cover
Contact Name
Fauji Nurdin
Contact Email
kangdensus88@gmail.com
Phone
+6285348484588
Journal Mail Official
dinamikakesehatan@gmail.com
Editorial Address
LPPM UNiversitas Sari Mulia Gedung D Lantai 1 JL. Pramuka No. 02 Banjarmasin Kelurahan Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan Indonesia
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Published by Universitas Sari Mulia
ISSN : 20863454     EISSN : 25494058     DOI : https://doi.org/10.33859/dksm
Core Subject : Health, Education,
The Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan keperawatan is a peer-reviewed, open-access journal, disseminating the highest quality research in the field relevant to midwifery and nursing in the form of meta-analyses, research results, literature studies, clinical practice, and case reports/case, reports. The focus and coverage of the Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatanl includes: Maternal Health - Midwifery / Midwifery - Pregnancy / Pregnancy - Antenatal care - Labor - Postpartum / Post Partum - Child Health / Child Health (Neonates, Babies, Children under five years old and Pre-school Children) - Family planning - Reproductive Health / Reproduction Health - Adolescent Reproductive Health / Adolescent Health - Between and Pre-Conception Period - Pre Menopause Health / Pre Menopause - Elderly Health - Women of childbearing age - Midwifery community - Family planning - Reproduction health - Emergency Nursing - Maternity Nursing - Mental health Nursing - Nursing Soul - Medical surgery Nursing - Community Nursing
Articles 86 Documents
Search results for , issue "Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan" : 86 Documents clear
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI SENAM KAKI TERHADAP SIRKULASI DARAH KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD DR PIRNGADI MEDAN 2018 Siti Meilan Simbolon
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.312 KB) | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.570

Abstract

Latar Belakang: Senam Kaki dapat membantu memperbaiki peredaran darah yang terganggu dan memperkuat otot-otot kecil kaki pada pasien diabetes dengan neuropati. Selain itu dapat memperkuat otot betis dan otot paha, mengatasi keterbatasan gerak sendi dan mencegah terjadinya depormitas. Keterbatasan jumlah insulin pada penderita DM mengakibatkan kadar gula dalam darah meningkat hal ini menyebabkan rusaknya pembulu darah, saraf dan strukrur internal lainya. Sehingga pasokan darah ke kaki semakin terhambat, akibatnya pasien DM akan mengalami gangguan sirkulasi darah pada kakinya.Tujuan: untuk mengetahui Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sirkulasi Darah Kaki Pada Pasien Diabetes Melitus sebelum dan sesudah di berikan perlakuan senam kaki.Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 347 orang pertahun, tehnik samplingdalam penelitian ini adalah purposiple sampling sehingga diperoleh 29 orang. Data penelitian dianalisa dengan uji paired t-test. Berdasarkan hasil analisa data di ketahui bahwa ada perbedaan sirkulasi darah sebelum dan sesudah dilakukan senam kaki dengan nilai p=0.000 dengan rata-rata peningkatan sirkulasi darah. -0,260.Simpulan: ada pengaruh senam kaki terhadap sirkulasi darah kaki pada pasien diabetes melitus di RSU Dr.Pirngadi Medan. Saran untuk praktek keperawatan di harapkan perawat yang bekerja diruangan tersebut hendaknya menbuat prosedure tetap senam kaki terhadap pasien diabetes melitus dan untuk peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan alat yang lebih akurat untuk mengukur sirkulasi darah kaki seperti Dopller HI-doop.Kata kunci: Senam Kaki, Sirkulasi Darah Kaki, Pasien Diabetes Melitus. Background: Foot Exercise can help improve impaired blood circulation and strengthen small leg muscles in diabetic patients with neuropathy. In addition, it can strengthen the calf and thigh muscles, overcome the limitations of joint motion and prevent depormity. The limited amount of insulin in DM patients results in increased blood sugar levels, which causes damage to blood vessels, nerves and other internal structures. So that the blood supply to the legs is increasingly obstructed, as a result, DM patients will experience impaired blood circulation in their legs.Objective: to determine the effect of foot exercise on foot blood circulation in diabetes mellitus patients before and after giving foot exercise treatment.Method: This type of research is a Quasi Experiment. The population in this study were 347 people per year, the sampling technique in this study was purposive sampling so that 29 people were obtained. The research data were analyzed by using paired t-test. Based on the results of data analysis, it is known that there is a difference in blood circulation before and after doing foot exercises with a value of p = 0.000 with an average increase in blood circulation. -0,260.Conclusion: There is an effect of foot exercise on leg blood circulation in diabetes mellitus patients at RSU Dr.Pirngadi Medan. Suggestions for nursing practice are expected that nurses who work in this room should establish a regular foot exercise procedure for diabetes mellitus patients and for future researchers they should use a more accurate tool for measuring foot blood circulation such as the HI-doop Doppler.Keywords: Foot Exercise, Foot Blood Circulation, Diabetes Mellitus Patients.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang IMS (Infeksi Menular Seksual) Terhadap Pengetahuan WPS (Wanita Pekerja Seks) di Klinik IMS Bukit Sungkai Km. 12 Kota Palangka Raya Hermanto Hermanto; Dita Washtu Prasida; Cyntia Christina
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.837 KB) | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.611

Abstract

 Latar Belakang: Infeksi menular seksual (IMS) merupakan salah satu penyebab kesehatan, sosial dan ekonomi yang dibanyak negara (Kemenkes RI, 2015). Menurut WHO IMS adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seks baik secara vaginal, anal maupun oral. Berdasarkan hasil survei pendahuluan diwilayah ini banyak yang tidak tahu tentang IMS.Tujuan Penelitian: Penelitian ini membahas tentang pendidikan kesehatan tentang IMS (Infeksi Menular Seksual) terhadap pengetahuan WPS (Wanita Pekerja Seks) di klinik IMS Bukit Sungkai Km. 12 kota Palangka Raya.Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan pra eksperimental dengan menggunakan one-group pre-post test design . Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dengan sampel 25 responden.Hasil Penelitian: Hasil analisis dengan menggunakan uji Wilcoxon diperoleh p-value 0,001 dari nilai 0,05 yang berarti Ha diterima adalah pendidikan kesehatan tentang IMS (Infeksi Menular Seksual) terhadap pengetahuan WPS (Wanita Pekerja Seks) di klinik IMS Bukit Sungkai km . 12 kota Palangka Raya.Kesimpulan: Dari hasil penelitian menunjukkan pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan responden. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dibuat sebagai sumber informasi untuk tempat penelitian dan meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menyediakan pendidikan kesehatan tidak hanya pada mereka yang terdapat pada masyarakat umum. Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, IMS (Infeksi Menular Seksual), Pengetahuan WPS Background: Sexually transmitted infections (STIs) are one of the causes of health, social and economic problems in many countries (Ministry of Health RI, 2015). According to WHO the STI is an infection that is transmitted through sexual relations both vaginal, anal and oral. Based on the results of preliminary surveys in the area many did not know about STIs. Research Objectives: This study aims to determine the effect of health education on STIs (Sexually Transmitted Infections) on the knowledge of WPS (Female Sex Workers) in the Sungkai Hill STI clinic Km. 12 cities of Palangka Raya. Research Methods: This study used pre-experimental with one-group pre-post test design approach. The sampling technique used was purposive sampling, with a sample of 25 respondents and tested by Wilcoxon statistical tests. Results: The results of the analysis using the Wilcoxon test obtained p-value of 0.001 from the value of 0.05, which means that Ha is accepted, namely the influence of health education on STIs (Sexually Transmitted Infections) on the knowledge of WPS (Female Sex Workers) at Sungkai Hill STI clinic. . 12 cities of Palangka Raya. Conclusion: It is expected that the results of this study can be used as a source of information for research sites and improve health services by providing health education not only to those who are at risk but in the general public. Keywords: Health Education, STI (Sexually Transmitted Infections), WPS knowledge
Pengaruh Kompres Hangat Rebusan Air Serai Terhadap Penurunan Nyeri Arthritis Rheumatoid Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan Yurida Olviani; Erna Lidia Sari; Erna Lidia Sari
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.124 KB) | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.536

Abstract

Latar Belakang: Arthritis Rheumatoid merupakan penyakit muskuloskeletal yang sering terjadi pada usia lanjut. Gangguan pada system muskuloskeletal yang ditandai dengan munculnya nyeri sendi dan kekakuan yang mengakibatkan penurunan kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Manajemen nyeri bisa dilakukan dengan farmakologi dan nonfarmakologi, salah satu intervensi non farmakologi yaitu dengan melakukan kompres serai hangat. Tanaman serai mengandung minyak atsiri yang memiliki sifat pedas dan bersifat hangat sebagai anti radang dan menghilangkan rasa sakit atau nyeri.Tujuan: untuk mengetahui pengaruh kompres hangat rebusan air serai terhadap penurunan nyeri Arthritis Rheumatoid pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru.Metode: Rancangan penelitian menggunakan pre-eksperimental design dengan one group pretest-postest pada 30 responden lansia yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi menggunakan metode purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan waslap dan lembar observasi Numeric Rating Scale (NRS).Hasil: Hasil penelitian dapat diketahui dari 30 responden sebelum diberikan kompres serai mengeluh nyeri pada kategori sedang (83,3%), setelah diberikan kompres serai mengeluh nyeri pada kategori ringan (83,3%). Berdasarkan analisis menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan p value sebesar 0,000 nilai tersebut secara statistik bermakna (p0,05).Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh kompres serai terhadap penurunan intensitas nyeri Arthritis Rheumatoid pada lansia.Kata Kunci : Arthritis Rheumatoid, Kompres Serai Hangat. Usia Lanjut, Abstract Background: Rheumatoid arthritis is a musculoskeletal disease that often occurs in the elderly. Disorders of the musculoskeletal system, characterized by joint pain and stiffness that result in decreased physiological abilities or quality of life in the elderly. Pain management can be done with pharmacology and non-pharmacology, one of the non-pharmacological interventions is to do warm lemongrass compresses. Lemongrass contains essential oils that have spicy and warm properties like anti-inflammatory and relieves pain or aches.Objective: To determine the effect of warm compresses boiled lemongrass water on the reduction of Rheumatoid Arthritis pain in the elderly at the Tresna Werdha Budi Sejahtera Social Home, Banjarbaru.Methods: The research design used a pre-experimental design with one group pretest-postest on 30 elderly respondents who met the inclusion and exclusion criteria using a purposive sampling method. The research instrument used a washcloth and the Numeric Rating Scale (NRS) observation sheet.Results: The results of the study can be seen from 30 respondents before being given lemongrass compresses complaining of pain in the moderate category (83.3%), after being given lemongrass compresses complained of pain in the mild category (83.3%). Based on the analysis using the Wilcoxon test, it shows a p-value of 0.000, this value is statistically significant (p 0.05).Conclusion: Based on the results of the study, it shows that there is an effect of lemongrass compresses on reducing the intensity of Rheumatoid Arthritis pain in the elderly. Keywords: Elderly, Rheumatoid Arthritis, Warm Lemongrass Compress. 
Pengendalian Kualitas Kesehatan dalam Upaya Penanggulangan Gizi Buruk pada Balita: Literatur Review Ilmiati Ilmiati; Jamhary Jamhary; Rianti Indah Lestari
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.498 KB) | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.563

Abstract

Latar belakang: Gizi buruk pada balita merupakan salah satu permasalahan serius yang terjadi di Indonesia. Kurangnya pengetahuan tentang gizi buruk, keterbatasan sarana prasarana yang mendukung, serta peran kolaborasi lintas profesi yang belum optimal merupakan faktor-faktor penyebab belum tercapainya upaya penanganan kesehatan khususnya pada penanggulangan gizi buruk serta pengendalian kualitas yang masih terbatas pada implementasi.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab permasalahan gizi buruk di Indonesia serta memberikan rekomendasi dalam penanganan gizi buruk secara berkelanjutan.Metode: Studi literatur digunakan dalam menelaah permasalahan tentang gizi burukHasil: Rekomendasi berupa tools yang relevan untuk pengendalian kualitas kesehatan Kata Kunci: Gizi buruk balita, Faktor penyebab, Tools pengendalian kualitas kesehatanAbstract Background Malnutrition in children is one of the serious problems that occur in Indonesia. Lack of knowledge about malnutrition, Limited of support infrastructure, and The Inter-professional collaboration is not optimal, are factors that the prevention of malnutrition has not achieved. Moreover, the quality control is still limited to implementation.Objective The purpose of this study was to identify the factors that cause malnutrition problems in Indonesia and provide a recommendation about managing of malnutrition sustainability.Methods Some of the literature reviews are used in examining problems regarding malnutritionResults Recommendation of relevant tools for quality control of healthcare Key Words Malnutrition in children, Cause of factors, Quality control of healthcare tools
Hubungan Antara Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Keluarga (Primary Caregiver) Yang Anggota Keluarganya Dirawat Di Instalasi Gawat Darurat Muhamad Irfanudin; Achir Yani S. Hamid; Titin Ungsianik
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.342 KB) | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.617

Abstract

Latar Belakang:Jumlah kejadian kegawatdarutan di Rumah sakit hampir setiap tahunnya mengalami peningkatan, Kejadian kegawatdaruratan terhadap salah satu individu yang ada dalam keluarga secara langsung akan berpengaruh terhadap anggota keluarga (primary caregiver). Kecemasan merupakan respon yang sering dihadapi oleh keluarga ketika salah satu anggota keluarganya mendapat perawatan di instalasi gawat darurat, perilaku caring perawat diperlukan dalam membantu penurunan tingkat kecemasan keluarga.  Penelitian  ini  bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan keluarga (primary caregiver) yang anggota keluarganya dirawat di IGD.Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan  deskriptif   korelasi,  dengan jumlah sampel sebanyak 75 responden,  pemilihan sampel dilakukan dengan metode proposive  sampling. Instrumen penelitian menggunakan Caring Behavior Assesmant Tool (CBA)  dan Depression Anxiety Stress Scales (DASS 42)Hasil: Hasil penelitian mendapatkan bahwa terdapat hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan (Pvalue  0.001; r -0,0362) keluarga yang anggota keluarganya di rawat instlasi gawat daruratKesimpulan: Hasil Penelitian ini memberikan implikasi bahwa perilaku caring perawat harus dijadikan sebagai budaya dalam memberikan asuhan keperawatan serta pihak manajeman rumah sakit menentukan kebijakan berkaitan kebijakan mengenai perilaku caring perawat di layanan instalasi gawat darurat. Kata kunci: Caring perawat, Cemas, Keluarga, Gawat Darurat Abstract Introductions: The number of emergency events in hospitals has increased almost every year, An individual emergency event in the family will directly affect family members (primary caregivers). Anxiety is a response that is often faced by families when one of their family members get treatment in the emergency department, The behavior of caring for nurses is needed to help reduce the level of family anxiety. This study aims to identify the relationship between the behavior of caring for nurses and the level of family anxiety (primary caregiver) whose family members are treated in the emergency department.Methods: This study used a descriptive correlation approach, with a total sample of 75 respondents, the sample selection was conducted by sampling proposive. The research instrument used Assesmant Caring Behavior Tool (CBA), and Depression Anxiety Stress Scales (DASS 42).Results of the study found that there is a correlation between nurse caring behaviors with a level of anxiety (pvalue 0.001; r -0.0362), the level of family stress (Pvalue 0.000; r -0.467) and there is no correlation between nurse caring behaviors with family coping strategies (P value 0938, r -0.009.).Conclusion: The results of this study imply that nurses caring behavior should be used as a culture in providing nursing care and hospital management determines the policies related policies on caring behavior of nurses in emergency department services Keywords. Caring Behavior, Anxiety, Family (Primary Caregiver), Emergency 
Determinan Penyebab Kejadian Stunting Pada Balita: Tinjauan Literatur Malisa Ariani
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.879 KB) | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.559

Abstract

Latar Belakang: Stunting adalah kondisi badan kerdil/ pendek yang diakibatkan kekurangan gizi kronik yang tidak tertangani dengan baik dan segera. Stunting termasuk salah satu dari permasalahan gizi yang terjadi di dunia atau di Indonesia. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya stunting.Tujuan: Untuk mengulas faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya stunting pada balita seperti faktor pendidikan ibu, pengetahuan ibu, pemberian ASI ekslusif, pemberian MPASI, riwayat BBLR, riwayat penyakit infeksi, sanitasi, dan status sosial ekonomi keluarga.Metode: Tinjauan literatur dilakukan melalui pencarian artikel yang relevan dari database elektronik (Google Scholar, DOAJ, Pubmed, portal garuda) dengan menggunakan kata kunci berikut: “stunting”, “related factor”, “children”, “factor determinant”, “kejadian stunting”, “faktor terjadi stunting”, “balita stunting”. Ada 21 artikel yang didapatkan dengan batasan dari tahun 2016 – 2020 dan sudah dilakukan analisis mendalam.Hasil: Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya stunting pada balita diantaranya pendidikan ibu yang rendah dan pengetahuan ibu yang kurang pemahaman pemenuhan asupan nutrisi pada anak, tidak diberikan ASI ekslusif, pemberian MPASI yang tidak sesuai umur, riwayat BBLR, riwayat penyakit infeksi seperti penyakit ISPA dan diare berulang, sanitasi lingkungan yang buruk, dan status sosial ekonomi keluarga yang rendah dalam pemenuhan nutrisi pada anak.Kesimpulan: Pentingnya tatalaksana yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan stunting ini agar tidak menjadi salah satu permasalahan yang dapat menyebabkan gangguan pertumbungan dan perkembangan dikemudian hari.Abstract Introduction: Stunting is a short body condition caused by chronic malnutrition that is not handled properly and immediately. Stunting is one of the nutritional problems that occur in the world or Indonesia. Many factors can cause of stunting.Aim: To review the factors that can cause stunting among children aged under five years such as maternal education, maternal knowledge, exclusive breastfeeding, giving complementary food, low birth weight history, history of infectious diseases, sanitation, and socioeconomic status of the family.Method: Literature review is carried out through searching relevant articles from electronic databases (Google Scholar, DOAJ, Pubmed, Garuda portal) using the following keywords:“stunting”, “related factor”, “children”, “factor determinant”, “kejadian stunting”, “faktor terjadi stunting”, “balita stunting”. There are 21 articles obtained with limitations from 2016 - 2020 and in-depth analysis has been done.Result: Factors that can cause stunting in children ages under five yearse include low maternal education and knowledge of mothers who lack understanding of fulfilling nutritional intake in children, not given exclusive breastfeeding, giving complementary food that is not appropriate for age, LBW history, history of infectious diseases such as ISPA and recurrent diarrhea, poor environmental sanitation, and low socioeconomic status of the family in fulfilling nutrition in children.Conclusion: The importance of management problem of stunting so that it does not become one of the problems that can cause growth and development problems in the future. Keyword: risk factors, determinant factors, stunting, children under five years 
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS DENGAN MOTIVASI TES HIV PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI BUKIT SUNGKAI KM 12 PALANGKA RAYA Rizka Ovany; Hermanto Hermanto; Widi Tramigo
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.212 KB) | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.615

Abstract

 Latar Belakang :Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah jenis virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh.  Acquired Immunedeficiency Syndrome (AIDS) adalah suatu kumpulan gejala penyakit kerusakan sistem kekebalan tubuh. Voluntary Counselling Testing (VCT) adalah suatu program yang bertujuan untuk melakukan skrining HIV dengan beberapa persyaratan. Dengan pengetahuan WPS yang meningkat tentang HIV/AIDS, WPS dapat mengetahui, mempersiapkan, meyakini dan sebagainya sehingga menimbulkan motivasi niat untuk bertindak dan akhirnya terjadilah perwujudan niat yang berupa perilaku untuk melakukan tes HIV.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan motivasi tes HIV pada wanita  pekerja seks (WPS) di Lokalisasi Bukit Sungkai Km. 12  Palangka Raya”.Metode: Penelitian ini menggunakan penelitian korelasi dengan pendekatan cross- sectional yaitu jenis penelitian yang menekan waktu pengukuran atau observasi data variable independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (point time approach). Pengumpulan data menggunakan alat ukur kuisioner.Hasil: Berdasarkan hasil uji statistik spearman’s rho diperoleh hasil p value 0.624 yang berarti lebih besar dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa p value α (0.624 0.05) maka H1 ditolak. berarti bahwa tidak ada hubungan tingkat pengetahuan dengan motivasi.Kesimpulan: Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan motivasi tes HIV. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian yang terkait dengan HIV/AIDS  pada wanita pekerja seks. Kata Kunci :Pengetahuan, Motivasi, HIV, VCT Abstract Background: Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a type of virus that attacks the immune system. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) is a collection of symptoms of immune system damage. Voluntary Counseling Testing (VCT) is a program that aims to perform HIV screening with some requirements. With the increasing knowledge of WPS on HIV/AIDS, WPS can know, prepare, believe and so forth motivate the intention to act, and finally, there is a manifestation of intent in the conduct of HIV testing. This study aims to determine "Is there a correlation between the level of knowledge about HIV/AIDS with the motivation of HIV testing in female sex workers (WPS) in Bukit Sungkai Localization Km. 12 Palangka Raya ".Method: This research uses correlation research with a cross-sectional approach that is the type of research that presses the measurement time or observation data of independent and dependent variables only once at one time (point time approach). Data collection using a questionnaire.Result: Based on the statistical test result of spearman's rho obtained result p-value 0.624 which means bigger than 0.05, so it can be concluded that p value α (0.624 0.05) then H1 rejected. This means that there is no relationship of knowledge level with motivation.Conclusion: It can be concluded that there is no relationship of knowledge level about HIV/AIDS with the motivation of HIV test. It is hoped that further research can develop HIV/AIDS-related research in female sex workers. Keywords: Level of Knowledge, Motivation, HIV, VCT
PENGARUH SELF-EFFICACY TERHADAP KEPATUHAN DALAM PEMBATASAN CAIRAN PADA PASIEN GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RSUD YOGYAKARTA Sugiarto Sugiarto; Rian Tasalim; Saktya Yudha Ardhi Utama
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.966 KB) | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.534

Abstract

Latar Belakang: Gagal ginjal kronis adalah suatu penyakit yang terjadi akibat dari rusaknya fungsi ginjal baik secara keseluruhan ataupun sebagian, dampak dari penyakit gagal ginjal yaitu kelebihan volume cairan, cara yang baik untuk meminimalkan volume cairan pada tubuh yaitu dengan cara patuh terhadap pembatasan cairan.Tujuan : tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui self-efficacy dalam pembatasan cairan pada pasien gagal ginjal kronikMetode: Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan desain penelitian deskriptif kuantitatif. Tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling , populasi dalam penelitian ini sebanyak 105 responden dengan jumlah sampling 30 responden analisa uji paired sample t-test dengan menggunakan uji wilcoxon.Hasil Penelitian: hasil penelitian menunjukan self-efficacy dalam pembatasan cairan pada pasien gagal ginjal kronik bahwa dalam katagori tidak  patuh  sebanyak   16  responden (48%),  sedangkan sebanyak 14 responden yang patuh (42%)  . Hal tersebut dikarenakan responden self effecy diri yang rendah dengan 17 responden atau ( 51%) sangat yakin dan sebanyak 13 responden atau sebayak (49%) sehingga kepatuhan dalam mengikuti perintah yang kurang baik dan tingkat keperdulihan terhadap penyakitnya yang kurang maksimal dengan nilai p-value 0,323.Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh  yang signifikan anatara self-efficacy dengan kepatuhan pembatasan cairan.Kata Kunci :Self-efficacy, Kepatuhan, Pembatasan Cairan, Pasien Ginjal Kronik. Background: Chronic renal failure is a disease that occurs as a result of the breakdown of renal function either in whole or in part, the impact of the disease of renal failure i.e. excess fluid volume, a good way to minimize the volume of fluid The body by adherence to fluid restriction.Objectives: The purpose in this research is to know the self-efficacy in the restriction of fluid in patients with chronic renal failureMethods:The research method used in this study is a quasi experiment with quantitative descriptive research design. The sampling technique uses purposive sampling, the population in this study was 105 respondents with a total sampling of 30 respondents analyzed the paired sample t-test using the Wilcoxon test.Research results: the results showed self-efficacy in limiting fluid in patients with chronic renal failure that in the category of non-compliance were 16 respondents (48%), while as many as 14 respondents were compliant (42%). That is because low self-efficacy respondents with 17 respondents or (51%) are very confident and as many as 13 respondents or equal (49%) so that compliance in following orders is not good and the level of recovery from the disease is less than the maximum value of p-value .323. The conclusions in this study indicate that there is no significant effect between self-efficacy and adherence to fluid restriction.Keywords: Self-efficacy, compliance, fluid restriction, chronic kidney patients.
Pengetahuan dan stigma masyarakat terhadap pasien Covid-19 dan tenaga kesehatan di Kota Banjarmasin Husda Oktaviannoor; Anita Herawati; Nurul Hidayah; Martina Martina; Aprizal Satria Hanafi
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.666 KB) | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.557

Abstract

Latar Belakang: Stigma sering dikaitkan dengan masalah kesehatan termasuk Covid-19. Stigma ini muncul akibat risiko penularan yang tinggi dari sebuah penyakit dan pengetahuan yang kurang. Stigma dapat menghambat proses pengobatan pasien dan menimbulkan gangguan kesehatan jiwa pasien yang menderita penyakit.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang Covid-19 dan stigma terhadap pasien Covid-19 dan tenaga kesehatan di Kota Banjarmasin.Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional menggunakan kuesioner melalui google form yang dapat diisi melalui smartphone. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara snowball sampling. Populasi penelitian adalah responden yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 260 responden. Analisis data meliputi univariat, bivariat menggunakan uji chi square dan multivariat menggunakan uji regresi logistik.Hasil: Pada penelitian ini sebagian besar responden tidak memberikan stigma (71,54%) dan memiliki pengetahuan cukup (59,62%). Proporsi responden dengan pengetahuan cukup lebih sedikit memberikan stigma daripada orang dengan pengetahuan kurang (34,41% vs 65,59%). Proporsi jenis kelamin perempuan lebih banyak memberikan stigma daripada laki-laki (68,92% vs 31,08%). Pada analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik menunjukkan bahwa pengetahuan yang kurang merupakan faktor risiko stigma terhadap pasien Covid-19 dan tenaga kesehatan (p-value 0,005). Pengetahuan yang kurang berisiko 2,13 kali lebih besar untuk memberikan stigma.Kesimpulan: Diharapkan penelitian ini sebagai bahan masukkan untuk penentuan arah kebijakan kesehatan dalam mengedukasi masyakarat secara masif tentang bagaimana penularan dan pencegahan Covid-19 serta apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan kepada pasien Covid-19 dan tenaga kesehatan, sehingga tidak menimbulkan stigma di masyarakat tentang Covid-19.
Faktor Resiko Kejadian Kista Ovarium Di Poliklinik Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Islam Banjarmasin Ari Widyarni
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.13 KB) | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.569

Abstract

Latar Belakang: Kesehatan reproduksi adalah suatu Keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Survei Demografi Kesehatan Indonesia angka kejadian kista ovarium di Indonesia mencapai 37,2%, yaitu sebanyak 23.400 orang dan yang meninggal sebanyak 13.900 orang.Tujuan: Mengidentifikasi faktor resiko kejadian kista ovarium di Poliklinik Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Islam Banjarmasin.Metode: Penelitian survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel sebanyak 70 responden dengan teknik pengambilan sampel Accidental Sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan analisa data menggunakan uji korelasi Spearma’n Rho.Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa kejadian kista ovarium yaitu sebesar 75,7%, dengan sebagian besar responden memiliki umur yang beresiko yaitu sebesar 81,4%, dan responden dengan pola makan kurang sebanyak 64,37%. Hasil analisis uji korelasi menggunakan spearma'rho dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan ada hubungan umur (p-value=0,033) dan pola makan   (p-value=0,004) dengan kejadian kista ovarium di Poliklinik Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Islam Banjarmasin.Simpulan: Melakukan promosi kesehatan tentang berbagai masalah penyakit kesehatan reproduksi, sehingga diharapkan para responden dapat lebih menjaga kesehatan reproduksinya serta rutin memeriksakan keadaan kesehatan reproduksi agar terhindar dari penyakit reproduksi dan agar dapat mengatasi masalah penyakit secara dini terutama penyakit kista ovarium. Kata Kunci    : Kista Ovarium, Umur, Pola MakanBackground: Reproductive health is a state of complete physical, mental and social well-being that is not solely free from disease or disability in all matters relating to the reproductive system, as well as its functions and processes. Indonesian Demographic Health Survey the incidence of ovarian cysts in Indonesia reached 37.2%, as many as 23,400 people and as many as 13,900 people died.Objective: To identify risk factors for ovarian cysts in the obstetric and obstetric clinic of Banjarmasin Islamic Hospital.Method: Analytic survey research with a cross-sectional approach. The number of samples was 70 respondents with an accidental sampling technique. Research instruments using questionnaires and data analysis using the Spearma'n rho correlation test.Results: The results showed that the incidence of ovarian cysts amounted to 75.7%, with the majority of respondents having an age at risk that was equal to 81.4%, and respondents with less eating patterns were 64.37%. The results of the correlation test analysis using spearma'rho with a 95% confidence level showed an age relationship (p-value = 0.033) and diet (p-value = 0.004) with the incidence of ovarian cysts in the Polyclinic Gynecology and Midwifery Banjarmasin Islamic Hospital.Conclusion: Conducting health promotion about various reproductive health problems, so that the respondents are expected to be more able to maintain their reproductive health and routinely check the state of reproductive health to avoid reproductive diseases and to be able to overcome the problem of disease early, especially ovarian cyst disease.

Filter by Year

2020 2020


Filter By Issues
All Issue Vol 14, No 2 (2023): Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 14, No 1 (2023): Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 13, No 2 (2022): Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 13, No 1 (2022): Dinamika Kesehatan: jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 12, No 2 (2021): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 12, No 1 (2021): Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 11, No 2 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10, No 1 (2019): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10, No 2 (2019): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 9, No 2 (2018): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 9, No 1 (2018): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 8, No 2 (2017): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 8, No 1 (2017): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 7, No 2 (2016): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 7, No 1 (2016): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 6, No 2 (2015): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 6, No 1 (2015): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 5, No 2 (2014): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 5, No 1 (2014): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 4, No 2 (2013): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 4, No 1 (2013): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN More Issue