cover
Contact Name
Faqih
Contact Email
as.faqih@gmail.com
Phone
+6281249606640
Journal Mail Official
Iqtishodina.iainata@gmail.com
Editorial Address
Institut Agama Islam Nazhatut Thullab Sampang
Location
Kab. sampang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Ekonomi Syariah dan Hukum Islam
ISSN : 27228460     EISSN : 26856778     DOI : 10.35127
Core Subject : Economy, Social,
Jurnal Iqtisodina (Online ISSN : 2722-8460) : Jurnal Ekonomi Syariah dan Hukum Islam sebuah Media informasi dan karya tulis ilmiah untuk kalangan akademisi terutama kampus Institut Agama Islam Nazhatut Thullab Sampang Madura, merupakan jurnal ilmiah yang memuat makalah dan artikel ilmiah yang berasal dari hasil-hasil penelitian terapan berbasis kepada komunitas dan masyarakat, Jurnal ini merupakan jurnal Blind Peer Review yang diterbitkan 2 kali dalam setahun yaitu pada bulan Juli dan bulan Desember. Jurnal Iqtisodina Sekolah Tinggi Agama Islam Nazhatut Thullab Sampang Madura, mengundang bapak/ibu dosen ataupun mahasiswa untuk mempublikasikan hasil kegiatan pengabdian masyarakat di jurnal kami. Submit artikel dapat dilakukan online di http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/IQTISODINA  Email: Iqtishodina.iainata@gmail.com Mr. Faqih, Email: as.faqih08@gmail.com
Articles 88 Documents
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WARIA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Idrus Assayuti
IQTISODINA Vol. 2 No. 1 (2020): DESEMBER
Publisher : LPPM IAI Nazhatut Thullab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.862 KB)

Abstract

Syari’at Islam adalah aturan hukum yang maha lengkap mengatur segala aspek kehidupan, baik kehidupan dunia maupun akhirat, dari perkara paling besar hingga yang paling kecil dan sepele. Semua yang menyangkut kemaslahatan manusia di dunia dan akhirat tak lepas dari aturan syariat Islam. Laki-laki, perempuan, tua, muda, besar, kecil, penguasa, rakyat jelata; semuanya diatur secara adil dan bijaksana, bahkan kaum waria, khuntsa atau transgender (orang yang memiliki dua kelamin) pun tak lepas dari pembahasan, yaitu kaum waria, khuntsa atau banci yang sering menjadi ledekan dan bahan tertawaan, tidak terlepas dari syariat Islam, sebab ia juga manusia mukallaf sebagaimana lelaki dan wanita normal.
Peranan Istri Dalam Mencari Nafkah Perspektif Hukum Islam (Studi Pemikiran Madzhab Syafi’iyah) Rifki Rufaida; Abd Syakur; Abd Hanan
IQTISODINA Vol. 1 No. 1 (2019): JUNI
Publisher : LPPM IAI Nazhatut Thullab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1026.263 KB)

Abstract

Kata Kunci : Peranan istri, nafkah, hukum Islam Bekerja untuk mencari nafkah bagi seorang muslim adalah suatu kewajiban serta upaya yang sungguh-sungguh dengan mengerahkan seluruh aset, pikiran, dan zikirnya. Kaum pria memiliki tanggung jawab untuk mencari nafkah bagi keluarga. Keadaan ini pada akhirnya memposisikan kaum perempuan di bawah kaum pria di dalam sebuah keluarga. Namun seorang ibu dalam keluarga memiliki wewenang penuh dalam melakukan segala perbuatan dan tindakan untuk mencapai kesejahteraan keluarga. Terlebih sang ayah memiliki pekerjaan yang penghasilannya kurang untuk memenuhi kebutuhan keluarga, maka sang ibu akan membantu untuk melakukan bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan mencapai kesejahteraan keluarga. Di dalam sebuah keluarga wanita memiliki tanggung jawab pada ranah domestik karena ia bertanggung jawab terhadap anak-anaknya. Adapun tujuan yang ingin di peroleh dari penelitian ini adalah : untuk mengetahui bagaimana peranan istri dalam mencari nafkah perspektif hukum Islam persepektif madzhab Syafi’iyah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan (library research) dimana pengumpulan datanya dengan mengumpulkan beberapa karya, kitab-kitab ulama madzhab Syafi’iyah yang mengulas tentang peranan istri dalam mencari nafkah, serta buku-buku yang di tulis oleh tokoh lain di luar madzhan Syafi’iyah. Partisipasi atau peran wanita dalam dunia kerja, telah memberikan kontribusi yang besar terhadap kesejahteraan keluarga, khususnya bidang ekonomi. Angka wanita bekerja di Indonesia dan juga di negara lain masih akan terus meningkat, karena beberapa faktor seperti meningkatnya kesempatan belajar bagi wanita, keberhasilan program keluarga berencana, banyaknya tempat penitipan anak dan kemajuan teknologi yang memungkinkan wanita dapat menghandle masalah keluarga dan masalah kerja sekaligus Peningkatan partisipasi kerja tersebut bukan hanya memengaruhi konstelasi pasar kerja, akan tetapi juga mempengaruhi kesejahteraan perempuan itu sendiri dan kesejahteraan keluargannya. Perempuan yang bekerja akan menambah penghasilan keluarga. Keadaan yang demikian membuat para perempuan memiliki dua peran sekaligus, yakni peran domestik yang bertugas mengurus rumah tangga dan peran publik yang bertugas di luar rumah atau bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Bagi keluarga kelas bawah keterlibatan seluruh anggota keluarga sangat membantu. Pada dasarnya bagi perempuan Indonesia, khususnya bagi mereka yang tinggal di daerah tertinggal dan berekonomi miskin peran ganda bukanlah sesuatu hal yang baru. Bagi perempuan golongan ini peran ganda telah di tanamkan oleh para orang tua sejak mereka masih berusia muda para remaja putri tidak dapat bermain bebas seperti layaknya remaja lainnya karena terbebani kewajiban bekerja untuk membantu perekonomian keluarga mereka. Berkarier bukanlah sesuatu yang diharamkan bagi wanita, namun ada beberapa ketentuan syar’i yang harus dipenuhi agar kariernya tidak menyimpang dari syariat Islam. untuk di analisis, sumber data menggunakan data primer berupa mendapatkan izin dari suami atau walinya pekerjaannya tidak campur baur dengan laki-laki yang bukan muhrim menutup aurat komitmen dengan akhlaq Islami wanita karier hendaknya memilih pekerjaan yang sesuai dengan tabiat dan kodratnya sebagai wanita
TRADISI PENGAMBILAN RENTE TERHADAP PRAKTEK HUTANG PIUTANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDI KASUS DI DESA ROHAYU KECAMATAN KEDUNGDUNG KABUPATEN SAMPANG) MOH HUZAINI; MOH ITQON; MOH YADI; Zainuddin Zainuddin
IQTISODINA Vol. 1 No. 1 (2019): JUNI
Publisher : LPPM IAI Nazhatut Thullab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1026.263 KB)

Abstract

Kunci: Tradisi, Mabudu’, Hutang Piutang, Hukum Islam Hutang piutang merupakan salah satu dari sekian banyak jenis kegiatan ekonomi yang dikembangkan dan berlaku di masyarakat. Uang piutang menpunyai sisi sosial yang sangat tinggi karena mengandung ta’awun yang dalam agama tidak dibatasi akan hal itu. Semakin banyak seseorang menghutangkan uangnya maka semakin tinggi pula nilai pahalanya, tentunya yang seperti dengan niat menghutangi karena Allah yang pada akhirnya Allah yang membalasnya. Menghutangi uang dengan niat karena Allah mempunyai nilai ta’awun dan mempunyai kepekaan yang sangat tinggi, karena dapat membantu kesulitan yang dihadapi oleh seseorang yang dihutangi tersebut. Hal-hal terpuji yang dilakukan seseorang dengan cara menghutangi, akan mendapat balasan langsung dari Allah. Tujuan adanya penelitian ini adalah Untuk mengetahui Tradisi Mabudu’ Terhadap Praktek Hutang Piutang Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Di Desa Rohayu Kecamatan Kedungdung Kabupaten Sampang serta Untuk mengeahui Pandangan Islam Tentang Pengambilan Mabudu’ dalam Praktik Hutang Piutang Penelitian yang mempergunakan pendekatan kulitatif seta jenis penelitian fenomenologis, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa datanya adalah deskriptif kualitatif. Menetapkan keabsahan data dalam penelitian ini menggukan teknik triangulasi data yaitu, tekik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan berbagai sumber diluar data tersebut sebagai bahan perbandingan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada Praktek hutang piutang yang terjadi di desa Rohayu terdiri dari macam-macam praktek. Ada dari mereka para orang kaya yang memberi hutangan dengan mengharap pengembalian akibat dari uang yang dipinjam. Orang yang dipinjam tersebut diketahui digunakan untuk modal usaha dan oleh karena itu, pihak yang memberi pinjaman meminta baga hasil. Dengan yang terjadi disitu salah satu contoh jika seseorang meminjam uang Rp. 1.000.000 biasanya orang yang pinjam memberi bagi hasil Rp. 50.000/bulan. Mayarakat disini sudah mengetahui dan tidak perlu dijelaskan diawal. Jika uang yang pinjam untuk kepentingan membayar hutang maka itu tidak bisa mendapat pinjaman Namun ada juga yang meminjamkan uangnya ikhlas karena Allah. Pihak peminjam tidak meminta uang pengembalian lebih, namun jika ingin memberi sekedar tanda terima kasih, terkadang pihak peminjam mau menerimanya, terkadang juga tidak mau menerimanya Dalam transaksi hutang piutang ini harus di dasarkan pada ketentuan agama yaitu dengan berdasar pada keikhlasan hati dengan niat tolong menolong kepada sesama. Jika dalam praktek hutang piutang ada ghurur atau apapun istilahnya yang pada kemudian hari pihak peminjam harus mengembalikan lebih, maka praktek seperti termasuk praktek yang dilarang, karena termaasuk daam riba. Dalam al-Quran hal ini dilarang karena merugikan salah satu pihak.
KEWARISAN ANAK HASIL INSEMINASI BUATAN PERSEPEKTIF HUKUM ISLAM M. CHUSNUL MANAP
IQTISODINA Vol. 1 No. 1 (2019): JUNI
Publisher : LPPM IAI Nazhatut Thullab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.484 KB)

Abstract

ABSTRAK Semakin majunya zaman sekarang ini khususnya dibidang teknologi dalam dibidang ilmu kedokteran terakhir ini, muncul berbagai penemuan teknologi dibidang rekayasa genetik, dalam upaya membantu dan menolong suami istri yang tidak dapat hamil, rekayasa genetik tersebut diantaranya ditandai dengan munculnya program bayi tabung yang mana para ulama sepakat untuk memperbolehkan bayi tabung tersebut. Bayi tabung yang para ulama sepakati untuk memperbolehkan dengan syarat sperma dan ovum dari suami istri kemudian ditranplantasikan kedalam rahim istri (wanita pemilik ovum). Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, praktek bayi tabung dan inseminasi buatan ini sudah berkembang kedalam bentuk-bentuk yang dilarang oleh agama yang salah satunya adalah bayi tabung atau inseminasi buatan yang menggunakan sperma dan ovum dari pasangan suami istri kemudian ditranspalansikan kedalam rahim wanita lain. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana nasab anak yang dilahirkan dalam praktik inseminasi ini, dan juga bagaimana status kewarisan anak tersebut. Tujuan penulis mengkaji permasalahan ini untuk mengetahui status nasab dan kewarisan anak dilahirkan melalui inseminasi ini. Dalam penulisan ini, penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian studi kepustakaan (library research), yaitu mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah yang bertujuan untuk pengumpulan data yang bersifat kepustakaan. Dengan metode penelitian ini, peneliti mencoba menelaah dan mengkaji tentang status anak yang dilahirkan dari hasil inseminasi. Kepada suatu peristiwa atau data tertentu yang berciri sama dengan fenomena yang bersangkutan, sedangkan bepikir induktif adalah proses logika yang bersangkutan dari data empirik lewat penelitian pustaka menuju kepada suatu teori. Dengan kata lain, induksi adalah proses mengorganisasikan fakta-fakta atauhasil-hasil pengamatan yang terpisah-pisah menjadi suatu rangkaian hubungan atau sesuatu generalisai. Peneliti menyimpulkan, nasab anak tersebut ikut kepada ibu yang mengandung dan melahirkannya. yaitu ibu titipan itu sendiri, dan anak yang terlahir dari ibu titipan tidak dapat dinisbatkan kepada orang yang memiliki embrio dari anak tersebut. Sedangkan dalam kewarisannya dapat disimpulkan bahwa dalam hukum Islam, secara lahiriyah dan batiniyah anak yang lahir dari hasil memindahkan embrio ke rahim wanita lain, maka anak tersebut milik ibu yang melahirkannya, meskipun sel telur tersebut bukan darinya. Anak yang lahir dari proses ini dinasabkan kepada ibu yang mengandung dan melahirkannya. Anak yang terlahir dari proses sewa rahim (surrogate mother) tidak dapat dihubungkan atau dinisbatkan kepada wanita yang memiliki indung telur atau embrio dari anak tersebut, karena dalam hukum Islam sewa rahim (surrogate mother) itu tidak diperbolehkan atau haram.
Implementasi Revesi Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Pasal 7 tentang Batas Usia nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sampang Qadar Maufiroh
IQTISODINA Vol. 3 No. 1 (2020): JUNI
Publisher : LPPM IAI Nazhatut Thullab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.749 KB)

Abstract

Dalam UU No 16 tahun 2019 mengatakan bahwa perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan wanita sudah mencapai umur 19 tahun. Namun dalam hal ini jumlah pernikahan usia dini di Kecamatan Sampang masih mengalami peningkatan dari Tahun 2018 hingga tahun 2019. Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah untuk mendeskripsikan secara mendalam bagaimana implementasi UU No 16 Tahun 2019 di Kabupaten Pasangkayu dan mendeskripsikan secara memdalam faktor pendukung dan penghambat dari implementasi UU No 16 Tahun 2019 di Kecamatan Sampang. Metode penelitian ini merupakan metode penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Implementasi UU No 16 Tahun 2019 di Kecamatan Sampang tidak berhasil. Kata Kunci : Batas minimal perkawinan, Implementasi
Manajemen Kurikulum Berbasis Pesantren Di MTs. Nahdlatul Athfal Gersempal Faqih Faqih; Munib Munib; Moh Firman Haqiqi
IQTISODINA Vol. 4 No. 1 (2021): JUNI
Publisher : LPPM IAI Nazhatut Thullab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.242 KB)

Abstract

Abstrak Pesantren adalah salah satu pendidikan yang diawali dengan kebutuhan masyarakat, akan tetapi pendidikan pesantren dapat dikatakan kurang baik dikarenakan kurang optimalnya dalam sistem pembelajarannya terlebih pada pendidikan formal. Berdasarkan hal tersebut, terdapat tiga permasalahan pokok dalam penelitian ini, yaitu Pertama, Bagaimana perencanaan manajemen kurikulum berbasis pesantren. kedua, Bagaimana program Pelaksanaan manajemen kurikulum berbasis pesantren. Ketiga, Bagaimana evaluasi pelaksanaan manajemen kurikulum berbasis pesantren. Penelitian ini di lakukan di MTs. Nahdlatul Athfal Gersempal, Omben, Sampang. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Adapun sumber data diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa: Pertama, Perencanaan Manajemen Kurikulum Pesantren ialah melibatkan kepala sekolah, dewan guru, dengan merencanakan sistem pembelajaran yang berbasis pesantren. Kedua¸Program Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Pesantren yaitu dengan mengintegrasikan pendidikan formal dengan pendidikan pesantren, yang mana didalam nya terdapat kegiatan keagamaan, seperti kajian kitab-kitab dasar, baca kitab dan muroja’ah. Ketiga, evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Pesantren pengevaluasian nya secara konteks atau secara terpisah mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pengevaluasian, semua aspek tersebut di evaluasi dengan cara terpisah, agar pengevaluasian dapat maksimal.
Internalisasi Nilai-Nilai Islam Sebagai Dasar Utama Dalam Menjaga Stabilitas Ekonomi Di Masa Pandemi Muqoffi Muqoffi; Jamilul Islam
IQTISODINA Vol. 4 No. 1 (2021): JUNI
Publisher : LPPM IAI Nazhatut Thullab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.404 KB)

Abstract

Munculnya wabah Corona benar-benar memberi dampak buruk terhadap perekonomian nasional bahkan dunia. Banyak masyarakat yang omsetnya menurun, bahkan kehilangan mata pencahariannya. Menurut peneliti, kondisi ekonomi ini semakin buruk oleh sikap abnormal dari masyarakat dalam merespon terjadinya pandemi. Mestinya internalisasi nilai-nilai Islam diaktualisasikan dengan baik sebagai kewajiban diri menjadi hamba Allah Swt. Kehadiran Corona harusnya dianggap sebagai peringatan dari Allah Swt. atas segala penyimpangan yang selama ini dilakukan, namun faktanya banyak masyarakat yang lupa diri dan menuduh berbagai pihak sebagai biang kerok di belakang kemunculannya. Pemerintah yang bekerja keras mencari solusi wajib ditaati, namun realitasnya justeru diklaim telah melakukan konspirasi jahat. Tim medis sebagai garda terdepan melawan pandemi harus didukung, tapi kenyataannya justeru difitnah menjadikan Corona sebagai ladang bisnis. Ulama yang mengeluarkan fatwa dengan musyawarah dan istikharahnya wajib dihormati, tapi banyak masyarakat yang mengatakan ulama telah menyesatkan ummat. Internalisasi nilai-nilai Islam yang baik merupakan dasar utama dalam menjaga stabilitas ekonomi. Karena ketakwaan adalah solusi segala problematika ummat, sedangkan durhaka merupakan batu sandungan dalam roda kehidupan termasuk perekonomian.
Melaksanakan Tugas Kepengawasan Meningkatkan Mutu dan Kualitas Pembelajaran Melalui Supervisi Kelas Achmad Faruq Zaini Shaleh
IQTISODINA Vol. 4 No. 1 (2021): JUNI
Publisher : LPPM IAI Nazhatut Thullab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.914 KB)

Abstract

Abstrak Supervisi adalah bantuan yang diberikan kepada seluruh guru/staf sekolah untuk mengembangkan sekolah secara maksimal. Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi di sini bukanlah sebagai inspeksi dari orang yang merasa serba tahu (superior) kepada orang yang dianggap belum tahu sama sekali (inferior). Tapi, supervisi akademik dalam bentuk bimbingan, pembinaan dan bantuan yang diberikan kepada guru/pendidik untuk mengembangkan situasi belajar mengajar agar menjadi lebih baik. Sehingga guru-guru selalu mengadakan perbaikan dalam hal cara mereka mengajarkan suatu mata pelajaran dan meningkatkan efektivitas kerja mereka yang pada akhirnya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan supervisi kelas model bimbingan dan jeda waktu dapat diperoleh hasil yang memuaskan. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan persentase indikator keberhasilan PTKp ini. Supervisi kelas berdampak positif terhadap tingkat kedisiplinan guru, persiapan guru dalam menyusun dan menggunakan perangkat pembelajaran yang otomatis membuat guru yang disupervisi menggunakan inovasi pembelajaran dengan metode-metode/model-model pembelajaran yang tidak konvensional lagi. Supervisi kelas merupakan supervisi akademik yang membantu guru untuk mengembangkan kemampuannya. Pada penelitian ini terlihat jelas meningkatkan mutu dan mutu dan kualitas pembelajaran yang terlihat dari indikator-indikator sebagai berikut.
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Sejarah Materi Hasil-hasil dan Nilai Kebudayaan Masa Praaksara Menggunakan Model Think Pare Share Melalui Pembelajaran Classroom Pada semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021 Hayatun Nufus
IQTISODINA Vol. 4 No. 1 (2021): JUNI
Publisher : LPPM IAI Nazhatut Thullab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.791 KB)

Abstract

Abstrak Kualitas atau motivasi belajar diperlukan dalam proses belajar mengajar karena dengan adanya motivasi, seorang siswa akan tergerak untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar memegang peranan yang penting dalam memberikan semangat dalam belajar, sehingga siswa yang bermotivasi kuat memiliki energi yang banyak untuk mencapai hasil belajar yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa Keterampilan guru dalam pembelajaran Sejarah kelas X-MIPA-3 SMA Negeri 2 Sampang mengalami peningkatan tiap siklus. Siklus I pengamatan keterampilan guru memperoleh skor 23 kategori baik. Siklus II meningkat menjadi 37 kategori sangat baik. Aktivitas siswa dalam pembelajaran Sejarah melalui Model Think-Pair-Share mengalami peningkatan, dilihat dari hasil observasi tiap siklus. Siklus I memperoleh skor 17,43 kategori tidak baik. Siklus II meningkat menjadi 30,19 kategori sangat baik. Hasil belajar Sejarah siswa kelas X-MIPA-3 SMA Negeri 2 Sampang meningkat melalui Model Think-Pair-Share. Ditunjukkan dari peningkatan persentase ketuntasan klasikal dan nilai rata-rata siswa tiap siklus. Siklus I ketuntasan klasikal siswa 38% nilai rata-rata 70,5. Siklus II meningkat lagi menjadi 95%, nilai rata-rata 86,5. Mengacu pada indikator penelitian yaitu 80% siswa mengalami ketuntasan belajar individual 67, maka penelitian ini diyatakan berhasil. Hipotesis tindakan telah terbukti kebenarannya yaitu melalui Model Think-Pair-Share dapat meningkatkan Kualitas atau motivasi belajar terdiri dari keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah kelas X-MIPA-3 SMA Negeri 2 Sampang.
Penerapan soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) Dalam Pembelajaran IPA Raudatul Jannah
IQTISODINA Vol. 4 No. 1 (2021): JUNI
Publisher : LPPM IAI Nazhatut Thullab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.669 KB)

Abstract

Abstrak Dalam Permendiknas nomor 16 Tahun 2007 menyatakan bahwa kompetensi guru dalam segi pedagogik yaitu mampu melaksanakan penilaian, evaluasi proses dan hasil belajar, melalui kompetensi inti terfokus pada instrumen penilaian. Dalam dunia pendidikan, penilaian memiliki arti suatu proses pengumpulan dan pengolahan informasi yang bertujuan menentukan tingkat pencapaian hasil belajar peserta didik. Pembelajaran IPA di SMP/MTs diutamakan dilakukan melalui metode inkuiri ilmiah (scientific inquiry) agar dapat menumbuhkan kemampuan berpikir ( BSNP,2006). Pengembangan Keterampilan berpikir ini diharapkan telah mencapai keterampilan berpikir tingkat tinggi atau l e b i h dikenal dengan istilah HOTS (Higher Order Thinking Skill), hal ini jika ditinjau dari ranah kognitif pada Taksonomi Bloom, berada pada level C4, C5 dan C6 yaitu analisis, sintesis, dan evaluasi. Dalam melakukan penilaian pada ranah kognitif ini, guru membutuhkan instrumen penilaian dalam bentuk soal-soal HOTS. Pengembangan soal HOTS diawali dengan menganalisis indikator yang dikembangkan dari kompetensi dasar, mengidentifikasi kata kerja operasional dalam taksonomi Bloom daam level keterampilan berpikir tingkat tinggi kemudian menuliskan soal sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Penerapan soal HOTS dalam pembelajaran IPA perlu bervariasi agar seluruh keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat dilatihkan melalui soal ini. Dalam artikel ini dijelaskan tentang pengertian HOTS, Taksonomi Bloom yang mengembangkan HOTS berikut contoh soal HOTS yang sesuai dengan kompetensi dasar materi IPA dan level HOTS siswa SMP/MTs secara bervariasi.