cover
Contact Name
Jhanty T Hidayat
Contact Email
jurnal.teknik@unpak.ac.id
Phone
+628121106981
Journal Mail Official
jurnal.teknik@unpak.ac.id
Editorial Address
Jl. Pakuan, RT.02/RW.06, Tegallega, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16129
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknik, Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK
Published by Universitas Pakuan
ISSN : 14115972     EISSN : 27745023     DOI : 10.33751/teknik
Core Subject : Engineering,
Memuat artikel ilmiah berupa makalah, gagasan ilmiah dan hasil penelitian dalam bidang ilmu Keteknikan dan terapannya dari para peneliti, akademisi, praktisi dan mahasiswa
Articles 95 Documents
TINJAUAN GEOLOGI TERHADAP POTENSI DAN TINGKAT KERAWANAN BAHAYA LONGSOR DI KOTA BALIPAPAN - KALIMANTAR TIMUR Mustafa Luthfi, Bambang Sunarwan
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 10, No 1 (2009): Jurnal Teknik
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.415 KB) | DOI: 10.33751/teknik.v10i1.876

Abstract

AbstrakKota Balikpapan yang terletak di P.Kalimantan merupakam salah satu kota industri yang berkembang dengan pesat, memiliki iklim tropis dengan curah hujan rata-rata mencapai 2.887 mm/tahun.Kurang lebih 85% wilayah Kota Balikpapan sekitar 85% terdiri dari daerah perbukitan, yang terbentuk oleh batuan dari Formasi Balikpapan, yang terdiri atas perselingan batupasir dan batulempung sisipan batu-lanau, serpih, batugamping dan batubara, dan Formasi Kampung Baru, yang tersusun oleh litologi batupasir kuarsa, sisipan batulempung, serpih, batulanau dan batubara.Kondisi topografi dan litologi wilayah ini rawan terhadap gerakan tanah longsor. Di beberapa lokasi diketemukan longsoran dengan berbagai skala.Dari hasil analisis wilayah longsor dengan menggunakan indikator dan kriteria fisik maupun aktifitas manusia maka disimpulkan secara umum wilayah ini mempunyai tingkat kerawanan sedang dengan nilai kerawanan diantara (1.70 2.39).Terdapat 3 titik yang mempunyai nilai kerawanan diatas 2.40 , yaitu di lokasi LP-01, LP-04 dan LP-33. Sedangkan nilai rerata tingkat kerawanan adalah = 1.85.Kata kata kunci : Rerata, kerawanan
RENCANA TEKNIS JALAN (RTJ) KAWASAN PEMUKIMAN TRANSMIGRASI Arief Mudianto; Heny Purwanti; Agung Prima Sadeli
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 10, No 2 (2009): Jurnal Teknik
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.983 KB) | DOI: 10.33751/teknik.v10i2.1040

Abstract

Kehadiran jaringan jalan sangat diperlukan untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi khususnya terkait dengan meningkatnya kebutuhan sarana transportasi. Tujuan perencanaan jalan khususnya di kawasan pemukiman transmigrasi adalah untuk membuka akses jalan penghubung dan memberikan aksesbilitas sarana perhubungan.Survei kondisi lapangan  trase jalan rencana, yang dilakukan diantaranya : survei pendahuluan untuk pemasangan patok atau tanda lokasi rencana, topografi dengan pengukuran route yang dilakukan dengan tujuan memperoleh gambaran kondisi hidrologi dan data curah hujan dan untuk dipergunakan perencanaan drainase, survei geoteknik dan penyeledikan tanah dilakukan untuk memperoleh informasi nilai CBR tanah dasar, dan survei lalu lintas.Dari hasil kajian diperoleh jarak pandang henti (Jh) yaitu 75 m dan jarak pandang mendahului (Jd) 350 m. Untuk tikungan yang direncanakan sepanjang 4,656 KM ada 9 tikungan. Sedangkan untuk lapis perkerasan setelah dianalisis didapat ketebalan masing – masing lapisan adalah lapis pondasi Bawah = 15 cm dan lapisan pondasi Atas = 15 cm, sehingga total tebal lapis perkerasan adalah 30 cm.
RENCANA INTEGRASI PENGEMBANGAN KAWASAN TRANSMIGRASI DI NUSA TENGGARA BARAT Ichwan Arif Bambang Sunarwan
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 10, No 2 (2009): Jurnal Teknik
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.825 KB) | DOI: 10.33751/teknik.v10i2.875

Abstract

AbstrakPembangunan wilayah untuk kawasan transmigrasi di desain untuk menjadi pusat kegiatan pertumbuhan suatu daerah, kemudian membentuk suatu pola interaksi dengan wilayah dan kawasan sekitarnya, dirancang melalui pendekatan mikro spasial dan makro spasial dalam upaya mewujudkan unit permukiman transmigrasi yang terintegrasi.Integrasi pengembangan regional pada kawasan transmigrasi pada dasarnya adalah untuk mengembangkan pusat-pusat kegiatan di kawasan transmigrasi sebagai system produksi pertanian dan pengelolaan sumberdaya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan system permukiman dan system agrobisnis. Sarana Wilayah, baik itu bandara, jalan, dan sarana lain perlu dipertimbangkan dalam pengembangan tranmigrasi termasuk pra sarana yang terdapat di kawasan NTB.Perumusan pola pemanfaatan ruang kawasan di Provinsi NTB, dilakukan untuk mendapatkan rumusan integrasi kawasan disesuaikan dengan struktur dan pola pemanfaatan ruang berdasar komoditi unggulan pada masing-masing kawasan.Kata kata kunci : Spasial , stakeholder. tipologi kawasan transmigrasi, integrasi, Pengembangan Regional, teraglomerasi, hierarki, keruangan
TINJAUAN TEKNIS DASAR EFISIENSI SISTEM RESAPAN DALAM USAHA PENGENDALIAN BANJIR Studi Kasus: Kawasan DKI Jakarta Solihin, Bambang Sunarwan
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 11, No 1 (2010): Jurnal Teknik
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (700.849 KB) | DOI: 10.33751/teknik.v11i1.863

Abstract

AbstrakMetode konservasi air secara structural (fisik) dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu konservasi secara agronomis, secara mekanis dan secara kimia (Morgan, 1996; Suripin, 2002). dengan kesamaan tujuan secara mendasar adalah memanfaatkan air hujan yang jatuh ke tanah seefisien mungkin, dan mengendalikan kelebihan air khususnya di musim hujan, serta menyediakan air cukup untuk pemenuhan kebutuhn di musim kemarau.Konservasi secara mekanis mempunyai fungsi dan peran terhadap kehadiran aliran air hujan dimana salah satunya adalah pembuatan sumur resapan, yang secara konsep memiliki peran alami sebagai berikut: 1) Memperlambat aliran permukaan; 2) Menampung dan mengalirkan aliran permukaan sehingga tidak merusak; 3) Memperbesar kapasitas infiltrasi air ke dalam tanah dan 4) Memperbaiki aerasi tanah; 5) Menyediakan air bagi tanaman.Beberapa aspek teknis dasar pembuatannya mencakup kajian dasar sebagai berikut: 1) Hasil perhitunganr volume curah hujan dan jenis perangkat alat pendeteksi curah hujan 2) model efektifitas sistem resapan buatan dalam mengendalikan limpasan air hujan suatu kawasan. 3) daya tampung yang mampu diresapkan ke dalam tanah 4) perhitungan berapa jumlah sistem resapan buatan yang harus dibuat.Dengan ketersediaan informasi dan model sistem peresapan maka diharapkan akan memacu segera terwujudnya komitmen dan partisipasi aktif baik dari Pemerintah Daerah, masyarakat dan dunia usaha dalam usaha pengendalian bencana banjir suatau kawasan diantaranya melalui bangunan sistem resapan buatan secara transparan.Kata-kata kunci : implikasi, limpasan air hujan, aerasi, konservasi, agronomis, land subsidance
UPDATING DATABASE JEMBATAN LOKAL, KOLEKTOR DAN EVALUASI KONDISINYA JAKARTA SELATAN Arief Mudianto; Andi Chairunnas; Heny Purwanti
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 11, No 2 (2010): Jurnal Teknik
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.772 KB) | DOI: 10.33751/teknik.v11i2.1041

Abstract

Suku Dinas Pekerjaan umum jalan kota administrasi Jakarta Selatan sebagai salah satu unit pelaksana teknis pemerintah daerah ibu kota Jakarta bermaksud merumuskan development sistem database jembatan di Wilayah Jakarta Selatan, menggunakan perangkat lunak dengan tahapan implementasi untuk database Microsoft Access 2007 dan Visual Basic 6.0,  dengan Map Object dan Arcview serta Kristal Report yang digunakan untuk interface (tampilan antar muka), kode program (coding) dijalankan dengan program Visual Basic Beberapa kebutuhan data jembatan yang perlu dimasukkan ke dalam database jembatan diantaranya : dimensi, teknis struktur, lokasi, kondisi eksisting, pemanfaatan. Berdasar hasil pengamatan dan survey di lapangan  maka jumlah jembatan yang ada di Jakarta Selatan mencapai 214 jembatan. Dengan membuat sistem yang terkomputerisasi maka data/informasi mengenai Jembatan dapat diberikan setiap saat dengan sajian yang sesuai dengan kebutuhan.
PEMETAAN TINJAU DAERAH ALTERASI PADA SISTEM VEIN - EPITHERMAL Studi Kasus : Daerah Sengon dan sekitarnya, Kec.Tugu, Kab. Trenggalek Jawa Timur. BAMBANG SUNARWAN
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 11, No 2 (2010): Jurnal Teknik
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.808 KB) | DOI: 10.33751/teknik.v11i2.861

Abstract

AbstrakPengendapan mineral bijih merupakan proses hidrotermal magmatic dan dipengaruhi oleh perbedaan urutan pembentukan, kedalaman pembentukan, jenis magma asal pembentuk batuan terobosan (intrusi) dan batuan samping (host rock) serta komposisi larutan magma pengubah batuan asal itu sendiri.Karakteristik dan kelimpahan mineral hasil alterasi hidrotermal terbentuk akibat reaksi antara larutan hidrortermal dengan batuan samping dipengaruhi oleh beberapa faktor utama yakni : temperatur, komposisi fluida (terutama pH), kondisi permeabilitas batuan dan proses pendidihan.Mineral alterasi non lempung daerah kajian dapat diklasifikasikan menjadi lima kelompok besar yakni : silika, kalk - silikat, karbonat, oksida besi dan sulfida.Pada alterasi mineral lempung, diketahui merupakan mineral hydrated alumino-silicate, memiliki struktur yang peka terhadap temperatur pembentukan dan lingkungan kimiawi (Harve, 1999). Analisa terhadap mineral lempung dari contoh batuan, digunakan untuk menentukan nilai temperatur pembentukan (indikator) dan gradient termal. Dari analisa PIMA dan XRD. mineral lempung yang muncul di daerah kajian terdiri dari group klorit, kaolin, illit, monmorilonit serta mineral lempung lain (gypsum dan jarosit).Kumpulan, himpunan dan asosiasi mineral hasil ubahan dapat mencerminkan kondisi lingkungan, pH dan suhu (Browne, 1977; Hayashi, 1973; hedenquist, 1988). Zona alterasi daerah kajian terdiri atas empat zona yang merupakan kumpulan mineral ubahan, disesuaikan dengan hasil analisa PIMA, XRD dan pengamatan mineralogy contoh batuan alterasi, kisaran temperatur, pH dan kesebandingan zona alterasi kemudian zonasi alterasi ditentukan berdasarkan ketentuan yang dibuat oleh Kingston Morrison dan Cobert Leach, 1996)Kata-kata kunci : intrusi, hydrothermal magmatic, host rock, ekplorasi, magma, fracture, cavity filling, replacement, zona mineralisasi, alterasi, dispotted, .
PENENTUAN SATUAN HIDROSTRATIGRAFI (HSU) DI DAERAH VOLKANIK (Studi Kasus : Daerah Cekungan Bandung) BAMBANG SUNARWAN
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 12, No 2 (2011): Jurnal Teknik
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.428 KB) | DOI: 10.33751/teknik.v12i2.860

Abstract

AbstrakEndapan hasil erupsi gunungapi di permukaan pada zona tak jenuh diketahui berpengaruh terhadap susunan ataupun urutan Satuan Hidrostratigrafi atau Hidrostratigraphic Unit (HSU) Pada Endapan Gunungapi Kuarter .Pembahasan HSU dilakukan terhadap bataun endapan gunungapi di daerah Bandung, lebih ditekankan pada data 3 (tiga) kelompok Satuan Batuan endapan Gunungapi yang menempati daerah Bandung, dengan dominasi Tufa Pasir (Formasi Cikidang), dan Satuan Tufa Berbatu Apung (Formasi Cibereum) dan 3) Kelompok Breksi Gunungapi (Formasi Cikapundung), dengan memanfaatkan korelasi penampang, geologi dan geofisik; data hasil pengujian/pengukuran sifat fisik diantaranya permeabilitas, transmisivitas maka diperoleh beberapa kelompok akiferKarakteristik primer, yang dipakai dasar untuk mendefinisikan satuan-satuan hidrostratigrafiatau Hidrostratigraphic Unit (HSU) daerah Cekungan Bandung Utara mencakup: a) Karakterisasi interkonektivitas hidrolik dalam sebuah HSU; b) Mengintegrasikan interkonektivitas hidrolik dengan HSU berdekatan; c) Memperjelas batas-batas dan mempertajam komunikasi hidrolik vertikal dan horisontal.Untuk mengidentifikasi dan melakukan korelasi HSU, di daerah Cekungan Bandung digunakan sebuah metodologi dengan memadukan data/parameter: a) evaluasi geologis, geofisis, b) uji pemompaan, elevasi muka air tanah, dan c) dan data kimiawi air tanah (ground water) dan air bumi (soil water) yang umum dimanfaatkan. Proses idntifikasi difokuskan untuk korelasi lapisan-lapisan dengan permeabilitas rendah yang diasumsikan akan memiliki sebaran lateral lebih luas dan menerus untuk mempertajam informasi hidrolik dan dinamika airtanah.Kata kata Kunci: interkonektivitas, komunikasi hidrolik vertikal dan horisontal., groundwater, korelasi akifer, porositas, transmisivitas, permeabilitas.
KAJIAN MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS KEGIATAN SHOW ROOM DAN BENGKEL TOYOTA AUTO 2000 TSO LENTENG AGUNG Arief Mudianto; Heny Purwanti; Adenan Muhudi
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 13, No 1 (2012): Jurnal Teknik
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.453 KB) | DOI: 10.33751/teknik.v13i1.1042

Abstract

Kegiatan show room pada bengkel Toyota AUTO 2000 TSO - Lenteng Agung merupakan suatu kegiatan yang dapat berpotensi memberikan dampak terhadap gangguan pelayanan dan kelancaran lalu lintas jalan khususnya pada ruas Jl. Raya Lenteng Agung Timur (Jl. Tanjung Barat Raya) yang menuju ke arah Depok dan sekitarnya. Berdasarkan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada Pasal 99 Ayat (1) mengatakan bahwa “setiap rencana pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang akan menimbulkan gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan wajib dilakukan analisis dampak lalu lintas”. Oleh karena itu, maka dilakukan kajian dan analisis terhadap dampak lalu lintas kegiatan show room dan bengkel Toyota AUTO 2000 TSO - Lenteng Agung sekaligus menjadi saran dan masukan bagi pihak Toyota AUTO 2000 TSO Lenteng Agung selaku pemrakarsa kegiatan show room dan bengkel tersebut. Berdasar hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Februari 2011 menunjukkan bahwa bangkitan dan tarikan perjalanan akibat kegiatan show room dan bengkel Toyota AUTO 2000 TSO Lenteng Agung yang diproyeksikan sebesar 113 kendaraan/hari tidak akan menurunkan tingkat pelayanan ruas Jl. Raya Lenteng Agung Timur (Jl. Tanjung Barat Raya). Hal ini didasarkan dari hasil kajian dan analisis yang menunjukkan bahwa volume lalu lintas pada jalan tersebut diperoleh sebesar 1.046 smp/jam dengan kapasitas sebesar 3.094 smp/jam. Dengan demikian sehingga dapat diketahui tingkat pelayanan jalan ruas Jl. Raya Lenteng Agung Timur (Jl. Tanjung Barat Raya) diperoleh sebesar 0,34 dengan tingkat pelayanan A. Hasil proyeksi volume lalu lintas sampai dengan tahun 2015 dan 2020 pada periode jam puncak pagi, menunjukan tingkat pelayanan pada ruas Jl. Raya Lenteng Agung Timur (Jl. Tanjung Barat Raya) masih berada pada Tingkat Pelayanan A. Tingkat pelayanan akan terkoreksi pada tahun 2025, sehingga tingkat pelayanan jalan diperkirakan menurun menjadi Tingkat Pelayanan B. Pada kondisi ini sudah cukup banyak pengembangan yang terjadi pada koridor Jl. Raya Lenteng Agung Timur (Jl. Tanjung Barat Raya). Pada periode jam puncak sore, telah terjadi penurunan tingkat pelayanan pada tahun 2020, sehingga tingkat pelayanan jalan menjadi Tingkat Pelayanan D.
PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA KNAPSACK PROBLEM Studi Kasus : Optimasi Pemilihan Buah Kemasan Kotak Bambang Sunarwan, Riyadi Juhana SUNARWAN
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 13, No 1 (2012): Jurnal Teknik
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.175 KB) | DOI: 10.33751/teknik.v13i1.858

Abstract

AbstrakAlgoritma genetika adalah algoritma pencarian yang didasarkan atas mekanisme dari seleksi alam yang lebih dikenal dengan proses evolusi. Dalam proses evolusi, individu secara terusmenerus mengalami perubahan gen untuk menyesuaikan dengan lingkungan hidupnya. Hanya individu-individu yang kuat yang mampu bertahan. Proses seleksi alamiah ini melibatkan perubahan gen yang terjadi pada individu melalui proses perkembang-biakan. Dalam algoritma genetika, proses perkembang-biakan ini menjadi proses dasar yang menjadi perhatian utama, dengan dasar berpikir: Bagaimana mendapatkan keturunan yang lebih baik.Permasalahan yang akan diselesaikan pada Knapsack Problem ini adalah optimasi pemilihan buah kemasan kotak pada proses distribusi barang untuk menekan biaya pengiriman dan memaksimalkan keuntungan. Adapun parameterparameter yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Hanya terdapat satu item paket buah kemasan kotak yang sejenis dan memiliki profit, tingkat kebutuhan pasar, berat, volume, dan masa awet buah yang akan dipilih b). Berat ataupun volume total dari item buah kemasan kotak yang dipilih tidak boleh melebihi kapasitas dari Knapsack. Parameter-parameter pada algoritma genetika dapat diubah-ubah sesuai keinginan user seperti: ukuran populasi, probabilitas mutasi, dan probabilitas crossover d. Sistem akan menampilkan solusi optimal dari hasil pencarian yang berupa terpilih atau tidaknya suatu item untuk bisa dimasukkan ke dalam Knapsack, nilai keuntungan total, berat total, dan volume total dari item yang terpilihDari pengembangan dan ujicoba yang telah dilakukan terkait dengan implementasi algoritma genetika pada knapsack problem, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu: 1). Algoritma genetika cukup baik digunakan pada knapsack problem. 2). Peningkatan jumlah populasi akan memberikan nilai fitness yang semakin tinggi, yang berarti bahwa solusi optimal yang ditemukan semakin baik. Karena dengan peningkatan jumlah populasi akan memberikan ruang solusi yang semakin banyak.Kata Kunci: Algoritma Genetika (AG), Knapsack
KAJIAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN DAMPAK KEBISINGAN KEGIATAN SHOW ROOM DAN BENGKEL TOYOTA AUTO 2000 TSO LENTENG AGUNG Arief Mudianto; Heny Purwanti; Adenan Muhudi
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 13, No 2 (2012): Jurnal Teknik
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1144.44 KB) | DOI: 10.33751/teknik.v13i2.1043

Abstract

Kegiatan show room dan bengkel Toyota AUTO 2000 TSO Lenteng Agung merupakan suatu kegiatan yang dapat berpotensi memberikan dampak terhadap lingkungan hidup. Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Pemerintah Kota Administratif Jakarta Selatan menetapkan kegiatan show room dan bengkel Toyota AUTO 2000 TSO Lenteng Agung ini sebagai jenis usaha dan/atau kegiatan yang tidak memiliki dampak penting atau tidak termasuk dalam kriteria wajib Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Berdasarkan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pasal 34 ayat (1) mengatakan bahwa “Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib AMDAL wajib memiliki UKL-UPL”. Salah satu jenis dampak lingkungan dapat ditimbulkan oleh kegiatan show room dan bengkel Toyota AUTO 2000 TSO Lenteng Agung ini dapat berupa dampak kebisingan yang wajib dilakukan pengelolaan oleh pihak Toyota AUTO 2000 TSO Lenteng Agung selaku pemrakarsa kegiatan. Oleh karena itu, maka dilakukan kajian terhadap upaya pengelolaan dan upaya pemantauan dampak kebisingan kegiatan show room dan bengkel Toyota AUTO 2000 TSO Lenteng Agung. Berdasarkan hasil pengukuran kebisingan yang dilakukan diperoleh 3 (tiga) lokasi di lingkungan kerja Toyota AUTO 2000 TSO Lenteng yang berpotensi menimbulkan dampak kebisingan, antara lain : (1) Lokasi halaman parkir bagian depan Toyota AUTO 2000 TSO Lenteng Agung, dihasilkan tingkat kebisingan (Leq) sebesar 68,8 dBA; (2) Lokasi ruang bengkel Toyota AUTO 2000 TSO Lenteng Agung, dihasilkan tingkat kebisingan (Leq) sebesar 64,4 dBA; dan (3) Lokasi halaman parkir bagian belakang Toyota AUTO 2000 TSO Lenteng Agung, dihasilkan tingkat kebisingan (Leq) sebesar 66,5 dBA. Apabila ketiga lokasi tersebut diasumsikan sebagai kebisingan tidak bergerak atau tetap (point source), dapat diketahui besarnya potensi tingkat kebisingan yang diberikan terhadap lokasi disekitarnya, meliputi : (1) Kompleks perdagangan dan jasa Tanjung Mas Raya, sebesar 24,3 dBA; (2) Kompleks pendidikan STIA Yappan, sebesar 28,8 dBA; (3) Kawasan permukiman penduduk RT 004/RW 01 Kelurahan Tanjung Barat di bagian Timur, sebesar 21,8 dBA; dan (4) Kawasan permukiman penduduk RT 004/RW 01 Kelurahan Tanjung Barat di bagian Selatan, sebesar 15,5 dBA.

Page 1 of 10 | Total Record : 95