cover
Contact Name
Yudhi Nugroho Adi
Contact Email
library@tekomuniversity.ac.id
Phone
+628128000110
Journal Mail Official
library@telkomuniversity.ac.id
Editorial Address
Jl. Telekomunikasi - Ters. Buah Batu Bandung 40257 Indonesia
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
eProceedings of Engineering
Published by Universitas Telkom
ISSN : 23559365     EISSN : -     DOI : https://doi.org/10.34818/eoe.v9i5.18452
Merupakan media publikasi karya ilmiah lulusan Universitas Telkom yang berisi tentang kajian teknik. Karya Tulis ilmiah yang diunggah akan melalui prosedur pemeriksaan (reviewer) dan approval pembimbing terkait.
Articles 798 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019" : 798 Documents clear
Manajemen Interferensi Pada Komunikasi Device-to-device Menggunakan Algoritma Two-phase Auction-based Fair And Interference Allocation I Gede Aditya Pratama; Arfianto Fahmi; Vinsensius Sigit
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Komunikasi Device-to-Device (D2D) telah diusulkan di Long Term Evolution (LTE) sebagai solusi penting untuk meningkatkan throughput jaringan dan mengurangi beban lalu lintas di core network. Namun, transmisi sinyal pengguna seluler dapat menyebabkan interferensi pada komunikasi D2D ketika komunikasi D2D menggunakan resource yang sama dengan pengguna seluler. Tugas Akhir ini melakukan manajemen interferensi dengan cara meminimalkan interferensi yang disebabkan oleh sinyal seluler kepada D2D receiver menggunakan algoritma Two-Phase Auction-based Fair and Interference Resource Allocation (TAFIRA). Algoritma TAFIRA digunakan untuk meminimalkan interferensi, baik pada evolved Node B (eNB) dan pada penerima pasangan komunikasi D2D sambil tetap mempertahankan target sistem sum rate dan memastikan alokasi sumber daya yang adil di antara pasangan komunikasi D2D. Penggunaan teknologi manajemen interferensi saat ini menggunakan parameter yang berbeda, sehingga tidak diketahui teknologi apa yang lebih baik untuk memanajemen interferensi. Oleh karena itu, Tugas Akhir ini membandingkan algoritma TAFIRA dengan algoritma lain yaitu algoritma Minimum Interference dan algoritma Random Allocation untuk membahas masalah interferensi dengan parameter yang sama. Tugas Akhir ini mengkonfirmasi bahwa algoritma TAFIRA dapat memperoleh target system sum rate yang lebih baik dibandingkan dengan kedua algoritma lainnya. Algoritma TAFIRA menimbulkan sedikit peningkatan interferensi pada eNB dan D2D receiver. Tugas Akhir ini juga mengkonfirmasi bahwa, algoritma TAFIRA adalah solusi yang efisien untuk memanajemen interferensi. Kata Kunci : Device-to-Device (D2D), Data rate, Alokasi sumber daya , TAFIRA, Minimum Interference, Random Allocation Abstract Device-to-Device(D2D )communication has been proposed in Long Term Evolution (LTE) as an important solution to increase network throughput and reduce traffic load on the core network. D2D is a promising technique to provide wireless peer-to-peer services and increase spectrum utilization in LTE-Advanced networks. However, cellular signal transmission can cause interference on D2D communication when D2D communication uses the same resource as cellular user. This thesis wants to manage interference by minimizing interference on D2D receiver caused by cellular user signal using Two-Phase Auction-based Fair and Interference Resource Allocation (TAFIRA) algorithm. The TAFIRA algorithm can be used to minimize interference, both on evolved Node B (eNB) and on D2D communication pair receiver while still maintaining a system sum rate and ensuring fair resource allocation between D2D communication pairs. The use of interference management technology currently uses different parameters, so it is not known which technology is better for managing interference. Therefore, This thesis compare the TAFIRA algorithm with other algorithms, namely the Minimum Interference algorithm and the Random Allocation algorithm to discuss the same research problem. This thesis confirms that the TAFIRA algorithm can obtain a better system sum rate target than the other two algorithms. TAFIRA algorithm raises a slight increase in interference on eNB and D2D receiver. This thesis also confirms that, TAFIRA algorithm is an efficient solution for managing interference. Keywords: Device-to-Device (D2D), Data rate, Resource allocation, TAFIRA, Minimum Interference, Random Allocation
Pembobotan Penilaian Kinerja Operator Produksi Pada CV XYZ Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (ahp) Rara Niken Ramadhany; Sri Widaningrum; Meldi Rendra
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Di dalam suatu perusahaan atau organisasi, penilaian kinerja pegawai memiliki peran penting. Penilaian kinerja perlu dilakukan untuk mengevaluasi kinerja pegawai sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. CV XYZ merupakan salah satu usaha yang bergerak di bidang industri makanan yang tentu saja melakukan penilaian kinerja kepada pegawainya. CV XYZ ingin meningkatkan kualitas sumber daya manusia ingin menjadi lebih baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang pembobotan kinerja operator produksi dan indikator penilaian kinerja. Dalam melakukan pembobotan diperlukan suatu metode yang tepat untuk mengetahui bobot dari kriteria dan indikator yaitu menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan memperoleh hasil penilaian kinerja dengan rating scale. Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur bobot kriteria kinerja karyawan melibatkan keterkaitan antar kriteria. Tahapan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) terdiri dari menentukan kriteria dengan penyebaran kuesioner, menyusun struktur hierarki, melakukan perbandingan berpasangan. Setelah tahap Analytical Hierarchy Process (AHP) dilakukan, maka dilakukan penentuan skala dan indikator, dan penentuan indeks kinerja. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh hasil pembobotan dari masingmasing kriteria yaitu kerjasama (0.163), fleksibilitas (0.118), mencari informasi (0.110), proaktif (0.193), keahlian (0.216), semangat untuk berprestasi (0.201). Hasil pembobotan kriteria dan indikator akan digunakan untuk acuan dalam penilaian kinerja menggunakan rating scale. Hasil penilaian kinerja dapat dinyatakan dari kinerja sangat tinggi, kinerja tinggi, kinerja sesuai standar, kinerja rendah, dan kinerja tidak efektif. Kata kunci : Sumber Daya Manusia, Penilaian Kinerja, Analytical Hierarchy Process (AHP) Abstract In a company or organization, employee performance appraisal has an important role. Performance appraisal needs to be done to evaluate employee performance so as to improve company performance. CV XYZ is one of the businesses engaged in the food industry which, of course, conducts performance appraisal to its employees. CV XYZ wants to improve the quality of human resources want to be better. The purpose of this study is to design a production operator's weighting and performance appraisal indicators. In weighting, an appropriate method is needed to determine the weight of the criteria and indicators, namely using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method and obtaining the results of a performance rating with a rating scale. Analytical Hierarchy Process (AHP) is one method that can be used to measure the weight of employee performance criteria involving the interrelation between criteria. The stages of the Analytical Hierarchy Process (AHP) method consist of determining criteria by distributing questionnaires, constructing hierarchical structures, conducting pair comparisons, and measuring consistency. Based on the research results obtained weighting from each criterion namely teamwork (0.163), flexibility (0.118), information seeking (0.110), proactive (0.193), expertise (0.216), passion for achievement (0.201). The results of the weighting of criteria and indicators will be used for reference in evaluating performance using a rating scale. The results of performance appraisal can be stated from the very high performance, high performance, performance according to standards, low performance, and ineffective performance. Keywords: Human Resources, Performance Assessment, Analytical Hierarchy Process (AHP)
Perencanaan Jaringan Heterogen Dengan Relay Node Menggunakan Range Expansion Di Area Kopo Nur Chairil Syam; Uke Kurniawan Usman; Arief Kurnia
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pengguna layanan jaringan teknologi Long Term Evolution ( LTE ) membutuhkan kualitas jaringan yang sangat baik. Tetapi user sering kali tidak terlayani, hal ini disebabkan karena terdapat lokasi-lokasi yang ada di area Kopo tidak tercakup oleh eNodeB. Lokasi yang tidak tercakup oleh eNodeB biasa disebut bad spot atau bad Coverage. Salah satu penyebab lokasi tersebut tidak tercakup oleh eNodeB adalah banyaknya bangunan yang tinggi, power dari eNodeB yang mengalami pelemahan (Attenuation) karena jaraknya yang jauh dari user serta struktur geografis. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperkenalkan suatu skema yaitu Heterogeneous network. Heterogeneous network ( HetNet ) merupakan topologi jaringan seluler yang menerapkan small cell didalam macro cell. Pada penelitian ini, dilakukan perencanaan jaringan heterogen dengan relay node menggunakan range expansion di area Kopo. Hasil simulasi dari penelitian tugas akhir ini memperoleh performansi sistem yang baik untuk nilai parameter yang sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh operator. Nilai RSRP yang didapat pada hasil simulasi jaringan heterogen yaitu nilai parameter RSRP dengan rata-rata sebesar -84,06 dBm, nilai parameter SINR dengan rata-rata sebesar 9,23 dB, nilai rata – rata untuk throughput DL yaitu 24 Mbps, untuk throughput UL yaitu 18,7 Mbps, dan jumlah user yang berusaha mendapatkan layanan yaitu 2.627 user, dengan jumlah user connected yaitu 2.619 (99,7%) user dan user yang mengalami reject adalah sebesar 8 (0,3%) user. Sedangkan berdasarkan hasil simulasi range expansion menunjukan bahwa dari nilai range expansion, rentang 0 – 6 dB yang digunakan, maka semakin banyak user yang akan dilayani oleh relay node sebagai serving cell. Hasil ini menunjukan bahwa simulasi perencanaan jaringan heterogen dengan relay node menggunakan range expansion layak diimplementasikan. ABSTRACT Technology network services Long Term Evolution (LTE) users need a high quality network but often users are not served, this is because the locations in the Kopo area are not covered by eNodeB. Locations that not covered by eNodeB usually called bad spot or bad coverage. One of the causes of that location not covered by eNodeB is a lot of high buildings, the power from eNodeB that be through attenuation because of the long distance from eNodeB, and geographical structure. To solve this problem, a scheme named heterogeneous network is introduced. Heterogeneous networks (HetNet) are cellular network topologies which applies a small cells in the macro cells. In this research, Heterogeneous Network Planning with Relay Node have been done using Range Expansion in Kopo area. The simulation results from this the final assignment research obtained a good system performance for parameter values which is suitable with standard that has been set by the operator. The RSRP value obtained from the heterogeneous network simulation results is the RSRP parameter value with an average of -84.06 dBm, the SINR parameter value with an average of 9.23 dB, the average value for DL throughput is 24 Mbps, for UL throughput which is 18,7 Mbps, and the number of users who get services reaches 2,627 users, with the number of connected users namely 2,619 (99.7%) users and who has rejection is 8 (0.3%) users. Meanwhile be based from range expansion simulation results shows that from range expansion value, range 0 - 6 dB which is used, then more and more users will served the relay node as serving cells. This result shows that heterogeneous network planning with relay node using range expansion is worth implementing. Keywords: Heterogeneous Network, Relay Node, Range Expansion.
Analisis Efisiensi Solar Water Heater Pada Sistem Sirkulasi Langsung Dan Tidak Langsung Nur Putrialita; Tri Ayodha Ajiwiguna; M. Ramdlan Kirom
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPemanfaatan energi matahari Indonesia sangat berpotensi untuk digunakan. Salah satu pemanfaatanya yaitu dengan menggunakan kolektor surya plat datar untuk pemanasair tenaga surya atau solar water heater (SWH). Pada penelitian ini bertujuan untukmembandingkan nilai efisiensi termal SWH ada sistem sirkulasi langsung dan tidak. Denganmengukur nilai intensitas radiasi, massa air, dan perubahan suhu. Variasi yang dilakukanpada penilitian ini yaitu variasi rata-rata intensitas pada 688,7 W/m2 , 391,54 W/m, dan129,04 W/m2, variasi massa air pada 3 kg, 4 kg, dan 5 kg, variasi pemakaian penukar kalor(heat exchager) dan tidak. Bedasarkan pengujian dengan menggunakan variasi tersebutdidapatkan nilai efisiensi tertingi pada sistem sirkulasi langsung yaitu 74,55% dengan massaair 5 kg dan intensitas 129,04 W/m2. Sedangkan pada sitem sirkulasi tidak langsung nilaiefisiensi tertinggi yaitu 40,36% dengan massa 5 kg dan intensitas 129,04 W/m.Kata kunci : Solar Water Heater, Sirkulasi Langsung, Sirkulasi Tidak Langsung, Efisiensi TermalAbstract The use of Indonesian solar energy is very important to use. One of the uses is to useflat plate solar collectors for solar water heaters or solar water heaters (SWH). SWH has adirect and no circulation system. By measuring the radiation radiation value, air mass, andtemperature change. Variations carried out in this study were variations in average variationat 688.7 W/m2, 391.54 W/m2, and 129.04 W/m2, variations in water mass at 3 kg, 4 kg, and 5kg, variations in the use of heat exchangers ( heat exchanger)) and not. Based on the testingusing these variations, the efficiency value in the direct circulation system is 74.55% with awater mass of 5 kg and an intensity of 129.04 W/m2. Whereas in the indirect circulationsystem the highest efficiency value is 40.36% with a mass of 5 kg and the intensity of 129.04W/m2. Keywords: solar water heater, direct circulation, indirect circulation, thermal efficiency
Perancangan Antarmuka Pendulum Terbalik Menggunakan Visual Studio Bill Josef Stepanus Simanjuntak; Erwin Susanto; Estananto Estananto
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kestabilan merupakan hal yang harus diperhatikan dalam menciptakan suatu sistem. Tanpa adanya kestabilan, sebuah sistem tidak mungkin dapat berjalan sebagaimana yang diinginkan. Salah satu contoh untuk kita dapat mengetahui bagaiamana sebuah sistem wajib memiliki sebuah kestabilan adalah dengan cara mengontrol sebuah pendulum terbalik, yang merupakan sebuah contoh dari sistem yang tidak stabil. Pada tugas akhir ini berfokus pada perancangan aplikasi antarmuka pendulum terbalik dari penelitian sebelumnya yaitu kontrol swing-up dan kontrol stabilisasi. Aplikasi akan menampilkan nilai dan grafik hasil pembacaan sensor Rotary Encoder dimulai dari proses Swing-Up sampai ke proses Stabilization. Hasil dari Tugas Akhir ini adalah dapat menampilkan grafik dan nilai sudut aktual dan posisi cart dari hasil pembacaan sensor Rotary Encoder pada pendulum terbalik dari mulai tahap proses swing-up sampai stabilization secara real-time. Kata Kunci: Pendulum Terbalik, Visual Studio, Real-Time, Rotary Encoder, Swing-Up, Stabilization
Perancangan Tata Letak Fasilitas Pabrik Pada Pt. Nagoya Untuk Meminimasi Waiting Time Dengan Metode Algoritma Aldep Putri Meira Nabilah; Pratya Poeri Suryadhini; Widia Juliani
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PT. Nagoya adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri karet, PVC, plastik. PT. Nagoya adalah salah satu perusahaan supplier sparepart. PT. Nagoya memproduksi sparepart otomotif berbasis rubber, seperti seal switch, seal pengungkit, pengaman regulator, seal tombol, R3, cover nut, cap water reservoir tank dan seal breket. Pada tahun 2018 PT. Nagoya sering mengalami keterlambatan pengiriman hingga 26 hari. Terlihat pada kondisi perusahaan saat ini, PT. Nagoya memiliki dua pabrik yang berbeda. Pabrik yang berada di Nanjung hanya untuk departemen produksi, dan departemen finishing berada di pabrik Cimahi. hal tersebut tentu saja berpengaruh terhadap lead time produksi dan besarnya jarak perpindahan material antar departemen. Perhitungan ini menggunakan algoritma ALDEP sebagai algoritma perbaikan tata letak fasilitas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, tata letak usulan dapat mereduksi total jarak perpindahan material sebesar 99.63% dan menghilangkan waiting time dari departemen produksi ke departemen finishing. Kata kunci: Tata letak, Algoritma ALDEP, Total Closeness Rating, lead time.
Analisis Performansi Video Kompresi H.265 (hevc) Dan Vp9 Pada Layanan Video Streaming Internet Protocol Television (iptv) Dari Segi Quality Of Service (qos) M Hafidh Idris; Ahmad Tri hanHanuranto; Danu Dwi Sanjoyo
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Layanan Internet Protocol Television (IPTV) terus berkembang karena permintaan dan kebutuhan masyarakat terhadap kualitas layanan televisi semakin tinggi. Pengguna menginginkan streaming video dengan kualitas yang bagus, hal tersebut berpengaruh pada pengalokasian bandwidth yang dibutuhkan, sehingga teknologi kompresi video menjadi cara agar kualitas video terjaga namun dapat meminimalisir konsumsi bandwidth yang dibutuhkan. Sebelum proses streaming, video diolah terlebih dahulu, maka dibutuhkan codec (untuk mengompresi dan mendekompresi video). H.265 High Efficiency Video Coding (HEVC) dan VP9. VP9 menghasilkan kualitas gambar yang hampir sama dengan H.265 namun menggunakan bandwidth yang lebih kecil. Pengujian dilakukan terhadap metode kompresi H.265 (HEVC) dan VP9 pada layanan IPTV berbasis video streaming dengan membandingkan resolusi video dari SDTV (480) dan HDTV (720 dan 1.080). Parameter Quality of Service menjadi tolak ukur data yang akan dianalisis. Pengujian dilakukan untuk mengetahui efek dari penggunaan video kompresi (codec) H.265 (HEVC) dan VP9 menurut perubahan bitrate, framerate dan bandwidth yang digunakan. Dari hasil pengujian akan diketahui video kompresi (codec) mana yang lebih baik performa nya. Video kompresi (codec) yang memiliki nilai durasi streaming lebih rendah, delay yang lebih kecil, nilai jitter yang lebih kecil, nilai packet loss yang lebih kecil dan throughput yang lebih tinggi adalah codec dengan performa lebih baik. Kata Kunci : Streaming live, codec, H.265(HEVC), VP9, Quality of Service, performansi. Abstract The Internet Protocol Television (IPTV) service continues to grow because the demand and needs of better quality television services are increasingly high. Users want streaming video with good quality, it affects the allocation of the required bandwidth, efficient video technology becomes the appropriate ways of video quality but still can minimize the bandwidth consumption. Before the streaming process, the video is processed first, then a codec is needed (for compressing and decompressing videos). H.265 High Efficiency Video Encoding (HEVC) and VP9. VP9 produces image quality that is almost the same as H.265 but uses less bandwidth. Tests were carried out on the H.265 (HEVC) and VP9 compression methods on video streaming-based IPTV services by comparing video resolutions from SDTV (480) and HDTV (720 and 1,080). The Quality of Service parameter becomes a benchmark for the data to be analyzed. Tests were carried out to determine the effect of using H.265 (HEVC) and VP9 video compression (codec) with the original bitrate, framerate and bandwidth. From the test results, you will find a video compression (codec) which is better for its performance. Video compression (codec) which has lower streaming duration value, smaller delay, smaller jitter value, smaller packet loss value and higher throughput is better codec. Keywords: Streaming live, codec, H.265(HEVC), VP9, Quality of Service, performance
Pengembangan Perilaku Karakter Pemancing Pada Game Berburu Koi Berbasis Sistem Multi Agent Jenni Teresia; Purba Daru Kusuma; Ashri Dinimaharawati
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Game adalah permaianan terstruktur pada sebuah sistem dimana pemain terlibat dalam konflik buatan. Game sangat banyak jenisnya ada FPS (Firs Person Sisten), RPG (Role Play Game), dll. Dalam Game Berburu Koi ini termasuk jenis game RPG. Dalam pembuatan game berburu koi adalah berbasis system multi agent dan pengembangan karakter pemancing hanya di non playable charater. NPC yang terdapat pada game berburu koi yaitu pemancing NPC, ikan koi NPC, dan ikan piranha NPC. Memancing merupakan hobi kebanyakan orang, karena memancing dapat mengajari kita kesabaran, kecepatan, dan memahami gerakan seekor ikan., sehingga penulis membuat game berburu koi dimana si pemain user lebih tertangtang untuk melawan si pemancing NPC dan piranha sebagai halangan untuk menangkap ikan koi. Pembuatan game ini menggunakan software unity. Dengan memainkan game ini pemain merasa terhibur sebesar 85,56% dengan pengujian survey dan skala liket yang dilakukan. Kata kunci : system multi agent, non playable charater, software unity
Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) Dalam Bottleneck Auto-part Machining Line Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) Rachmatul Baety; Endang Budiasih; Fransiskus Tatas Dwi Atmaji
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Mesin Yasda merupakan mesin CNC milling yang digunakan secara terus menerus untuk memenuhi target produksi, sehingga mesin Yasda memiliki frekuensi kerusakan tertinggi sebanyak 33 kali dari tahun 2016-2018. Untuk meningkatkan efektivitas mesin yaitu dengan cara penerapan Total Productive Maintenance (TPM). Terlebih dahulu menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness(OEE) untuk menganalisis kondisi existing dari efektivitas mesin Yasda. Berdasarkan perhitungan menggunakan metode OEE dari tahun 2016-2018, berturut-turut diperoleh nilai OEE sebesar 77%, 96%, 88%. Nilai OEE pada tahun 2016 belum mencapai nilai Standart World Class yang ditetapkan yaitu 85%. Kemudian penelitian ini berfokus untuk meningkatkan nilai OEE mencapai nilai standart world class. Selanjutnya dilakukan analisis faktor Six Big Losses yang mempengaruhi nilai OEE. Nilai faktor Idling and Minor Stoppage dari Six Big Losses pada mesin Yasda adalah yaitu sebesar 31%. Selanjutnya dilakukan analisis menggunakan diagram fishbone untuk mengetahui akar penyebab masalah yang terjadi dari six big losses dengan mempertimbangkan faktor manusia, mesin, lingkungan, material. Kata Kunci: Total Production Maintenance (TPM), Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses, diagram fishbone. Abstract Yasda machine is a CNC Millinh machine that is used continuously to fulfill the production target, so that the Yasda machine has the highest frequency of damage 33 times from 2016-2018. To improve the effectiveness of the machine by applying Total Productive Maintenance (TPM). It was using the Overall Equipment Effectiveness (OEE) method to analyze existing conditions of the effectiveness of the Yasda machine. Based on calculations using the OEE method from 2016-2018, OEE values were 77%, 96%, 88% respectively. The OEE value in 2016 has not yet reached the Standard World Class value that is set at 85%. Then this research focuses on increasing the OEE value to achieve world class standard values. Furthermore, a factor analysis of Six Big Losses is carried out which affects the OEE value. The value of the Idling and Minor Stoppage factor of Six Big Losses on the Yasda machine is 31%.s Furthermore, an analysis is carried out using fishbone diagrams to find out the root causes of problems that occur from the six big losses by considering human, machine, environmental, and material factors. Keywords: Total Production Maintenance (TPM), Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses, diagram fishbone.
Rancang Bangun Alat Pendeteksi Dini Penderita Aritmia Berbasis Internet Of Things (iot) Melza Pradipta Permana; Ahmad Tri Hanuranto; Sussi Sussi
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Detak jantung merupakan indikasi penting dalam bidang kesehatan yang berguna untuk mengetahui kondisi kesehatan pada jantung seseorang, dengan melakukan perancangan alat dan aplikasi deteksi detak jantung yang bisa menghitung detak jantung dapat membantu seseorang mengetahui tingkat kesehatan sendiri secara mandiri dan lebih dini bila terjadi kelainan kerja jantung. Namun untuk mengetahui jumlah denyut nadi dibutuhkan alat elektrokardiograf, yaitu representasi dari karakterisitik sinyal jantung yang dihasilkan oleh aktifitas listrik otot jantung. Alat ini menggunakan sensor pulse yang diletakkan pada ujung jari tangan sebagai alat pendeteksi detak jantung yang diproses dengan mikrokontroler arduino uno dan menggunakan android smartphone sebagai basis sistem yang diterapkan untuk mengoperasikan dan menampilkan data detak jantung. Sistem koneksi antara alat dan android smartphone menggunakan media wireless. Data hasil deteksi detak jantung tersimpan di thingspeak, sehingga dapat diolah untuk keperluan lebih lanjut. Berdasarkan simulasi alat dilakukan pengambilan sampel data detak jantung pada 10 manusia normal dan 10 Penderita arimia. Dengan percobaan pengambilan sampel data sebanyak 5 kali. Didapatkan perbedaan detak jantung normal manusia untuk adalah 75 bpm dan untuk penderita aritmia adalah 107 bpm. Kata Kunci : Penderita aritmia, Representasi elektrokardiograf, Sensor pulse, Mikrokontroler arduino uno, Wireless, Thingspeak, Smartphone android. Abstract Heart rate is an important indication in the health field that is useful for knowing the health condition of a person's heart, by designing tools and heart rate detection applications that can calculate heart rate can help A person knows the level of health itself independently and early in the case of cardiac work disorders. However, in order to determine the amount of pulse required by the Electrocardiograph tool, that is the representation of the cardiac signaling characterisitics produced by the electrical activity of the heart muscle. This tool uses a pulse sensor that is placed on the fingertip of the hand as a heart rate detection tool that is processed with an Arduino UNO microcontroller and uses the Android smartphone as the base system applied to operate and Display the heart rate data. The connection system between the device and Android smartphones using wireless media. The Data of heart rate detection is stored in thingspeak, so it can be processed for further purposes. Based on the simulation the tool carried out a heart rate data sampling on 10 normal humans and 10 archemical sufferers. With 5 times trial of sampling data. There is a human normal heart rate difference for 75 bpm and for patients with arrhythmia is 107 BPM. Keywords : Arrhythmia sufferers, Electrocardiograph representation, Pulse sensor, Arduino uno microcontroller, Wireless, Thingspeak, Android smartphone.