daya sebar. Kesimpulan: Dari seluruh hasil uji evaluasi dapat disimpulkan bahwa formula 3 memiliki kestabilan yang optimal dengan konsentrasi asam stearat 1,5% dan trietanolamin 4%.
Uji Bahan Kimia Obat (Asam Mefenamat) pada Jamu Pereda Nyeri Haid di Kota Malang dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis Fransisca Elsia One Irawan; Luluk Anisyah; Ani Riani Hasana
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Vol 4 No 2 (2023): Vol. 4 No 2 (2023): Farmasis: Jurnal Sains Farmasi
Publisher : Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/farmasis.v4i2.7902

Abstract

Pendahuluan: Pemanfaatan jamu di Indonesia sendiri sudah lama digunakan sejak jaman nenek moyang, karena melimpahnya keberagaman bahan obat tradisional dengan berbagai macam manfaat yang digunakan untuk pengobatan penyakit. Jamu yang merupakan salah satu warisan budaya Indonesia, sayangnya saat ini terdapat banyak kecurangan yang dilakukan pengusaha maupun oknum yang tidak bertanggung jawab dengan mencampur sediaan jamu dengan bahan kimia obat (BKO). Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat kandungan asam mefenamat pada jamu pereda nyeri haid (A, B, C, D, E) di Kota Malang menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT). Metode: Metode identifikasi Bahan Kimia Obat (Asam Mefenamat) pada jamu pereda nyeri haid menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Hasil: Hasil penelitian dengan metode kromatografi lapis tipis yang dilakukan 3 kali repikasi, diperoleh nilai Rf rata-rata sampel yaitu 0,67 untuk noda pertama sampel A, 0,77 untuk noda kedua sampel A dan 0,86 untuk noda ketiga sampel A; 0,19 untuk sampel B (Tailing); 0,68 untuk noda pertama sampel C, 0,77 untuk noda kedua sampel C dan 0,86 untuk noda ketiga sampel C; 0,55 untuk noda pertama sampel D, 0,63 untuk noda kedua sampel D dan 0,72 untuk noda ketiga sampel D; kemudian 0,54 untuk noda pertama sampel E, 0,62 untuk noda kedua untuk sampel E dan 0,72 untuk noda ketiga pada sampel E. Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini yaitu semua sampel jamu A, B, C, D dan E yang dianalisis memiliki nilai Rf yang tidak sama dengan nilai Rf asam mefenamat, maka sampel tersebut dinyatakan negatif  tidak mengandung asam mefenamat.