cover
Contact Name
Rinto Hasiholan Hutapea
Contact Email
rintohutapea81@gmail.com
Phone
+6281330296185
Journal Mail Official
danumpambelum21@gmail.com
Editorial Address
Institut Agama Kristen Negeri Palangka Raya Alamat: Jl. Tampung Penyang No.KM.6, Menteng, Kec. Jekan Raya, Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah 73112
Location
Kota palangkaraya,
Kalimantan tengah
INDONESIA
Danum Pambelum: Jurnal Teologi dan Musik Gereja
ISSN : 27976858     EISSN : 2797684X     DOI : https://doi.org/10.54170/dp.v1i2
Danum Pambelum: Jurnal Teologi Dan Musik Gereja adalah jurnal yang diterbitkan oleh Institut Agama Kristen Negeri Palangka Raya. Periode Terbitan Jurnal ini yaitu bulan Mei dan November. Ruang Lingkup kajian jurnal ini di antaranya: Teologi Perjanjian Lama, Teologi Perjanjian Baru, Teologi dan Budaya, Misiologi, Sosiologi Agama, dan Musik Gereja.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 48 Documents
Penghormatan Pelayan Gereja dalam Konstruksi Teologi Lokal Tradisi Masso’bä’ dan Teks 1 Timotius 5:17-18 Jefri Andri Saputra; Yeri Narko; Harri Prie; Alan Grace
Danum Pambelum: Jurnal Teologi dan Musik Gereja Vol 3 No 1 (2023): DPJTMG: Mei
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54170/dp.v3i1.130

Abstract

The background of this article is the ineffectiveness of church services due to the congregation's economic limitations and their inability to meet the needs of church servants. This article aims to provide an alternative so that the ministry remains effective in the congregation without ignoring the rights of church servants. Therefore, the writer analyzes the text of 1 Timothy 5:17-18 and the masso'bä' tradition in the Taoran community, with the perspective of local theology from Robert Schreiter. The author uses descriptive qualitative research methods through library research and interviews. The author finds that the encounter of the text of 1 Timothy 5:17-18 and the masso'bä' tradition can change the perspective of church ministers and congregations so that they can build reciprocal relationships that “animate each other”. Church servants can serve congregations whose finances are limited, but congregations can meet the needs of church ministers through material assistance and services. Latar belakang artikel ini adalah kurang efektifnya pelayanan gereja akibat keterbatasan ekonomi jemaat dan ketidakmampuan mereka memenuhi kebutuhan pelayan gereja. Artikel ini bertujuan untuk memberikan alternatif sehingga pelayanan tetap efektif di jemaat yang terbatas secara ekonomi, tanpa mengabaikan hak pelayan gereja. Oleh karena itu, penulis menganalisis teks 1 Timotius 5:17-18 dan tradisi masso’bä’ pada masyarakat Taora, dengan perspektif teologi lokal dari Robert Schreiter. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, melalui studi pustaka dan wawancara. Penulis menemukan bahwa perjumpaan teks 1 Timotius 5:17-18 dan tradisi masso’bä’ dapat mengubah perspektif pelayan gereja dan jemaat, sehingga mereka dapat membangun relasi timbal balik yang “saling menghidupkan”. Pelayan gereja dapat melayani jemaat yang keuangannya terbatas, tetapi jemaat dapat memenuhi kebutuhan pelayan gereja melalui bantuan materi dan jasa.
HUTAN ADALAH IBU BAGI MANUSIA: Titik Jumpa Ekoteologis antara Kejadian 1:28 dengan Suku Wate Firman Panjaitan; Silas Dismas Yoel Mandowen
Danum Pambelum: Jurnal Teologi dan Musik Gereja Vol 3 No 1 (2023): DPJTMG: Mei
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54170/dp.v3i1.135

Abstract

This study aims to show the importance of human awareness of the problems that are currently being experienced by the earth, and the importance of human involvement in this increasingly alarming condition of the earth. In particular, this research will bring together the understanding of ecology in the text of Genesis 1:28 with the cultural text of the Wate tribe. Qualitative-Descriptive method that departs from the data will be a tool in this research equipped with a cross-textual reading approach, especially in an effort to compare the two texts above to find similarities and differences between the two texts, then evaluate them to build a contextual theological view that can be accounted for biblically and culturally. The results show that basically humans and the universe have a relationship that cannot be separated, where the existence of the two need each other. Nature needs humans to maintain its integrity, and humans need nature as a source of providing their needs. This theology is a form of contextual theology that is biblical as well as a cultural message. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukan pentingnya kesadaran manusia akan masalah yang sedang di alami bumi saat ini, dan pentingnya keterlibatan manusia terhadap kondisi bumi yang semakin memprihatinkan ini. Secara khusus penelitian ini akan mempertemukan pemahaman tentang ekologi dalam teks Kejadian 1:28 dengan teks budaya suku Wate. Metode Kualitatif-Deskriptif yang berangkat dari data akan menjadi perangkat dalam penelitian ini dilengkapi dengan pendekatan pembacaan lintas tekstual, khususnya dalam upaya membandingkan kedua teks di atas untuk menemukan kesamaan dan perbedaan kedua teks, lalu mengevaluasinya untuk membangun sebuah pandangan teologis yang kontekstual, yang dapat dipertanggungjawabkan secara Alkitabiah dan budaya. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya manusia dan alam semesta memiliki suatu relasi yang tidak bisa di pisahkan, dimana keberadaan dari keduanya saling membutuhkan. Alam memerlukan manusia untuk menjaga keutuhannya, dan manusia membutuhkan alam sebagai sumber penyedia kebutuhannya. Teologi seperti ini merupakan bentuk teologi kontekstual yang Alkitabiah sekaligus menjadi pesan budaya.
Katekisasi Pranikah Sebagai Parenting Education di Jemaat GKE Hosana Buntut Bali Kabupaten Katingan Silipta
Danum Pambelum: Jurnal Teologi dan Musik Gereja Vol 3 No 1 (2023): DPJTMG: Mei
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54170/dp.v3i1.179

Abstract

The study aims to analyze the form of the pattern of implementation of premarital catechization in the Hosana GKE Buntut Bali congregation, Malan Island district, Katingan Regency. Methods used with a qualitative approach. The results of the study revealed that first, the implementation of premarital catechization in the Hosanna GKE Buntut Bali congregation was carried out ahead of the confirmation of marriage at the GKE Hosanna Buntut Bali church. Second, the meaning of premarital catechization in the GKE Buntut Bali congregation that for the church as a tradition and church regulation to provide teaching for adults before the confirmation of marriage so that the bride and groom are able to carry out the mandate as mature and morally responsible members of the church for marriage so as to become witnesses of Christ in the midst of the world through marriage. Third, the obstacles to the implementation of premarital catechization in the Hosana GKE Buntut Bali congregation, there are obstacles that occur in the implementation of premarital catechization from various parties such as: from the bride and groom who come from different regions and work factors. There are also brides-to-be who come from other faiths. On the part of the church, it is difficult to use what method is used to adjust to the material that is standard for the bride and her family with different backgrounds. Thus causing the church to give priority to the implementation of the marriage confirmation procession. Penelitian bertujuan untuk menganalisis bentuk pola pelaksanaan katekisasi pranikah di jemaat Hosana GKE Buntut Bali kecamatan Pulau Malan Kabupaten Katingan. Metode yang digunakan dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menungungkapkan bahwa pertama, pelaksanaan katekisasi pranikah di jemaat Hosana GKE Buntut Bali dilakukan menjelang peneguhan nikah di gereja GKE Hosana Buntut Bali. Kedua, makna katekisasi pranikah di jemaat GKE Buntut Bali bahwa bagi gereja sebagai sebuah tradisi dan peraturan gereja untuk memberikan pengajaran bagi orang dewasa menjelang peneguhan nikah sehingga calon mempelai mampu mengemban amanat sebagai anggota gereja yang dewasa dan bertanggung jawab secara moral atas pernikahan sehingga menjadi saksi Kristus di tengah dunia melalui pernikahan. Ketiga, kendala pelaksanaan katekisasi pranikah di jemaat Hosana GKE Buntut Bali, terdapat kendala yang terjadi pada pelaksanaan katekisasi pranikah berasal dari berbagai pihak seperti: dari pihak mempelai yang berasal dari daerah yang berbeda dan faktor pekerjaan. Terdapat pula calon mempelai yang berasal dari kepercayaan lain. Dari pihak gereja, kesulitan menggunakan metode apa yang digunakan menyesuaikan dengan materi yang baku pada calon mempelai dan keluarganya dengan latar belakang yang berbeda. Sehingga menyebabkan pihak gereja lebih mengutamakan pada pelaksanaan prosesi peneguhan nikah.
Refleksi Teologis atas Prosperity Theologies: Studi Analisis-Naratif di Resort GKE Kapuas Kalimantan Tengah Telhalia Telhalia
Danum Pambelum: Jurnal Teologi dan Musik Gereja Vol 3 No 1 (2023): DPJTMG: Mei
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54170/dp.v3i1.180

Abstract

There has been a recent phenomenon in congregational life where congregations have systematically started to leave their original church and switch to certain churches for various reasons such as the desire to have a preacher convey his motivation, enthusiasm and enthusiasm to live a happy life. Such churches and preachers have emerged in the Central Kalimantan region. This research system uses qualitative research through data analysis of interview transcripts, data display and verification. The results of this study present the theological reflections of Christian congregations from various circles, State Civil Apparatus, housewives, congregational youth, including entrepreneurs/self-employed. Additionally, persistently materialistic contrasts with the path of commercialization and desecularization of religion, clearly demonstrating the effects of prosperity and achievement on the field of theology. Finally, the research shows that prosperity theologies or prosperity gospel, teach that prosperity and success (being rich, successful, and in perfect health) are external signs from God for his beloved ones. Ada fenomena yang terjadi belakangan dalam kehidupan berjemaat, di mana jemaat secara sistematis mulai meninggalkan gereja asal dan beralih ke gereja-gereja tertentu dengan berbagai alasan seperti keinginan untuk memiliki pengkhotbah dapat menyampaikan motivasi, antusiasme, dan semangatnya untuk hidup dalam kebahagiaan. Gereja dan pengkhotbah seperti itu telah muncul di wilayah Kalimantan Tengah. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan naratif melalui analisis data atas transkrip wawancara, display dan verifikasi data. Hasil penelitian ini menyajikan refleksi teologis jemaat Kristen di Resort Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Kapuas dari berbagai kalangan, Aparatur Sipil Negara, ibu pekerja rumah tangga, pemuda jemaat, termasuk pengusaha/wiraswasta. Selain itu, materialistis yang persisten kontras dengan jalur komersialisasi dan desekularisasi agama, dengan jelas mendemonstrasikan efek kesejahteraan dan pencapaian semu pada bidang teologi. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa teologi kemakmuran atau doktrin kemakmuran/prosperity theologies atau prosperity gospel, mengajarkan bahwa kemakmuran dan sukses (kaya, berhasil, dan sehat sempurna) adalah tanda-tanda eksternal dari Allah untuk orang-orang yang dikasihinya.
Analisis Paulus Menjadi Rasul Allah Menurut Galatia 1:15-17: Rencana Allah yang Tersembunyi Maritaisi Hia
Danum Pambelum: Jurnal Teologi dan Musik Gereja Vol 3 No 1 (2023): DPJTMG: Mei
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54170/dp.v3i1.129

Abstract

This article is an analysis of Paul becoming God's apostle according to Galatians 1:15-17. The office of an apostle is a position that comes from God, in which God reveals His Gospel to the people He has chosen. God chooses someone to be His apostle to preach the truth of the Gospel to everyone. Paul is a person who has been chosen by God since he was in the womb to become an apostle of God who will preach the Gospel. However, some views that interpret Paul's apostleship only look at it from the side of God's calling or see it from the side of Paul's repentance. For this reason, the writer conducted research on the text of Galatians 1:15-17 by using a qualitative research method that uses the exegesis method of 4 layers of Bible meaning. The four layers are Layer I Historia/Sarkic Layer II (Theoria/Noetic/spiritual meaning). Layer III (Psychic/moral). And layer IV (Anagogic/Eschatology). So through that it gives research results that Paul who was chosen by God to be an Apostle and called him to preach the Gospel was God's hidden plan for a real/divine purpose. Where in it has wrapped how Paul was chosen and called by God and also his repentance. God's plan is said to be hidden because no one knows God's plan except the heart that is given to God and wants to listen to His call. Artikel ini adalah sebuah analisis tentang Paulus menjadi rasul Allah menurut Galatia 1:15-17. Jabatan seorang rasul adalah jabatan yang berasal dari Allah, dimana Allah mewahyukan Injil-Nya kepada orang yang telah Ia pilih. Allah memilih seseorang menjadi rasul-Nya untuk memberitakan kebenaran Injil kepada semua orang. Paulus adalah orang yang telah dipilih Allah sejak dalam kandungan untuk menjadi seorang rasul Allah yang akan memberitakan Injil. Akan tetapi beberapa pandangan yang menafsir tentang kerasulan Paulus hanya melihat dari sisi panggilan Allah atau melihat dari sisi pertobatan Paulus saja. Untuk itu penulis melakukan penelitian di dalam teks Galatia 1:15-17 dengan memakai metode penelitian kualitatif yang menggunakan metode eksegesis 4 lapisan makna Alkitab. Keempat lapisan tersebut yakni, Lapisan I Historia/Sarkic Lapisan II (Theoria/Noetic/spiritual meaning). Lapisan III (Psychic/moral). Dan lapisan IV (Anagogic/Eskatologi). Sehingga melalui itu memberikan hasil penelitian bahwa Paulus yang dipilih Allah menjadi Rasul dan memanggilnya untuk memberitakan Injil adalah rencana Allah yang tersembunyi untuk tujuan yang nyata/ilahi. Dimana di dalamnya telah membungkus bagaimana Paulus dipilih dan dipanggil oleh Allah dan juga pertobatannya. Rencana Allah dikatakann tersembunyi karena tidak ada seorangpun yang mengetahui rencana Allah kecuali hati yang diberikan kepada Allah dan mau mendengarkan panggilan-Nya.
Solidaritas Allah Ditengah Penderitaan Seorang Ibu Karena Kematian Anaknya: Sebuah Pendampingan Pastoral Donna Artonang
Danum Pambelum: Jurnal Teologi dan Musik Gereja Vol 3 No 1 (2023): DPJTMG: Mei
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54170/dp.v3i1.161

Abstract

Death is something that no one can avoid. When parents are faced with the death of their child, it is often the mother who seems to be devastated and feels deep suffering. For this reason, this research discusses God's Solidarity in the midst of a mother's suffering due to the death of her child: an offer of Pastoral assistance. The approach used in this study is a qualitative approach by collecting data through interviews with 3 mothers who have suffered because of the death of their child and also from books, the Bible, and electronic journals that are relevant to the theme discussed. The purpose of this research is to further explore the meaning of God's solidarity in the midst of a mother's suffering as a result of the death of her beloved child as well as to become an offer of pastoral assistance for the church by paying attention to aspects of holistic or comprehensive service covering physical, mental and psychological, social and spiritual aspects so that they can provide reinforcement for every mother who experienced something similar.
Peran Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Diakonia di Era Digital Tiavone Theressa Andiny
Danum Pambelum: Jurnal Teologi dan Musik Gereja Vol 3 No 1 (2023): DPJTMG: Mei
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54170/dp.v3i1.204

Abstract

Entering the era of society 5.0 where digital technology is experiencing an increasingly rapid evolution in the midst of global competition, the Church in carrying out its services utilizes digital technology to provide information through social media, including during worship, requires human resources who understand and are able to run multimedia or IT (Information and Technology). The purpose of writing is to analyze in depth the Role of HR Management in Diakonia in the Digital Age. The method used in this writing is literature study, namely analyzing and classifying facts collected from research results such as journals, books, magazines, newspapers, and online databases. In conclusion, the Church in the modern era must be able to adapt and have the courage to make breakthroughs in diakonia. Through the role of HR Management who are capable and willing to develop themselves so they can innovate. Memasuki era society 5.0 dimana teknologi digital mengalami evolusi yang semakin pesat di tengah persaingan global, Gerejapun dalam melaksanakan pelayanannya memanfaatkan teknologi digital untuk memberikan informasi melalui media sosial, termasuk saat pelaksanaan ibadah, dibutuhkan SDM yang mengerti dan mampu menjalankan multimedia ataupun IT (Information and Technology). Tujuan penulisan ialah menganalisa secara mendalam mengenai Peran Manajemen SDM dalam Diakonia di Era Digital. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi kepustakaan, yakni melakukan analisis dan klasifikasi fakta yang dikumpulkan dari hasil-hasil penelitian seperti jurnal, buku, majalah, koran, maupun online database. Kesimpulan, Gereja di era modern harus mampu beradaptasi dan berani membuat terobosan dalam diakonia. Melalui Peran Manajeman SDM yang cakap dan mau mengembangkan diri agar dapat berinovasi.
Relevensi Sikap Hospitalitas Kristen Dalam Budaya Raputallang Sebagai Upaya Rekonsiliasi Konflik di Gereja Listra Leppan; Trifena Anisa Tandi
Danum Pambelum: Jurnal Teologi dan Musik Gereja Vol 3 No 1 (2023): DPJTMG: Mei
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54170/dp.v3i1.156

Abstract

In a church that is definitely inseparable from a conflict, because church groups are also filled with people from different backgrounds both from perspectives and understanding, between church congregations and assemblies and pastors. Thus causing differences of opinion, this makes it impossible for church groups to avoid conflict, and results in a loss of harmony in the Church. Seeing this fact, the author's reason in this paper is to provide an effort to reconcile conflicts in the church by making the attitude of Christian hospitality relevant in the raputalang culture. The approach used by the author in this paper is qualitative and literature study. The purpose of this writing is to teach members of the church how to apply an attitude of Christian hospitality in the Raputallang culture as an effort to reconcile conflicts in the Church. This Christian hospitality is a form of hospitality to everyone, as an image of God that every believer must have, by prioritizing mutual forgiveness and bringing the church to grow in faith. Dalam sebuah Gereja yang pasti tidak akan terlepas dari sebuah konflik, di karenakan kelompok gereja juga di isi dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda baik dari cara pandang dan pemahaman, antara jemaat gereja dan majelis serta pendeta. Sehingga menimbulkan perbedaan pendapat, hal ini membuat kelompok gereja tidak mungkin terhindar dari konflik, dan mengakibatkan hilangnya keharmonisan dalam Gereja. Melihat realitas tersebut, itulah sebabnya penulis dalam tulisan ini hendak memberikan upaya rekonsiliasi konflik di gereja dengan merelevansikan sikap hospitalitas Kristen dalam budaya raputalang. Pendekatan yang digunakan penulis dalam tulisan ini ialah kualitatif dan studi pustaka. Tujuan dari penulisan ini ditujukan kepada warga jemaat dalam Gereja bagaimana menerapkan sikap hospitalitas Kristen dalam budaya Raputallang sebagai upaya rekonsiliasi konflik di Gereja. Hospitalitas Kristen tersebut menjadi bentuk keramahtamahan kepada semua orang, sebagai gambar Allah yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya, dengan mengutamakan sikap saling mengampuni dan membawa gereja semakin bertumbuh dalam iman.