cover
Contact Name
Djoni Hatidja
Contact Email
dhatidja@unsrat.ac.id
Phone
+628124442829
Journal Mail Official
dhatidja@unsrat.ac.id
Editorial Address
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi Jl. Kampus Kleak Manado 95115
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Sains
ISSN : 14123770     EISSN : 25409840     DOI : https://doi.org/10.35799/jis.v22i2.40961
Jurnal Ilmiah Sains (Journal of Scientific Sciences) is the Journals Published by Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sam Ratulangi University. Jurnal Ilmiah Sains Published Twice a Year, i.e April and October. Jurnal Ilmiah Sains  welcomes full research articles in the area of Mathematics and Natural Sciences from the following subject areas: Mathematics Statistics Computer Science Physics Chemistry Biology
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 309 Documents
BIOMASSA DAN KANDUNGAN KLOROFIL TOTAL DAUN JAHE (Zingiber officinale L.) YANG MENGALAMI CEKAMAN KEKERINGAN Song Ai Nio
JURNAL ILMIAH SAINS Volume 11 Nomor 1, April 2011
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.507 KB) | DOI: 10.35799/jis.11.1.2011.31

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mempelajari pengaruh cekaman kekeringan terhadap biomassa dan kandungan klorofil total daun pada jahe (Zingiber officinale L.). Penelitian ini dilakukan dalam Rancangan Acak Lengkap dengan 2 perlakuan dalam 3 ulangan. Tanaman jahe dengan 5 helai daun yang ditanam dalam polybag disirami sampai kapasitas lapang (kontrol) dan tidak disirami (kekeringan) selama 7 hari. Biomassa dan kandungan klorofil total daun diukur sebelum perlakuan kekeringan dimulai (hari ke-0) dan 7 hari setelah perlakuan kekeringan (hari ke-7). Pertambahan biomassa daun pada tanaman jahe kontrol 54% lebih besar daripada tanaman jahe yang mengalami kekeringan selama7 hari. Kekeringan selama 7 hari menurunkan kandungan klorofil total daun jahe. BIOMASS AND CONCENTRATION OF TOTAL CHLOROPHYLL ON GINGER (Zingiber Officinale L.) LEAF UNDER WATER DEFICITABSTRACTThe effect of water deficit on biomass and concentration of total chlorophyll was studied on ginger (Zingiber officinale L.) leaf. The experiment consisted of 1 cultivars grown in 2 water regimes, with 3 replicates, in a randomized complete block design. The two water regimes were well-watered (watered until field capacity) and water deficit obtained by withholding water on 5-leaf-ginger plants during 7 days. Biomass and concentration of total chlorophyll on ginger leaf were measured before water deficit treatment commenced (day 0) and 7 days after water deficit treatment (day 7). The increase of leaf biomass in control plants was 54% higher than in water-deficit plants and leaf total chlorophyll decreased 8% after 7-day-water-deficit.
KONDISI TUTUPAN KARANG PULAU KAPOPOSANG, KABUPATEN PANGKAJENE KEPULAUAN, PROVINSI SULAWESI SELATAN Adelfia Papu
JURNAL ILMIAH SAINS Volume 11 Nomor 1, April 2011
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.812 KB) | DOI: 10.35799/jis.11.1.2011.32

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk menentukan kondisi tutupan karang di Pulau Kapoposang, Kabupaten Pangkajene, Provinsi Sulawesi Selatan. Pulau Kapoposang merupakan salah satu Daerah Perlindungan Laut (DPL) di Indonesia dan data kondisi tutupan karang merupakan informasi yang sangat penting untuk mengontrol kondisi laut tersebut. Sampling dengan menggunakan metode transek garis menunjukkan bahwa rata-rata persentase tutupan karang sebesar 48,53% dan tergolong tutupan sedang. CONDITION IN KAPOPOSANG ISLAND, DISTRICT OF PANGKAJENE KEPULAUAN, SOUTH SULAWESIABSTRACTA research was carried out to determine the condition of Coral covering in Kapoposang Island, District of Pangkajene Kepulauan, South Sulawesi. Kapoposang Island is one of Marine Protected Area (MPA) in Indonesia and data of coral covering condition is very important information to control the marine area. Transect line method for sampling showed that average percentage of coral covering was 48,53% and it was classified as moderate coral reef covering.
RESPONS SPEKTRA GEMPA BUMI DI BATUAN DASAR KOTA BITUNG SULAWESI UTARA PADA PERIODE ULANG 2500 TAHUN Guntur Pasau
JURNAL ILMIAH SAINS Volume 11 Nomor 1, April 2011
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.93 KB) | DOI: 10.35799/jis.11.1.2011.33

Abstract

Telah dilakukan analisis respons spektra gempa bumi di Kota Bitung Sulawesi Utara menggunakan teori probabilitas total. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan percepatan gempa maksimum di batuan dasar Kota Bitung pada probabilitas 2% terlampaui dalam 50 tahun atau setara dengan periode ulang 2500 tahun. Resiko gempa dianalisis menggunakan bantuan software PSHA-USGS 2007. Hasil analisis menunjukkan bahwa percepatan tanah maksimum di batuan dasar Kota Bitung dan sekitarnya sebesar 0,7 g dengan kontribusi terbesar berasal dari penunjaman lempeng laut Maluku ke arah barat. Kejadian gempa rata-rata tiap tahun sekitar 5-6 kali dan sebagian besar disebabkan oleh sumber gempa dangkal dan sumber gempa dalam.  THE RESPONSE OF SPECTRAL EARTHQUAKE ON THE BEDROCK OF BITUNG CITY NORTH SULAWESI DURING 2500-YEAR-RETURN PERIODABSTRACTThe response of spectral earthquake was analyzed on the bedrock Bitung North Sulawesi using the theory of total probability. This research aimed to determine the peak of ground acceleration on this bedrock using exeeded probability of 2% during 50-year-return period (equivalent to 2500-year-return period). Seismic risk was analyzed using software of PSHA-USGS 2007. The analysis result indicated that the maximum ground acceleration on this bedrock and surrounding areas of 0.7 g. The biggest contribution to this acceleration came from the subduction of Maluku sea plate to the west. The average incidence of the earthquake was about 5-6 times per year and most of the resulted from the sources of shallow and deep earthquakes.
RANCANG BANGUN ANEMOMETER ANALOG As'ari As'ari
JURNAL ILMIAH SAINS Volume 11 Nomor 1, April 2011
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.023 KB) | DOI: 10.35799/jis.11.1.2011.34

Abstract

Data kecepatan angin dibutuhkan untuk memperkirakan cuaca di suatu tempat. Anemometer merupakan alat ukur yang dapat mengukur kecepatan angin. Dalam rangka melengkapi sarana pembelajaran bidang meteorologi, penelitian perlu dilakukan untuk merancang anemometer dari bahan-bahan yang mudah diperoleh dan terjangkau harganya. Langkah- langkah dalam penelitian ini meliputi perancangan, konstruksi, analisis performa dan penskalaan anemometer. Hasil penelitian dengan analisis performa menunjukkan bahwa rancang bangun anemometer dapat bekerja optimal, jika panjang lengan 2 cm dan diameter mangkuk bola 8 cm. Jangkau ukur anemometer tersebut ialah 1,78 m/s - 4,71 m/detik. ANALOG ANEMOMETER DESIGN AND CONSTRUCTIONData of wind velocity is required for estimating the weather. Anemometer is an instrument that can be used to measure the wind velocity. A research was conducted to design and construct anemometer using available and cheap materials for facilitating learning equipment in meteorology. The phases in this research included design, construction, perfomance analysis and anemometer scaling. The research result using performance analysis indicated that analogous anemometer worked optimally at 2-cm- radius length and 8- cm-diameter of cup ball. The interval measurement of this anemometer was 1,78 - 4,71 m/s.
POTENSI PULAU MOLOSING DI BOLAANG MONGONDOW SEBAGAI KAWASAN WISATA Marnix L. D. Nangoy; Saroyo Saroyo
JURNAL ILMIAH SAINS Volume 11 Nomor 1, April 2011
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.005 KB) | DOI: 10.35799/jis.11.1.2011.35

Abstract

Pulau Molosing yang terletak di Kabupaten Bolaang Mongondow dapat dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata berbasis alam. Hal ini disebabkan karena adanya dua potensi yang paling penting, yaitu keanekaragaman hayati dan asesibilitasnya. Beberapa jenis habitat ditemukan di pulau tersebut yang meliputi terumbu karang, formasi pantai, bakau, dan hutan hujan. Pengunjung dapat menggunakan perahu dari desa terdekat untuk mencapai pulau tersebut. POTENCY OF MOLOSING ISLAND IN BOLAANG MONGONDOW DISTRICT AS TOURISM AREAMolosing Island that was located in Bolaang Mongondow District can be developed as nature-based tourism destination. Because of two important aspects i.e. biodiversity and accessibility. Many kinds of habitat can be found in this island, such as coral reef, beach formations, mangrove, and rainforest. Visitors can use the boat from the nearest village to reach this island.
STUDI POPULASI BAKTERI RESISTEN MERKURI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI TONDANO, KELURAHAN KETANG BARU, MANADO Aaltje E. Manampiring; Billy J. Keppel
JURNAL ILMIAH SAINS Volume 11 Nomor 1, April 2011
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.817 KB) | DOI: 10.35799/jis.11.1.2011.36

Abstract

Kadar merkuri yang tinggi di perairan umumnya dapat mempengaruhi keadaan biota termasuk bakteri yang resisten terhadap merkuri. Penelitian deskriptif yang menggunakan metode cross sectional bertujuan untuk menguji resistensi bakteri di aliran sungai Tondano, Kelurahan Ketang Baru, Manado terhadap merkuri. Escherichia coli dan Bacillus careus (isolat1,1 dan 2,2) hanya dapar tumbuh pada konsentrasi HgCl2 0,02%. Lactobacillus sp. dan Veillonella parvula (isolat 1,2 2,1 3,1 dan 3,2) tumbuh pada konsentrasi HgCl2 0,06%. Lactobacillus sp. (isolat 3,1) saja yang tumbuh pada konsentrasi HgCl2 0,1% dan tidak ada bakteri yang mampu tumbuh pada konsentrasi HgCl2 0,2%. STUDY ON POPULATION OF MERCURY-RESISTANT BACTERIAIN THE WATERSHED AREA OF TONDANO RIVER,KELURAHAN KETANG BARU, MANADOHigh concentration of mercury in the watershed area can affect biota condition, including mercury-resistant bacteria. This descriptive research with cross-sectional method aimed to evaluate the mercury-resistance of bacteria in watershed area of Tondano, Kelurahan Ketang Baru, Manado. Escherichia coli and Bacillus careus (isolates 1,1, dan 2,2) were able to grow in HgCl2 0,02%. Lactobacillus sp. and Veillonella parvula (isolates 1,2 2,1 3,1 and 3,2) grow in HgCl2 0,06%. Lactobacilus sp. (isolate 3,1) only grow in HgCl2 0,1% and none of bacteria could grow in HgCl2 0,2%.
LAJU DEGRADASI HABITAT MONYET HITAM SULAWESI (Macaca nigra) DI CAGAR ALAM GUNUNG DUASUDARA SULAWESI UTARA Hanry J. Lengkong
JURNAL ILMIAH SAINS Volume 11 Nomor 1, April 2011
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.455 KB) | DOI: 10.35799/jis.11.1.2011.37

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati keadaan habitat dan penyebaran monyet hitam sulawesi di Cagar Alam Gunung Duasudara, dan aktivitas masyarakat yang terkait dengan keberadaan monyet hitam sulawesi di sekitar kawasan. Pengamatan kondisi habitat (termasuk profil penggunaan stratum vegetasi) dan interaksi antara monyet hitam sulawesi dan penduduk sekitar kawasan telah dilakukan selama 4 bulan (Mei sampai dengan Agustus 2006). Metode pengamatan habitat difokuskan pada penggunaan stratum vegetasi dan pohon tidur monyet hitam sulawesi dan hasilnya digambarkan dalam bentuk diagram profil habitat. Wawancara kepada masyarakat sekitar kawasan juga dilakukan untuk mendapatkan informasi aktivitas masyarakat yang berhubungan dengan monyet hitam sulawesi. Dua stratum yang paling banyak digunakan untuk beraktifitas adalah stratum A dan B. Persentase pemanfaatannya yaitu sebesar 65,21%. Karakteristik pohon yang digunakan sebagai pohon tidur antara lain dekat dengan sumber pakan dan minum, pohon yang tinggi dan besar, serta mempunyai percabangan yang banyak. Penyebaran populasi monyet hitam sulawesi tergantung pada ketersediaan sumber pakan dan perlindungan di dalam hutan. Tanpa usaha mengurangi perburuan dan perambahan hutan, populasi ini akan mengalami kepunahan.Kata DEGRADATION RATE OF Macaca nigra HABITATIN DUASUDARA NATURE RESERVE, NORTH SULAWESIABSTRACTThis research aimed to observe habitat condition and distribution of sulawesi-black macaques (Macaca nigra) in Duasudara Nature Reserve, and society activities that were related to existence of these macaques. A survey was conducted on the habitat condition (including utilization profile of vegetation stratum) and the interaction between macaques and local people around the nature reserve in May – Agustus 2006. Methods of observing habitat focused on using vegetation stratum and trees for sleepingly macaques. The results were presented as diagram of habitat profile. Activities of local people that were related to macaques were obtained by interviewing these people. Two stratum (A and B) were frequently used, i.e. 65,21%. For sleeping, they preferred trees which were close to source of food and drink, high and big with many branches. Population distribution of macaques depended on the availability of food resources and protected area in the forest. The efforts to reduce hunting pressure and habitat loss are required to prevent macaques extinction.
KEPADATAN DAN FREKUENSI JENIS BURUNG PEMANGSA DI HUTAN GUNUNG EMPUNG, TOMOHON, SULAWESI UTARA Nicky Kindangen
JURNAL ILMIAH SAINS Volume 11 Nomor 1, April 2011
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.304 KB) | DOI: 10.35799/jis.11.1.2011.38

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kepadatan dan frekuensi jenis-jenis burung pemangsa yang hidup di hutan Gunung Empung, Tomohon, Sulawesi Utara. Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan, yaitu dari awal bulan Oktober hingga akhir November 2010. Penelitian ini menggunakan metode Titik Hitung yang ditempatkan secara acak mulai dari ketinggian 1000 m di atas permukaan laut (dpl) hingga ke puncak gunung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di hutan Gunung Empung terdapat 3 jenis burung pemangsa, yaitu Accipiter griseiceps, Accipiter gularis dan Milvus migrans. Burung pemangsa dengan kepadatan tertinggi adalah Milvus migrans, sedangkan burung pemangsa dengan frekuensi kehadiran tertinggi adalah Accipiter gularis. DENSITY AND FREQUENCY OF RAPTORS SPECIESAT MOUNT EMPUNG’S FOREST, TOMOHON, NORTH SULAWESIABSTRACTThe aim of this research was to determine the density and frequency of raptors at Mount Empung, Tomohon, North Sulawesi. This research was carried out for approximately 2 months, from early October until the end of November 2010. The method used for this research was Spot Count Method that was randomly placed from the altitude 1000 m above the sea surface to the top of the mount. The result showed that 3 species of raptors inhabited Empung’s forest, i.e. Accipiter griseiceps, Accipiter gularis and Milvus migrans. Raptor with the highest density rate was Milvus migrans, whereas the most frequent raptor was Accipiter gularis.
IDENTIFIKASI POTENSI KEJADIAN PETIR DI SULAWESI UTARA Seni Herlina J. Tongkukut
JURNAL ILMIAH SAINS Volume 11 Nomor 1, April 2011
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.438 KB) | DOI: 10.35799/jis.11.1.2011.39

Abstract

Telah dilakukan identifikasi potensi kejadian petir di Sulawesi Utara dengan menggunakan data hasil pendeteksian kejadian hari petir sejak tahun 2000 sampai 2008. Pendeteksian kejadian hari petir dilakukan oleh BMKG Sulawesi Utara di stasiun Manado, Bitung, Tondano, Naha dan stasiun Gorontalo. Data yang telah diolah disajikan dalam bentuk peta Iso Keraunik Level (IKL) yang menggambarkan tingkat potensi petir masing-masing daerah pengamatan. Diperoleh hasil bahwa Sulut banyak mengalami kejadian hari petir sepanjang tahun 2000-2008 khususnya Bolaang Mongondow Utara, Tondano dan Manado. Tingkat potensi petir tertinggi meliputi Bolaang Mongondow Utara dan Gorontalo sebesar 48% disusul Tondano 42% lalu Manado sebesar 38%, Bitung 17% dan terakhir Naha 11%. IDENTIFICATION OF THE POTENTIAL FOR LIGHTNINGOCCURRENCE IN NORTH SULAWESIABSTRACTIdentification of the potential for lightning occurrence in North Sulawesi using the data detection result from 2000 until 2008. The detection of lightning events were conducted by BMKG stations of Manado, Bitung, Tondano, Naha and Gorontalo. The processed data were presented in the map of the isocronic level that described the lightning potential level in each observation location. The results indicated that North Sulawesi experienced many lightning events during 2000-2008, especially in North Bolaang Mongondow, Tondano and Manado. The highest potential level of lightning was North Bolaang Mongondow as well as Gorontalo (48%), followed by Tondano (42%), Manado (38%), Bitung (17%), and the lowest was Naha (11%).
JARAK GENETIK POPULASI KUDA LOKAL SULAWESI UTARA BERDASARKAN ANALISIS MORFOLOGI DAN POLIMORFISME PROTEIN DARAH Ben J. Takaendengan; Ronny R. Noor; Cece Sumantri; Sri Adiani
JURNAL ILMIAH SAINS Volume 11 Nomor 1, April 2011
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.907 KB) | DOI: 10.35799/jis.11.1.2011.42

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jarak genetik antar subpopulasi kuda lokal di Sulawesi Utara dengan menggunakan analisis morfologi dan polimorfisme protein darah. Subpopulasi kuda local yang diamati meliputi 505 ekor kuda dewasa yang terdiri dari 310 kuda jantan (stallion) dan 193 kuda betina (mare) dengan umur 2-7 tahun. Analisis morfologi digunakan untuk menentukan ukuran tubuh dan bobot badan, sedangkan analisis polimorfisme protein darah dilakukan untuk menduga keragaman genetic berdasarkan polimorfisme protein Albumin (Alb), post-albumin (PAlb), transferin (Tf), post-transferin 1 (PTf-1), post-transferin 2 (PTf-2), alfa-hemoglobin(Hbα) dan beta-hemoglobin (Hbβ). Analisis morfologi menunjukkan bahwa rata-rata ukuran badan dan bobot tubuh subpopulasi kuda Tomohon lebih tinggi (p<0.05) dibandingkan dengan subpopulasi di 3 daerah lainnya (Manado, Minahasa selatan dan Minahasa). Jarak genetik terdekat (2,75) terdapat antara subpopulasi kuda Minahasa dan Minahasa Selatan, sedangakan jarak genetic terjauh (9,02) terdapat antara subpopulasi kuda Tomohon dan Manado. Hasil kedua analisis ini menunjukkan bahwa subpopulasi kuda Tomohon mempunyai hubungan kekerabatan yang jauh dengan ketiga subpopulasi kuda Sulawesi Utara lainnya.Kata kunci: jarak genetik, kuda, morfologi, polimorfisme protein darahDETERMINATION OF GENETIC DISTANCE ON NORTH SULAWESI NATIVE HORSES BASED ON ANALYSIS OF MORPHOLOGYAND BLOOD-PROTEIN POLYMORPHISMABSTRACTThis research aimed to determine genetic distance among subpopulations of North Sulawesi natice horses using analysis of morphology and blood protein polymorphism. The observed subpopulations of native horses included 505 mature horses 2-7 years old and consisted of 310 males (stallion) and 193 females (mare). Morphological analysis was used to determine the size and weight of body. Analysis of blood protein polymorphism was conducted to estimate genetic polymorphism of Albumin (Alb), Post Albumin (PAlb), Transferin (Tf), Post Transferin-1(PTf1), Post Transferin-2 (PTf2), alfa Hemoglobin (Hbα) and beta Hemoglobin (Hbβ). Morphological analysis showed that average size and weight of body in subpopulation of Tomohon horses were bigger (p<0,05) than 3 other ones (Manado, South Minahasa and Minahasa). The nearest genetic distance (viz. 2,75) was between Minahasa and South Minahasa horses, whereas the longest genetic distance was between Tomohon and Manado subpopulations. These analysis indicated that Tomohon horses bad far relationship to 3 other horse subpopulations ini North Sulawesi.

Page 1 of 31 | Total Record : 309