cover
Contact Name
LPPM STIFAR
Contact Email
mfi_stifar@yahoo.com
Phone
+6224-6706147
Journal Mail Official
mfi_stifar@yahoo.com
Editorial Address
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang Jl. Sarwo Edhi Wibowo KM 1 Plamongansari, Semarang
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Media Farmasi Indonesia
ISSN : 19788495     EISSN : 26551462     DOI : https://doi.org/10.53359/mfi.v17i1
Media Farmasi Indonesia publishes original article in the all scopes of Pharmaceutical Science such as Pharmaceutics, Biopharmaceutics, Drug Delivery System, Chemical Pharmacy, Pharmaceutical Technology, Pharmaceutical Microbiology and Biotechnology, Pharmacology and Toxicology, Pharmacokinetics, Pharmaceutical Chemistry, Pharmaceutical Biology, Community and Clinical Pharmacy, Management Pharmacy, Alternative Medicines.
Articles 157 Documents
UJI EFEKTIVITAS ANTIPIRETIK DARI EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG KEMBANG SEPATU ( Hibiscus rosa-sinensis L) PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) Hamidah Sri Supriati; Apif Pramana Juardi; Febrianika Ayu Kusumaningtyas
Media Farmasi Indonesia Vol. 11 No. 2 (2016): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.405 KB)

Abstract

ABSTRAK Kembang sepatu merupakan tanaman semak suku malvaceae yang berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. Salah satu khasiatnya adalah sebagai antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antipiretik ekstrak etanol kulit batang kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L) dan mengetahui konsentrasi efektif ekstrak etanol kulit batang kembang sepatu pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus). Jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan design pre-test post test with control group. Hewan uji yang digunakan sebanyak 15 ekor tikus putih yang dibagi dalam 5 kelompok perlakuan. Masing-masing kelompok terdiri dari 3 ekor tikus. Setiap kelompok diberikan larutan ekstrak dengan konsentrasi 50%, 25%, 12.5%, larutan parasetamol sebagai kontrol positif dan akuades sebagai kontrol negatif. Setiap 30 menit diukur suhu rektal tikus selama 180 menit pada kelompok perlakuan. Hasil uji statistik anova dua arah, menunjukkan bahwa ekstrak kulit batang kembang sepatu memiliki efek antipiretik, dan pada konsentrasi 50% sangat efektif memberikan efek antipiretik.
PENINGKATAN KUALITAS HASIL PANEN KOPI KELOMPOK TANI, DESA BANYUKUNING, KABUPATEN SEMARANG Agus Suprijono; Indah Sulistyarini; Uning Riningsih EM
Media Farmasi Indonesia Vol. 11 No. 2 (2016): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.509 KB)

Abstract

Abstrak Minuman kopi bukan hanya sekedar minuman yang beraroma khas dan merangsang karena mengandung kafein. Secangkir kopi dihasilkan melalui proses yang sangat panjang. Mulai dari teknik budidaya, pengolahan pasca panen hingga ke penyajian akhir. Hanya dari biji kopi berkualitas secangkir kopi bercita rasa tinggi bisa tersaji. Hal tersebut perlu kesiapan sarana dan metoda pengolahan yang cocok untuk kondisi petani sehingga mereka mampu menghasilkan biji kopi dengan mutu seperti yang dipersyaratkan oleh Standar Nasional Indonesia. Buah kualitas prima bila diolah dengan benar akan menghasilkan biji kopi bermutu tinggi. Kriteria mutu biji kopi yang meliputi aspek fisik, citarasa dan kebersihan serta aspek keseragaman dan konsistensi sangat ditentukan oleh perlakuan pada setiap tahapan proses produksinya. Secara umum dikenal dua cara mengolah buah kopi menjadi biji kopi, yakni proses basah dan proses kering. Selain itu ada juga proses semi basah atau semi kering, yang merupakan modifikasi dari kedua proses tersebut. Setiap cara pengolahan mempunyai keunggulan dan kelemahan, baik ditinjau dari mutu biji yang dihasilkan maupun komponen biaya produksi. Pelaksanaan IbM bekerja sama dengan Kelompok Usaha Al Kafi dan Mudi Tani dalam memberikan pelatihan, proses penanganan pasca panen terutama pengelupasan dan pengeringan kopi, sistem manajamen dan pemasarannya yang akan dijadikan prioritas dalam pengolahan kopi. Dari hasil uji kualitas menunjukkan bahwa kopi hasil pengeringan menggunakan peralatan yang diberikan menunjukkan kopi berwarna hitan, kadar air 11,75%
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL DAUN MANGKOKAN (Polyscias scutellaria (Burn.f.)Fosberg) Willy Tirza Eden; Buanasari -; Shihabuddin -; Nilam Kencana Badahdah
Media Farmasi Indonesia Vol. 11 No. 2 (2016): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.605 KB)

Abstract

ABSTRAK Serangan radikal bebas sangat merisaukan di zaman sekarang. Antioksidan memegang peranan penting dalam kehidupan untuk melindungi dan mengurangi efek negatif dari serangan radikal bebas tersebut. Daun mangkokan (Polyscias scutellaria (Burn.f.)Fosberg) mengandung metabolit sekunder yang potensial sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa aktif dan aktivitas antioksidan dari ekstrak metanol, fraksi kloroform, fraksi n-heksan dan fraksi air daun mangkokan. Penyarian secara maserasi dengan metanol 70%, dilanjutkan fraksinasi menggunakan kloroform, dan n-heksana. Uji fitokimia dilakukan pada ekstrak dan fraksi yang meliputi alkaloid, flavonoid, fenolik dan saponin sehingga diketahui senyawa apa yang terdapat pada daun mangkokan. Ekstrak metanol, fraksi kloroform, fraksi n-heksana, fraksi air daun mangkokan diuji aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH dan tiosianat. Hasil penelitian menunjukkan fraksi kloroform mempunyai aktivitas antioksidan tertinggi dengan nilai rata – rata IC50 19,58 ppm menggunakan metode DPPH. Sebaliknya, rata - rata persen aktivitas antioksidan tertinggi ditunjukkan oleh fraksi air sebesar 25,78% setelah diinkubasi selama 72 jam menggunakan metode tiosianat. Hal tersebut diduga karena senyawa flavonoid polar yang terdapat pada fraksi air berperan dengan baik melindungi asam linoleat yang bersifat non polar. Sedangkan fraksi kloroform diduga mengandung senyawa flavonoid lebih banyak dan lebih murni dibanding sampel yang lain, sehingga aktivitas penangkapan radikal DPPH tinggi.
UJI AKTIVITAS GEL EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA BAKAR PADA KULIT PUNGGUNG KELINCI Mutmainah -; Lia Kusmita; Ika Puspitaningrum
Media Farmasi Indonesia Vol. 9 No. 1 (2014): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.809 KB)

Abstract

ABSTRACT Mangosteen is a skin shells discarded by consumers or may be called by the waste of agricultural products. Mangosteen rind contain xanthone, flavonoids, saponins and tannins that are thought to be potentially heal burn. The air of this study was to determine the effect of ethanolic extract of mangosteen rind with a concentration of 2,5%, 5%, 10 % of ethanol extract of mangosteen rind in the preparation of the gel on the healing of burns on the back of rabbits. The research is conducted using male rabbit which was divided into five groups, namely the group of positive control, negative control, mangosteen rind extract gel ethanol concentration of 2,5%, 5%, 10 %. Induction plates use iron burns with size of 2 cm is heated at a temperature of 100°C for 5 seconds, these gels are done every day until wound healing as seen from the time required for diameter shrink to the perfect closing wound. The results of pharmacological tests of statistical tests with increased concentrations of the extract showed a significant difference in each group viewed from a long healing (p <0.05). Physical characteristics of the test results showed that the concentration of the ethanol extract of mangosteen rind in a row with a concentration of 2,5%, 5%, 10% were able to increase the viscosity, pH, adhesion and lower dispersive power.
INDEKS GLIKEMIK DAN ANALISIS MAKRONUTRIEN TEPUNG UMBI KIMPUL (Xanthosoma violaceum Schott.) SEBAGAI ANTIDIABETES MELITUS TIPE II Ika Puspitaningrum; Lia Kusmita; Mutmainah -
Media Farmasi Indonesia Vol. 9 No. 1 (2014): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.359 KB)

Abstract

Abstrak Diabetes mellitus tipe 2 atau diabetes mellitus tidak tergantung insulin (DMTTI) merupakan tipe diabetes melitus yang terjadi karena menurunnya kepekaan jaringan pada insulin. Tepung umbi kimpul (Xanthosoma violaceum Schott.) telah terbukti sebagai antidiabetes mellitus tipe II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai indeks glikemik tepung umbi kimpul. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kadar makronutrien dalam tepung umbi kimpul yang meliputi karbohidrat, protein, lemak dan serat. Pengukuran nilai indeks glikemik menggunakan hewan uji tikus jantan galur Wistar usia 2-3 bulan sebanyak 15 ekor. Hewan uji dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan yaitu pemberian glukosa standar dan suspensi tepung umbi kimpul dalam CMC-Na 0,1 % dosis 2g/kg berat badan serta CMC Na 0,1% secara oral. Selanjutnya sampling serum darah tikus dilakukan pada jam ke-0, 1 dan 2 setelah pemberian bahan uji. Penetapan kadar glukosa darah menggunakan metode GOD-PAP. Kadar glukosa darah yang diperoleh selanjutnya dihitung nilai indeks glikemiknya (IG). Nilai IG suweg dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai Area Under Curve (AUC) glukosa darah individu setelah pemberian sampel dengan nilai AUC glukosa standar yang bernilai IG 100. Perhitungan AUC mengikuti rumus trapesium yang terbentuk di daerah bawah kurva antara waktu (jam) dengan kadar glukosa (mg/dL). Hasil penelitian menunjukkan nilai Indeks Glikemik tepung umbi kimpul sebesar 0,29. Nilai IG tepung umbi kimpul masuk klasifikasi IG yang sangat rendah. Analisa makronutrien menunjukkan bahwa tepung umbi kimpul mengandung karbohidrat sebesar 52,2%, protein sebesar 3,07%, lemak sebesar 0,44% dan serat sebesar 3,00%.
PEMBUATAN TABLET HISAP DARI EKSTRAK ETANOL ALFAFA (Medicago sativa) TROPIK SEBAGAI ANALGETIK ANTIPIRETIK Uning Riningsih; A.A. Hesti Wulan S.; Ika Puspitaningrum
Media Farmasi Indonesia Vol. 10 No. 1 (2015): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.173 KB)

Abstract

ABSTRAK Alfafa (Medicago sativa) merupakan tanaman yang secara empiris dapat digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri. Ekstrak etanol alfafa telah terbukti secara ilmiah sebagai analgetik dan antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik sediaan tablet hisap ekstrak etanol alfafa. Tablet hisap tersebut dibuat sesuai dengan dosis efektif dari hasil penelitian analgetik antipiretik yang sudah dilakukan yakni sebesar 50 mg/kgBB tikus atau setara 500 mg/70 kg BB manusia. Pembuatan tablet hisap diawali dengan mengeringkan ekstrak etanol alfafa dengan laktosa, dekstrosa, dan talcum hingga homogen. Masa granul dibuat dengan mengunakan PVP k 30 lalu diayak dengan ayakan nomer mesh 18 dan 20. Granul yang lolos ayakan 18 dikeringkan dalam almari pengering selama 10 menit. Tablet dicetak dengan penambahan Mg stearat dan mentol dengan bobot rata-rata tablet 650 mg. Granul yang terbentuk diuji waktu alir, sudut diam dan pengetapan. Sedangkan tablet hisap yang diperoleh diuji sifat fisik tablet meliputi uji keseragaam bobot, kekerasan, keregasan, uji waktu hancur, dan uji tanggapan rasa. Hasil uji granul menunjukkan formula tablet hisap ekstrak etanol alfafa belum mampu memenuhi syarat waktu alir dan sudut diam, namun telah memenuhi syarat pengetapan. Sedangkan uji tablet hisap menunjukkan formula tablet hisap ekstrak etanol alfafa mampu memenuhi syarat keseragaman bobot, keregasan, dan waktu hancur, namun belum memenuhi syarat kekerasan. Hasil uji tanggap rasa tablet hisap ekstrak etanol alfafa oleh responden menunjukkan tablet hisap yang dihasilkan memiliki bentuk yang menyenangkan dan aroma yang enak, namun rasa kurang enak karena pahit yang disebabkan oleh kandungan saponin dan alkaloid.
UJI ANTI DIARE INFUSA DAUN MIMBA (Azadirachta indica Juss) TERHADAP MENCIT JANTAN GALUR SWISS Ika Puspitaningrum; Arsa Wahyu N.; Suwarmi -
Media Farmasi Indonesia Vol. 8 No. 2 (2013): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.276 KB)

Abstract

ABSTRACT This study aims to determine the efficacy of neem leaf infusion antidiarrheal (Azadirachta indica Juss.) against male mice strain Swiss, and to determine the effective dose infusion of neem as antidiarrheal. Object of this study was the time of the occurrence, duration of diarrhea, and stool consistency and number of male mice strains Swiss. Samples of fresh neem leaves is used in the preparations made ​​by the infusion technique is random sampling . A 25 of mice was divided into 5 groups consisting of groups I- III were given neem leaf infusion dose of 68.12 mg/kgbw; 204.36 mg/kgbw and 613.08 mg/kgbw, group IV as a positive control group that were given loperamide HCl dose of 0.73 mg/kgbw, and group V as a negative control group that were given 0.75 ml of oleum ricini. All administration is done orally. Observations include the time of occurrence of diarrhea , duration of the course of diarrhea, stool consistency and number of each were evaluated statistically by Anova method and post- ANOVA test . The results showed that Infuse leaves of neem has antidiarrheal efficacy of male mice strain Swiss. Neem leaf infusion at a dose of 204.36 mg/kgbw and 613.08 mg/kgbw have antidiarrheal effects comparable to loperamide HCl dose of 0.73 mg / kgbw.
ANTIBACTERIAL ACTIVITY TEST OF EXTRACT ETHANOL MANGO ARUM MANIS SKIN (Mangifera indica L) ON Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA Wulandari -; Indah Sulistyarini
Media Farmasi Indonesia Vol. 13 No. 2 (2018): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.6 KB)

Abstract

Methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA) is a strain of Staphylococcus aureus that has been resistant to the antibiotic activity of the β-lactam group, including the penicillinase-resistant penicillins (oxcacillin, methicillin, nafcillin, cloxacillin, dicloxacillin), cephalosporin and carbapenem. Therefore, it is necessary to consider the use of alternative antibiotics, especially through the utilization of Indonesian medicinal plants. One of them is the use of mango arum manis skin (Mangifera indica L). The skin of mango contains phenolic compounds, carotenoids, flavonoids and anthocyanins. This research aims to determine whether mango arum manis skin extract has the ability to inhibit the growth of MRSA bacteria. Mango cultivar arum manis skin extract is made by remacerationmethod with 70% ethanol solvent. Test of Antibacterial activity of mango arum manis skin extract was undertaken by diffusion method at 5%, 10%, 15%, 20%, 25% concentration with positive control of ciprofloxacin and negative control of dimethylsulfoxide (DMSO). The results showed that mango arum manis skin extract has the ability to inhibit the growth of MRSA bacteria.
PENGARUH PEMBERIAN FRAKSI ETIL ASETAT DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam.) TERHADAP HISTOPATOLOGI GINJAL, KADAR KREATININ DAN UREUM TIKUS JANTAN GALUR WISTAR YANG TERINDUKSI MONOSODIUM GLUTAMAT Dyan Wigati; Ayu Rosalia; A.A Hesti Wulan S
Media Farmasi Indonesia Vol. 13 No. 2 (2018): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (616.375 KB)

Abstract

Monosodium glutamat (MSG) yang berlebihan menyebabkan ketidakseimbangan antara antioksidan endogen dengan Reactive Oxygen Spesies (ROS) yang dapat menyebabkan stress oksidatif dan kerusakan ginjal yang ditandai dengan gangguan eksreksi produk sisa metabolisme yaitu kreatinin dan ureum. Fraksi etil asetat daun kelor (Moringa oleifera Lam.) memiliki kandungan flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian fraksi etil asetat daun kelor terhadap gambaran histopatologi ginjal, kadar kreatinin dan ureum pada tikus galur wistar yang diinduksi MSG. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 25 ekor tikus yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok I normal tanpa induksi dan perlakuan, kelompok II diinduksi dengan MSG dan diberi perlakuan CMCNa 0,5% , kelompok III-V diinduksi MSG dan perlakuan fraksi etil asetat daun kelor masing-masing dengan dosis 20,17 mg/kgBB, 30,26 mg/kgBB, dan 45,29 mg/kgBB. Induksi MSG dosis dosis 3,6 g/kgBB dari hari ke 1 sampai hari ke 10 kemudian hari ke-11 sampai hari ke-24 diberi perlakuan pada kelompok II-V. Pengukuran kadar kreatinin dan ureum dilakukan pada hari ke-1, ke-11, dan ke-25. Hari ke 25 diamati analisis organ ginjal dengan pewarnaan HE untuk mengetahui perubahan struktur ginjal. Hasil uji statistika One-Way ANOVA menunjukkan rerata kadar kreatinin dan ureum pada hari ke 25, kelompok II (kontrol negatif) ada perbedaan signifikan dengan kelompok perlakuan fraksi etil asetat daun kelor tetapi tidak berbeda signifikan antar kelompok dosis. Gambaran histipatologi ginjal menunjukkan kelompok yang hanya diinduksi MSG mengalami kerusakan ginjal ditandai dengan struktur tubulus dan glomerolus tidak beraturan, terjadi nekrosis, inti sel menyusut, hilangnya brush border. Pemberian fraksi etil asetat daun kelor menunjukkan ada perbaikan pada struktur sel ginjal.Hal ini menunjukkan bahwa fraksi etil asetat mampu menurunkan kadar kreatinin, ureum dan memperbaiki kerusakan ginjal akibat induksi MSG.
POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PASIEN PNEUMONIA DIPUSKESMAS NGESREP SEMARANG TAHUN 2017 Erna Prasetyaningrum; Septiningsih -
Media Farmasi Indonesia Vol. 13 No. 2 (2018): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.782 KB)

Abstract

Pneumonia merupakan penyakit infeksi penyebab utama kematian pada balita di dunia. Pneumonia salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) penyebab kematian utama pada anak usia dibawah lima tahun (balita). Salah satu pengobatan pneumonia menggunakan antibiotika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan antibiotika pasien pneumonia di puskesmas ngesrep semarang tahun 2017, yang meliputi jenis antibiotik, frekuensi penggunaan, dosis. Penelitian dilakukan secara retrospektif, dengan objek penelitian rekam medis pasien yang menderita pneumonia. Dari data penelitian didapatkan pasien dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 45,7% dan laki-laki sebanyak 54,3 %, jenis antibiotik yang paling banyak digunakan amoksisilin sebesar 51,4%, kotrimoksazol sebanyak 48,6 %, dosis amoksisilin yang paling banyak digunakan 750 mg/hari sebanyak 35,7%, dan kotrimoksazol 720 mg/ hari sebanyak 22,9%. Frekuensi penggunaan amoksisilin 3 kali sehari sebesar 100% dan kotrimoksazol 2 kali sehari sebesar 100%.

Page 6 of 16 | Total Record : 157