cover
Contact Name
-
Contact Email
jurnal.fib@ugm.ac.id
Phone
+62274513096
Journal Mail Official
deskripsi.fib@ugm.ac.id
Editorial Address
Department of Languages and Literatures, Building R. Soegondo, second Floor, Sosiohumaniora Street No. 1, Bulaksumur, Universitas Gadjah Mada
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Deskripsi Bahasa
ISSN : 26157349     EISSN : 26866110     DOI : https://doi.org/10.22146
Deskripsi Bahasa [DB] merupakan jurnal untuk menyebarluaskan hasil penelitian atau pemikiran bahasa yang diterbitkan sebanyak 2 nomor dalam setahun yaitu pada bulan Maret dan Oktober oleh Departemen Bahasa dan Sastra, Fakultas Ilmu Budaya UGM bekerja sama dengan Forum Linguistik. Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal ini difokuskan pada bidang linguistik deskriptif, linguistik sosial, dan penerjemahan. Dosen, mahasiswa, dan peneliti bahasa diharapkan dapat memanfaatkan jurnal ini untuk berbagi pengetahuan hasil penelitian atau pemikirannya. DB mencakup naskah luaran kegiatan penelitian dengan kajian khusus linguistik.
Articles 93 Documents
Variasi Leksikon Ranah Ngaji di Pondok Pesantren Al- Munawwir Krapyak Yogyakarta: Kajian Linguistik Antropologis Badi'atus Solichah
Deskripsi Bahasa Vol 5 No 2 (2022): 2022 - Issue 2
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/db.v5i2.5723

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan mendeskripsikan variasi leksikon yang ada di pondok pesantren yang mana Pondok pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta menjadi lokasi objek penelitian ini. Pondok pesantren Al-Munawwir Krapyak merupakan salah satu pondok pesantren yang memiliki beragam fokus program sehingga ditemukannya variasi leksikon yang menunjukkan ranah ngaji. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode gabungan antara teori metode penelitian dan pengembangan (research and development) dalam bidang sosial oleh Sugiyono (2022) yang kemudian dilengkapi dengan metode etnografi oleh James P. Spradley (2006) dan metode penelitian bahasa oleh Sudaryanto (2015). Ada tiga tahapan penelitian yang dilakukan dalam penelitian, yaitu tahapan pengumpulan data yang dilaksanakan dengan observasi partisipasi aktif dan wawancara terbuka, kemudian tahapan analisis data, dan yang terakhir adalah tahapan penyajian hasil analisis data yang dilakukan secara informal. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ranah ngaji itu tidak selalu mendalami Al-Qur’an, namun juga segala kitab yang mana menghasilkan ilmu pengetahuan keagamaan.
Penerjemahan Struktur Informasi Subtitle Film Bahasa Prancis “Le Grand Voyage” dalam Bahasa Indonesia Sajarwa
Deskripsi Bahasa Vol 5 No 1 (2022): 2022 - Issue 1
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/db.v5i1.5724

Abstract

Sebagai sarana komunikasi, bahasa sangat beragam dan berbeda-beda di setiap wilayah. Bahasa yang digunakan mencerminkan pola pikir penuturnya. Salah satu cara untuk mengetahui perbedaan pola pikir tersebut adalah melalui analisis penataan informasi dalam wacana. Penataan informasi meliputi status informasi (informasi lama dan informasi baru) dan urgensi informasi (informasi penting dan kurang penting). Penelitian ini menggunakan data film Le Grand Voyage ‘Perjalanan Agung’. Metode análisis yang digunakan adalah deskriptif-komparatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada kalimat bahasa Prancis yang mengedepankan pelaku dengan pola IL+IB maka hampir dipastikan pada kalimat terjemahan bahasa Indonesia juga mengedepankan pelaku dengan pola sama, yaitu IL+IB. Akan tetapi apabila pada bahasa Prancis mengedepankan keadaan yang menimpa pengalam, maka pada terjemahan bahasa Indonesia menjadi terbalik yaitu pengalam yang dikedepankan kemudian diikuti oleh keadaan.
Cerminan Pandangan Kehidupan dalam Leksikon Khas Tatah-Sungging Wayang Kulit di Dusun Gendeg Sintaningsih Utami
Deskripsi Bahasa Vol 5 No 2 (2022): 2022 - Issue 2
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/db.v5i2.5725

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk leksikon khas bahasa Jawa dalam pembuatan wayang kulit gaya Yogyakarta di dusun Gendeng dan menjelaskan hubungan pemakaiannya dengan cara pandang perajin wayang kulit gaya Yogyakarta di Dusun Gendeng dengan pendekatan linguistik antropologis. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi partisipasi dan wawancara. Data penelitian berupa leksikon khas dianalisis dengan untuk menentukan bentuk dan makna khas dari leksikon dan menginterpretasikannya. Interpretasi makna dilakukan dengan melakukan wawancara dengan anggota komunitas dan ahli. Hasil penelitian menunjukkan adanya berbagai leksikon khas yang memiliki bentuk satuan lingual morfonemis dan non-morfonemis. Makna dari setiap satuan lingual leksikon berhubungan dengan pola pengamatan para pengrajin akan alam sekitarnya. Penggunaan leksikon-leksikon tersebut menunjukkan adanya nilai-nilai sosial, kebudayaan dan sistem keilmuan yang dipahami dan dipelihara oleh para perajin tersebut yang terkait dengan keadaan ekologis, geografis, dan sistem perekonomian tradisional yang mencerminkan harmoni kehidupan di masyarakat.
Kajian Etnografi Komunikasi pada Bentuk Sapaan Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Rangga Hafidin
Deskripsi Bahasa Vol 5 No 2 (2022): 2022 - Issue 2
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/db.v5i2.5753

Abstract

Setiap kelompok sosial memiliki ciri-ciri tersendiri berupa sistem yang berlaku, mulai bahasa hingga bentuk sapaan. Himpunan Mahasiswa Islam sebagai salah satu kelompok sosial yang berbentuk organisasi mahasiswa juga memiliki beragam bentuk sapaannya tersendiri. Bentuk sapaan yang ada di HMI merupakan bentuk yang arbiter dan sebagian besar tidak dilegalisasikan oleh konstitusi yang berlaku di dalam organisasi. Peneliti melihat, mendengar dan merasakan bahwa bentuk-bentuk sapaan yang ada di HMI tidak hanya memiliki makna sapaan biasa, melainkan memiliki maksud lebih dari sapaan tersebut sesuai tujuan dan konteks yang disampaikan oleh penuturnya. Tujuan penelitian ini untuk mengklasifikasikan dan mendeskripsikan masing-masing bentuk sapaan yang lumrah terdengar di antara para kader HMI. Peneliti menjadikan pandangan Gumperz dan Hymes sebagai pijakan analisis yang mengatakan bahwa etnografi komunikasi merupakan metode atau teori yang memandang pola-pola komunikatif sebagai bagian dari perilaku dan pengetahuan kultural. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cakap teknik cakap semuka dengan teknik lanjutannya metode reflektif-introspektif untuk mengumpulkan data. Dari penelitian yang peneliti lakukan ini peneliti mengklasifikasikan sapaan yang ada di HMI menjadi tujuh jenis sapaan yaitu Sapaan Formal, Sapaan Menggula Formal, Sapaan Mendaifkan, Sapaan Menggula Mendaifkan, Sapaan Keakraban, Sapaan Menggula Keakraban, dan Sapaan Mendaifkan Keakraban.
Analisis Komponensial Verba Tiba Bahasa Jawa Noor Diana Arrasyid
Deskripsi Bahasa Vol 5 No 1 (2022): 2022 - Issue 1
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/db.v5i1.5755

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ragam jenis verba bahasa Jawa bermakna “tiba” ‘jatuh’ serta komponen penyusunnya. Dalam penelitian deskriptif-kualitatif ini, data diperoleh dari kamus Baoesastra Djawa susunan Poerwadarminta. Ditemukan 24 verba bermakna “tiba” dengan pembagian 14 verba yang berkaitan dengan jatuhnya manusia, serta 10 verba berkaitan dengan jatuhnya benda. Komponen makna yang ditemukan pada jatuhnya manusia adalah arah jatuh, anggota tubuh yang jatuh pertama kali, posisi jatuh, tempat jatuh, penyebab, serta tingkatan bahasa yang digunakan. Untuk jatuhnya benda, terdapat enam komponen penyusun yakni proses atau arah jatuhnya, karakteristik dan bentuk benda, jumlah, tempat jatuh, penyebab, serta tingkatan bahasa yang digunakan. Penentuan komponen yang digunakan dalam analisis dirumuskan sedemikian agar tiap-tiap detail perbedaan dari tiap verba dapat terhilat dengan jelas dan memudahkan pemahaman. Ditemukan juga bahwa komponen-komponen tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain sehingga dapat menimbulkan suatu cirikhas tersendiri. Berbagai komponen penyusun tiap-tiap verba adalah hal harus diperhatikan dalam konteks penggunaannya.
The Terms of Types, Principles, and Hierarchy of Abdi Dalem of Ngayogyakarta Hadiningrat Palace as the Identity of the Speaker Ria Yuliati
Deskripsi Bahasa Vol 5 No 2 (2022): 2022 - Issue 2
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/db.v5i2.5827

Abstract

Language symbolizes the identity of the speakers, including the Javanese language used in Ngayogyakarta Hadiningrat Palace. Ngayogyakarta Palace as a speech community maintains its identity by continuing to use Javanese language in their terms and everyday language. Research on Javanese language in Ngayogyakarta Palace is very important to preserve the local language, as well as the identity of the speech community. One of the typical Javanese languages in the Palace is the terms about Abdi Dalem. This study aims to: 1) describe the types, principles, and hierarchies of Abdi Dalem of Ngayogyakarta Hadiningrat Palace, 2) describe the meaning of the terms of Abdi Dalem's types, principles, and hierarchies. This research is a qualitative research. The research data collection techniques are: 1) identification of research sites or individuals, 2) observation, , 3) literature study, 4) interviews5) audio or visual data collection. The data analysis techniques are 1) preparing data, 2) reading the data, 3) giving data code, 4) describing people/communities and categorizing themes, 5) representing descriptions and themes in qualitative narratives, 6) interpretating or giving the meaning of data. From the research that has been done based on gender, there are two kinds of Abdi Dalem of Ngayogyakarta Hadiningrat Palace, namely Abdi Dalem Kakung and Abdi Dalem Putri/Keparak. Based on their origin there are Abdi Dalem Punakawan Caos, Punakawan Tepas, and Abdi Dalem Kaprajan. The principles of Abdi Dalem of Ngayogyakarta Palace are nyawiji, greget, sengguh, ora mingkuh. The hierarchy of Abdi Dalem of Ngayogyakarta Palace from the lowest level is Jajar, Bekel Anom, Bekel Sepuh, Lurah, Penewu, Wedono, Riya Bupati, Bupati Anom, Bupati Sepuh, Bupati Kliwon, Bupati Nayoko, and Pangeran Sentana. The terms regarding the types, principles, and hierarchy of Abdi Dalem have their respective meanings. These terms use lexical typical Javanese language and not the Indonesian national language to preserve and maintain their social identity as a Javanese language-speaking community of residents of Ngayogyakarta Palace.
Perubahan Sapaan di Kalangan Remaja (Studi Kasus Sapaan pada Film Remaja Indonesia tahun 1977-1979 dan 2019-2021) Ifa Rolyna
Deskripsi Bahasa Vol 5 No 2 (2022): 2022 - Issue 2
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/db.v5i2.5847

Abstract

Artikel ini dimaksudkan untuk mengungkap beberapa hal terkait perubahan bahasa Indonesia khususnya dalam bentuk kata sapaan yang digunakan oleh remaja Indonesia. Untuk mendapatkan data yang menggambarkan masa yang berbeda, maka data diambil dari dialog film pada dua kelompok masa yaitu masa 1977-1979 yang mewakili era masa lalu dan masa 2019-2021 yang mewakili era sekarang. Sapaan yang digunakan oleh remaja Indonesia menunjukkan adanya situasi bertahan dan situasi berubah. Bentuk sapaan remaja yang bertahan adalah bentuk yang digunakan dalam kekerabatan, persahabatan, hubungan dengan pekerja di rumahnya, guru di sekolah dan orang yang tak dikenalnya sedangkan perubahan tampak pada kemunculan kosakata baru dan hilangnya beberapa kosakata lama. Perubahan tersebut terjadi karena faktor perubahan gaya hidup, perubahan sistem pendidikan, perubahan pola asuh dalam keluarga, dan perubahan tren di masyarakat.
Relevansi Adjektiva Human Propensity dalam Bahasa Jawa sebagai Cerminan Pandangan Hidup Manusia Jawa Farida Nuryantiningsih
Deskripsi Bahasa Vol 5 No 2 (2022): 2022 - Issue 2
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/db.v5i2.5849

Abstract

Artikel ini bertujuan mendeskripsikan adjektiva human propensity dalam bahasa Jawa yang mengacu pada karakter baik manusia Jawa sebagai cerminan pandangan hidup manusia Jawa. Karakter manusia Jawa yang menjadi pondasi hidup, yaitu nrima ‘menerima’dan rasa rumangsa. Rasa rumangsa merupakan bentuk mawas diri atau endapan rasa yang mencoba melihat diri sendiri dan orang lain. Dalam leksikon adjektiva human propensity ada leksikon-leksikon yang menyifati karakter baik manusia Jawa. Karakter baik adalah tolok ukur pandangan hidup bagi orang Jawa untuk mencapai ketenangan, ketenteraman, dan keseimbangan batin. Artikel ini menggunakan teori adjektiva dan etnosemantik sebagai landasan pijakan. Data dalam penelitian ini berupa adjektiva human propensity bahasa Jawa yang mengacu pada karakter baik manusia Jawa. Sumber data dalam penelitian ini diambil dari dari kamus Baoesastra Djawa karangan Poerwadarminta dan Kamus Bahasa Jawa dari tim Balai Bahasa Yogyakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dengan teknik dasar teknik sadap dan teknik lanjutan berupa teknik simak dan teknik catat. Data yang sudah terkumpul dan terseleksi dari sumber data dianalisis dengan menelaah makna leksikal dan makna sosial.
Kekerabatan Bahasa Jawa dan Bali Hendrokumoro
Deskripsi Bahasa Vol 6 No 1 (2023): 2023 - Issue 1
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/db.v6i1.5772

Abstract

Penelitian ini mengkaji hubungan kekerabatan bahasa Jawa dan bahasa Bali. Kedua bahasa itu termasuk rumpun bahasa Autronesia. Oleh karena itu, keduanya sebagai dua bahasa yang berkerabat dan perlu diteliti dalam bidang linguistik bandingan pada ranah diakronis. Adapun tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian ini terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap penyediaan data, penganalisisan data, dan penyajian hasil analisis data. Penyediaan data dilaksanakan dengan metode simak menggunakan teknik catat dan rekam. Data diperoleh dengan menggunakan instrumen 200 kosakata dasar Swadesh. Data kosakata tersebut diperoleh dari penutur asli kedua bahasa. Data dianalisis secara deskriptif menggunakan teknik leksikostatistik dan glotokronologi untuk mencari evidensi kuantitatif, dan korespondensi fonemis untuk mencari evidensi kualitatif. Selanjutnya, data disajikan secara formal dan informal. Hasil penelitian akan dielaborasikan dengan penelitian terdahulu guna mematahkan hipotesis sebelumnya atau memperkuat hipotesis yang ada mengenai kekerabatan kedua bahasa ini.
Euphemistic Expression in Indonesian Obituaries Haidar Jaganegara; I Dewa Putu Wijana
Deskripsi Bahasa Vol 6 No 1 (2023): 2023 - Issue 1
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/db.v6i1.5937

Abstract

Euphemisms are common in obituaries because a written announcement of someone's death has a touchy topic. In the case of obituaries, people mostly use feelings to avoid using hurtful words to give good effect to society in conveying or announcing someone's death in an effort to minimize any negative societal impact. Thus, the study aims to analyze the euphemism expression in written data obtained from the Indonesian obituaries and take into account the types and functions. The research data in this study consists of the euphemism expression; words, phrases, and clauses in Tempo (January–July 2021), Detik.com, and Kompas (July–December 2021) online obituaries. The qualitative method was used and descriptive tables including frequencies and percentages were shown. As a result, in Indonesian obituaries, the following euphemism expressions were found in the types: (1) metaphor (14.34%), (2) one-for-one substitution (34.73%), (3) abbreviation (1.80%), (4) acronym (1.20%), (5) using pronoun (7.78%), (6) general for specific (1.20%), (7) circumlocution (6.58%), (8) hyperbole (8.98%), (9) understatement (3.60%), and (10) borrowing (19.76%). The highest frequency of the euphemism types is one-for-one substitution. It is found in 58 instances out of 167 of the total data, or 34.73%. Thus, it is concluded that Indonesian obituaries often replace the term related to the death, which has a hurtful connotation with the softer expression that has relationships in its meaning component. In addition, euphemisms also served a number of functions in Indonesian obituaries, including (1) the protective (12.57%), (2) the underhand (36.52%), (3) the uplift (5.98%), (4) the provocative (33.55%), (5) the cohesive (9.58%), and (6) the ludic (1.80%). The euphemism function of the underhand is dominated in the findings with 61 instances or 36.52%, so it conveys that Indonesian obituaries often blur the sensitiveness by not using the direct term.

Page 9 of 10 | Total Record : 93