cover
Contact Name
Fata Asyrofi Yahya
Contact Email
cendekia@iainponorogo.ac.id
Phone
+6285746318270
Journal Mail Official
cendekia@iainponorogo.ac.id
Editorial Address
Jalan Pramuka 156, Kec. Siman, Kab. Ponorogo
Location
Kab. ponorogo,
Jawa timur
INDONESIA
Cendekia: Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan
ISSN : 16931505     EISSN : 2477796X     DOI : http://dx.doi.org/10.21154/cendekia
Cendekia: Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan is a reputable journal published by the Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, The State Islamic Institute of Ponorogo (IAIN Ponorogo), Indonesia. The focus of this journal deals with a broad range of topics related to education in Islamic civilization. Cendekia invites scientists, scholars, researchers, as well as professionals to publish their research in our journal. This journal publishes high quality empirical and theoretical research articles reviewed by the leading experts in the fields. The incoming papers will be selected based on great scientific studies, valuable new insights, and captivating the community in education in Islamic civilization.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 18, No 2 (2020)" : 6 Documents clear
The Role of Self-Regulated Learning on Students' English Achievement Ahmad Nadhif; Indah Rohmatika
Cendekia: Kependidikan dan Kemasyarakatan Vol 18, No 2 (2020)
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.176 KB) | DOI: 10.21154/cendekia.v18i2.1799

Abstract

The objective of this study is to measure whether there is a significant influence of self-regulated learning (based on the theory of Barry J Zimmerman and Timothy Cleary) on the English achievement of the students in the first grade of MA Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo in Academic Year 2018/2019. This research applies an ex-post facto design, which uses questionnaires and documentation as the data collection technique. The data were analyzed through a simple linear regression formula by using SPSS 23.00 for windows. The finding showsa significant influence on self-regulated learning on the students' English learning achievement. The value of the F-test proved it was higher than F-table. F-test 41.615 >F-table 3.19. The significance value was 0.000, which was lower than 0.05, and the equational regression model was Y=81.551 + 0.145X.Penelitian ini bertujuan untuk mengukur apakah ada pengaruh yang signifikan dari self-regulated learning (berdasarkan teori Barry J Zimmerman and Timothy  Cleary) terhadap prestasi Bahasa Inggris siswa MA Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo Tahun Pelajaran 2018/2019. Desain penelitian yang digunakan adalah ex-post facto, dengan populasi seluruh siswa kelas 1, dan sample sebanyak 148 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah Proportion-version Cochran. Data dikumpulkan dengan cara menyebar kuisioner dan mengumpulkan dokumentasi nailai raport, yang kemudian dianalisa dengan rumus regresi linear menggunakan SPSS 23.00 windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari self-regulated learning terhadap prestasi Bahasa Inggris siswa. Hal ini dibuktikan dengan nilai F-test 41.615, yang lebih tinggi daripada F-table 3.19. Nilai signifikansinya adalah 0.000, yaitu lebih rendah dari 0.05; dan persamaan model regresinya adalah Y=81.551 + 0.145X. 
The Existence of Pesantren in The Dutch East Indies Government Pressure Fahruddin Fahruddin
Cendekia: Kependidikan dan Kemasyarakatan Vol 18, No 2 (2020)
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.955 KB) | DOI: 10.21154/cendekia.v18i2.1854

Abstract

Academic anxiety in this article is that pesantren, as the oldest Islamic religious education institution in the Nusantara, experienced a lot of pressure during the Dutch East Indies Government through the policies it enforced. So the first problem formulation will explain the Zending school policy imposed by the Dutch East Indies Government to compete with pesantren. The second problem formulation will explain the Teacher Ordinance policy to limit pesantren scholars’ movement in teaching Islam. From the formulation of the first problem, it is explained that the Dutch East Indies Government’s efforts by providing large financial subsidies for priests and zending school students experienced success at the beginning of the period, but failed in the next period. Whereas the second problem formulation explains the imposition of strict administrative requirements before undergoing learning activities, the prohibition of study activities if the pesantren does not meet the stipulated conditions produces more students who dare to oppose colonialism, so the Dutch East Indies Government revoked the Teacher Ordinance in 1928.Kegelisahan akademik dalam artikel ini adalah pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam tertua di Nusantara mengalami banyak tekanan pada masa Pemerintah Hindia Belanda melalui kebijakan-kebijakan yang diberlakukan. Maka rumusan masalah yang pertama akan menjelaskan kebijakan Sekolah Zending yang diberlakukan oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk menyaingi pesantren. Rumusan masalah yang kedua akan menjelaskan kebijakan Ordonansi Guru untuk membatasi gerak bagi para sarjana pesantren dalam mengajarkan agama Islam. Dari rumusan masalah yang pertama menjelaskan bahwa usaha Pemerintah Hindia Belanda dengan memberikan subsidi keuangan yang besar untuk pendeta dan siswa sekolah zending mengalami keberhasilan di awal periode, namun mengalami kegagalan di periode selanjutnya. Sedangkan rumusan masalah yang kedua menjelaskan pemberlakuan persyaratan administrasi yang ketat sebelum menjalani kegiatan belajar, pelarangan kegiatan studi jika pesantren tidak memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan justru melahirkan lebih banyak siswa yang berani menentang kolonialisme, sehingga Pemerintah Hindia Belanda mencabut Ordonansi Guru pada tahun 1928.
The Management of IAIN Ponorogo-Assisted Madrasas: Religious, Populist, Center of Excellence, Diversity Mukhibat Mukhibat; Muhammad Fahim Tharaba; Munair Yusaf Abdalhafiz Salah
Cendekia: Kependidikan dan Kemasyarakatan Vol 18, No 2 (2020)
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.508 KB) | DOI: 10.21154/cendekia.v18i2.2083

Abstract

The current various madrasa innovations remain various problems, namely being at a crossroads between maintaining the original character and modernization. MAPK faces problems with formal legal aspects, MA Skills and Models have funding problems, and Madrasa Diniyah is experiencing problems in certificate recognition. Qualitative research on the vision of madrasa development is very important so that the various models of madrasacontinue to develop according to their historical character and vision. Madrasamust be built based on Islamic values, the essential character of the history of Islamic education, and the formulation of future challenges. Islamic and populist characters in madrasas are identities that must color the curriculum. Madrasas are obliged to carry out the basic vision and mission of pesantren, namely tafaqquh fi al-din by 1) increasing community participation in empowering accountable, quality-oriented management, which will encourage madrasato be the centerof excellence. 2) increasing participation so that madrasas remain the core of a learning society, capable, functional, integrated.Berbagai inovasi madrasah yang ada sekarang ini,ternyata masih menyisakan berbagai persoalan, yakni berada dalam persimpangan jalan antara mempertahankan karakter asli dan melakukan modernisasi. MAPK mengadapi problem aspek legal formal, MA Keterampilan dan Model mengalami problem pendanaan, dan Madrasah Diniyah mengalami problem pengakuan ijazah. Penelitian kualitatif tentang visi pengembangan madrasah menjadi sangat penting dilakukan agar berbagai model madrasah tersebut tetap berkembang sesuai karakter dan visi historisnya. Madrasah harus dibangun berdasarkan nilai-nilai Islam, karakter esensial dari sejarah pendidikan Islam, dan rumusan tantangan masa depan. Karakter Islami dan populis pada madrasah merupakan identitas yang harus mewarnai kurikulumnya. Madrasah berkewajiban mengemban visi misi asasi pesantren, yaitu tafaqquh fi al-din dengan melakukan 1) peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan manajemen yang accountable, quality oriented, yang akan mendorong madrasah menjadi centers of excellence. 2) peningkatan partisipasi agar madrasah tetap menjadi core dari learning society, capable, fungsional, integrated.
Diagnostic Skill of Internalization-Interconnection Qur’ani With Science in Three Levels of Madrasah Wirawan Fadly; Fatkul Jannah; Omnia S. Ahmed; Diah susanti
Cendekia: Kependidikan dan Kemasyarakatan Vol 18, No 2 (2020)
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.728 KB) | DOI: 10.21154/cendekia.v18i2.2178

Abstract

The study diagnosed the skill of internalization-interconnection of the Qur’ani with science at the three levels of Madrasah (Islamic school). We used a mixed-method research methodology, which was started with a cross-sectional survey, then continued with phenomenology. With this combination of research, it is hoped that more comprehensive data results will be obtained. The number of participants involved in the survey was 116 people taken randomly at three levels of the madrasah, who were then purposively classified based on the highest score for in-depth interviews. The collected data were analyzed using quantitative descriptive, qualitative descriptive, and inferential statistics through multivariate tests. The results of the present study show that: 1) the theoanthopocentric approach had been implemented quite well since the MI (Islamic Elementary School) level; 2) MTs (Islamic Junior High School) is the best level for optimizing the planting of the skill to internalize-interconnect Qur’ani with science; 3) the profile of students’ internalization skills in the MI is at the knowing level, MTs is in the responding level, and at the MA (Islamic Senior High School)in the organizing level, while the interconnection skill at the MI is in the understanding in textual level (textual), the MTs in the level of understanding contextually only on the initial experience of students (effective contextual) and MA in the level of understanding analyzes the relationship between science and other subjects as well as with the verses of the Qur’an in a structured manner (structured contextual).Tujuan penelitian adalah untuk mendiagnosa kemampuan internalisasi-intekoneksi Qur’ani dengan IPA di tiga jenjang pendidikan madrasah. Penelitian dilakukan melalui mix-method atau metode kombinasi yang diawali dengan cross sectional survey kemudian dilanjutkan dengan fenomenologi. Dengan penelitian kombinasi ini diharapkan mendapatkan hasil data yang lebih komprehensif. Jumlah partisipan yang terlibat dalam survey sebanyak 116 orang diambil secara random di tiga jenjang madrasah, yang kemudian dikrucutkan secara purpossive berdasarkan nilai tertinggi untuk diwawancarai secara mendalam. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa menggunakan deskriptif kuantitatif, deskriptif kualitatif, serta statistik inferensial melalui uji multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) pendekatan theoanthopocentris telah dilaksanakan secara cukup baik sejak jenjang MI; 2) jenjang MTs merupakan jenjang paling baik untuk untuk optimalisasi penanaman kemampuan internalisasi-interkoneksi al-Qur’an dengan IPA; 3) Profil keterampilan internalisasi siswa di MI ada di tingkat mengetahui, MTs di tingkat menanggapi, dan di MA di tingkat pengorganisasian, sedangkan keterampilan interkoneksi di MI ada di tingkat pemahaman pada tataran tekstual (tekstual), MTs pada tataran pemahaman kontekstual hanya pada pengalaman awal peserta didik (kontekstual efektif) dan MA pada tataran pemahaman menganalisis hubungan IPA dengan mata pelajaran lain serta dengan ayat-ayat al-quran secara terstruktur (kontekstual terstruktur)
Strengthening Character Education Based on Golden Habits at SMP Muhammadiyah 1 Depok Yogyakarta Arham Junaidi Firman; Nur Hidayat
Cendekia: Kependidikan dan Kemasyarakatan Vol 18, No 2 (2020)
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.932 KB) | DOI: 10.21154/cendekia.v18i2.1886

Abstract

This research is motivated by a deterioration in character values characterized by frequent psychological or moral violence. This type of research is qualitative research with a descriptive approach. This research was conducted in SMP Muhammadiyah 1 Depok Yogyakarta. The data gathered from the principal, assistant principal of curriculum, assistant principals of students' affairs, and five teachers of Ismuba. The results of this study showed: firstly, the planning of the strengthening golden habits character education was done through socialization to education practitioners, elaboration into the vision, mission, and goals of the school, designing and formulating activities of the strengthening character education through habituation. Secondly, the strengthening of golden habits character education was carried out through tahfidz, mufrodat, and mahfudzat in Arabic, English, and Javanese; the worship practice was decided by the tarjih assembly. Thirdly, evaluation of character strengthening based on golden habits was carried out with an evaluation pattern through three-scale scoring techniques, spontaneously, analysis of program implementation through work meetings, monitoring changes in student behavior, and reports on student character behavior and scoring.Penelitian ini dilatarbelakangi karena terjadinya kemerosotan pada nilai-nilai karakter yang ditandai dengan seringnya dijumpai tindak kekerasan psikis ataupun moral. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 1 Depok Yogyakarta. Subyek untuk perolehan sumber data, yaitu kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaan dan 5 guru Ismuba. Hasil penelitian ini menunjukkan, yaitu: pertama, perencanaan penguatan pendidikan karakter berbasis golden habits dilakukan dengan pola sosialisasi kepada praktisi pendidikan, penjabaran ke dalam visi, misi dan tujuan sekolah, mendesain dan merumuskan kegiatan penguatan pendidikan karakter melalui pembiasaan. Kedua, pelaksanaan penguatan pendidikan karakter berbasis golden habits dilakukan dengan pola kegiatan hafalan ayat-ayat Al-Qur’an pilihan di luar juz 30, hafalan pilihan dan wajib juz 30, mufrodat dan mahfudzat bahasa Arab, Inggris dan Jawa, amalan ibadah harian yang diputuskan oleh majelis tarjih. Ketiga, evaluasi penguatan pendidikan karakter berbasis golden habits dilakukan dengan pola lembar evaluasi melalui teknik penskoran skala tiga, secara spontan, analisa pelaksanaan program melalui rapat kerja, pengamatan perubahan tingkah laku peserta didik, laporan pengamatan perilaku karakter peserta didik dan penskoran.
Reconstruction of Educational Science With Prophetic Paradigm in Faculty of Tarbiyah at IAI Muhammadiyah Bima Ruslan Ruslan; Luthfiyah Luthfiyah
Cendekia: Kependidikan dan Kemasyarakatan Vol 18, No 2 (2020)
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.887 KB) | DOI: 10.21154/cendekia.v18i2.1998

Abstract

The Tarbiyah Faculty of IAI Muhammadiyah Bima still uses educational science reference books, which nota bene does not contain prophetic elements explicitly. Reference books are students’ reference source to discover their knowledge, enrich the treasure of scholarly, and construct their thinking paradigm. This research aims to develop Educational Science reference by integrating prophetic values. This library research used philosophical and sociological approaches. The data source were educational science books, prophetic books, and others. The results showed that the reconstruction of educational science reference books by prophetic values construct civilized man, educated and well behaved as a humanist. It also optimized students’ critical and creative capacity, delivering the thinking system from the shackles of culture and tradition, class and sex dominations, and eliminating the oppression. Transcendentally construct their inners as God creatures who have to be responsible for themselves, their society, and nature. It has to balance between observable and unobservable matter by developing a method to stop stagnation of scholarly. The goal is to create prophetic students.Fakultas Tarbiyah IAI Muhammadiyah Bima masih menggunakan buku referensi ilmu pendidikan yang notabene tidak mengandung unsur profetik secara eksplisit. Buku referensi merupakan sumber rujukan siswa untuk menemukan ilmunya, memperkaya khazanah keilmuan, dan membangun paradigma berpikirnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan referensi Ilmu Pendidikan dengan mengintegrasikan nilai-nilai profetik. Penelitian pustaka ini menggunakan pendekatan filosofis dan sosiologis. Sumber datanya adalah buku ilmu pendidikan, buku-buku profetik, dan lain-lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rekonstruksi buku referensi ilmu pendidikan dengan nilai-nilai profetik mampu membentuk manusia yang beradab, berpendidikan dan berperilaku baik sebagai manusia. Selain itu, hal tersebut juga mengoptimalkan kapasitas kritis dan kreatif siswa, melahirkan sistem berpikir dari belenggu budaya dan tradisi, dominasi kelas dan jenis kelamin, serta menghilangkan penindasan. Secara transendental, membangun batin mereka sebagai makhluk Tuhan yang harus bertanggung jawab atas diri sendiri, masyarakat, dan alamnya. Hal ini harus mampu menyeimbangkan antara materi yang dapat diamati dan yang tidak dapat diamati dengan mengembangkan metode untuk menghentikan stagnasi ilmiah. Tujuannya adalah untuk menciptakan siswa yang profetik.

Page 1 of 1 | Total Record : 6