cover
Contact Name
-
Contact Email
jurnal.fib@ugm.ac.id
Phone
+62274513096
Journal Mail Official
deskripsi.fib@ugm.ac.id
Editorial Address
Department of Languages and Literatures, Building R. Soegondo, second Floor, Sosiohumaniora Street No. 1, Bulaksumur, Universitas Gadjah Mada
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Deskripsi Bahasa
ISSN : 26157349     EISSN : 26866110     DOI : https://doi.org/10.22146
Deskripsi Bahasa [DB] merupakan jurnal untuk menyebarluaskan hasil penelitian atau pemikiran bahasa yang diterbitkan sebanyak 2 nomor dalam setahun yaitu pada bulan Maret dan Oktober oleh Departemen Bahasa dan Sastra, Fakultas Ilmu Budaya UGM bekerja sama dengan Forum Linguistik. Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal ini difokuskan pada bidang linguistik deskriptif, linguistik sosial, dan penerjemahan. Dosen, mahasiswa, dan peneliti bahasa diharapkan dapat memanfaatkan jurnal ini untuk berbagi pengetahuan hasil penelitian atau pemikirannya. DB mencakup naskah luaran kegiatan penelitian dengan kajian khusus linguistik.
Articles 93 Documents
Analisis Kontrastif Struktur Gramatikal Kalimat Imperatif dalam Bahasa Jawa Banyumas dan Bahasa Inggris Atiqah Dewi Slasih; Suhandano Suhandano
Deskripsi Bahasa Vol 3 No 2 (2020): 2020 - Issue 2
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (892.867 KB) | DOI: 10.22146/db.v3i2.4089

Abstract

Tulisan ini mendeskripsikan perbandingan konstruksi gramatikal kalimat imperatif dalam bahasa Jawa dialek Banyumas (bJB) dan bahasa Inggris (bI) dengan tujuan dapat memberikan kontribusi terhadap pembelajaran bahasa. Data dalam penelitian ini berupa kalimat imperatif sederhana bahasa Inggris dan bahasa Jawa Banyumas dengan ragam ngoko lugu yang kemudian dideskripsikan dan dibandingkan dengan melihat hubungan gramatikal serta peran-peran semantis yang terkandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan konstruksi gramatikal kalimat imperatif dalam bJB dan bI. Persamaan umum antara kedua bahasa diantaranya ialah kecenderungan untuk melesapkan penerima perintah dalam kalimat. Ditemukan pula persamaan pada konstruksi kalimat intransitif yang hanya terdiri dari predikat dan tidak mengalami afiksasi sebagai pemarkah perintah, pada konstruksi kalimat intransitif ber-verba dimana predikat diwujudkan dalam bentuk verba dasar, pada peran lokatif yang dapat menempati direct object ataupun indirect object sebagai frasa preposisional, pada kalimat imperatif-kausatif dimana verba mengalami afiksasi derivasi dari adjektiva, serta pada kalimat imperatif-instrumental yang kedua argumennya dapat bergantian menempati direct object ataupun indirect object. Perbedaan konstruksi antara kedua bahasa umumnya ialah kosntruksi aktif-pasif kalimat yang memberikan pengaruh terhadap realisasi subjek dan objek. Selain itu, terdapat kemungkinan penggunaan verba multi-kata dalam bI sebagai verba dasar, perbedaan pengisi fungsi predikat pada kalimat imperatif-intransitif ber-adjektiva, afiksasi pada bJB yang memfokuskan peran lokatif, benefaktif, kausatif, dan instrumental, serta perbedaan dalam penyebutan beneficiary.
Cultural Presupposition in Translation Strategy from English into Bahasa Indonesia on HBO Television Serial Game of Thrones Season 1 Adhitya Riska Yunita; Aris Munandar
Deskripsi Bahasa Vol 3 No 2 (2020): 2020 - Issue 2
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (883.084 KB) | DOI: 10.22146/db.v3i2.4090

Abstract

This study aims to identify the cultural presupposition and how the translator applies translation strategies to convey cultural words into the target language. This study used qualitative descriptive for analyzing cultural presuppositions and translation strategies. The data used are utterances that contain cultural presuppositions found in the Game of Thrones television series season 1. This study shows that four types of sub-systems of cultural presupposition were found such as techno-economic, social, and linguistic system. The ideational system in the form of religion, ideology, values, ideas dominate the most compared to other sub-systems. Existential presupposition is the most frequent presupposition which appear followed with factive presupposition. Meanwhile, the translation strategy that frequently used is literal translation followed by borrowing and transposition translation strategy. This study emphasizes that some cultural words such as those belonging to the linguistic sub-system, in their translation to target language require an understanding of the cultural concept of the source language adapted to the cultural concept of target language.
Penamaan Objek Wisata di Wilayah Kabupaten Kuningan Jawa Barat Didit Aditya
Deskripsi Bahasa Vol 3 No 2 (2020): 2020 - Issue 2
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (859.006 KB) | DOI: 10.22146/db.v3i2.4091

Abstract

Kabupaten Kuningan terletak di ujung timur provinsi Jawa Barat, tepatnya berada di kaki gunung Ciremai yang merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat. Secara geografis letak Kabupaten Kuningan sangat strategis karena berada di perbatasan antara dua provinsi yaitu provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Keindahan panorama alam, keunikan seni dan budayanya sebagai daya tarik bagi para wisatawan. Didukung dengan akses yang mudah serta infrastruktur yang memadai, Kabupaten Kuningan menjadi daerah tujuan wisata yang menarik. Dengan potensi wisata yang berlimpah keindahan alam pegunungan dan keunikan seni budaya sebagai potensi wisata, pemerintah Kabupaten Kuningan terus berupaya melakukan promosi melalui berbagai media. Pada sector wisata Kuningan merupakan salah satu wilayah yang memiliki banyak potensi alam. Di wilayah ini terdapat banyak objek wisata dengan pusatnya Gunung Ciremai sebagai salah satu Taman Nasional, pemandian air panas, wisata budaya, wisata sejarah, wisata religi dan lain-lain. Penamaan objek wisata merupakan salah satu hal terpenting yang tidak bisa dilewatkan begitu saja, nama yang menarik bahkan unik merupakan salah satu faktor yang akan membuat wisatawan penasaran dan tertarik untuk berkunjung. Objek penelitian yang digunakan adalah nama-nama objek wisata yang ada di wilayah Kabupaten Kuningan dengan analisis yang digunakan adalah etnosemantik untuk mengungkap asal usul dan latar belakang penamaan objek wisata di Kabupaten Kuningan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk satuan kebahasaan dalam penamaan, proses penamaan dan dinamika nama-nama objek wisata di wilayah Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kualitatif melalui observasi dan wawancara yang mendalam kepada beberapa informan dan objek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk nama-nama objek wisata di Kabupaten Kuningan mempunyai bentuk kebahasaan tersendiri, yang meliputi Bahasa Sunda, Bahasa Indonesia, dan beberapa menggunakan bahasa Inggris. Nama-nama objek wisata juga dipengaruhi oleh tiga aspek dalam penamaan, yaitu: aspek perwujudan, aspek kemasyarakatan, dan aspek kebudayaan. Makna yang terkandung dalam nama-nama objek wisata di wilayah Kabupaten Kuningan lebih banyak dikarenakan unsur kebudayaan. Terdapat dinamika nama-nama objek wisata di Kabupaten Kuningan dengan tujuan untuk menarik wisatawan.
Alih Kode dan Campur Kode Bahasa Arab Mubasyiroh Mubasyiroh
Deskripsi Bahasa Vol 3 No 2 (2020): 2020 - Issue 2
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1153.811 KB) | DOI: 10.22146/db.v3i2.4092

Abstract

Kajian penelitian ini adalah berfokus pada mendeskripsikan bentuk alih kode dan campur kode pada percakapan Bahasa Arab di grup whatsapp mahasiswa PKPBA fakultas SAINTEK UIN MALIKI Malang. Selanjutnya penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi alih kode dan campur kode dalam percakapan Bahasa Arab di grup whatsapp. penelitian ini berjenis kualitatif dengan teknik pengumpulan data dengan cara analisis. Sedangkan data bersifat deskriptif. Dari penelitan ini dihasilkan temuan bahwa: 1) bentuk alih kode meliputi dua hal. Dilihat dari segi: a) bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi, ditemukan bentuk alih kode yang meliputi: formal “bahasa sesuai dengan kaidah bahasa arab” dan informal “bahasa yang tidak sesuai kaidah Bahasa Arab”. Dilihat dari segi: b) hubungan antar bahasa, terdapat bentuk alih kode yang meliputi: bahasa Arab ke bahasa Indonesia dan bahasa Indonesia ditulis dalam kata arab atau pegon. 2) Bentuk campur kode meliputi dua sisi. Dilihat dari segi: a) unsur sintaksis, ditemukan bentuk campur kode yang meliputi: kata dan frasa. Sedangkan dilihat dari segi: b) kategorisasi kata, ditemukan bentuk campur kode yang meliputi: numeralia, pronominal, preposisi, nomina, verba, adjektiva dan adverbial. 3) Faktor-faktor alih kode dan campur kode meliputi: a) hubungan penutur dengan mitra tutur, b) perubahan situasi dari formal ke informal atau kebalikannya. c) perubahan topik pembicaraan. d) latar belakang Pendidikan dan tingkat kemampuan.
Leksikon dalamTradisi Sib Mimnyen (Cacing Laut/Nyale) di Kabupaten Halmahera Tengah Ashryani Sitinur M. Kamal; Hayatul Cholsy
Deskripsi Bahasa Vol 4 No 1 (2021): 2021 - Issue 1
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1210.005 KB) | DOI: 10.22146/db.v4i1.4108

Abstract

This research was conducted to explore lexicon naming used in sib mimnyen tradition and the relationship with social values, community beliefs, and social activities. Data were collected using documentation techniques obtained from portraits of daily life and interviews with local communities. The research sample was randomly selected using random sampling technique. The results of this study found that the naming of nyale (marine worms) is influenced by several aspects such as language relation (Patani language in North Maluku - Thai Pattani language in Thailand), and the way of proccessing the worm, cognates vocabulary spesifically the sounds, and marine worm habitat. Furthermore, there were also non-language factors that supported determinism of sib mimnyen tradition consist of geographical location and social activities. ===== Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menelisik penamaan leksikon yang digunakan dalam tradisi sib mimnyen dan hubungannya dengan nilai-nilai sosial, kepercayaan masyarakat, dan aktifitas sosial. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik dokumentasi yang diperoleh dari potret kehidupan sehari-hari dan wawancara terhadap masyarakat setempat. Sampel penelitian ini dipilih secara acak menggunakan teknik pengambilan sampel purposif. Hasil penelitian ini ditemukan penamaan nyale (cacing laut) dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti hubungan kata antarbahasa (bahasa Patani Maluku Utara – bahasa Pattani Thailand), antarproses pengolahan, antarbunyi kosakata yang serupa (cognates vocabulary), dan habitat cacing laut. Selain itu, ditemukan juga faktor non bahasa yang menopang detrminasi budaya dalam tradisi sib mimnyen diantaranya letak geografis dan aktivitas sosial masyarakat.
Kognat Bahasa Jawa dan Bahasa Bali: Sebuah Studi Kontrastif I Dew Putu Wijana
Deskripsi Bahasa Vol 4 No 1 (2021): 2021 - Issue 1
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (898.074 KB) | DOI: 10.22146/db.v4i1.4109

Abstract

This article is about a contrastive analysis of Javanese and Balinese cognates, the two genetically related local languages spoken in Indonesia. Using data extracted from a Javanese dictionary and compared with their Balinese equivalents retrieved from my intuitions as a Balinese native speaker, it is found that even just from A and B entries, the two languages share a lot of cognates which are hypothetically derived from theirs descending language, proto language, Austronesian. In spite of cognates that have identically semantic contents and formal appearances, there also ones that have different phonological forms and semantic senses.
Metafora Anggota Tubuh dalam Masyarakat Muna Andi Wardatul Wahidah Lufini
Deskripsi Bahasa Vol 4 No 1 (2021): 2021 - Issue 1
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (863.835 KB) | DOI: 10.22146/db.v4i1.4110

Abstract

Makalalah bertujuan untuk menjelasakan konseptualisasi anggota tubuh dalam ungkapan-ungkapan metaforis di masyarakat Muna. Muna merupakan salah satu nama suku sekaligus bahasa yang merupakan rumpun bahasa Austronesia dengan sub-grub Muna-Buton. Dalam berkomunikas masyarakat pengguna bahasa ini juga tidak lepas dari adanya pemetaforaan. Terdapat empat topik metafora yang paling sering dijumpai dalam yaitu yang berkaitan dengan hewan, tumbuhan, istilah kekeluargaan dan anggota tubuh. Diantara istilah-istilah yang berkaitan dengan metafora tersebut, anggota tubuh merupakan pemetaforaan yang paling banyak digunanakan oleh masyarakat Muna dibandingkan dengan metafora dengan istilah kekeluargaan, hewan dan tumbuhan. Cara pandang yang berbeda menyebabkan kekhususan konsep dan dasar pemetaforaan bagi setiap kelompok masyarakat. Data dalam penelitian ini merupakan ungkapan-ungkapan metaforis yang diambil melalui kamus online bahasa Muna yang dapat diakses melalui laman https://www.webonary.org/muna/?lang=en. Pembicaraan dilakukan dengan menggunakan pendekatan semantik kognitif sedangkan analisis data akan dilakukan dengan menggunakan teori Great Chain Methapor Theory (GCMT). Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa dipilihnya anggota tubuh sebagai bagian dari istilah-istilah dalam metafora terjadi bukan tanpa alasan. Setidaknya terdapat empat hal yang mendasari penggunaan anggota tubuh dalam istilah bermetafor. Keempat hal tersebut adalah letak, fungsi, sifat dan bentuk dari anggota tubuh tersebut. Selain membuktikan bahwa terbatasnya kosa kata tidak membuat kreatifitas pengguna bahasa menjadi sempit hal ini juga membuktikan bahwa masyarakat menggunkan sesuatu yang sangat dengan dengan lingkungan sosial dan budaya dalam mengkonstruksi sebuah metafora.
Fenomena Afiks Informal Bahasa Indonesia dalam Media Sosial Twitter Sunarti Sunarti; Daru Winarti
Deskripsi Bahasa Vol 4 No 1 (2021): 2021 - Issue 1
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1070.6 KB) | DOI: 10.22146/db.v4i1.4111

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor internal dan eksternal penggunaan afiks-afiks informal pada media sosial twitter. Sumber data diperoleh dari media sosial twitter dengan data dari tiga akun twitter terpilih. Purposive sampling digunakan sebagai metode pemilihan akun. Media pembantu pengunduhan tweet adalah vicinitas.id. Pencarian data menggunakan aplikasi WordSmith 4 dan klasifikasi data menggunakan Ms.Excel. Jenis penelitian merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan kajian variasi morfologis. Hasil dari penelitian dari faktor internal adalah adanya variasi morfologis pada afiks informal dengan tiga pengelompokan berdasarkan kategori. Pertama afiks informal pembentuk verba, yaitu sufiks -an, sufiks -in, prefiks N-, prefiks ke-, prefiks m-, kombinasi N-in, kombinasi di-in, dan kombinasi m-in. Kedua, afiks informal pembentuk adjektiva terdiri dari sufiks -in dan kombinasi ke-an. Ketiga, afiks informal pembentuk adverbial yaitu prefiks se- dan kombinasi se-an. Faktor eksternal dipengaruhi oleh faktor sosial yang meliputi latar belakang dan usia. Sedangkan alasan penggunaannya dikarenakan sebagai bentuk interaksi keakraban, humor, identitas, informalitas, dan emosi.
Retensi dan Inovasi Fonologis Protobahasa Austronesia (Pan) pada Bahasa Sumbawa (Bs) Mardiah Husnul Fitri Wahid
Deskripsi Bahasa Vol 4 No 1 (2021): 2021 - Issue 1
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (917.763 KB) | DOI: 10.22146/db.v4i1.4112

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan fonem PAN yang mengalami retensi dan inovasi fonologis pada bahasa Sumbawa (BS) ditinjau dari persepektif diakronis. Data yang digunakan sebanyak 200 kosakata. Pengumpulan data lapangan dilakukan dengan metode simak dan cakap dengan teknik catat dan rekam, metode cakap semuka dengan menggunkan teknik dasar pancing dengan teknik bawahan catat, dan rekam. Data dianalisis dengan menerapkan metode kualitatif deduktif dengan menggunakan metode inovasi bersama dan metode komparatif. Hasil penelitian secara diakronis menunjukkan empat vokal mengalami retensi yaitu /i/, /u/, /a/, /e/, dan terdapat 15 fonem konsonan yang mengalami reesi yaitu /p/, /b/, /t/, /d/, /k/, /g/, /m/, /n/, /ŋ/, /ñ/, /s/, /r/, /l/, /w/, /y/. Sedangkan untuk fonem PAN yang mengalami inovasi pada BS terdapat beberapa fonem, yang mana beberapa fonem inovasi teratur dan tidak teratur (sporadis). Adapun fonem PAN yang mengalami inovasi tidak teratur atau sporadis yaiu *i > e, *u > o, *b > p,w, dan *ə > ə, e, ɛ. sedangkan inovasi teratur fonem PAN pada BS yaitu *z > j, *j > d, t, *w > ø, dan *y > ø, inovas kerap terjadi pada posisi awal dan antarvokal pada BS.
Pandangan Media di Indonesia dan di Prancis terhadap Berita Normalisasi Hubungan Israel dan Uni Emirat Arab dalam Studi Analisis Wacana Kritis Siti Alfiyaturrohmaniyyah
Deskripsi Bahasa Vol 4 No 1 (2021): 2021 - Issue 1
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (834.578 KB) | DOI: 10.22146/db.v4i1.4113

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pilihan-pilihan tekstual yang dilakukan oleh media di Prancis dan media di Indonesia terhadap teks berita mengenai Normalisasi Hubungan Israel dan Uni Emirat Arab dan mengetahui framing media Prancis dan media Indonesia terhadap teks berita mengenai Normalisasi Hubungan Israel dan Uni Emirat Arab. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi. Sumber data diperoleh dari media surat kabar online versi Indonesia dan Prancis, yaitu, Jawa Pos, Kompas Le Figaro, dan Le Monde yang dipublikasikan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2020. Berita yang diteliti mengenai Normalisasi Hubungan Israel dan Uni Emirat Arab. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis wacana kritis versi Norman Fairclough dan analisis framing versi Pan dan Kosicki. Hasilnya, ditemukan 59 data, yaitu 46 data analisis wacana kritis dan 13 data analisis framing. media di Indonesia dan di Prancis menggunakan metode yang berbeda dalam mengonstruksi wacana mereka, baik pada tataran kalimat tunggal maupun kalimat majemuk. Kemudian representasi media di Indonesia lebih banyak membahas tentang Palestina yang notabene terdampak karena adanya perjanjian hubungan bilateral antara Israel dan Uni Emirat Arab. Sedangkan pandangan media di Prancis fokus pada perjanjian kedua negara tersebut.

Page 7 of 10 | Total Record : 93