Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Tiga Belas Aspek Pertimbangan Perancangan Studio Arsitektur: Kelebihan dan Kekurangan Nabila Fairuza; Annisa Safira Riska; Hanson E. Kusuma
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 10 No. 4 (2021): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (945.104 KB) | DOI: 10.32315/jlbi.v10i4.9

Abstract

Perbedaan perilaku dan karakter mahasiswa arsitektur generasi Z dengan generasi sebelumnya menyebabkan perubahan preferensi mengenai tempat untuk mengerjakan tugas. Ruang studio arsitektur dianggap tidak sesuai dengan preferensi dari mahasiswa arsitektur generasi Z akibat dari ketidakpuasan terhadap pemenuhan kebutuhan oleh ruang studio arsitektur tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu aspek yang mempengaruhi keinginan mahasiswa arsitektur untuk mengerjakan tugas di ruang studio arsitektur, dan apa kekurangan yang dimiliki ruang studio berdasarkan preferensi pengguna. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan grounded theory. Pengumpulan data dilakukan dengan metode snowball sampling, dengan analisis opencoding dan distribusi. Hasil analisis menunjukkan aspek-aspek yang menjadi kekurangan maupun kelebihan dari ruang studio. Aspek tersebut kemudian diurutkan berdasarkan tingkat kepentingan yang disimpulkan berdasarkan jumlah frekuensi distribusi. Urutan aspek-aspek tersebut berdasarkan tingkat kepentingannya adalah fasilitas, kebersihan, kerapihan, dan perawatan, kenyamanan termal, koneksi, kelapangan, interaksi, teman, kenyamanan visual, suasana, keamanan dan teritori, produktivitas, serta aksesibilitas. Hasil penelitian mengungkap aspek-aspek penting yang perlu diperhatikan dan dijadikan pertimbangan agar ruang studio dapat beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang telah berubah. Dengan temuan ini, pertimbangan dalam mendesain ruang studio diharapkan dapat diurutkan berdasarkan tingkat kepentingan tersebut.
Perilaku Spontan Penghuni Saat Bencana Alam: Dalam dan Luar Bangunan Ulfa Mazaya; Marlisa Rahmi; Hanson E. Kusuma
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 10 No. 2 (2021): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (996.642 KB) | DOI: 10.32315/jlbi.v10i02.48

Abstract

Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap bencana alam. Dengan posisi yang berada pada zona Pacific Ring of Fire (cincin api) serta dikelilingi oleh tiga lempeng tektonik, keadaan tersebut berkontribusi terhadap kebanyakan bencana alam di Indonesia, seperti gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung api. Perilaku manusia sulit untuk diprediksi saat berada di situasi darurat yang menegangkan dan kacau seperti bencana alam. Pengamatan terhadap tindakan spontan pada saat bencana memungkinkan identifikasi langkah keselamatan yang diambil saat darurat. Pengamatan tersebut dapat memberikan pengetahuan akan bagaimana pola perilaku yang terjadi saat bencana alam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan memahami perilaku apa saja pada tindakan spontan yang layak untuk dipelajari oleh arsitek. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif-kuantitatif yang bersifat eksploratif dan eksplanatif. Pada pendekatan kualitatif, data pada penelitian terdahulu di analisis menggunakan open coding, axial coding dan selective coding. Pendekatan dengan metode kuantitatif dilakukan dengan menggunakan principal component analysis (PCA), factor analysis, dan analysis of variance (Anova). Data didapatkan melalui kuesioner daring yang dibagikan dengan teknik sampling snowball. Hasil yang didapatkan menunjukkan tujuh dimensi tindakan spontan selama bencana alam, dengan dua tindakan yang memiliki perbedaan signifikan pada pendekatan di dalam dan luar bangunan.
Dimensi Kesadaran dan Perilaku Pekerja Terhadap Penghematan Energi di Kantor Alfikhairina Jamil; Hanson E. Kusuma; Angela Upitya Paramitasari
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 10 No. 3 (2021): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (809.373 KB) | DOI: 10.32315/jlbi.v10i03.60

Abstract

Penelitian mengenai penghematan energi selama ini masih terfokus kepada penghematan yang dilakukan pada tingkat rumah tangga. Namun, faktanya adalah, bangunan komersil, terutama bangunan perkantoran adalah salah satu pengguna energi terbesar di dunia. Oleh sebab itu, permasalahan mengenai penghematan energi di kantor seharusnya lebih diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dimensi kesadaran dan perilaku yang berhubungan dengan penghematan energi di kantor. Hasil dari dimensi ini juga bertujuan untuk dijadikan landasan apabila sebuah bangunan ingin menerapkan intervensi untuk membantu mengurangi penggunaan energi. Pada penelitian ini, dibahas mengenai dimensi kesadaran dan perilaku pekerja terhadap penghematan energi di kantor. Kesadaran pada penelitian ini lebih merujuk kepada motivasi dan alasan seseorang mengapa melakukan atau tidak melakukan kegiatan penghematan energi, dan perilaku adalah hal yang dilakukan dan dibutuhkan yang berkaitan dengan penghematan energi itu sendiri. Metode yang digunakan adalah kuantitatif, pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner daring dengan metode non-random sampling dengan teknik snow-ball. Analisis data pada pendekatan ini menggunakan analisis komponen prinsip dan analisis faktor. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pada 10 kelompok kesadaran, yaitu ‘Sadar akan Penghematan’, ‘Pencegah’, ‘Perbaikan lingkungan’, ‘Penghematan di rumah’,’ Keuangan’, ‘Penghematan di kantor’, ‘Moral’, ‘Sumber dana dan biaya’, ‘Sumber energi’, dan ‘Kewajiban’. Sedangkan pada kelompok perilaku ada lima kelompok, yaitu ‘Konektivitas’, ‘Kebutuhan listrik’, ‘Ketergantungan energi’, ‘Kebutuhan energi’, dan ‘Alat elektronik’.
Faktor yang Mempengaruhi Kelompok Usia Muda Mengunjungi Kafe Selama Pandemi Covid-19 Meilinda Helza Putri; Hanson E. Kusuma; Allis Nurdini
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 11 No. 4 (2022): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.v11i4.02

Abstract

Kelompok usia muda mengalami perubahan pola aktivitas di luar rumah sejak adanya pandemi Covid-19, salah satunya adalah aktivitas mengunjungi kafe. Pertimbangan terhadap kafe yang akan dikunjungi pun dipertimbangkan demi memenuhi kebutuhan ruang mereka saat berada di dalamnya. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap penelitian, pada tahap pertama menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner daring yang bersifat terbuka (open-ended) dan pemilihan sampel dilakukan secara bebas (non-random sampling), dengan hasil yang didapatkan bahwa terdapat beberapa faktor yang merupakan preferensi kelompok usia muda saat hendak mengunjungi kafe selama pandemi Covid-19, dan digunakan sebagai variabel penelitian kedua. Tahap kedua dilakukan dengan metode kuantitatif dengan menggunakan analisis distribusi, faktor analisis, dan korelasi multivariat, Hasil analisis pada penelitian ini didapatkan bahwa kebutuhan ruang kelompok usia muda terhadap kafe selama pandemi Covid-19 dipengaruhi oleh kategori fisik dan kategori kegiatan. Aspek yang berpengaruh terhadap kategori fisik adalah aspek ruang dan aspek yang berpengaruh terhadap kategori kegiatan merupakan aspek perilaku.
Korespondensi antara Tingkat Produktivitas dan Aspek Arsitektural pada Tempat Kerja Produktif Miftahul Karima; Hanson E. Kusuma; R. D. Aprilian
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 11 No. 3 (2022): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.v11i3.176

Abstract

Salah satu tugas arsitekt adalah menciptakan ruang yang memiliki fungsi. Pada praktiknya sebuah ruang dapat memiliki multi-fungsi. Studi menunjukkan adanya fenomena multi fungsi pada ruang di setiap negara di dunia. Contohnya ruang tamu selain berfungsi sebagai untuk menjamu tamu, juga bisa digunakan untuk fungsi lain oleh anggota keluarga ketika tamu tidak ada. Pada masa kini, bekerja pun dapat dilakukan di mana saja. Tidak eksklusif hanya dapat dilakukan di perpustakaan, sekolah, ataupun kantor, tapi bisa juga di coffee shop yang sekarang dirancang dengan fasilitas tempat makan dan bekerja. Seseorang dapat memilih untuk bekerja di mana saja sesuai dengan preferensi mereka masing-masing. Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji tempat kerja produktif masyarakat, serta alasan yang mempengaruhi tingkat produktivitasnya. Tempat kerja produktif merujuk pada tempat di mana seseorang dapat menjadi produktif, artinya tidak mesti harus di kantor, tapi dapat di mana saja. Penelitian dilakukan dengan pendekatan Grounded Theory, metode pengumpulan data kuisioner daring, serta metode analisis data dan analisis isi. Hasil penelitian menyatakan bahwa (a) kenyamanan, (b) ketenangan, dan (c) fasilitas lengkap yang tersedia menjadi aspek paling tinggi dalam mempengaruhi tingkat produktivitas. Ketiga hal tersebut merupakan aspek-aspek tertinggi yang dapat diintervensi arsitek dalam upaya menciptakan ruang yang dapat merangsang produktivitas pengguna.
Korespondensi Motivasi Pengunjung dan Karakteristik Desa Wisata Dewi Retno Prameswari; Athina Ardhyanto; Hanson E. Kusuma
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 7 No. 1 (2018): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.7.1.24

Abstract

Desa wisata dewasa ini memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian negara juga sebagai wadah kegiatan edukasi untuk memperkuat ketahanan sosial dan budaya bangsa. Dalam menjalankan kedua peran ini, desa wisata harus menjaga eksistensinya dengan melakukan inovasi dan pengembangan sehingga masyarakat tertarik untuk melakukan kunjungan. Dalam proses pengembangan dan inovasi desa wisata, faktor pendorong dan faktor penarik dalam kegiatan pariwisata desa perlu dikaji sehingga berdampak pada perbaikan kualitas destinasi wisata. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap hubungan antara motivasi wisata dan karakteristik desa wisata berdasarkan persepsi responden. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan grounded theory dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner online. Hasil penelitian mengungkakan bahwa responden dengan motivasi wisata sebagai sarana melepas penat memiliki ketertarikan pada desa wisata dengan kondisi pedesaan yang masih alami. Penelitian ini juga menemukan bahwa dalam kegiatan pariwisata terdapat empat sifat wisata yaitu wisata edukatif, wisata restoratif, wisata interaktif dan wisata hedonis
Kriteria Jalur Pedestrian di Indonesia Riesta Sakinah; Hanson E. Kusuma; Angela C. Tampubolon; Bakri Prakarso
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 7 No. 1 (2018): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.7.2.81

Abstract

Jalur pedestrian merupakan sarana infrastruktur fisik berupa jalan/jalur yang diperuntukan bagi aktifitas berjalan seorang manusia/pejalan kaki. Jalur pedestrian ini juga merupakan elemen penting dalam perancangan kota karena tidak lagi berorientasi pada keindahan visual semata, akan tetapi juga pada masalah kenyamanan bagi penggunanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara jarak berjalan kaki dengan alasannya yang nantinya akan mengeluarkan kriteria pedestrian yang dibutuhkan oleh pejalan kaki di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif eksploratif dengan pengumpulan data menggunakan survey online dalam bentuk kuesioner. Hasil analisis memperlihatkan bahwa terdapat tiga (3) keterkaitan antara jarak berjalan kaki dengan alasannya yaitu rekreatif, fungsional, dan pragmatis.
Makna Kesakralan Gereja Katolik Nita Dwi Estika; Feni Kurniati; Hanson E. Kusuma; F. B. Widyawan
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 6 No. 3 (2017): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.6.3.195

Abstract

Gereja Katolik merupakan tempat beribadah bagi umat Katolik. Gereja Katolik memiliki konsep sacred space. Manusia merasakan sacred space sebagai “kehadiran Tuhan” yang mengisi “kekosongan”. Persepsi umat sebagai pengguna mengenai kesakralan gereja Katolik merupakan lubang pengetahuan penting, namun belum terungkap. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali hal-hal pokok terkait kesakralan gereja Katolik menurut persepsi umat. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat eksploratif. Pengumpulan data melalui kuesioner daring terbuka. Metode analisis menggunakan analisis isi. Berdasarkan hasil analisis ditemukan tiga makna kesakralan gereja, yaitu makna arsitektural, makna peribadatan, dan makna lingkungan.
Korespondensi antara Motivasi dan Jenis Wisata Bakri Prakarso Andi Wiyono; Hanson E. Kusuma; Angela Christysonia Tampubolon; Athina Ardhyanto
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 6 No. 4 (2017): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.7.2.74

Abstract

Indonesia memiliki potensi wisata yang berlimpah sehingga banyak sekali masyarakat yang melakukan kegiatan wisata. Setiap masyarakat memiliki jenis wisata yang disenangi serta motivasi di dalam berwisata. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara jenis wisata yang disenangi dengan motivasi berwisata. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif eksploratif. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner daring yang dibagikan secara bebas sehingga dimungkinkan untuk mendapat responden dari berbagai daerah di Indonesia (snowball-non-random-sampling). Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis menggunakan analisis isi, analisis distribusi, analsis korespondensi, dan analisis cluster. Hasil analisis mengungkapkan bahwa jenis wisata yang dominan disenangi adalah wisata alam, sedangkan motivasi berwisata yang dominan adalah menghilangkan penat. Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa hubungan jenis wisata dengan motivasi berwisata membentuk kelompok sikap di dalam berwisata yang terdiri dari kognitif, afektif, dan konatif.