cover
Contact Name
Edy Jamal Tuheteru
Contact Email
ejtuheteru@trisakti.ac.id
Phone
+6285695514944
Journal Mail Official
imej@trisakti.ac.id
Editorial Address
Kyai Tapa Street No.1, Grogol, West Jakarta
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Indonesian Mining and Energy Journal
Published by Universitas Trisakti
ISSN : 26572451     EISSN : 27236064     DOI : https://doi.org/10.25105/imej.v5i1.13776
IMEJ emphasizes the development of mining technical science and energy conservation technology. Mining technical science includes mining exploration, resource modeling, mine optimization, production optimization, mining economics, resource and reserve conservation, mine support, and post-mining. Energy conservation technology includes the development of renewable energy technology, fossil fuel energy technology, economic valuation of energy projects, life cycle cost, and value-added energy.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 2 (2020): November" : 7 Documents clear
ANALISIS KEBUTUHAN UDARA UNTUK PEMBAKARAN BATUBARA PADA BOILER UNIT 3 DI PLTU SURALAYA Amri Rosyid Susetyo; Chairul Nas; Suliestyah Suliestyah
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 3 No. 2 (2020): November
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.718 KB)

Abstract

Pembangkit listik tenaga uap (PLTU) Batubara merupakan tempat dibangkitkannya listrik dari energi panas menjadi energi mekanik dengan menggunakan bahan bakar utama batubara. Untuk mendapatkan efisiensipembakaran batubara yang baik maka diperlukan jumlah udara yg sesuai. Penelitian ini bertujuan mengetahui jumlah kebutuhan udara untuk pembakaran boiler unit 3 di PLTU Suralaya. Pada umunya komposisi bahan bakar batubara terdiri dari : Carbon, Hydrogen, Nitrogen, Oxygen, dan Sulfur. Dalam suatu proses pembakaran batubara, semua unsur-unsur kecuali oksigen akan bereaksi dengan udara, sedangkan unsur oksigen dalam proses pembakaran akan langsung ikut bereaksi dengan unsur-unsur lainnya. Dari hasil analisis ultimate batubara didapatkan kadar carbon 51,10 %, hydrogen 5,12 %, oksigen 10,90 %, nitrogen 0,78 %, sulfur 0,4 2 %. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa setiap 1 kg carbon membutuhkan 2,66 kg oksigen maka untuk 0,511 kg carbon membutuhkan 1,369k g oksigen. Setiap 1 kg hydrogen membutuhkan 8kg oksigen, maka 0,051kg hydrogen membutuhkan 0,409kg oksigen. Setiap 1 kg sulfur membutuhkan 1 kg oksigen, maka 0,0042 sulfur membutuhkan 0,0042 kg oksigen. Setiap 1 kg nitrogen membutuhkan 2,28 kg oksigen, maka 0,0078 kg nitrogen membutuhkan 0,01178 kg oksigen. Dari hasil analisis kebutuhan oksigen setiap unsur yang terkandung, didapat kebutuhkan udaranya adalah 7,249 (kg udara)⁄(kg batubara). Maka jika batubara yang dialirkan sebesar 202.227,67 kg⁄jam, maka jumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran boiler unit 3 sebesar 1.502.179,33 (kg udara)⁄jam .
Kajian Simulasi Neraca Air pada Kolam Kerja Tertutup di Washing Plant Darat Egidia Vit Mafiana; Reza Aryanto; Christin Palit
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 3 No. 2 (2020): November
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.81 KB)

Abstract

Metode Cutter suction dredger (CSD) – Washing Plant (WP) Darat merupakan metode penambangan timah dikembangkan oleh PT Timah Tbk pada tahun 2018. Berlokasi di Tanjung Gunung, Pulau Bangka, proses penggalian bijih timah dilakukan di laut menggunakan kapal CSD, sedangkan proses pencuciannya dilakukan di WP darat. Material dari laut ditransportasi ke darat melalui pipa apung. Pada area WP darat terdapat kolam-kolam kerja yang saling berhubungan dalam mensirkulasikan air kerja selamaproses pencucian berlangsung sehingga membentuk sirkulasi tertutup. Kolam-kolam kerja tersebut meliputi kolam stockpile, kolam pengendapan, dan kolong air kerja. Rencana pencucian di WP darat dilakukan selama 24 jam sehari sehingga neraca air pada ketiga kolam kerja perlu dijaga agar tidak terjadi defisit air dan/atau surplus air. Peneliti melakukan kajian neraca air terhadap volume tiap kolam yang tersedia guna mengetahui apakah kolam dapat menangani air yang bekerja atau tidak. Kajian neraca air disimulasikan selama satu bulan, yakni pada bulan Maret dengan pemilihan blok penambangan pada Blok 13 karena memiliki rencana produksitertinggi. Diperoleh volume kolam stockpile sebesar 14.400 m3, kolam pengendapan sebesar 78.568 m3, dan kolong air kerja sebesar 32.000 m3. Perhitungan neraca air didasarkan pada debit aliran masuk dan keluar tiap kolam kerja. Berdasarkan hasil kajian diketahui bahwa pada kolam stockpile terjadi defisit air pada jam tertentu dan dapat ditangani dengan penambahan air dari kolong air kerja melalui saluran overflow tambahan. Pada kolam pengendapan aman dan tidak perlu dilakukan penanganan. Pada kolong air kerja terjadi surplus air pada jam tertentu dan dapat ditangani dengan pembukaan pintu sorong yang terdapat pada kolam tersebut.
Evaluasi Kolam Pengendapan Lumpur (SP 10) terhadap Debit Air Pompa yang Masuk (Studi Kasus: PT Trisensa Mineral Utama, Tani Aman, Kalimantan Timur) Nita Setianingrum; Ririn Yulianti
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 3 No. 2 (2020): November
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.058 KB)

Abstract

Berdasarkan Kepmen 1827 pada kampiran II No 17 Ayat (i) tentang Pengelolaan air tambang yang berbunyi  fasilitas  penampungan  air  tambang,  serta  fasilitas  pengendapan  memiliki  kapasitas  sekurang- kurangnya 1,25 kali volume air tambang pada curah hujan tertinggi selama 84  jam.  Sehingga  diperkirakan  menyebabkan  peningkatan  volume  air  yang  masuk  ke sump pit B521 pada bulan basah sebesar 56,08% dan pada bulan kering sebesar 51,38%. Air yang berada di sump pit dipompakan menuju settling pond 10, untuk kondisi aktual settling pond 10 sudah beberapa kali meluap ke permukaan dikarenakan adanya perbedaan debit air yang masuk lebih besar dibandingkan debit air  yang  keluar.  Tujuan  dari  penelitian  ini  yaitu  untuk  mengetahui  langkah-langkah  pengeringan  sump  pit B521 berdasarkan aktual dan Kepmen 1827, mengetahui target pengeringan berdasarkan aktual dan Kepmen 1827,  menentukan rancangan  settling  pond  10  yang  optimal.  Penelitian  ini  menggunakan  metode pendekatan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan pada bulan basah selama 80 hari dan pada bulan kering selama 97 hari. Berdasarkan volume air yang masuk ke settling pond 10 sebesar 34.279,2 m³/hari sehingga rekomendasi untuk  settling pond 10 dibuthkan luasan sebesar 5.713,2 m², panjang 104 m, lebar 55 m, lebar tiap kompartemen 13 m, lebar bawah tiap kompartemen 9,5 m, lebar penyekat 6 m, dengan jumlah 8 kompartemen. 
Analisis Fragmentasi Peledakan Overburden Tiap Tumpukan dan Pengaruhnya terhadap Waktu Gali Nelly Anita Ampulembang; Hermanto Saliman; Pantjanita Novi Hartami
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 3 No. 2 (2020): November
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.441 KB)

Abstract

Peledakan  yang  telah  dilakukan  memiliki  standar  nilai  PF  0,15-0,18  Kg/m3.  Sekitar  50%  ukuran fragmentasi masih di atas standar maksimal perusahaan yaitu, ¼ dimensi bucket Excavator Komatsu PC-400 yaitu 40 cm. Hal ini menimbulkan asumsi bahwa peledakan yang dilakukan tidak sesuai target dan menyebabkan waktu gali  tinggi.  Penelitian  dilakukan  untuk  membuktikan  asumsi  tersebur  berdasarkan  kondisi  aktual  fragmentasi hasil  peledakan  overburden,  serta  mengetahui  berapa  lama  waktu  gali  dan  penyebab  tingginya  waktu  gali tersebut. Penelitian dilakukan dengan membandingkan hasil fragmentasi pada satu kali peledakan yang dibagi secara vertikal menjadi 3 bagian yaitu bagian atas lubang (tumpukan 1), bagian tengah lubang (tumpukan 2) dan bagian dasar lubang ledak (tumpukan 3). Hasil fragmentasi yang diperoleh pada Seam V Upper, yaitu rata-rata sebesar 70,3% dengan waktu gali tertinggi 15,18 detik dan pada  Seam H, yaitu fragmentasi rata-rata sebesar 75,7%  dengan  waktu  gali  tertinggi  10,94  detik.  Fragmentasi  kedua  area  tersebut  sesuai  dengan  standar perusahaan yaitu minimal 50% dibawah ukuran 40 cm, namun tidak dengan waktu gali yang tingginya melebihi standar yang seharusnya 7-10 detik. Tingginya waktu gali disebabkan oleh tidak diterapkannya penggunaan sub- drill, sehingga menyebabkan tingginya area  undulating dan juga terdapatnya  interlocking antar batuan akibat energi ledak yang tidak terdistribusi merata. Maka, diperlukan penambahan kedalaman lubang bor sebesar 1 m, untuk subdrill dengan nilai PF 0,16 Kg/m3.
Analisis Laju Infiltrasi Berbagai Penggunaan Lahan di Desa Kaligending, Karangsambung, Jawa Tengah Chrisnal J. K. T. Tamod; Reza Aryanto; Taat Tri Purwiyono
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 3 No. 2 (2020): November
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.793 KB)

Abstract

Penentuan  laju  infiltrasi  bertujuan  untuk  menentukan  laju  masuknya  air  kedalam  tanah.  Dimana penentuan  ini  di  uji  dari  berbagai  penggunaan  lahan  dengan  memperhatikan  faktor  infiltrasi  seperti  tekstur tanah,  litologi  batuan,  vegetasi  penutup,  dan  kemiringan  lereng.  Model  yang  di  uji  bersifat  empiris,  dan merupakan  fungsi  persamaan  tergantung  waktu,  dengan  menggunakan  model  Horton.  Infiltrasi  sangat menentukan berlangsungnya proses daur hidrologi yang terjadi di suatu daerah. Dimana infiltrasi adalah proses masuknya  air kedalam tanah baik dari air  hujan maupun irigasi. Laju infiltrasi dengan nilai kecil kemungkinan limpasan permukaan mempunyai nilai besar. Pada kegiatan pertambangan nilai laju infiltrasi berpengaruh pada kondisi tanah selain itu juga berpengaruh pada limpasan air yang terjadi pada area pertambangan. Penelitian ini akan dilakukan di Lipi Karangsambung tepatnya di Desa Kaligending, Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah. Data  infiltrasi  diperoleh  dengan  menggunakan  alat  infiltrometer  jenis  Guelph  Permeameter.  Pada  akhirnya diketahui peta persebaran laju infiltrasi menggunakan metode IDW dari perangkat lunak Arcgis.
Uji Karakterisasi Fly ash sebagai Campuran Material Non-Acid Forming (NAF) Muhammad Ravi Fatahillah Yacub; Suliestyah Suliestyah
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 3 No. 2 (2020): November
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.725 KB)

Abstract

Uji karakterisasi fly ash dilakukan guna mengetahui apakah material tersebut dapat menjadi alternatif material  NAF  dalam  upaya  pencegahan  air  asam  tambang  (AAT).  Uji  karakterisasi  yang  dilakukan  meliputi  uji mineralogi,  uji  fisik,  uji  statik,  dan  uji  kinetik.  Uji  mineralogi  dilakukan  dengan  uji  XRF  yang  menyatakan kandungan oksida dalam Fly ash. Uji fisik dilakukan dengan metode pengayakan ASTM D422. Uji statik dilakukan untuk mengetahui klasifikasi geokimia dari Fly ash. Uji kinetik dilakukan untuk mengetahui parameter kualitas air lindian yang dihasilkan oleh Fly ash. Hasil uji XRF menunjukkan bahwa fly ash mengandung oksida alkali yang dapat memberi alkalinitas. Hasil Uji Fisik menunjukkan bahwa material fly ash lolos ayakan #200 mesh lebih dari 50% sehingga dikategorikan kedalam material halus. Hasil Uji Statik menunjukkan bahwa klasifikasi geokimia Fly ash termasuk kedalam NAF. Hasil Uji Kinetik menunjukkan bahwa pH air lindian Fly ash tinggi yaitu 10,76. Dari pengujian yang telah dilakukan didapat kesimpulan bahwa fly ash dapat menjadi material alternatif NAF.
Analisis Kebutuhan Penyangga pada Tambang Bawah Tanah, PT Antam, Tbk. UBPE Pongkor Putri Marwandha
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 3 No. 2 (2020): November
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.995 KB)

Abstract

Massa batuan di daerah tempat penelitian yaitu Ciurug X-Cut 662 Level 600 berada pada kelas V (poor rock) yang menunjukan bahwa batuan tersebut buruk. Dengan kondisi massa batuan yang buruk tersebut apakah sistem penyanggan yang sudah ada masih sanggup menopangnya dan apakah lubang bukaan tersebut masih tetap dalam keadaan stabil. Analisis penyanggan dengan menggunakan klasifiksi RMR dengan mengitung beban runtuhan yang akan disangga sehingga dapat di lihat apakah penyanggan yang sudah ada masih sanggup atau harus ada rekomendasi penyanggan yang baru setelah di analisis didapatkan hasil dimana beban runtuhan hanya sebesar 32,65125 sedangkan kekuatan support untuk shotcrete sebesar 53,244 dapat ditarik kesimpulan bahwa penyanggan yang sudah ada masih layak dipakai dan tidak ada rekomendasi baru. Namun, bila kita lihat pada  tabel  klasifikasi  RMR  langsung  penyanggan  yang  cocok  untuk  batuan  kelas  V  (poor  rock)  adalah menggunakan  rockbolt  sepanjang  4-5  m  dengan  spasi  1-1,5  di  atap  dan  dinding  dan  ditambah  wiremesh. Shotcrete dengan tebal diatap 100-150 mm dan 100 mm di samping. Menggunakan medium ribs dengan spasi 1,5 m.

Page 1 of 1 | Total Record : 7