cover
Contact Name
LPPM STIFAR
Contact Email
mfi_stifar@yahoo.com
Phone
+6224-6706147
Journal Mail Official
mfi_stifar@yahoo.com
Editorial Address
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang Jl. Sarwo Edhi Wibowo KM 1 Plamongansari, Semarang
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Media Farmasi Indonesia
ISSN : 19788495     EISSN : 26551462     DOI : https://doi.org/10.53359/mfi.v17i1
Media Farmasi Indonesia publishes original article in the all scopes of Pharmaceutical Science such as Pharmaceutics, Biopharmaceutics, Drug Delivery System, Chemical Pharmacy, Pharmaceutical Technology, Pharmaceutical Microbiology and Biotechnology, Pharmacology and Toxicology, Pharmacokinetics, Pharmaceutical Chemistry, Pharmaceutical Biology, Community and Clinical Pharmacy, Management Pharmacy, Alternative Medicines.
Articles 157 Documents
PEMANFAATAN MINYAK SEREH MENJADI BERMACAM-MACAM PRODUK Suwarmi -; A. Ariani Hesti W.; Siti Munisih
Media Farmasi Indonesia Vol. 12 No. 1 (2017): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.594 KB)

Abstract

Abstrak SEREH atau serai merupakan tanaman herbal yang dikenal dengan aromanya serta rasanya yang wangi dan menyegarkan. Minyak sereh wangi mrupakan salah satu minyak atsiri komersial Indonesia yang diperoleh melalui proses penyulingan. Akan tetapi, dari minyak sereh wangi yang dihasilkan hampir 75% diekspor dalam bentuk minyak kasar sedangkan sisanya digunakan untuk keperluan dalam negeri. Tanaman serai terutama batang dan daun bisa dimanfaatkan sebagai antiseptik membunuh mikroorganisme sehingga dapat diolah menjadi aneka produk sabun kesehatan (sabun cair, sabun padat) dan juga untuk pengusir nyamuk karena mengandung zat-zat seperti geraniol, metil heptenon, terpen-terpen, terpen-alkohol, asam-asam organik, dan terutama sitronelal sebagai obat nyamuk Pelaksanaan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) akan bekerja sama dengan Kelompok Usaha Sereh wangi dan Minyak Atsiri desa Susuka, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang dalam memberikan pelatihan, proses pembuatan aneka olahan minyak atsiri (sabun dan linimenta antinyamuk), sistem manajamen dan pemasarannya yang akan dijadikan prioritas dalam pengolahan minyak sereh
IDENTIFIKASI FENILBUTAZON DALAM JAMU REMATIK YANG BEREDAR DI KOTA MANADO DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS Irham Pratama Ridwan; Rinaldi Abdullah; Hamidah Sri Supriati
Media Farmasi Indonesia Vol. 12 No. 1 (2017): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.394 KB)

Abstract

ABSTRAK Jamu merupakan salah satu obat bahan alam Indonesia dengan presentase konsumen sebanyak 59,12%. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya Bahan Kimia Obat Fenilbutazon dalam sediaan jamu rematik yang beredar di kota Manado. Telah dilakukan penelitian tentang identifikasi Fenilbutazon dalam jamu rematik dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Fase gerak yang di gunakan pada KLT ialah n-Heksan : kloroform : metanol (60:30:10) dan fase diam yang digunakan ialah pelat KLT silika gel GF254 dengan menggunakan penyemprotan H2SO4 10% untuk menampakan bercak. Hasil penelitian yang didapatkan pada pelat KLT, nilai Rf standar Fenilbutazon yaitu 0,51 sedangkan sampel tidak muncul bercak sehingga nilai Rf-nya yaitu 0. Hal ini menunjukan bahwa pada sediaan jamu rematik tersebut tidak mengandung Fenilbutazon.
PENGARUH JUS JAMBU BIJI MERAH DALAM MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN F.P. Hardimarta; C.A. Yuniarti; Nur Annisa
Media Farmasi Indonesia Vol. 12 No. 1 (2017): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.93 KB)

Abstract

ABSTRAK Jus jambu biji merah per 100 gram memiliki komposisi yang terdiri dari vitamin C 228 mg, vitamin E 0,73 mg, folat 49 µg, zat besi 0,26 mg ; seng 0,23 mg dan likopen 5204 µg. Selain itu juga mengandung senyawa antioksidan seperti kuersetin, guajaverin, asam galat, leukosianidin dan asam elagat. Kandungan jus jambu biji merah berpotensi meningkatkan kadar hemoglobin manusia. Vitamin C menambah keasaman sehingga membantu penyerapan zat besi dalam lambung dengan mereduksi ferri (Fe 3+) menjadi ferro (2+). Selain itu senyawa flavonoid merupakan antioksidan yang berperan dalam meningkatkan membran eritrosit menjadi tidak mudah lisis yang disebabkan oleh radikal bebas. Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimental dengan desain penelitian One Group Pre test Post Test Design dengan jumlah sampel 30 orang menggunakan teknik simple random sampling. Setiap responden diberikan perlakuan konsumsi jus jambu biji merah 100 % dengan volume 3 ml/ kgBB/hari selama 7 hari. Pengukuran kadar hemoglobin dilakukan 2 kali yaitu sebelum mengkonsumsi jus jambu biji merah dan hari ke 8 konsumsi jus jambu biji merah. Rerata kadar hemoglobin sebelum mengkonsumsi jus jambu biji merah adalah 12,97 g/dl sedangkan rerata kadar hemoglobin setelah mengkonsumsi jus jambu biji merah adalah 14,20 g/dl. Data selanjutnya dianilisa dengan Paired T Test dan menunjukkan terdapat perbedaan signifikan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah konsumsi jus jambu biji merah. Hal ini membuktikan bahwa konsumsi jus jambu merah memiliki pengaruh terhadap peningkatan kadar hemoglobin
FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Sugiyono -; Siti Komariyatun; Devi Nisa Hidayati
Media Farmasi Indonesia Vol. 12 No. 1 (2017): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.477 KB)

Abstract

ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang formulasi tablet parasetamol menggunakan tepung bonggol pisang (Musa paradisiaca cv. Kepok) sebagai bahan pengikat tablet. Tablet parasetamol dicetak menggunakan metode granulasi basah dengan menambahkan bahan pengikat untuk meningkatkan kekompakan antar partikel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tepung bonggol pisang kepok sebagai bahan pengikat terhadap sifat fisik dan kimia tablet parasetamol. Konsentrasi tepung bonggol pisang yang ditambahkan sebagai pengikat yaitu pada FI: 10%, FII: 12,5%, FIII: 15%, FIV: 17,5%, dan FV: 20%. Tablet yang dihasilkan diperiksa sifat fisiknya yang meliputi keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur serta pelepasan obat. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan analisis regresi linier. Hasil yang diperoleh bahwa variasi konsentrasi tepung bonggol pisang kepok mempengaruhi kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur tablet tetapi tidak berpengaruh pada dan pelepasan obat. Semakin tinggi konsentrasi tepung bonggol pisang kepok, semakin tinggi kekerasan dan semakin lama waktu hancur tablet tetapi kerapuhan semakin menurun.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOLIK DAUN JATI (Tectona grandis L. f.) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI SECARA INVITRO Fildza HF; Rindya M.A.; Masfiyah -; Rina W
Media Farmasi Indonesia Vol. 12 No. 1 (2017): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.735 KB)

Abstract

ABSTRACT Indonesia is a country which has a plant biodiversity, one of them is teak (Tectona grandis L.f.). Teak leaf had has flavonoids, saponins, tannin, quinones, and steroids/triterpenoids compound which have antibacterial activity. Aim of this study to determine the activities of teak leaf ethanol extract on bacteria’s growth. The type of the research was experimental post test only control group design. There are two bacteria group, S. aureus andS. epidermidis. The treatment performed with absorbs the extract into a disc then place it over Mueller-Hinton agar which had been incubate for 24 hours with S. aureus and S. epidermidis cultures. The concentration of extract was 6,25%, 12,5%, and 25%. Clear zone was measured by calliper. Data were analyzed using One Way ANOVA and continued with Post Hoc test. The result showed that data was distributed normally and homogeny. The highest clear zone average was obtained on S. epidermidis which has 25% extract concentrate group, and the lowest was S. aureus which has 6,25% extract concentrate group. One Way ANOVA analyze showed the value p<0,05. It concluded, that teak leaf has an activity to inhibit bacteria’s growth, but the activity was higher on Staphylococcus epidermidis.
Pemanfaatan Ekstrak Khamir Phaffia rhodozyma Sebagai Sumber Karotenoid Pada Penghambatan Tirosinase Muhammad Ryan Radix Rahardian; Wulandari -
Media Farmasi Indonesia Vol. 12 No. 1 (2017): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.262 KB)

Abstract

Abstrak Ekstrak khamir Phaffia rhodozyma mengandung senyawa karotenoid berupa astaxhantin yang memiliki aktivitas sebagai penghambat tirosinase. Senyawa ini dapat menghambat tirosinase dalam mekanisme pembentukan melanin. Ekstrak khamir Phaffia rhodozyma diperoleh dengan cara menyari khamir dengan pelarut aseton dan dikeringkan menggunakan gas N2. Pengukuran aktivitas penghambatan tirosinase dilakukan dengan pengukuran dopakrom menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 480,5 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai IC50 hidrokuinon lebih besar dari sampel Ekstrak karotenoid khamir Phaffia rhodozyma, yang mana masing-masing kontrol positif hidrokuinon memiliki nilai IC50 sebasar 90,34 µg/ml dan IC50 Ekstrak karotenoid khamir Phaffia rhodozyma sebasar 113,85 µg/ml.
Co-Processed Laktosa-Metilselulosa Sebagai Zat Tambahan Tablet Dengan Metode Kempa Langsung A. Mumtihanah Mursyid; Nurlina -; Musfira Mustakim
Media Farmasi Indonesia Vol. 12 No. 1 (2017): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.395 KB)

Abstract

ABSTRAK Co-processing is a technique to obtain a new excipient by combined two or more excipients with an appropriate process. Excipient by co-processing can improve the properties of excipient. The purpose of this research is to produce an excipient with good properties by co-processed Lactosa-Methylcellulosa, so that it is can be use as an excipient for direct compression tablet. This research was compared co-processed Lactosa-Methylcellulosa fabricated by wet milling technique. The co-processed material obtained were evaluated; particle size distribution, average diameter, density, porosity, carr’s index, flowability,compactibility and DSC. And they have been compared with their’s physical mixture. The flowability of co-processed Lactosa-Methylcellulosa was increasedbased on measurement by angles of reposewho did’nt passed 25o, in the range of 16.16 ± 0.63 to 18.59 ± 1.29 and the tensile strength of co-processed Lactosa-Methylcellulosa was increased until 1.79 MPa was higher than it’s physical mixturewere not can be measured tensile strength because the tablet not be able to be developed whole.DSC result of co-processed had similiar pattern with Lactosa. The co-processed Lactosa-Methylcellulosa is more promising to use as direct compression material.
Pemanfaatan Ekstrak Daun Belimbing Wuluh Sebagai Bahan Dasar Formula Pastagigi dan Daya Antibakteri Streptococcus mutans Ahmad Fuad Masduqi; A. Barry Anggoro
Media Farmasi Indonesia Vol. 12 No. 1 (2017): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.811 KB)

Abstract

ABSTRAK Tanaman yang tumbuh di Indonesia sebagian besar dapat digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. Salah satu tanaman yang digunakan sebagai tanaman obat yaitu belimbing wuluh ( Averhoa bilimbi L.). Ekstrak daun belimbing wuluh akan digunakan sebagai bahan dasar formula pastagigi dan diuji daya antibakterinya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan ekstrak daun belimbing wuluh terhadap karakteristik fisik sediaan pastagigi. Selain itu, untuk mengetahui daya antibakterinya terhadap Streptococcus mutans. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Farmasi STIFAR “Yayasan Pharmasi” Semarang. Analisis data menggunakan Analisis of Variance (ANOVA) dilanjutkan uji beda nyata pada taraf signifikasi 95%. Parameter yang diamati meliputi karakteristik fisik sediaan pastagigi (organoleptis, pH, homogenitas, daya sebar, daya lekat dan viskositas) dan zona hambat antibakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan ekstrak daun belimbing wuluh berpengaruh terhadap karakteristik fisik sediaan pastagigi. Semakin besar konsentrasi ekstrak daun belimbing wuluh maka warna pastagigi berbeda, daya lekat semakin lama, daya sebar semakin kecil dan nilai viskositas semakin besar. Sediaan pastagigi dari ekstrak daun belimbing wuluh memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans pada konsentrasi efektif 20%.
PENENTUAN NILAI pKa IBUPROFEN DAN EFEK PEMBENTUKAN KOMPLEKS IBUPROFEN DENGAN BETA-SIKLODEKSTRIN TERHADAP KELARUTAN IBUPROFEN Ariyanti -; Suwaldi M; Endang Lukitaningsih
Media Farmasi Indonesia Vol. 9 No. 2 (2014): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.715 KB)

Abstract

Abstrak Ibuprofen merupakan obat golongan anti inflamasi non steroid dengan mekanisme menghambat isoenzim siklooksigenase-1 dan siklooksigenase-2 dengan cara mengganggu perubahan asam arakidonat menjadi prostaglandin. Senyawa ini termasuk kelas II Biopharmaceutics Classification System (BCS). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji nilai pKa dan pengaruh pembentukan senyawa kompleks ibuprofen dengan β-siklodekstrin terhadap peningkatan kelarutan ibuprofen. Metode penelitian yang digunakan untuk menentukan nilai pKa adalah dengan pengukuran absorbansi pada panjang gelombang 266 nm. Pengujian kelarutan dan optimasi kompleks antara ibuprofen dengan β-siklodekstrin menggunakan spektrofotometri ultraviolet dengan metode factorial design. Kompleks ibuprofen dengan β-siklodekstrin dievaluasi menggunakan spektrofotometri inframerah, dan dioptimasi dengan metode simplex lattice design menggunakan software design expert versi 7.1.3. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pKa ibuprofen adalah 4,37 ± 0,07 dan 5,24 ± 0,07. Kompleks ibuprofen dengan β-siklodekstrin yang terbentuk dievaluasi secara spektrofotometri inframerah menunjukan hilangnya puncak gugus -C=O- dari ibuprofen pada bilangan gelombang 1721 cm-1 dan transmisi baru dengan transmisi 12,77% pada bilangan gelombang 1908 cm-1 dan 9,785 pada bilangan gelombang 1698 cm-1. Peningkatan kelarutan ibuprofen dikompleks dengan β-siklodekstrin adalah 2,30 kali ± 0,12 pada pH 2,39; 1,30 kali ± 0,16 pada pH 6,39; 1,74 kali ± 0,06 pada pH 3,2 dan 0,99 kali ± 0,02 pada pH 7,2. Komposisi kelarutan optimum pada pH 2,39 dan 6,39 adalah pada pH 2,39, suhu 30°C, ibuprofen 100 mg, dan β-siklodekstrin 200 mg, sedangkan pada pH 3,2 dan 7,2 adalah pada pH 3,2, suhu 45°C, ibuprofen 100 mg, dan β-siklodekstrin 200 mg.
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT, PENGUKURAN AKTIVITAS PENYAKIT dan PEMBERIAN KONSELING PASIEN SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS (SLE) M. Caecilia N. Setiawati; Kertia Nyoman; Ikawati Z; Melani F; Meika W.N.
Media Farmasi Indonesia Vol. 9 No. 2 (2014): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.118 KB)

Abstract

ABSTRACT Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah gangguan autoimun multisistem kronis ditandai dengan berkembangnya autoantibodi dan kompleks imun dalam berbagai manifestasi klinis dan kerusakan jaringan. Perjalanan penyakit SLE yang ditandai dengan eksaserbasi dan remisi memerlukan pemantauan yang ketat akan aktivitas penyakitnya. Evaluasi aktivitas penyakit ini berguna sebagai panduan dalam pemberian terapi. Pengukuran aktivitas penyakit dilakukan dengan Systemic Lupus Erythematosus Disease Activity Index (SLEDAI) Evaluasi penggunaan obat dan pengukuran aktivitas penyakit pada pasien SLE merupakan penelitian non eksperimental dengan jenis penelitian bersifat deskriptif, pengambilan data secara concurrent. Sedangkan penelitian pengaruh konseling terhadap tingkat pengetahuan dan sikap pasien SLE merupakan penelitian eksperimental semu. Pasien SLE yang bersedia menjadi responden seluruhnya perempuan paling banyak pada kelompok usia 21-40 tahun, aktivitas penyakit sangat berat sebanyak 33,33%. Penggunaan obat pada pasien SLE diketahui bahwa tepat pasien sebesar 88,89%, tepat dosis sebesar 55,56%. penggunaan obat pada pasien SLE diketahui bahwa tepat pasien sebesar 88,89% , tepat indikasi sebesar 88,89%, tepat dosis sebesar 55,56%. Pemberian konseling dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap pasien tentang SLE serta terapinya, dan dapat meningkatkan outcome terapi berupa peningkatan kualitas hidup dan penurunan tingkat depresi dan tingkat nyeri (VAS) pasien SLE.

Page 4 of 16 | Total Record : 157