cover
Contact Name
Sri Maywati
Contact Email
srimaywati@unsil.ac.id
Phone
+6282115303654
Journal Mail Official
jkki@unsil.ac.id
Editorial Address
jl. Siliwangi no 24 Tasikmalaya
Location
Kota tasikmalaya,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Kesehatan komunitas Indonesia
Published by Universitas Siliwangi
ISSN : 16939654     EISSN : 16939654     DOI : DOI : 10.37058/jkki.v18i2.5205
Core Subject : Health, Education,
Ruang lingkup Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia meliputi : 1. Administrasi dan Kebijakan kesehatan 2. Promosi kesehatan berkaitan dengan perilaku kesehatan 3. Epidemiologi kesehatan .. 4. Kesehatan lingkungan .... 5. Kesehatan dan keselamatan kerja .. 6. Gizi kesehatan masyarakat .. 7. Kesehatan reproduksi 8. Statistik kesehatan
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 1 (2021)" : 7 Documents clear
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA MAHASISWI UNIVERSITAS SILIWANGI Hasna Nurfadillah; Sri Maywati; Iseu Siti Aisyah
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol 17, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.083 KB) | DOI: 10.37058/jkki.v17i1.3604

Abstract

Dismenore adalah rasa sakit atau nyeri perut bagian bawah yang dialami oleh wanita sebelum, selama atau sesudah menstruasi. Dismenore terdiri dari dismenore primer dan sekunder. Dismenore primer adalah nyeri menstruasi tanpa adanya kelainan pada alat genital. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dismenore primer pada mahasiswi Universitas Siliwangi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian observasional analitik dengan desain case-control prolektif. Sampel pada penelitian ini yaitu 374 mahasiswi yang terdiri dari 187 kasus dan 187 kontrol. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling. Hasil uji statistik dengan uji chi square dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel kualitas tidur (p=0,001 dan OR=2,027), paparan asap rokok (p=0,000 dan OR=3,362), konsumsi makanan cepat saji (p=0,000 dan OR=2,695), dan riwayat keluarga (p=0,000 dan OR=5,364) dengan kejadian dismenore primer. Saran agar mahasiswi menerapkan pola hidup sehat dan dapat mengatur waktu dengan baik.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA PADA PASIEN RAWAT JALAN POLI PENYAKIT DALAM DI RSUD KOJA (Studi pada Pasien Rawat Jalan Poli Penyakit Dalam di RSUD Koja Tahun 2020) Evalina Ayu Wibawani; Yuldan Faturahman; Anto Purwanto
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol 17, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.114 KB) | DOI: 10.37058/jkki.v17i1.3605

Abstract

Dispepsia merupakan salah satu penyakit yang paling sering terjadi di masyarakat. WHO memprediksi pada tahun 2020, proporsi angka kematian karena penyakit tidak menular akan meningkat menjadi 73% dan proporsi kesakitan menjadi 60% di dunia, sedangkan untuk negara SEARO (South East Asian Regional Office) pada tahun 2020 diprediksi angka kematian dan kesakitan karena penyakit tidak menular akan meningkat menjadi 50% dan 42%. Kejadian dispepsia biasanya disertai dengan nyeri ulu hati, perut begah, mual, muntah, sendawa, memiliki saran cepat kenyang ketika makan. Tujuan penelitian iniadalah untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dispepsiapada pasien rawat jalan di Poli Penyakit Dalam RSUD Koja. Desain penelitian inimenggunakan cross sectional. Populasi yaitu seluruh pasien rawat jalan sebanyak 26.884 pasien. Sampel yang diambil sebanyak 378 pasien. Analisis data menggunakan uji chi-square dengan nilai kemaknaan p value=0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia dengan kejadian dispepsia (p value=0,021 OR=1,798), terdapat hubungan antara jenis kelamindengan kejadian dispepsia (p value=0,024 OR=1,685), terdapat hubungan antara pola makan dengan kejadian dispepsia (p value=0,000 OR=74,206), dan terdapat hubungan antara stres dengan kejadian dispepsia (p value=0,000 OR=0,091) pada pasien rawat jalan Poli Penyakit Dalam di RSUD Koja. Peneliti menyarankan petugas kesehatan untuk lebih gencar memberikan edukasi kesehatan terkait faktor-faktor yang menyebabkan kejadian dispepsia. Masyarakat disarankan agar mengubah pola hidup menjadi lebih baik, menjaga pola makan, tidak mengonsumsi makanan yang akan memperburuk keadaan penyakit dispepsia melalui informasi yang diberikah oleh petugas kesehatan selama melakukan pengobatan.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (STUDI DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA) Elsa Nur Azzizah; Yuldan Faturahman; Siti Novianti
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol 17, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.166 KB) | DOI: 10.37058/jkki.v17i1.3606

Abstract

BBLR merupakan bayi dengan berat badan saat lahir kurang dari 2.500 gram(WHO, 2014). Menurut WHO pada tahun 2015 di dunia terdapat kejadian BBLRadalah 15,5%, 96,5% di antaranya di negara-negara berkembang. Kasus BBLRpada bulan Januari-September tahun 2020 di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalayamencapai 510 bayi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor risiko apasaja yang berhubungan dengan kejadian BBLR di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatifdengan jenis penelitian observasional analitik menggunakan pendekatan kasuskontrol. Sampel pada penelitian ini yaitu 226 bayi yang terdiri dari 113 kasus dan113 kontrol. Teknik pengambilan sampel untuk kelompok kasus dan kontroladalah quota sampling. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antaravariabel paritas ibu (p=0,016 dan OR=2,001), preeklamsia (p=0,002 danOR=2,391), dan anemia (p=0,002 dan OR=2,435) dengan kejadian BBLR diRSUD dr Soekardjo Tasikmalaya. Tidak ada hubungan antara variabel usia ibu(p=1) dan kehamilan ganda (p=0,171) dengan kejadian BBLR. Saran agar rumah sakit meningkatkan penyuluhan kepada pasien yang dapat dilakukan oleh dokter saat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan yaitu Ibu hamil yang berusia 20 tahun dan didiangonis Hb rendah, BB kurang agar mengkonsumsi makanan yang bergizi untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil dan bayinya, Ibu hamil yang sudah berusia 35 tahun disarankan agar menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang setelah setelah nifas. Ibu hamil yang didiagnosis mengalami kehamilan ganda, Hb rendah, tekanan darah tinggi, disarankan untuk melakukanpemeriksaan ANC, ditekankan pentingnya pemeriksaan secara teratur.
PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG BALITA PADA MASA COVID 19 DI KOTA TASIKMALAYA Dian Saraswati
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol 17, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.554 KB) | DOI: 10.37058/jkki.v17i1.3602

Abstract

Wabah virus corona menjadi catatan kelam sejak awal tahun 2020. Virus yangpertama kali muncul di Kota Wuhan, China, itu membuat semua orangkhawatir.Virus corona jenis baru, SARS-CoV2, telah menginfeksi lebih dari200.000 orang di 152 negara dalam waktu kurang dari tiga bulan. Beragam pilihan kebijakan pemerintah ditempuh untuk menghadang laju penyebaran, mulai dari penerapan physical distancing, anjuran cuci tangan, jaga jarak hinggaPembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai daerah yang terpetakansebagai episentrum penyebaran. Meski demikian, di masa pandemi COVID 19seperti sekarang ini kegiatan di posyandu harus tetap dilakukan, karenapemantuan tumbuh kembang balita tidak boleh berhenti.Pemantauan tumbuhkembang balita adalah usaha memantau pertumbuhan dan perkembangan balita.Pertumbuhan dan perkembangan balita dipantau dengan cara menimbang beratbadan, mengukur tinggi badan, dan mengukur kemampuan fungsi-fungsi individu. Tujuannya mengkaji dan menentukan community diagnosis serta memecahkan masalah pemantauan tumbuh kembang balita di lingkungan tempat tinggal. Jumlah responden 80 ibu balita. Pengambilan data dengan menggunakan teknik systematic random sampling dan menggunakan instrumen kuesioner. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari responden, ditarik kesimpulan bahwa ada masalah tumbuh kembang yang perlu dicari solusinya yaitu: masalah ekonomi, gizi kurang, posyandu tutup karena pandemi, pola makan yang kurang baik dan bergizi, tidak ada alat penimbangan di rumah, kurangnya pengetahuan orangtua balita, dan ketelatan perkembangan pada balita. Masalah ini dapat diatasi dengan cara kader melakukan pelayanan posyandu d rumah ke rumah (posyandu keliling).
HUBUNGAN TINGGI BADAN IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 0-59 BULAN DI DESA ARGODADI SEDAYU BANTUL Futihatul Baidho; Wahyuningsih -; Febrina Sucihati; Yanasta Yudo Pratama
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol 17, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.041 KB) | DOI: 10.37058/jkki.v17i1.2227

Abstract

Latar Belakang: Stunting adalah masalah gizi kronis dikarenakan asupan makanan yang tidak sesuai dengan standar kebutuhan gizi, di mulai dari anak dalam kandungan sampai umur 2 tahun. Stunting dapat mengakibatkan hal buruk bagi kesehatan anak, terhambatnya perkembangan otak, terhambatnya perkembangan motorik, dan terhambatnya pertumbuhan fisik, Stunting juga merugikan bangsa karena anak yang stunting memiliki produktivitas dan kecerdasan yang rendah.Tujuan: untuk mengetahui hubungan antara tinggi badan ibu dengan kejadian stunting pada balita usia 0-59 bulan di Desa Argodadi Sedayu BantulMetode penelitian: Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan case control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita usia 0-59 bulan yaitu sebanyak 690 responden dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Besar sample yang di ambil adalah sebanyak 154 sampel, yang terdiri dari 77 kasus dan 77 kontrol. Instrumen yang digunakan adlah microtoise, infatometer, kuesioner, dan WHO anthro. Analisis data berupa distribusi frekuensi dan uji bivariat chi square (X2).Hasil:dari hasil analisis uji chisquare menunjukan tinggi badan berhubungan dengan kejadian stunting ibu P value 0,005 (p0,05); OR:1,26; CI: (0,58-2,73)Kesimpulan :tinggi badan ibu merupakan faktor risiko terjadinya stunting pada balita usia 0-59 bulan.
HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN ASUPAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA (24-59 BULAN) DI KELURAHAN KARANGANYAR KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA Iseu Siti Aisyah; Andi Eka Yunianto
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol 17, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.975 KB) | DOI: 10.37058/jkki.v17i1.3603

Abstract

Stunting yaitu balita yang memiliki kondisi tinggi badan yang kurang dibandingkan dengan umurnya. Ada beberapa faktor-faktor yang bisa mengakibatkan terjadinyastunting pada balita, salahsatunya asupan karbohidrat dan protein. untuk menganalisis hubungan asupan karbohidrat dan asupan protein dengan kejadianstunting pada balita (24-59 bulan). Penelitian ini menggunakan metode casecontrol yang dilakukan di Kelurahan Karanganyar Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 balita untuk setiap kelompok kasus ataupun kelompok kontrol, teknik pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan asupan energi (OR=6,111; 95% CI: 2,201 – 16,965)), asupan protein (OR=5,160; 95% CI: 2,016 – 13,207) berhubungan dengan kejadian stunting pada balita (24-59) di Kelurahan Karanganyar Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.
Analisa Potensi Penularan COVID-19 Pada Tenaga Kesehatan RSUD Tobelo Terkonfirmasi Berdasarkan Nilai Cycle Threshold (CT) Jubhar Christian Mangimbulude; Irwanto Tandaan; Vonne Lumintang; Jeine S. Akualing; Alci Makawimbang; Olivia N. Loei
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol 17, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.215 KB) | DOI: 10.37058/jkki.v17i1.2230

Abstract

SARS COV-2 merupakan virus yang menyebabkan peradangan ringan atau akutpada system pernapasan manusia. Nilai CT secara proporsional berbandingterbalik dengan dengan jumlah target asam nukleat dalam sample. Penelitian inibertujuan mengetahui kisaran nilai CT pada tenaga Kesehatan RSUD-Tobeloterkonfirmasi COCID-19 dan mengetahui korelasi antara nilai CT dengan waktupenyembuhan. Sumber data untuk Analisa menggunakan hasil uji PCR tenagaKesehatan RSUD Tobelo. Ada 67 tenaga kesehatan terkonfirmasi COVID-19bersadarkan uji PCR dengan nilai CT yang bervariasi dari rentang nilai 11,10hingga 36,59, ini menunjukan adanya variasi viral load. Nilai CT pasien yangpaling banyak berada pada rentang nilai 30-37. Hanya 8 pasien memiliki nilai CT 30. Indikasi kuat adanya korelasi antara nilai CT dengan waktu penyembuhan.Pasien yang memiliki nilai CT 20 tanpa dan dengan gejala memerlukan waktupenyembuhan lebih dari 20 hari. Masa penyembuhan melalui isolasi mandiriselama 10 hari direkomendasikan hanya pada pasien yang memiliki nilai CT30 tanpa gejala klinis

Page 1 of 1 | Total Record : 7