cover
Contact Name
Unang arifin
Contact Email
bcsms@unisba.ac.id
Phone
+6282321980947
Journal Mail Official
bcsms@unisba.ac.id
Editorial Address
UPT Publikasi Ilmiah, Universitas Islam Bandung. Jl. Tamansari No. 20, Bandung 40116, Indonesia, Tlp +62 22 420 3368, +62 22 426 3895 ext. 6891
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Bandung Conference Series : Medical Science
ISSN : -     EISSN : 28282205     DOI : https://doi.org/10.29313/bcsms.v2i2
Core Subject : Humanities, Health,
Bandung Conference Series: Medical Science (BCSMS) menerbitkan artikel penelitian akademik tentang kajian teoritis dan terapan serta berfokus pada Kedokteran dengan ruang lingkup Age, ASI, BPJS Kesehatan, CGT, Dokter layanan primer, Fungsi diastolic, Gender, Hepatitis A dan B, Interval Anak Balita, ISPA, JKN, Nyeri leher, Origin, Paritas, Pasien, Denyut Nadi, Imunisasi, Perawat, Phlebitis, PHBS, pneumonia Abortus Spontan, Pola Menstruasi, rumah sakit Pendidikan, Sektor Informal Pengetahuan, Shift kerja malam, sindrom koroner akut, Status Gizi Mahasiswa kedokteran, status sosio ekonomi, Tekanan Darah, Tingkat Stres, Troponin T , Type of occupation, ventrikel kiri, dan Wanita Premenopause. Prosiding ini diterbitkan oleh UPT Publikasi Ilmiah Unisba. Artikel yang dikirimkan ke prosiding ini akan diproses secara online dan menggunakan double blind review minimal oleh dua orang mitra bebestari.
Articles 347 Documents
Pengaruh Konsumsi Kopi dengan Kualitas Tidur Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unisba Wahyu Kijang Ramadhan; Santun Bhekti Rahimah; Ellyi Marliyani
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i2.3726

Abstract

Abstract. The body that was previously tired can be refreshed after sleeping and ready to carry out daily activities. Delayed recovery can prevent organs from functioning optimally and lead to health problems, such as decreased concentration. A good night's sleep is essential for the body to function optimally. Adequate sleep for adults is about 7-8 hours per night, although some people estimate they sleep 5 hours per day. Coffee is one of the most widely available, freely available caffeine-containing beverages and is one of the most consumed beverages after water and is enjoyed by people from all walks of life. times in one day. The habit of drinking coffee in Indonesia is quite high and covers all people from young to old age. This research was conducted using an observational analysis method with a cross sectional approach to determine the effect of coffee consumption on sleep patterns of UNISBA Medical Faculty students in the 2021/2022 Academic Year. Completely answer all the questions contained in the questionnaire that has been given. The sample in this study as many as 93 students, but according to the inclusion criteria as many as 92 people. 2. Most of the Unisba Medical Faculty students for the 2021/2022 academic year have poor sleep quality of up to 85%. Abstrak. Tubuh yang sebelumnya lelah bisa segar kembali setelah tidur dan siap melakukan aktivitas sehari-hari. Pemulihan yang tertunda dapat mencegah organ berfungsi secara optimal dan menyebabkan masalah kesehatan, seperti penurunan konsentrasi. Tidur malam yang baik sangat penting bagi tubuh untuk berfungsi secara optimal. Tidur yang cukup untuk orang dewasa adalah sekitar 7-8 jam per malam, meskipun beberapa orang memperkirakan mereka tidur 5 jam per hari. Kopi adalah salah satu minuman yang mengandung kafein yang paling banyak tersedia, tersedia secara bebas dan merupakan salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi setelah air dan dinikmati oleh orang-orang dari semua lapisan masyarakat. kali pada satu hari. Kebiasaan minum kopi di Indonesia cukup tinggi dan mencakupi semua kalangan dari usia muda sampai usia lanjut. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis observasional dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui pengaruh konsumsi kopi terhadap pola tidur mahasiswa Fakultas Kedokteran UNISBA Tahun Akademik 2021/2022.Penelitian telah dilakukan di mahasiswa Fakultas Kedokteran UNISBA tingkat 4 Tahun Akademik 2021/2022 yang telah bersedia mengikuti penelitian dan menjawab dengan lengkap seluruh pertanyaan yang terdapat pada kuesioner yang telah diberikan. Sampel pada penelitian ini sebanyak 93 orang mahasiswa , akan tetapi yang sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak 92 orang. 2. Sebagian besar mahasiswa FK Unisba tahun ajaran 2021/2022 memiliki kualitas tidur kurang baik hingga 85 %.
Perbedaan Tingkat Ketergantungan Nikotin Berdasarkan Uji Hooked On Nicotine Checklist (HONC) Antara Kelompok Perokok Hipertensi dan Non-Hipertensi di Poliklinik Dalam RSUD Singaparna Medika Citrautama Hilal Muhammad Dimas Nugraha
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i2.4653

Abstract

Abstract. Cigarettes can cause several side effects for the body. Smoking is still the cause of death of more than 7 million cases per year. A person who smokes cigarettes containing more than one pack of nicotine per day will trigger the disease, namely hypertension which is dangerous to the body. This study aims to determine differences in nicotine dependence levels based on the Hooked On Nictotine Checklist (HONC) test in hypertensive and non-hypertensive smokers at Singaparna Medika Citrautama Hospital, conducted in March - November 2021. This type of qualitative research uses comparative analysis method with a case control approach. Data were obtained from the results of distributing the HONC questionnaire to hypertensive and non-hypertensive patients at the Inner Polyclinic of Singaparna Medika Citrautama Hospital. Data analysis used independent t test and Mann Whitney. The number of samples is 72 people. Data processing using SPSS 25.00 for Mac statistical application. The results of the study showed that 28 patients with nicotine dependence (77.78%) and non-hypertensive patients (27.22%) were dependent on nicotine and 26 people (72.22%) were not dependent on nicotine (27). ,28%). The difference in the level of dependence p-value 0.009 (<0.05) means that there is a difference in the level of nicotine dependence between the hypertensive group and non-hypertensive smokers. In conclusion, there is a significant difference in the level of nicotine dependence of hypertensive and non-hypertensive patients at Singaparna Medika Citrautama Hospital. Abstrak. Rokok dapat menyebabkan beberapa efek samping bagi tubuh. Merokok masih menjadi penyebab kematian lebih dari 7 juta kasus pertahun. Seorang menghisap rokok mengandung nikotin lebih dari satu bungkus perhari maka akan memicu penyakit yaitu hipertensi yang membahayakan tubuh. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan tingkat ketergantungan nikotin berdasar atas uji Hooked On Nictotine Checklist (HONC) pada perokok Hipertensi dan Non Hipertensi di RSUD Singaparna Medika Citrautama dilakukan Maret - November 2021. Jenis penelitian kualitatif dengan metode comparative analisis dengan pendekatan cases control. Data diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner HONC kepada pasien hipertensi dan non-hipertensi di Poliklinik Dalam RSUD Singaparna Medika Citrautama. Analisis data menggunakan uji t independent dan mann whitney. Jumlah sampel 72 orang. Pengolahan data menggunakan aplikasi statistika SPSS 25.00 for Mac. Hasil penelitian, pasien hipertensi dengan ketergantungan nikotin sebanyak 28 orang (77,78%) dan tidak ketergantungan 8 orang (27,22%) pasien non-hipertensi ketergantungan nikotin 26 orang (72,22%) dan tidak ketergantungan sebanyak 20 orang (27,28%). Perbedaan tingkat ketergantungan p-value 0,009 (<0,05) artinya terdapat perbedaan tingkat ketergantungan nikotin antara kelompok hipertensi dan perokok non hipertensi. Kesimpulan, terdapat perbedaan bermakna tingkat ketergantungan nikotin pasien hipertensi dan non-hipertensi di RSUD Singaparna Medika Citrautama.
Original Research: Insidensi Dan Karakteristik Pasien Hiv/Aids Dengan Koinfeksi Sifilis Di Klinik Teratai Bandung Tahun 2018-2020 Salman Al Farisy Putra Hikmat; Tony S djajakusumah; Ratna Damailia
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.4729

Abstract

Abstract. HIV and syphilis are sexually transmitted diseases, if coinfection occurs in between, can increase each other's transmission rates and worsen each other's disease course The research design was an observational, the data used were secondary data from medical records with a total of 131 HIV/AIDS-syphilis coinfected patients and the data were tested with 95% confidence interval test. The results of this study showed that there were 36.7% of HIV patients with stadium 4, the highest incidence of HIV patients with syphilis coinfection in 2018 was 38.2%. Based on the characteristics, the majority of male sex 96.2%, most of them were 24-33 years old 55%, the majority marital status of the patients 80.2% were unmarried, based on the education level of the majority of high school 59.5%, the sexual orientation of the patients was dominated by homosexuals 87%, and most of the patients were not treated for HIV as much as 95.4%. Abstrak. HIV dan sifilis merupakan penyakit menular seksual, apabila terjadi koinfeksi di antara keduanya, dapat saling meningkatkan tingkat transmisi dan memperburuk perjalanan penyakit satu sama lainnya. Rancangan penelitian yang digunakan berdesain cross sectional data yang digunakan adalah data sekunder dari 918 rekam medik pasien HIV/AIDS dan didapatkan 131 pasien koinfeksi HIV/AIDS-sifilis. Data diolah dengan teknik 95% confidence interval. Hasil dari penelitian menunjukan penderita HIV mayoritas pada stadium 4 sebanyak 36,7%, insidensi penderita HIV dengan koinfeksi sifilis terbanyak pada tahun 2018 sebanyak 38,2%. Berdasarkan karakteristik, mayoritas jenis kelamin laki-laki sebanyak 96,2%, sebagian besar menunjukkan bahwa 55% berusia 24-33 tahun, status perkawinan mayoritas pasien menunjukkan 80,2% belum menikah, berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas SMA sebanyak 59,5%, orientasi seksual pasien didominasi oleh homoseksual sebanyak 87%, dan sebagian besar pasien belum mendapatkan ARV sebanyak 95,4%.
Scoping Review: Perbandingan Pengaruh Diet Rendah Lemak dan Diet Rendah Karbohidrat (Diet Keto) terhadap Penurunan Berat Badan pada Obesitas Dewasa Mihdatun Nurul Fauziyah; Dicky Santosa; Purwitasari
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.120

Abstract

Abstract. Obesity is still a health problem in Indonesia, so it requires further treatment. Treatment of obesity with a low-fat diet (DRL) and a low-carbohydrate diet (DRK) is currently being used, so the aim of this study was to compare the effect of DRL and DRK on weight loss in obese adults. This study was taken using the scoping review method with a sample of international articles from Pubmed, Spinger Link and Proquest data sources with a total of 1092. Articles that met the inclusion, exclusion and eligibility criteria used the JBI Critical Appraisal Checklist which included two articles. The results of the second article show that DRL can lose weight in obese adults but it takes longer and DRK can lose weight in obese adults more quickly and significantly. The results of the comparison of DRL and DRK on weight loss in adults, one article showed that DRK was more significant and faster in losing weight than DRL, another article showed that the comparison of DRL and DRK there was no significant difference in losing weight because of differences in patterns. genotype. The conclusion in this study is that one article shows significant results and another article shows insignificant results between DRL and DRK so that it requires further research. Abstrak. Obesitas masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, sehingga membutuhkan penanganan lebih lanjut. Penanganan obesitas dengan diet rendah lemak (DRL) dan diet rendah karbohidrat (DRK) sedang marak dibicarakan sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan pengaruh DRL dan DRK terhadap penurunan berat badan pada obesitas dewasa. Penelitian ini diambil dengan metode scoping review dengan sampel artikel internasional dari sumber data Pubmed, Spinger Link dan Proquest dengan jumlah 1092. Artikel yang memenuhi kriteria inklusi, eksklusi dan kelayakan menggunakan JBI Critical Appraisal Checklist berjumlah dua artikel. Hasil dari kedua artikel menunjukan DRL dapat menurunkan berat badan pada obesitas dewasa tetapi membutuhkan waktu lebih lama dan DRK dapat menurunkan berat badan pada obesitas dewasa lebih cepat dan signifikan. Hasil dari perbandingan DRL dan DRK terhadap penurunan berat badan pada obesitas dewasa, satu artikel menunjukan hasil bahwa DRK lebih signifikan dan cepat dalam menurunkan berat badan dibanding DRL, artikel lainnya menunjukan bahwa perbandingan DRL dan DRK tidak ada perbedaan signifikan dalam menurunkan berat badan dikarenakan adanya perbedaan pola genotif. Simpulan pada penelitian ini bahwa satu artikel menunjukan hasil yang signifikan dan artikel lainnya menunjukan hasil yang tidak signifikan diantara DRL dan DRK sehingga membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Hubungan Usia dan Lingkungan Pasien Tuberkulosis Paru Berdasarkan Hasil Positif dan Negatif Tes Cepat Molekular di RS Al-Islam Bandung Tahun 2018-2019 Nadya Safira; Yani Triyani; Dadang Rukanta
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.167

Abstract

Abstract. The infectious disease with the highest mortality caused by the bacterium Mycobacterium tuberculosis is Tuberculosis (TB). There are several risk factors that can cause a person to get TB including the environment in which they live, age, and gender. The purpose of this study was to corelation the age and address of TB patients with positive and negative results of the rapid molecular diagnostics (RMD) at AL-Islam Hospital, Bandung. This research was conducted by analytical observation with a cross-sectional approach. The sampling technique used was purposive sampling from medical record data for 2018-2019 with the number of samples that entered the inclusion criteria as many as 253 people. Data analysis using Chi-square test. The results showed that there were 122 positive pulmonary TB patients (48.2%) and 131 negative patients (51.8%). Based on the positive age, the productive age was 99 people (39.1%) and based on the positive environment was the dense environment as many as 117 people (46.2%). The results of the bivariate statistical test showed that there was a relationship between productive age and the incidence of TB because many of these ages did things outside, but with the environment there was no relationship because apart from density there was another risk factor, namely humidity. Abstrak. Penyakit infeksi yang menular dengan kematian paling tinggi yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis adalah penyakit Tuberkulosis (TB). Terdapat beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan seseorang terkena TB diantaranya adalah lingkungan tempat tinggal, usia, dan jenis kelamin. Tujuan penelitian ini adalah menghubungkan bagaimana usia, dan alamat pasien TB dengan hasil positif dan negatif Tes Cepat Molekular (TCM) di RS AL-Islam Bandung. Penelitian ini dilakukan secara observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling dari data rekam medis tahun 2018-2019 dengan jumlah sampel yang masuk dalam kriteria inklusi sebanyak 253 orang. Analisis data menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian didapatkan bahwa pasien TB Paru yang positif 122 orang (48,2%) dan negatif 131 orang (51,8%). Berdasarkan usia yang lebih banyak yang positif adalah usia produktif sebanyak 99 orang (39,1%) dan berdasarkan lingkungan yang positif adalah lingkungan padat sebanyak 117 orang (46,2%). Hasil uji statistic bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara usia produktif dengan kejadian TB dikarenakan banyak usia tersebut melakukan hal diluar, namun dengan lingkungan tidak terdapat hubungan dikarenakan selain kepadatan terdapat faktor risiko lain yaitu kelembapan.
Hubungan Jarak Rumah ke Puskesmas dengan Kepatuhan Pengobatan Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Patokbeusi Subang Riki Yudiana; Zulmansyah; Herry Garna
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.172

Abstract

Abstract. Tuberculosis is a chronic infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis which is chronic. Based on WHO Burden Disease data (2018), tuberculosis is the top 10 disease causing death. Drugs to reduce the eradication of tuberculosis are tablets of fixed dose combination anti-tuberculosis drugs (OAT-KDT). Non-adherence in undergoing treatment will cause resistance to OAT-KDT. The purpose of this study was to analyze the relationship between the distance from home to the puskesmas with adherence to taking OAT-KDT at the Subang Patokbeusi Public Health Center during February–June 2021. This type of research was quantitative with an observational analysis method with a cross-sectional approach. Data were obtained from medical records of tuberculosis patients period Januari 2020–Januari 2021. Data analysis used the chi-square test. If there are cells <5 then the Fisher exact test is used. The number of samples were 68 people. Processing and analyzing data used statistical application SPSS 25.00 for Mac with a significance degree of p<0.005. Pulmonary TB patients with a distance from home to the health center <5 km, 5–10 km, and >10 km who were adherence to taking medication, 30/31 people, 31/32 people, and 3/5 people (p=0.003) consequentially it means that there was a significant relationship. In conclusion, there is a relationship between the distance from the house to the puskesmas with the compliance of tuberculosis patients in undergoing treatment. Abstrak.Tuberkulosis adalah penyakit menular kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang bersifat kronis. Berdasar atas data Burden Disease WHO (2018), tuberkulosis menjadi penyakit 10 teratas penyebab kematian. Obat untuk menurunkan eradikasi penyakit tuberkulosis, yaitu tablet obat anti-tuberkulosis kombinasi dosis tetap (OAT-KDT). Ketidakpatuhan dalam menjalani pengobatan akan menyebabkan resistensi terhadap OAT-KDT. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan jarak rumah ke puskesmas dengan kepatuhan meminum OAT-KDT di Puskesmas Patokbeusi Subang dilaksanakan Februari–Juni 2021. Jenis penelitian kuantitatif dengan metode observasional analisis dengan pendekatan cross-sectional. Data diperoleh dari medical record pasien tuberkulosis periode Januari 2020–Januari 2021. Analisis data menggunakan uji chi-square. Jika terdapat sel <5 maka digunakan uji Eksak Fisher. Jumlah sampel 68 orang. Pengolahan dan analisis data menggunakan aplikasi statistika SPSS 25.00 for Mac dengan derajat kemaknaan p<0,005. Pasien TB paru dengan jarak rumah ke puskesmas <5 km, 5–10 km, dan >10 km yang patuh meminum obat berturut-turut 30/31 orang, 31/32 orang, dan 3/5 orang (p=0,003) artinya terdapat hubungan bermakna. Simpulan, terdapat hubungan jarak rumah ke puskesmas dengan kepatuhan pasien tuberkulosis dalam menjalani pengobatan.
Aktivitas Farmakologis Murbei Putih (Morus Alba): Kajian Pustaka Ihsani Putri Henda Muharam; Nurul Romadhona
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.268

Abstract

Abstract. Plant extracts are rich in phytochemicals, one of which comes from the Morus genus of the Moraceae family, also known as mulberry. The mulberry plant has more than 150 species including the white mulberry (Morus alba), the black mulberry (Morus nigra), and the red mulberry (Morus rubra). The white mulberry leaf plant can be found in several regions of Africa, South America, North America, Northwest South America, East Asia, West Asia, and Southeast Asia including Indonesia. White mulberry is a plant that has various pharmacological activities so it is commonly used as traditional medicine. Traditional medicine itself in the community is considered to have no side effects. White mulberry has often been used as traditional medicine in China for hundreds of years. White mulberry in Indonesia is a plant that is often used as feed for silkworms. One of the areas in Indonesia that contain white mulberry is in the ex-situ conservation of the Bogor Botanical Gardens. White mulberry contains a fair amount of protein, carbohydrates, fat, fiber, minerals, and several precursors of vitamins. Various kinds of the content contained in white mulberry causes white mulberry to have various benefits in the pharmacological world. The writing of this article is a literature review that aims to provide information about the activity of the white mulberry plant (Morus alba). Abstrak. Ekstrak tumbuhan yang kaya akan fitokimia salah satunya berasal dari Genus Morus dari Family Moraceae atau dikenal dengan murbei. Tanaman murbei memiliki spesies lebih dari 150 diantaranya murbei putih (Morus alba), murbei hitam (Morus nigra), dan murbei merah (Morus rubra). Tanaman daun murbei putih tersebut dapat ditemukan di beberapa wilayah Afrika, Amerika Selatan, Amerika Utara, Barat Laut Amerika Selatan, Asia Timur, Asia Barat dan Asia Tenggara termasuk negara Indonesia. Murbei putih merupakan salah satu tanaman yang memiliki berbagai aktivitas farmakologis sehingga biasa digunakan menjadi pengobatan tradisional. Obat tradisional sendiri di kalangan masyarakat dianggap tidak memiliki efek samping. Murbei putih sering sudah dijadikan pengobatan tradisional di Cina selama ratusan tahun ke belakang. Murbei putih di Indonesia merupakan tumbuhan yang sering digunakan sebagai pakan ulat sutera. Wilayah di Indonesia yang terdapat murbei putih salah satunya berada di Konservasi ex situ Kebun Raya Bogor. Murbei putih mengandung cukup banyak protein, karbohidrat, lemak, serat, mineral, dan beberapa prekursor dari vitamin. Berbagai macam kandungan yang terdapat di murbei putih menyebabkan murbei putih memiliki berbagai manfaat dalam dunia farmakologis. Penulisan artikel ini merupakan suatu kajian pustaka yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang aktivitas farmakologis dari tanaman murbei putih (Morus alba).
Scoping Review: Perbandingan antara Intermittent Fasting dengan Ketogenic Diet terhadap Penurunan Berat Badan pada Orang Dewasa dengan Obesitas Safira Pinandita Kusumah; Yoyoh Yusroh; R. Rizky Suganda Prawiradilaga
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.309

Abstract

Abstract. In the worldwide, obesity cases have increased drastically in the last 10 years, so it is a nutritional problem that needs considerable attention. In recent years there are several diet programs that are carried out by many people in the world, including the intermittent fasting (IF) and ketogenic diet (KD). The aim of this study was to compare IF with KD to weight loss in obese adults. This study adopts the method of scoping review, and the samples used are international scientific articles that have passed the screening and feasibility testing stages. The results in this study were taken from 3 different databases, Pubmed, Ovid, and Proquest according to the inclusion and exclusion criteria taken from 2011–2021. Among the 36.799 articles in the preliminary search, 4 articles were obtained for qualitative analysis. The results showed that the percentage of weight loss from the 2 IF studies had a range of 2.9-8.5%, while the 2 KD studies had a range of 3.9-10%. From this, the percentage of KD weight loss is higher than that of IF. This may be due to the lower daily calories and more time on the KD diet compared to the IF diet. Abstrak. Di seluruh dunia, obesitas mengalami peningkatan kasus secara drastis dalam 10 tahun terakhir, sehingga termasuk ke dalam masalah gizi yang perlu mendapatkan perhatian secara serius. Beberapa tahun terakhir terdapat beberapa program diet yang banyak dilakukan oleh masyarakat, diantaranya intermittent fasting (IF) dan ketogenic diet (KD). Tujuan penelitian ini untuk membandingkan IF dengan KD terhadap penurunan berat badan pada orang dewasa dengan obesitas. Penelitian ini menggunakan metode scoping review dan sampel yang digunakan merupakan artikel ilmiah internasional yang sudah melewati fase skrining dan uji kelayakan. Hasil dari penelitian ini diambil dari 3 database yang berbeda, yaitu Pubmed, Ovid, dan Proquest sesuai kriteria inklusi dan eksklusi yang diambil dari tahun 2011–2021. Dari 36.799 artikel yang diperoleh pada pencarian awal, didapatkan 4 artikel yang dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa persentase penurunan berat badan dari 2 penelitian IF yaitu 2,9-8,5%, sedangkan 2 penelitian KD 3,9-10%. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa persentase penurunan berat badan KD lebih tinggi dibandingkan dengan IF. Hal tersebut mungkin disebabkan karena rendahnya asupan kalori harian pada diet KD dan waktu yang dibutuhkan pada diet KD lebih lama dibandingkan diet IF.
Scoping Riview: Efektivitas Diet Mediterania dalam Menurunkan Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi Robby Nurdiansyah; R.Rizky Suganda
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.333

Abstract

Abstract. Hypertension is one of the non-communicable diseases and is often found in the community, besides that it is a major risk of premature death. and changing one risk factor for hypertension is one that can be used as an effort to prevent hypertension, especially changing diet, one of which is by using the Mediterranean diet method. Based on this phenomenon, the problems in this study are: 1) Is the mediterranean diet effective in lowering blood pressure in elderly patients with hypertension? The research was conducted using the scoping review method and the sample used was an international scientific article that met the criteria (appropriate). The results of this study came from 4 databases, namely Springer Link, Science Direct, OVID, and Pubmed with 8,610 search results and 5 articles that matched (qualified) articles. The results of this scoping review show that the Mediterranean diet can reduce blood pressure in the elderly, which is characterized by the effect of the Mediterranean diet on the expression of genes associated with hypertension. So it can be concluded from this study that there is an effect of the Mediterranean diet on reducing blood pressure in the elderly. Abstrak. Hipertensi merupakan salah satu dari penyakit yang tidak menular dan sering ditemukan di masyarakat, selain itu merupakan risiko utama terjadi kematian dini. Menghindari dan mengubah faktor risiko hipertensi adalah salah satu cara yang dapat digunakan sebagai upaya preventif pada hipertensi, terutama mengubah pola makan, salah satunya dengan menggunakan metode diet mediterania. Berdasarkan fenomena tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah diet mediterania efektif dalam menurunkan tekanan darah pada pasien lansia penderita hipertensi? Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode scoping review dan sampel yang digunakan merupakan artikel ilmiah internasional yang memenuhi kriteria kelayakan (eligible). Hasil penelitian ini berasal dari 4 database, yaitu Springer Link, Science Direct, OVID, dan Pubmed dengan didapatkan hasil pencarian awal terdapat 8.610 dan artikel yang memenuhi kelayakan (eligible) ada 5 artikel. Hasil scoping review ini menunjukkan bahwa diet mediterania dapat menurunkan tekanan darah pada lansia, yang ditandai dengan efek diet mediterania terhadap ekspresi gen yang berhubungan dengan hipertensi. Sehingga dapat ditarik simpulan penelitian ini bahwa terdapat pengaruh diet mediterania terhadap penurunan tekanan darah pada lansia.
Tingkat Stres Berdasarkan Sif Kerja pada Perawat di Ruang Isolasi COVID-19 Refika Ilma Nurul Uswah; Siska Nia Irasanti
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.342

Abstract

Abstract. COVID-19 is an acute respiratory disease that was first reported in Wuhan, China. High rates of infection and mortality increase social and mental pressure on health workers and cause mental health problems such as stress. Based on the results of research in Taiwan, nurses have a higher mean stress value than other health workers. Stress is a homeostatic imbalance condition caused by physical stimulation that results a changes in individuals. One of the stressors for nurses is work shift. The purpose of this study was to describe the work shift and the description of stress levels based on the work shift of nurses in the COVID-19 Isolation Room. Descriptive method with a cross-sectional design approach is used in this study, with 79 respondents taken by total sampling technique. The data was taken using a questionnaire instrument from Tayyib and Alsolami (2020), the questionnaire consists of 14 questions and has been modified by the researcher and has been tested valid and reliable .The results of this study showed that most of the nurses who experienced stress working on the morning and evening shifts were 27 nurses (71.05%) and 19 nurses (63.33%) and 5 out of 11 nurses (45.45%) in the afternoon shift. From these results, the hospital is expected to increase attention and evaluation regarding efforts to overcome stressors for nurses, especially during the COVID-19 pandemic. Abstrak. COVID-19 adalah penyakit respiratori akut yang dilaporkan pertama kali ditemukan di Wuhan, China. Tingginya angka infeksi dan mortalitas meningkatkan tekanan sosial dan mental pada tenaga kesehatan dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan mental seperti stres. Berdasarkan hasil penelitian di Taiwan, perawat memiliki nilai mean stres yang lebih tinggi dibandingkan tenaga kesehatan lain. Stres adalah kondisi tidak seimbangnya homoestatis yang diakibatkan oleh adanya rangsangan fisik yang mengakibatkan perubahan pada individu. Salah satu stresor pada perawat adalah sif kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran sif kerja dan gambaran tingkat stres berdasarkan sif kerja pada perawat di Ruang Isolasi COVID-19. Metode deskriptif dengan pendekatan cross-sectional design digunakan dalam penelitian ini, dengan 79 responden yang diambil dengan teknik total sampling. Data diambil dengan instrument kuesioner dari Tayyib dan Alsolami (2020), kuesioner terdiri dari 14 pertanyaan dan telah dimodifikasi oleh peneliti dan telah teruji valid dan reliabel. Hasil penelitian ini menunjukan sebagian besar perawat yang mengalami stres bekerja pada sif pagi dan malam yaitu 27 perawat (71,05%) dan 19 perawat (63,33%) serta sif sore 5 dari 11 perawat (45,45%). Dari hasil ini, pihak Rumah Sakit diharapkan meningkatkan perhatian dan evaluasi mengenai upaya penganggulangan faktor yang menjadi stresor pada perawat terutama selama pandemi COVID-19.

Page 1 of 35 | Total Record : 347