cover
Contact Name
Dhini Dewiyanti
Contact Email
jlbi@iplbijournals.id
Phone
+628122184048
Journal Mail Official
dhinijlbi@gmail.com
Editorial Address
Jl. Antropologi 20. Komp. UNPAD. Cigadung. Bandung
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia
ISSN : 23019247     EISSN : 26220954     DOI : https://doi.org/10.32315/jlbi
Jurnal ini menerima tulisan ilmiah dalam bentuk artikel hasil penelitian, artikel diskursus, dan artikel metode penelitian. Ruang lingkup keilmuan yang diwadahi oleh jurnal ini meliputi bidang arsitektur lanskap, arsitektur perilaku dan lingkungan, pengelolaan pembangunan dan pengembangan kebijakan, perancangan arsitektur, perencanaan dan perancangan kota, perencanaan wilayah dan perdesaan, perumahan dan permukiman, sains dan teknologi bangunan, sejarah dan teori arsitektur dan kota, sistem infrastruktur wilayah dan kota, serta bidang keilmuan lingkungan binaan lainnya.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 7 No. 1 (2018): JLBI" : 8 Documents clear
Hubungan Tata Letak Ruang Terbuka Publik terhadap Efektifitas Pemanfaatannya Daris Sugiarto; Ady R Thahir
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 7 No. 1 (2018): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.7.3.154

Abstract

Ruang terbuka publik memiliki peran sangat penting sebagai tempat interaksi sosial di kampung kota terutama pada lokasi dengan kepadatan penduduk dan bangunan yang sangat tinggi seperti di Kampung Deret Petogogan RW 05. Lokasi tersebut mempunyai satu buah ruang terbuka publik berupa taman dengan luas 234 m2 dan jarak terjauh terhadap unit rumah sekitar 84 m. Tata letak taman diindikasikan berpengaruh terhadap efektifitas pemanfaaatannya. Untuk membuktikan dan menganalisis hal tersebut maka dilakukan penelitian dengan metode kuantitatif dan analisis asosiatif melalui uji korelasi pearson product moment sehingga dapat diketahui tingkat hubungannya. Hasil analisis hubungan tata letak taman terhadap efektifitas pemanfaatan secara keseluruhan memiliki hubungan kuat positif sebesar 0.773 dengan kontribusi tata letak sebesar 59,8 %. Hal ini menunjukan bahwa variabel tata letak taman Kampung Deret Petogogan RW 05 yang terdiri dari ukuran, jarak, aksebilitas, furnitur, vegetasi, integrasi ruang, tipologi dan unsur lingkungan berkolerasi terhadap efektifitas pemanfaatannya.
Elemen Interior Terhadap Keamanan Sirkulasi Lansia Dara Fitriani; Arief Hidayat
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 7 No. 1 (2018): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.7.3.124

Abstract

Lanjut usia (lansia) membutuhkan kemudahan dalam beraktivitas dan pemahaman tentang lingkungan huniannya, sehingga mereka dapat melakukan aktivitas tanpa hambatan, menggunakan energi minimal dan menghindari cedera. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penataan elemen aksesibilitas ruang dalam terkait keamanan sirkulasi lanjut usia di panti jompo. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan paradigma rasionalistik. Teknik pengambilan sampel subjek dan objek dilakukan dengan menggunakan teknik sampling Non-Probability Sampling dengan metode Purposive Sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penataan elemen aksesibilitas pada hunian lansia di panti jompo dapat membentuk pola dan frekuensi sirkulasi lansia di dalam ruang. Ketersediaan elemen aksesibilitas dengan penataan yang tepat dapat meningkatkan keamanan sirkulasi lansia di dalam huniannya.
Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Visual pada Ruang Perkuliahan Dwi Risky Febrian Dhini; Angela C. Tampubolon; Rea Risky Alprianti
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 7 No. 1 (2018): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.7.1.38

Abstract

Ruang perkuliahan memiliki fungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan belajar dan mengajar sehingga membutuhkan kualitas visual ruang yang baik. Penentuan kualitas visual ruang perkuliahan seringkali dilakukan secara kuantitatif melalui persyaratan minimum tingkat pencahayaan sesuai standar yang berlaku. Penelitian ini melihat persepsi pengguna sebagai parameter. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor pembentuk kualitas visual yang ideal dan dampak kualitas visual terhadap pengguna. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner daring dan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Ditemukan bahwa pengguna ruang cenderung memperhatikan faktor pencahayaan, tata ruang, tata perabot, view, dan kesan ruang. Faktor pembentuk kualitas visual tersebut memiliki kedekatan secara langsung dan tidak langsung dengan respon afektif, kognitif, dan konatif pengguna. Faktor kesan ruang dan tata cahaya ditemukan memiliki kedekatan dengan respon afektif pengguna. Faktor tata ruang dan tata letak perabot memiliki kedekatan dengan respon kognitif pengguna. Faktor view ruang memiliki kedekatan dengan respon konatif namun tidak secara langsung memiliki kedekatan dengan respon afektif dan kognitif.
Implementasi Sistem Parkir Paralel di Kota Surakarta Yulia Pratiwi; Fadhilah Rusmiati
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 7 No. 1 (2018): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.7.3.145

Abstract

Kota Surakarta mulai menerapkan sistem manajemen parkir pada beberapa ruas jalan yang termasuk dalam kawasan central bussines district yaitu pada ruas Jalan Gatot Subroto-Jalan Dr. Radjiman dan Jalan Yos Sudarso. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui implementasi sistem penataan parkir paralel dan mengidentifikasi dampak sistem penataan parkir paralel terhadap aspek lingkungan, sosial serta ekonomi di sepanjang jalan di Jalan Gatot Subroto-Jalan Dr. Radjiman dan Jalan Yos Sudarso. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif untuk mengetahui gambaran umum kondisi Jalan Gatot Subroto-Jalan Dr. Radjiman dan Jalan Yos Sudarso setelah dilakukan penataan parkir dengan sistem paralel dengan melihat faktor lingkungan serta sosial ekonomi. Metode analisis menggunakan parameter lingkungan dan parameter ekonomi-sosial. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu: (1) secara fisik dan lingkungan pemberlakuan sistem parkir paralel merupakan solusi ideal untuk membatasi jumlah kendaraan pribadi yang bertujuan untuk mengatasi kemacetan pada titik-titik tertentu di Kota Surakarta, (2) secara sosial dan ekonomi pemberlakuan sistem parkir paralel menjadi sebuah pemicu permasalahan baru terhadap sektor formal dan informal seperti pedagang kaki lima dan juru parkir. Sebaliknya bagi pejalan kaki mulai diberikan ruang untuk melakukan aktivitas.
Adaptasi Bangunan Gaya Arsitektur Kolonial Belanda terhadap Iklim Tropis Kota Manado Veronica Adelin Kumurur
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 7 No. 1 (2018): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.7.1.32

Abstract

Wilayah Indonesia berada pada dua iklim tropis yang berbeda, yaitu: iklim tropis cancer dan tropis capricornus. Kota Manado berada pada koordinat 1.4748oLU, 124.8421oBT (iklim tropis cancer). Bentuk bangunan kolonial pada wilayah tropis cancer dan tropis carpricornus berbeda bentuk. Tiga bangunan bersejarah yang bergaya arsitektur kolonial Belanda, yaitu: Minahasa Raad, gereja Santu Ignatius Don Bosco dan bangunan rumah tinggal milik keluarga J. Sondakh, telah berusia lebih dari 50 tahun berada pada wilayah kota lama Manado (pusat kegiatan perkotaan tua). Penggunaan material bangunan yang ringan, memiliki bentuk atap limas yang tinggi dengan overstek atap lebih lebar dari pada bagunan-bangunan pada zona iklim tropis carpricornus, memiliki kapasitas termal rendah yang memungkinkan pendinginan cepat di malam hari pada wilayah iklim tropis. Dinding-dinding memiliki bukaan dan ventilasi silang serta memiliki pelindung matahari dan hujan. Data primer diperoleh dengan cara survei (pengukuran dan penggambaran kembali), kemudian melakukan analisis terhadap elemen-elemen pembentuk bangunan yang tanggap terhadap iklim tropis. Bangunan Minahasa Raad memiliki bentuk atap pelana, peneduh sinar matahari dan hujan serta bukaan pada dinding sedangkan gereja Santu Ignatius memiliki atap pelana, sun shading serta cross ventilatian, demikian pula dengan bangunan rumah tinggal kel. J. Sondakh, namun memiliki bentuk atap kombinasi perisai dan pelana yang tinggi.
Korespondensi Motivasi Pengunjung dan Karakteristik Desa Wisata Dewi Retno Prameswari; Athina Ardhyanto; Hanson E. Kusuma
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 7 No. 1 (2018): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.7.1.24

Abstract

Desa wisata dewasa ini memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian negara juga sebagai wadah kegiatan edukasi untuk memperkuat ketahanan sosial dan budaya bangsa. Dalam menjalankan kedua peran ini, desa wisata harus menjaga eksistensinya dengan melakukan inovasi dan pengembangan sehingga masyarakat tertarik untuk melakukan kunjungan. Dalam proses pengembangan dan inovasi desa wisata, faktor pendorong dan faktor penarik dalam kegiatan pariwisata desa perlu dikaji sehingga berdampak pada perbaikan kualitas destinasi wisata. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap hubungan antara motivasi wisata dan karakteristik desa wisata berdasarkan persepsi responden. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan grounded theory dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner online. Hasil penelitian mengungkakan bahwa responden dengan motivasi wisata sebagai sarana melepas penat memiliki ketertarikan pada desa wisata dengan kondisi pedesaan yang masih alami. Penelitian ini juga menemukan bahwa dalam kegiatan pariwisata terdapat empat sifat wisata yaitu wisata edukatif, wisata restoratif, wisata interaktif dan wisata hedonis
Kriteria Jalur Pedestrian di Indonesia Riesta Sakinah; Hanson E. Kusuma; Angela C. Tampubolon; Bakri Prakarso
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 7 No. 1 (2018): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.7.2.81

Abstract

Jalur pedestrian merupakan sarana infrastruktur fisik berupa jalan/jalur yang diperuntukan bagi aktifitas berjalan seorang manusia/pejalan kaki. Jalur pedestrian ini juga merupakan elemen penting dalam perancangan kota karena tidak lagi berorientasi pada keindahan visual semata, akan tetapi juga pada masalah kenyamanan bagi penggunanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara jarak berjalan kaki dengan alasannya yang nantinya akan mengeluarkan kriteria pedestrian yang dibutuhkan oleh pejalan kaki di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif eksploratif dengan pengumpulan data menggunakan survey online dalam bentuk kuesioner. Hasil analisis memperlihatkan bahwa terdapat tiga (3) keterkaitan antara jarak berjalan kaki dengan alasannya yaitu rekreatif, fungsional, dan pragmatis.
Hubungan antara Penggunaan Software Pemodelan Arsitektur dengan Kompleksitas Bangunan Arman Arisman
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 7 No. 1 (2018): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.7.2.68

Abstract

Dewasa ini kecenderungan penggunaan software pemodelan dalam proses desain arsitektur semakin tinggi. Hal ini menyebabkan berkembangnya ragam jenis software pemodelan arsitektur yang dapat digunakan. Pada studi ini, mahasiswa arsitektur serta para arsitek profesional dipilih menjadi responden penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pemilihan software pemodelan arsitektur yang digunakan dengan kompleksitas bangunan yang akan dirancang. Kriteria bangunan dijadikan indikator untuk kompleksitas bangunan. Kriteria yang dimaksud dalam hal ini adalah jenis bangunan, luas bangunan, dan tinggi bangunan. Survei online melalui kuesioner dipilih sebagai metode pengumpulan data. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa untuk merancang sebuah bangunan dengan kompleksitas yang rendah cukup menggunakan software pemodelan 3D yang sederhana, yakni SketchUp. Untuk tahapan kompleksitas yang lebih diperlukan software pemodelan lain, seperti CAD, BIM, software grafis, dan software pemodelan3D yang lebih kompleks. Sedangkan untuk bangunan skala besar cenderung menggunakan kembali software SketchUp dan AutoCAD saja.

Page 1 of 1 | Total Record : 8