cover
Contact Name
Imam Santoso
Contact Email
mpbindonesia@unisma.ac.id
Phone
+6285649611196
Journal Mail Official
mpbindonesia@unisma.ac.id
Editorial Address
Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PPS Universitas Islam Malang Jalan Mayjen Haryono 193, Telepon (0341) 551932 Fax. (0341) 552249
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Ilmiah NOSI
ISSN : 23378425     EISSN : -     DOI : 10.33474
Nosi merupakan jurnal ilmiah hasil penelitian bidang pendidikan, bahasa dan sastra Indonesia yang diterbitkan oleh Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana Universitas Islam Malang. Jurnal Ilmiah ini berisi artikel hasil penelitian baik kualitatif maupun kuantitatif. Jurnal Ilmiah ini terbit 2 kali setahun.
Articles 183 Documents
TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM FILM “DILAN 1990” (KAJIAN PRAGMATIK) idrus idrus
NOSI Vol 8, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah NOSI
Publisher : NOSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.077 KB)

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan jenis tindak tutur  lokusi yang terdapat pada percakapan antartokoh dalam film “Dilan 1990”, 2) mendeskripsikan fungsi ilokusi yang terdapat pada percakapan antartokoh dalam film “Dilan 1990”Jadi jenis penelitian yang akan peneliti lakukan adalah kualitatif deskriptif Sumber data penelitian adalah film “Dilan 1990” yang dirilis tanggal 25 Januari 2018 yang berdurasi 110 menit. Data dalam penelitian ini adalah tindak tutur kata, ataupun kalimat yang mengandung tindak tutur ilokusi dalam film Dilan 1990. Pengumpulan data  dilakukan dengan metode simak. Data dianalisis dengan metode padan untuk memperoleh deskripsi jenis tindak tutur dan fungsi ilokusi.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) ditemukan lima jenis tindak tutur ilokusi pada percakapan antartokoh dalam film “Dilan 1990” yaitu tindak tutur representatif, tindak tutur direktif, tindak tutur komisif, tindak tutur ekspresif dan tindak tutur deklaratif, 2) ditemukan empat fungsi  ilokusi pada percakapan antartokoh dalam film “Dilan 1990” yaitu fungsi kompetitif, konvivial, kolaboratif dan konfliktif.Kata kunci : Tindak tutur, ilokusi dan film “Dilan 1990”
Penggunaan Media Pembelajaran Mindjet Mindmanager dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Cerita Fabel Siswa Kelas VII.B MTsN 2 Malang Sapriyansah Sapriyansah
NOSI Vol 7, No 2 (2019): Jurnal Ilmiah NOSI
Publisher : NOSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.193 KB)

Abstract

Abstrak: Media merupakan komponen yang paling penting dalam setiap pembelajaran. Media berbasis komputer menjadi salah satu alternatif dalam setiap permasalahan terkait dengan proses belajar mengajar. Dalam kurikulum terbaru, siswa dituntut aktif dalam proses pembelajaran dan juga guru sebagai fasilitator. Sementara itu, dalam realita dilapangan masih banyak guru yang menggunakan metode pembelajaran yang monoton dan membosankan serta media yang digunakan bersifat konvensional bahkan terdapat guru dalam pengajarannya tanpa menggunakan media apapun. Oleh karena itu, guru dituntut berperan aktif, kreatif, dan efektif  serta mampu menggunakan media sebagai alat demi tercapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran Mindjet Mindmanager adalah salah satu alternatif sebagai alat atau perantara yang berfungsi untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi dan juga peserta didik dalam memahami materi. Mengingat bahwa media ini belum pernah digunakan dalam pembelajaran menulis karangan terutama teks cerita fabel maka peneliti terdorong untuk menggunakan dan memanfaatkan media aplikasi ini untuk dengan judul “Penggunaan Media Pembelajaran Mindjet Mindmanager dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Cerita Fabel Siswa Kelas VII.B MTsN 2 Malang.Metode yang digunakan dalam penelitian ini hasil rancangan Kemmis & MC. Taggart yaitu penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, menunjukan bahwa terdapat peningkatan pada proses dan hasil belajar menulis teks cerita fabel siswa kelas VII B MTsN 2 Malang dengan menggunakan mediapembelajaran mindjet mindmanager. Hal ini dibuktikan dengan perubahan peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II sebanyak 85% untuk keseluruhan aspek ketuntasan.Hasil analisis persentase jumlah skor yang dicapai pada siklus I yaitu sebesar 54,16 meningkat pada siklus II menjadi 76,38. Selisih skor antara kedua siklus dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 22,22 dengan persentase peningkatan sebesar 29,09%. Selain itu juga hasil belajar menulis teks cerita fabel mengalami peningkatan. Pada siklus I seluruh siswa memperoleh skor sebesar 1.888 kemudian pada siklus II meningkat menjadi 2.187 selisih skor sebesar 299, sedangkan untuk peningkatan persennya sebesar 13,6%. Hal ini menunjukkan bahwa proses dan hasil belajar serta kemampuan menulis teks cerita fabel dengan memanfaatka dab menggunakan media pembelajaran mindjet mindmanager siswa kelas VII B MTsN 2 Malang telah berhasil mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dan layak untuk digunakan serta dikembangkan dalam pembelajaran.Kata kunci :  Media Pembelajaran, Mindjet Mindmanager, Kemampuan Menulis, Teks Cerita Fabel.
TINDAK TUTUR EKPRESIF DALAM FILM RUDY HABIBIE YANG DISUTRADARAI OLEH HANUNG BRAMANTYO Muhammad Alif Pambudi
NOSI Vol 9, No 1 (2021): Jurnal Ilmiah NOSI
Publisher : NOSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.477 KB)

Abstract

Abstrak: Bahasa secara umum menurut Hikmat (2013:21-22) fungsinya ada dua, pertama fungsi secara luas dan kedua fungsi secara khusus. Fungsi bahasa secara luas sebagai sarana untuk menyampaikan isi hati dan isi fikiran atau mengekspresikan sesuatu dalam diri, sebagai sarana percakapan, sebagai media untuk bersatu dan berbaur dalam kehidupan sosial, sedangkan fungsi secara khusus bahasa dipergunakan untuk membuat hubungan dan pergaulan setiap hari, menciptakan karya, mempelajari ucapan-ucapan kuno, dan menyerap IPTEK. Selain itu fungsi bahasa secara umum yaitu bahasa dapat dijadikan untuk mengekspersikan gejolak jiwa, menyampaikan sebuah kenyataan, mempengaruhi kawan maupun lawan, mengucapkan bahasa, berbincang dan sebagainya (Rani, 2013:26).Sehubungan dengan keterampilan berbicara, saat berbicara seseorang menuturkan sesuatu untuk mengungkapkan maksudnya. Tuturan dalam KBBI (Depdiknas, 2005:1231) mengartikan sesuatu yang dituturkan atau dituturkan, dibicarakan, atau diujarkan. Kemudian Leech (1993:20) mengartikan tuturan dalam pragmatik adalah sebagai suatu tindakan verbal.Salah satu tuturan yang digunakan manusia dalam berkomunikasi adalah tuturan ekspresif. Hal-hal yang merupakan cerminan perasaan penuturan adalah jenis tindak tutur ekspresif. Tindak percakapan ini dimunculkan dengan banyak jenis ekspresi yang ditampilkan dengan perbuatan atau ucapan berupa kesenangan, kesukaran, kecintaan, kedengkian, kesukaan, atau kesedihan. Hal ini sama dengan ucapan Wijana (1996:56) yang memaparkan tuturan ekspresif dipakai untuk memutuskan respon psikologis pembicara terhadap sebuah kondisi. Tindak percakapan ekspresif mudah dijumpai pada sekitar tempat pekuliahan, sekolah, kantor, rumah sakit dan masih banyak lingkungan sosial lain.Gumperz dan Hymes (dalam Putrayasa, 2015:96) membuat akronim SPEAKING untuk menjelaskan komponen tutur dalam kajian linguistik, kedelapan komponen tersebut yaitu; S: setting (latar), P: participants (peserta tutur), E: ends (hasil), A: act (pesan atau amanat), K: key (cara), I: instrumentalities (sarana), N: norm (norma), dan G: Genre (jenis).Peneliti tertarik untuk meneliti percakapan di dalam film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo didasari oleh tiga sebab, diantaranya a) banyaknya pemakaian modus tuturan yang sering tidak pas dengan maksud sesungguhnya, b) pembicaraan antar penutur hanya alakadar dilihat sebagai salah satu poin dari untaian alur pembicaraan untuk memenuhi maksudnya, c) masing-masing tokoh dalam film mempunyai sepuluh model, cara, dan gayanya sendiri pada saat tawar-menawar untuk mendapatkan atau memenuhi hasratnya.Film-film pilihan peneliti yang disutradarai Hanung Bramantyo diatas memiliki tempat tersendiri bagi penontonnya. Selain karena pesan yang ingin disampaikan sutradara, tokoh-tokoh penting dalam masing-masing film bukan merupakan tokoh sembarangan, melainkan tokoh-tokoh penting di Indonesia.Secara garis besar banyak nilai moral, pendidikan, toleransi, Dsb. yang bisa diambil dari masing-masing film yang disutradarai Hanung Bramantyo yang telah peneliti pilih, seperti halnya dalam film Rudy Habibie(2016) difilm ini penonton bisa mengambil banyak pelajaran dari kejeniusan seorang Habibie dalam setiap kisah perjalanan hidupnya semasa kuliah di Jerman.Dari film yang peneliti pilih cukup beralasan bahwa film Rudy Habibie(2016) yang disutradari Hanung Bramantyo ini mampu menarik minat masyarakat. Didasarkan atas minat masyarakat tersebut peneliti tertarik untuk menganalisis tuturan ekspresif, konteks tuturan, modus tuturan, dan ranah sosial film Rudy Habibie(2016) yang disutradari Hanung Bramantyo tersebut. Kata kunci:  tuturan ekspresif, modus tuturan, konteks tuturan, sutradara Hanung Bramantyo.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS TEKS PUISI RAKYAT BERBASIS PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA KELAS VII SMP/MTs Muftikha Lulyana Mahirotul Aisyiah
NOSI Vol 8, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah NOSI
Publisher : NOSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.882 KB)

Abstract

Abstrak: Pengembangan karakter siswa sangatlah penting atau utama dalam sistem pendidikan nasional Indonesia integrasi antara puisi rakyat dengan pendidikan karakter sangatlah erat karena puisi rakyat yang berupa sastra lisan ini, sangat perlu diberikan perhatian lebih besar sebab dalam sastra lisanlah terkandung berbagai bentuk pendidikan, khususnya pembentukan karakter. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar menulis teks puisi rakyat berbasis penguatan pendidikan karakter siswa kelas VII SMP/MTs. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pengembangan. prosedur pengembangan ini mereduksi langkah-langkah pengembangan dari Borg and Gall meliputi empat pokok tahapan sebagai berikut, (1) Penelitian dan pengumpulan informasi awal; (2) Pengembangan produk awal; (3) uji coba; (4) membuat produk akhir. Hasil kelayakan produk bahan ajar menulis teks puisi rakyat berbasis penguatan pendidikan karakter untuk kelas VII siswa SMP/MTs ini memenuhi kriteria dan layak digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. Kata Kunci: teks puisi rakyat, penguatan pendidikan karakter
REALISME SOSIAL DALAM NOVEL BUMI MANUSIA DAN ANAK SEMUA BANGSA KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER Syahriel A’innur Rifan
NOSI Vol 8, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah NOSI
Publisher : NOSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.1 KB)

Abstract

Abstrak: perkembangan sastra sosial yang terjadi di Indonesia dewasa ini terjadi dari orang-orang Indonesia yang memiliki jiwa sosialis yang menentang adanya kaum kapitalis yang menyengsarakan masyarakat pribumi. Perkembangannya lahir ketika masyakat pribumi menderita keadilan sosial, mula-mula bertahap dari kekerasan sampai kematian yang didapatkan Realisme sosial adalah sebuah istilah dengan maknanya yang telah pasti di negeri manapun ia berada. Masyarakat manusia terdiri dari beragam kelompok yang ciri-ciri pembedanya bisa berupa warna. Sekelompok orang yang dieksploitasi oleh kelompok lainnya, yang merupakan minoritas sementara yang dieksploitasi adalah mayoritas. Masing-masing kelas diaggap sebagai turunan dari corak produksi masyarakat.Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. penelitian ini berupaya menginterpretasi  atau mendeskripsikan objek penelitian  dengan menggunakan gambaran realisme sosial. Data yang dimaksud dalam penelitian yang ada dalam novel Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa dengan menggambarkan perjuangan dan pertentanga kelas. Novel Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa penerbit Lentera Dipantara 2012 setebal 535 halaman  dan 352 halaman. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen utama yakni peneliti bertindak sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penafsir data, dan menjadi pelapor hasil penelitian.  Dalam  penelitian ini digunakan kajian tekstual yang menganalisis dua novel  Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer yang dalam hal ini berupa kosakata denganlangkah-langkah (1) mengidentifikasi data,(2) Pengklasifikasian dan pengkategorisasian keseluruhan data,  (3)Intepretasi data , dan (4) Eksplanasi data.Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut, pertama, terdapat dua kontruksi realisme sosialis yang terepresentasikan dalam pertentangan kelas, yakni (1) Borjuis, (2) Proletar. Kedua terdapat tiga kontruksi perjuangan kaum proletar terhadap kaum borjuis, yakin (1) perjuangan ekonomi, (2) perjuangan politik, dan (3) perjuangan ideologi.Kata-kata kunci: Realisme, Sosialis, Realisme Sosialis
PERSEPSI PENONTON FILM BUMI MANUSIA KARYA HANUNG BRAMANTYO: ALIH WAHANA NOVEL BUMI MANUSIA KE DALAM FILM Nurul Hikmawati
NOSI Vol 10, No 1 (2022): Jurnal Ilmiah NOSI
Publisher : NOSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.629 KB)

Abstract

Abstrak: Pada era modern saat ini membuat laju perkembangan dunia sastra menjadi lebih variatif, inovatif dan kreatif sastra salah satunya melalui media film. Novel alih wahana banyak diminati generasi millennial saat ini, apalagi jika dalam filmnya diperankan oleh aktor-aktor yang sedang naik daun. Tak dapat dipungkiri bahwa pemilihan aktor juga   berpengaruh pada hasil film yang dialihwahanakan. Penelitian yang mengusung sastra alih wahana dan persepsi pembaca novel Bumi Manusia. Dalam hal ini penelitian ini berjudul Persepsi Penonton Film Bumi Manusia Karya Hanung Bramantyo: Alih Wahana Novel Bumi Manusia Ke Dalam Film bertujuan untuk mendeskripsikan (1) Persepsi penonton film Bumi Manusia terhadap penokohan karakter dalam film Bumi Manusia, (2) Persepsi penonton film Bumi Manusia terhadap latar peristiwa dalam film Bumi Manusia., dan (3) persepsi penonton film Bumi Manusia  terhadap alih wahana novel Bumi Manusia ke dalam film Bumi Manusia. Pendekatan dalam peneltian ini kualitatif deskriptif, karena menjelaskan deskripsi persepsi penonton film Bumi Manusia. Tujuan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif ini untuk memudahkan penelitian yang dilakukan, karena data yang diperoleh berupa tulisan. Penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk memperoleh persepsi penonton film Bumi Manusia terhadap film Bumi Manusia dan alih wahana. Dalam prosesnya peneliti melakukan beberapa langkah krusial dalam proses pengambilan data hingga pengolahan yaitu (1) Studi kepustakaan, (2) Membaca novel dan menonton film Bumi Manusia, (3) wawancara tertulis, (4) Mencatat data yang diperoleh, (5) Memasukkan data yang diperoleh ke dalam penelitian, (6) Mengelompokkan data, (7) Kodifikasi data penelitian.Hasil penelitian menunjukkan: (1) Persepsi pembaca novel Bumi Manusia dan penonton film Bumi Manusia berpendapat bahwa pemeran Minke, Annelies dan Nyai Ontosoroh dalam film Bumi Manusia berhasil memerankan perannya dengan baik. Peran perempuan ditunjukkan cukup beragam, representasi perempuan mandiri, cerdas, tegas ditunjukkan oleh Nyai Ontosoroh, (2) Persepsi penonton film Bumi Manusia berpendapat bahwa latar waktu, tempat, dan suasana dalam film sudah cukup sesuai dengan novelnya, juga terdapat variasi dan penambahan pada beberapa adegan dalam film., (3) Persepsi penonton film Bumi Manusia berpendapat bahwa Hanung Bramantyo selaku sutradara berhasil mengalihwahanakan novel Bumi Manusia, dengan keterbatasan dan kelebihan sebuah film Hanung berhasil mengemas novel era abad 19-an menjadi film yang digemari dan mudah dimengerti oleh millennial saat ini.kata kunci: alih wahana, persepsi penonton.
PEMAKAIAN KONJUNGSI PADA TEKS KARANGAN SISWA SMP NEGERI 2 MAESAN TAHUN PELAJARAN 2018-2019 Fuji Fajar Riyanto
NOSI Vol 7, No 2 (2019): Jurnal Ilmiah NOSI
Publisher : NOSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.861 KB)

Abstract

Abstrak: Keunikan bahasa dapat dilihat dari banyak hal. Misalnya setiap bahasa memiliki struktur kalimat yang berbeda, setiap bahasa memiliki kata benda, kata sifat, kata kerja,  dan kata sambung. kalimat yang memiliki makna tersusun atas kata-kata. Kalimat dapat diperpanjang dengan menyambung kalimat satu dengan kalimat yang lainnya sehingga menjadi kalimat majemuk. Untuk menyambungkan kalimat tersebut diperlukan sebuah kata sambung atau rapatan. Menurut Harimurti (2001:117) konjungsi (conjunction) merupakan partikel yang digunakan untuk menyatukan kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan paragraf. Bahasa Indonesia  memiliki beragam konjungsi, misalnya konjungsi adversatif, konjungsi ekstratekstual, konjungsi ingkar, konjungsi intra kalimat, konjungsi intratekstual, konjungsi kausal, konjungsi koordinatif, konjungsi korelatif, dan konjungsi subordinatif.Penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian kualitatif dapat disebut sebagai langkah-langkah penelitian yang memeroleh data deskriptif kualitatif yaitu kata-kata tertulis atau pun lisan dari orang-orang dan perilaku yang di amati serta fokus pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Metode penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional atau potong lintang yaitu rancangan penelitian yang dilakukan dengan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan atau sekali waktu.Penelitian kualitatif menjadikan kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain sebagai sumber data utama. Sumber data merupakan sebuah sumber pegangan untuk memeroleh data yang dibutuhkan dalam sebuah penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah teks karangan siswa kelas 7, kelas 8, dan kelas 9 SMPN 2 Maesan yang terdiri dari teks eksposisi, teks eksplanasi, dan teks diskusi. Semua karangan tersebut berjumlah 85 data dan masing-masing kelas berjumlah kelas 7 yaitu 30 data, kelas 8 yaitu 30 data, dan kelas 9 yaitu 25 data.Hasil penelitian menujukkan konjungsi intra kalimat siswa SMPN 2 Maesan yang digunakan kelas 7 terdapat kesalahan dalam penggunaan yaitu konjungsi aditif 1 “dan” dan konjungsi simpulan “karena” dan konjungsi yang digunakan siswa kelas 8 terdapat kesalahan pada konjungsi intra kalimat yaitu konjungsi aditif 1 “dan”, konjungsi aditif 2 “tetapi”, dan konjungsi tujuan “agar”, sedangkan penggunaan konjungsi kelas 9 tidak terdapat kesalahan. Masing-masing kelas tersebut ditemukan konjungsi yang digunakan sebanyak yaitu kelas 7 sebanyak 6 jenis konjungsi, kelas 8 sebanyak 8 jenis konjungsi, dan kelas 9 sebanyak 12 jenis konjungsi. Konjungsi antar kalimat yang digunakan siswa SMP Negeri 2 Maesan yang ditemukan dalam karangannya hanya sedikit dan kesalahan penggunaannya pun hanya ditemukan di kelas 8 yaitu konjungsi tujuan “supaya”. Jumlah yang konjungsi perkelas siswa sekolah tersebut yang ditemukan yaitu kelas 7 sebanyak 3 buah konjungsi antar kalimat, kelas 8 sebanyak 6 buah konjungsi antar kalimat, dan kelas 9 sebanyak 2 buah konjungsi antar kalimat.Dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, sekolah menginstruksikan kepada guru Bahasa Indonesianya memantau penggunaan konjungsi siswa dan merangsang siswa beragam dalam penggunaan konjungsi sehingga menghasilkan sebuah karangan yang bagus jika diterapkan dan siswa harus lebih memahami penggunaan atau jenis konjungsi pada Bahasa Indonesia.  Kata kunci : Perkembangan, Pemakaian Konjungsi, Karangan Siswa
Pengembangan Bahan Ajar Elektronik Menulis Teks Puisi dengan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif untuk Siswa Kelas X SMK Winda Primasanti
NOSI Vol 8, No 2 (2020): Jurnal Ilmiah NOSI
Publisher : NOSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (31.167 KB)

Abstract

Abstrak: Pengembangan bahan ajar menulis teks puisi bertujuan untuk mendeskripsikan (1) kebutuhan siswa terhadap bahan ajar, (2) pengembangan bahan ajar, (3) kelayakan bahan ajar, dan (4) efektivitas penggunaan bahan ajar. Peneliti menggunakan model penelitian dan pengembangan 4D yang terdiri dari pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Namun, tahap penyebaran tidak dilakukan dalam penelitian ini. Setelah melakukan pendefinisian dan perancangan, peneliti melakukan pengembangan bahan ajar dengan melakukan uji validasi kepada beberapa ahli, yaitu ahli materi bahasa Indonesia, ahli desain pengembangan, dan ahli praktisi. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan bahan ajar, percobaan dilakukan kepada 20 siswa sebagai subjek penelitian.Berdasarkan hasil pengembangan, peneliti menyimpulkan empat hal. Pertama, siswa kelas X SMK membutuhkan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum 2013 revisi 2019 yang memenuhi standar dari berbagai aspek. Kedua, bahan ajar elektronik menulis teks puisi yang telah dikembangkan telah teruji kelayakannya melalui kegiatan uji coba produk yang melibatkan para ahli, praktisi, dan siswa sebagai pengguna bahan ajar. Ketiga, hasil uji kelayakan bahan ajar yang dinilai oleh para ahli sangat layak untuk dikembangkan. Keempat, hasil uji efektivitas berhasil meningkatkan hasil belajar siswa di empat kompetensi dasar.Berdasarkan hasil uji efektivitas menunjukan nilai peningkatan dari pretes ke postes sebesar 21,750 pada kompetensi dasar 3.16. Nilai pretes dan postes untuk kompetensi dasar 4.16 menunjukkaan selisih nilai 16,650. Selisih nilai pada kompetensi dasar 3.17 yaitu sebesar 16,700. Selisih nilai pretes dan postes untuk kompetensi dasar 4.17 yaitu sebesar 21,850. Peningkatan hasil belajar siswa dalam memahami dan menulis puisi di empat kompetensi dasar menunjukkan bahwa bahan ajar ini telah terbukti efektivitasnya. Kata kunci: bahan ajar elektronik, menulis teks puisi, strategi pembelajaran kreatif-produktif.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBICARA BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING TINGKAT PEMULA TINGGI Niken Pranandari
NOSI Vol 7, No 2 (2019): Jurnal Ilmiah NOSI
Publisher : NOSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.977 KB)

Abstract

Abstrak: Penelitian dan pengembangan bahan ajar berbicara BIPA penting dan perlu untuk memenuhi kebutuhan pembelajar BIPA tingkat pemula tinggi. Tujuan dari penelitian adalah untuk membuat bahan ajar berbicara BIPA level pemula tinggi dengan acuan ACTFL. Bahan ajar dibuat dengan model PPP yang terintegrasi dengan empat keterampilan berbahasa dengan bahasa yang komunikatif. Tujuh tahapan pengembangan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar sudah masuk kategori layak terap. Kata kunci: BIPA, bahan ajar, berbicara, tingkat pemula tinggi
PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA (PEMBENTUKAN KATA) PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) TUNAGRAHITA DI SLB NEGERI 1 KOTA BIMA Adi Saputra
NOSI Vol 9, No 2 (2021): Jurnal Ilmiah NOSI
Publisher : NOSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.127 KB)

Abstract

Abstrak: Di tengah perkembangan teknologi dan dunia pendidikan hari dapat mempengaruhi perkembangan anak khususnya perkembangan dalam berbahasa, semua orang dapat belajar bahasa di manapun yang dikehendaki namun di satu sisi ada beberapa anak yang tidak dapat mengagunkan perkembangan itu semua disebabkan oleh kelainan yang dimiliki, anak seperti ini biasa disebut anak berkebutuhan khusus maka dari itu perlu kemudian perhatian khusus terhadap mereka melalui pendidikan maupun terapi yang dilakukan.Tujuan dari penelitian ini ialah (1) mendeskripsikan pemerolehan kata dasar anak berkebutuhan khusus (ABK) tunagrahita, (2) Mendeskripsikan pemerolehan pengimbuhan kata anak berkebutuhan khusus (ABK) tunagrahita, (3) Mendeskripsikan pemerolehan pengulangan kata anak berkebutuhan khusus (ABK) tunagrahita, (4) Mendeskripsikan pemerolehan pemajemukan kata anak berkebutuhan khusus (ABK) tunagrahita.Berdasarkan tujuan di atas maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif dengan jenis studi kasus yang bermaksud mendeskripsikan pemerolehan bahasa pada anak berkebutuhan khusus. Subjek penelitian ini adalah anak berkebutuhan khusus (ABK) tunagrahita di SLB Negeri 1 Kota Bima. Penelitian ini difokuskan pada pemerolehan bahasa kedua (Pembentukan kata) anak berkebutuhan khusus (ABK) tunagrahita. Instrumen dalam penelitian ini ialah peneliti sendiri yang bertindak sebagai pengumpul dengan mengamati pemerolehan bahasa anak melalui lisan dan tulisan. Data yang diperoleh dari hasil tuturan lisan dan tulisan siswa akan di analisis menggunakan tiga hal yang pertama reduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan tiga hal ini saling berkaitan dalam melakukan analisis.Berdasarkan hasil analisis dalam pemerolehan bahasa kedua siswa anak berkebutuhan khusus tunagrahita mulai dari pemerolehan kata dasar minum, bantu, belajar, pengimbuhan kata di-jemput, ke-rumah, se-hari, pengulangan kata bantu-bantu, teman-teman, dan pemajemukan kata kantor camat, jualan nasi dalam berkomunikasi dapat dikatakan cukup baik dalam merealisasikan namun ketika mengucapkan kata lebih dari satu terkadang lamban di karana siswa berfikir sesuatu yang akan diucapkan.Kata Kunci: Pemerolehan bahasa, pembentukan kata, anak berkebutuhan khusus, tunagrahita

Page 3 of 19 | Total Record : 183