cover
Contact Name
Fridarti
Contact Email
fridartifridarti69@gmail.com
Phone
+6281267330096
Journal Mail Official
fridartifridarti69@gmail.com
Editorial Address
Jln. Tamansiswa No. 9 Padang (25138), Sumatera Barat-Indonesia Telp. (0751) 40020 Faks. (0751) 444170
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Jurnal Embrio
ISSN : 2085403X     EISSN : 28089766     DOI : 1031317
Jurnal Embrio adalah jurnal yang berfokus pada bidang Eksakta yang meliputi : 1. Pertanian (Agronomi, Hama & Penyakit Tanaman, Ilmu Tanah, Sosial Ekonomi Pertanian, Pertanian Organik, Bioteknologi Pertanian, Teknologi Pascapanen) , 2. Peternakan (Nutrisi Ternak Unggas, Nutrisi Ruminansia, Produksi Ternak, Teknologi Hasil Ternak, Bioteknologi peternakan, Sosial Ekonomi Peternakan), 3. Biologi Umum, 4. Agribisnis
Articles 89 Documents
Peran Komoditi Pajale (Padi, Jagung, Kedelai) dalam Pembangunan Daerah Kabupaten di Provinsi Sumatera Barat Syahrial syahrial
Jurnal Embrio Vol 10 No 2 (2018): jurnal embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.884 KB) | DOI: 10.31317/embrio.v10i2.352

Abstract

Pemerintahan era Joko Widodo berupaya meningkatkan swasembada tiga komoditi pangan dengan mengeluarkan program Upaya Khusus Percepatan Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai atau yang dikenal dengan UPSUS PAJALE. Pemerintah daerah tentu dilibatkan dalam rangka mencapai swasembada pangan. Karena adanya program tersebut akan berdampak pada peningkatan produksi komoditi sehingga mampu menggerakan perekonomian daerah. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi Daerah Kabupaten di Provinsi Sumatera Barat yang menjadi basis komoditi pajale, (2) Menganalisis spesialisasi dan lokalisasi dari komoditi pajale setiap daerah kabupaten di Provinsi Sumatera Barat, (3) Mengidentifikasi komoditi prioritas setiap daerah kabupaten di Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini dilakukan untuk seluruh kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Barat. Metode penelitian yang digunakan pendekatan deskriptif kuantitatif di mana data yang digunakan yaitu data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS). Dari hasil analisis menunjukkan bahwa (1) Hanya satu kabupaten yang menjadi basis untuk komoditi pajale yaitu Kabupaten Solok Selatan, (2) Tidak ada satu pun kabupaten yang terspesialisasi dan terlokalisasi komoditi pajale, artinya komoditi pajale tersebar secara merata di setiap daerah kabupaten, (3) Komoditi padi menjadi prioritas pengembangan di Kabupaten Solok, Sijunjung, dan Padang Pariaman. Komoditi jagung hanya diprioritaskan di Kabupaten Pasaman Barat. Sedangkan tidak ada satu kabupaten di Provinsi Sumatera Barat yang bisa diprioritaskan untuk mengembangkan komoditi kedelai.
PEMBERIAN KONSENTRASI POC DARAH SAPI TERHADAP PRODUKTIVITAS RUMPUT RAJA (pennisetum purpuphoides) fridarti fridarti; Ridho Rahman; Zulkarnaini Zulkarnaini
Jurnal Embrio Vol 12 No 2 (2020): Jurnal Embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (692.376 KB) | DOI: 10.31317/embrio.v12i2.520

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi POC darah sapi terhadap produktivitas rumput raja (pennisetum purpuphoides). Metode penelitian ini adalah experimen menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan 5 ulangan. Pada perlakuan P1 tanpa menggunakan POC darah sebagai kontrol / 10 kg tanah utisol, Perlakuan P2 menggunakan POC darah sebanyak 2 ml/ 10 kg tanah ultiisol, perlakuan P3 menggunkan POC darah sebanyak 4 ml/ 10 kg tanah ultisol, perlakuan P4 menggunakan POC darah sebanyak 6 ml/ 10 kg tanah ultisol. Hasil analisis ragam menunjukan bahwa pemberian POC darah memberikan pengaruh nyata (P<0.05) terhadap panjang daun, lebar daun, jumlah anakan, produksi segar. Hasil analisis ragam menunjukan bahwa pemberian POC darah memberikan pengaruh nyata (P<0.05) terhadap panjang daun, lebar daun, jumlah anakan, dan produksi segar. Hasil uji lanjut DMRT memberikan pengaruh nyata pada panjang daun tanaman perlakuan P4 terhadap perlakuan P1 (kontrol), P2, dan P3 (P<0.05). hasil uji lanjut dmrt memberikan pengaruh nyata pada lebar daun tanaman adalah P4 terhadap perlakuan P1 (kontrol), P2, dan P3 (P<0.05). hasil uji lanjut dmrt memberikan pengaruh nyata pada jumlah anakan tanaman, perlakuan P4 terhadap perlakuan P1 (kontrol), P2 dan P3 (P<0.05). hasil uji lanjut dmrt memberikan pengaruh nyata pada produksi segar adalah P4 terhadap perlakuan P1 (kontrol), P2 (P<0.05) dan sedangkan pada perlakuan P3 berpengaruh tidak nyata (P>0.05).
Karakter Komponen Hasil Kedelai Pada Berbagai Kombinasi Pemupukan di Lahan Kering Masam Setiono Setiono; Effi Yudiawati
Jurnal Embrio Vol 10 No 1 (2018): Jurnal Embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.245 KB) | DOI: 10.31317/embrio.v10i1.271

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui Karakter morfologi hasil kedelai pada berbagai kombinasi pemupukan pada lahan kering masam di Kabupaten Bungo. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktor tunggal dengan tiga ulangan, yaitu (K0) : Kapur 0 t/ha, Urine sapi 0 ml/l dan NPK 0 kg/ha, (K1) : Kapur 2 t/ha, Urine sapi 0 ml/l adan NPK 0 kg/ha, (K2) : Kapur 0 t/ha, Urine sapi 25 ml/l dan NPK 50 kg/ha, (K3): Kapur 0 t/ha, Urine sapi 50 ml/l air dan NPK 50 kg/ha, (K4) : Kapur 4 t/ha, Urine sapi 25 ml/l dan NPK 50 kg/ha, (K5) : Kapur 4 t/ha, Urine sapi 50 ml/l dan NPK 50 kg/ha, (K6) : Kapur 6 t/ha, Urine sapi 75 ml/l dan NPK 50 kg/ha, (K7) : Kapur 6 t/ha, Urine sapi 75 ml/l dan NPK 50 kg/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter morfologi komponen hasil kedelai pada umur mulai berbunga, jumlah polong, polong isi pertanaman dan jumlah biji perpolong dan biji pertanaman menunjukkan adanya perberbedan secara signifikan kecuali jumlah polong hampa per tanaman.
PENGARUH FUMIGASI MENGGUNAKAN AIR DAUN SIRIH TERHADAP DAYA TETAS TELUR DAN MORTALITAS EMBRIO TELUR PUYUH P.N Jefri
Jurnal Embrio Vol 14 No 2 (2022): Jurnal Embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.445 KB) | DOI: 10.31317/embrio.v14i2.783

Abstract

This replacement of natural disinfectants is expected to improve fertility, increase hatchability, increase hatching weight and reduce mortality. This study aims to determine whether the fumigation of betel leaf water can improve fertility, increase hatchability, increase hatching weight and reduce mortality in quail hatching, as well as determine the best level of administration in a mixture of betel leaf water and aquades. This study used a completely randomized design (CRD) consisting of 5 treatments, namely p1 (Control), p2 (70% Alcohol), p3 (20 ml Betel Leaf Extract + 80 ml Aquades), p4 (30 ml Betel Leaf Extract + 70 ml Aquades ), and p5 (40 ml Betel Leaf Extract + 60 ml Aquades) and 4 replicates. The data obtained were processed using variance, if the results showed significant differences, they were tested using the Duncan multiple range test (DMRT). The results showed that quail eggs fumigated using Betel Leaf Extract had an average fertility ranging from 80.00 – 97.00%. The average hatchability ranged from 80.55– 96.91%. The average hatching weight ranged from 8.72 to 8.74 grams. And the average mortality ranged from 3.09 to 19.45%. The results of the study on the effect of treatment on fertility, hatchability and mortality showed a very significantly different effect (P<0.01). Meanwhile, on hatching weight, the effect was not significantly different (P>0.05). Based on the results of this study, it can be concluded that the most optimal fumigation using Betel Leaf Extract is treatment 3 (20 ml Betel Leaf Extract + 80 ml Aquades) with an average fertility of 97.00%, hatchability 96.91%, hatching weight 8.72 grams, and 3.09% motility.
Fermentasi Bagase Tebu Dengan Neurospora sitophila dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Gizi dan Kecernaan Secara in Vitro Nurhaita Nurhaita; N Definianti; R Zurina
Jurnal Embrio Vol 5 No 01 (2012): Jurnal embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.865 KB) | DOI: 10.31317/embrio.v5i01.127

Abstract

This study aimed to evaluate the effect of fermentation on the nutritional value and digestibility of sugarcane bagase. Research is using completely randomized design with 4 treatments and 4 replications. The treatments tested were several levels of inoculum Neurospora sitophila ie A = 0%; Neurospora sitophila; B = 2% Neurospora sitophila; C = 4% Neurospora sitophila and D = 6% Neurospora sitophila. Parameters measured were 1. Nutritional value of sugarcane bagase fermentation (dry matter, crude protein, crude fiber and crude fat) and 2. The content of the fiber fraction (NDF, ADF, cellulose, hemicellulose and lignin) 3. In-vitro digestibility of dry matter and organic matter. The results showed that the inoculum level of Neurospora sitophilla on the fermentation significantly improve the quality of sugarcane bagase, this is reflected in the increase in crude protein content of 2.34% to 3.52%, a decrease in crude fiber content of 39.92% to 31, 25%. Lignin content of fermented sugar cane decrease from 8.74% to 7.20%. This matter caused increased on in-vitro digestibility of dry matter from 46.48% to 56.46% and the digestibility of organic matter increased from 48.19% to 56.32%. From this study it can be concluded that fermentation with Neurospora sitophilla can enhance the nutritional value and digestibility of sugarcane bagase. The best inoculum level of Neurospora sitophilla is 6%.
RESPON PRODUKSI RUMPUT GAJAH KATE (Pennisetum purpurium cv. Mott) YANG DIBERI SLUDGE KERING DARI BIO-SLURRY PADAT LIMBAH BIOGAS Sri Mulyani; Rezki Budiman; Zulkarnaini Zulkarnaini
Jurnal Embrio Vol 12 No 1 (2020): Jurnal Embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.737 KB) | DOI: 10.31317/embrio.v12i1.518

Abstract

Upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak khususnya hijauan perlu ditanam suatu jenis rumput yang mempunyai produksi tinggi dan kualitas baik. Rumput Gajah Kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) merupakan jenis rumput unggul yang mempunyai produktivitas dan kandungan zat gizi yang tinggi serta memiliki palatabilitas yang tinggi. Penelitian ini dilakukan pada UPT Universitas Tamansiswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Produksi Segar, Produksi Bahan Kering dan Produksi Bahan Organik Rumput Gajah Kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) yang diberi Sludge kering dari Bio-slurry padat limbah biogas. Rancangan yang digunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 5 ulangan yaitu perlakuan P1 (kontrol ), perlakuan P2 (180 gram Sludge kering), perlakuan P3 (360 gram Sludge kering), perlakuan P4 (540 gram Sludge kering), dan perlakuan P5 (720 gram Sludge kering). Analisis ragam menunjukan bahwa perlakuan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap Produksi Segar, Produksi Bahan Kering dan Produksi Bahan Organik Rumput Gajah Kate (Pennisetum purpureum cv. Mott). Hasil uji DMRT menunjukan bahwa, pemberian Sludge kering dari Bio-slurry padat limbah biogas berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap Produksi Segar, Produksi Bahan Kering dan Produksi Bahan Organik Rumput Gajah Kate. Terdapat peningkatan Produksi Segar berkisar antara 12,72%- 41,62%, Produksi Bahan Kering antara 15,00 % - 46,53 % dan Produksi Bahan Organik antara 15,36 % - 47,00 %. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian Sludge kering dari Bio-slurry padat limbah biogas dapat meningkatkan Produksi Segar, Produksi Bahan Kering dan Produksi Bahan Organik rumput gajah kate (Pennisetum purpureum cv. Mott).
RESPON JAGUNG MANIS (Zea mays var. saccharata Sturt) TERHADAP ABU SEKAM DAN NPK Ermawati Ermawati; Widodo Haryoko; Irwan Taufik
Jurnal Embrio Vol 14 No 1 (2022): Jurnal Embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.561 KB)

Abstract

Percobaan Respon Jagung ManisTerhadap Abu Sekam dan NPK telah dilakukan di Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Kota Padang dengan ketinggian tempat 10 m dpl, Sumatera Barat mulai Maret – Juli 2021. Tujuannya untuk mengetahui respon jagung manis terhadap Abu Sekam dan NPK. Percobaan ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) Faktorial. Faktor pertama adalah Abu Sekam terdiri 4 taraf yaitu 0 g, 50 g, 100 g, 150 g. Faktor kedua adalah Pupuk NPK terdiri 3 taraf yaitu: 0 g, 100 g, 200 g. Parameter yang diamati adalah, Indeks Luas Daun (ILD), Diameter Batang, Bobot tongkol per tanaman, bobot 1000 biji, Produksi per plot, produksi/ha dan kadar gula. Berdasarkan hasil penelitia disimpulkan bahwa interaksi pemberian abu sekam dengan pupuk NPK tidak meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Pengaruh pemberian abu sekam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis dengan dosis terbaik yaitu 100 g. Pengaruh pemberian pupuk NPK dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis dengan dosis terbaik yaitu 200 g. Disarankan menggunakan abu sekam dengan dosis yaitu 100 g dan pupuk NPK dengan dosis yaitu 200 g.
Identifikasi Performa Produksi dan Service Periode Sapi Pesisir dan Hasil Persilangan Inseminasi Buatan Di Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat Irwandi Sulin
Jurnal Embrio Vol 1 No 01 (2008): jurnal embrio
Publisher : Program Studi Agroteknologi dan Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Performance of cattle production and reproduction is one of the indicator to determine the ability of cattle production by estimate the weigh and the body size into group of age and the criteria of group of age and criteria of group cattle.beside to prepare the production management and reproduction where one of them wel to use in a process of cattle production from now and then. In this research can find that the performance of weigh production into local cow after weaning ( 8 month – 1 year ) is 114,49 kg and crossing IB Pesisir 157087 kg. the weigh according to age class in various of weigh-in show that the indication of weigh differentiate among local heifer to crossing IB of local cow about 90%.The crossing IB gives the production ressult well then local cow. Compared to saladdin’s research (1983) the weigh of local cow decrease from 1982 to 2004.During 22 years has decreased the weigh of bull and cow in the equal comparison from 1982 to 2004 about 35.07%.The analyze of body size into kind sex show that distinguish of size composition between local cow to crossing IB,either in the mature of cow or the bull. In the analyze of service Preconception (SC) in caring management of local cow with crossing IB find that the significant differention,where SC of local cow gets 12,8 month and crossing IB cow only 3.333 months.it’s very determined by caring management factor of pople and local animal husbandary department.
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN BIOCHAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) yusniati yusniati; Jamila jamiilah; milda ernita
Jurnal Embrio Vol 11 No 01 (2019): Jurnal Embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.585 KB) | DOI: 10.31317/embrio.v11i01.426

Abstract

Penelitian pengaruh pemberian pupuk organik cair (POC) dan biochar terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui interaksi pemberian POC dan biochar terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan pemberian biochar yang terdiri 2 taraf yaitu 0 t ha-1 dan 5 t ha-1 dan pemberian POC US dengan taraf 0 ml L-1, 25 ml L-1, 50 ml L-1, 75 ml L-1 dan 100 ml L-1 setiap satuan percobaan dengan 3 ulangan. Data pengamatan dianalisis secara statistik dengan uji F, Jika F hitung lebih besar dari F table dilanjutkan dengan Duncan`s Multiple Range Test pada taraf nyata 5%. Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa interaksi Biochar dan POS US berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter pengamatan, secara tunggal 75 ml L-1 POC US terbaik terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah dan dosis 5 ton ha-1 biochar memberikan hasil terbaik dengan bobot kering umbi 47,40 g/rumpun.
KAJIAN PENGUNAAN BEBERAPA MIKRO ORGANISME LOKAL ORGANIK DALAM PEMBUATAN KOMPOS meriati meriati
Jurnal Embrio Vol 13 No 1 (2021): Jurnal Embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.844 KB) | DOI: 10.31317/embrio.v13i1.681

Abstract

Kompos merupakan zat akhir fermentasi sampah/serasah tanaman termasuk bangkai binatang. Bahan-bahan untuk kompos adalah jerami, daun, sampah dapur, sampah kota dan lain-lain. Untuk mempercepat proses pelapukan digunakanlah aktivator agar proses fermentasi berjalan maksimum. Mikro Organisme Lokal (MOL) adalah aktivator yang dapat membantu mempercepat pembentukan kompos dan bermanfaat untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara pada kompos. Dalam pembuatan kompos umumnya petani mengunakan EM4 sebagai sebagai aktivator pembuatan kompos. Aktivator ini bisa dibuat petani dengan metoda sederhana dengan bahan yang ada disekitar kita contohnya buah-buahan, sayur-sayuran, rebung, buah maja. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji efektifitas MOL buatan sendiri dengan pembanding EM4. Percobaan ini telah dilaksanakan di Kecamatan Pauh Kota Padang bulan Maret – Juni 2017. Perlakuan MOL ada 5 yaitu A= EM4 , B=MOL Pepaya, C=MOL Rebung, D=MOL Buah Maja dan E= MOL Kangkung. Pengamatan meliputi lamanya pembentukkan kompos, struktur kompos, Kandungan N, C-organik dan C/N. Data penelitian dianalisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama pengomposan dengan EM4 30 hari sedangkan dengan perlakuan MOL lainnya 31 hari berarti MOL buatan sendiri lebih lama 1 hari dibandingkan dengan mengunakan EM4. Selanjutnya kandungan N, C-organik dan C/N kompos menunjukkan bahwa semua kompos yang terbentuk dengan EM4 dan berbagai MOL tesebut memenuhi kriteria kompos sesuai SNI 19-7030-2004. Compost is the final substance of waste fermentation / plant litter including animal carcasses. The ingredients for compost are straw, leaves, kitchen waste, municipal waste and others. To speed up the weathering process activators are used so that the fermentation process runs maximum. Local Micro Organisms (MLO) are activators that can help accelerate compost formation and are useful for increasing nutrient availability in compost. In composting, farmers generally use EM4 as an activator for composting. This activator can be made by farmers with a simple method with ingredients that are around us, for example fruits, vegetables, bamboo shoots, maja fruit. The effectiveness study of homemade MOL to be done with EM4 comparison. This experiment has been carried out in Pauh District, Padang City in March - June 2017. There are 5 treatments for MLO, A = EM4, B = MLO Papaya, C = MLO Bamboo Shoots, D = MLO Fruit Maja and E = MLO Kale. Observations included the duration of compost formation, compost structure, N content, organic C and C / N. The research data were analyzed qualitatively and quantitatively. The results showed that composting time with EM4 was 30 days whereas with other MLO treatments 31 days meant homemade MLO was 1 day longer than using EM4. Furthermore, the content of N, C-organic and C / N compost showed that all compost formed with EM4 and various MLO met the compost criteria according to SNI 19-7030-2004.