cover
Contact Name
Muhammad Hasan
Contact Email
bbpkmakassar12@gmail.com
Phone
+628114632427
Journal Mail Official
bbpkmakassar12@gmail.com
Editorial Address
bbpkmakassar12@gmail.com
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Andragogi Kesehatan
ISSN : -     EISSN : 28302931     DOI : -
Core Subject : Health,
ndragogi Kesehatan BBPK Makassar adalah jurnal ilmiah yang dipublikasi oleh Widyaisawa BBPK Makassar dan merupakan Jurnal Nasional yang diterbitkan dalam Bahasa Indonesia. Andragogi Kesehatan BBPK Makassar berfokus pada hasil penelitian yang mencakup ilmu kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, farmasi, epidemiologi, analis kesehatan atau laboratorium medis dan ilmu kesehatan lainnya. Reviewer Andragogi Kesehatan BBPK Makassar melibatkan rekan sejawat yang sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing diharapkan dapat mendorong pengembangan keilmuan dalam bidang kesehatan secara umum. menjadi sumber referensi keilmuan dan menjadi wadah bagi peneliti untuk mempublikasikan hasil penelitiannya yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM kesehatan di Indonesia
Articles 22 Documents
PEMANTAUAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI SEKOLAH WILAYAH UPTD PUSKESMAS TAKALALA KAB. SOPPENG Rusnah Rusnah; Andi Risva Elya Pramita
-
Publisher : Andragogi Kesehatan BBPK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.863 KB)

Abstract

ABSTRACT Non Smoking Area Application (KTR) is a solution for breathing fresh air without cigarette smoke. School is one without smoking, because smoking will disrupt teaching and learning activities. The application of smoke-free areas in schools is very important to create a clean and healthy school environment without smoke. The method used in this research is quantitative with a descriptive survey research design. The population in this study were all schools in the Takalala Community Health Center with a total of 27 schools. The sample used was a total sampling of 27 schools where the sampling technique was the same as the population. The results of the research conducted at the school in the Takalala Public Health Center area were the results of observations of the application of KTR in schools as many as 13 schools that were KTR while those that were not KTR were 14 schools. The implementation of KTR at the school level, both primary school, first high school and upper secondary school must meet 10 KTR indicators, namely there are School Decrees / Regulations related to the implementation of KTR in the school environment, there are KTR supervisor officers, no smoking is found, there is no smell of cigarette smoke, no butts are found cigarettes, no ashtrays or matches were found, there were penalties for violating KTR, no cigarette advertisements or promotions were found, there were no stalls or people selling cigarettes. It is hoped that schools that have not implemented KTR should immediately implement KTR in the school environment by taking into account the 10 indicators of KTR that have been determined, especially in making a smoking ban policy in the form of a KTR Decree and giving strict sanctions for school members who violate the smoking ban. Keywords: KTR indicators, KTR implementation, schools ABSTRAK KTR merupakan salah satu solusi menghirup udara segar tanpa asap rokok. Sekolah merupakan salah satu tanpa rokok, karena merokok akan mengakibatkan terganggunya kegiatan belajar mengajar. Penerapan kawasan tanpa rokok di sekolah sangat penting untuk menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat tanpa asap rokok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian survei deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sekolah wilayah Puskesmas Takalala dengan jumlah 27 sekolah. Sampel yang digunakan adalah total sampling sebanyak 27 sekolah dimana teknik pengambilan sampel sama dengan jumlah populasi . Hasil penelitian yang dilakukan di sekolah wilayah Puksesmas Takalala yaitu hasil observasi penerapan KTR di sekolah sebanyak 13 sekolah yang KTR sedangkan yang tidak KTR sebanyak14 sekolah. Implementasi KTR pada jenjang sekolah baik SD, SMP maupun SMA harus memenuhi 10 indikator KTR yaitu terdapat Surat Keputusan/Peraturan Sekolah terkait pelaksanaan KTR di lingkungan sekolah, ada petugas pengawas KTR, tidak ditemukan orang yang merokok, tidak tercium bau asap rokok, tidak ditemukan puntung rokok, tidak ditemukan asbak atau korek api, ada sanksi bagi yang melanggar KTR, tidak ditemukan iklan atau promosi rokok, tidak ada warung atau orang yang menjual rokok. Diharapkan kepada pihak sekolah yang belum menerapkan KTR agar segera menerapkan KTR di lingkungan sekolah dengan memperhatikan 10 indikator KTR yang telah ditentukan terutama dalam membuat kebijakan larangan merokok dalam bentuk Surat Keputusan KTR dan pemberian sanksi secara tegas bagi warga sekolah yang melanggar larangan merokok. Kata kunci: indikator KTR, penerapan KTR, sekolah
PERUBAHAN PERILAKU STOP BABS MELALUI PROGRAM STBM DESA CEMPAKA PUTIH KABUPATEN GORONTALO UTARA Changes In Behavior Of Stop Defecation Through STBM Program in Cempaka Putih Village Gorontalo Utara Regency Ekasulistyawaty Ekasulistyawaty; Iskandar Hafid
-
Publisher : Andragogi Kesehatan BBPK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.054 KB)

Abstract

ABSTRACT (Huruf Arial 8 point, Bold, spasi 1) Community Based Total Sanitation (STBM) is an approach to change hygiene and sanitation behavior through community empowerment with triggering method. This research was conducted in the working area of Limboto Public Health  Center, North Gorontalo Regency. The type  of  research used in this research is qualitative with a phenomological approach. Informants in this study were selected by purposive sampling method, the data collectiona used in this study was in-depth interview and observation. In this study, researches tested the validity of the data by using a triangulation approach. The result is that the knowledge of the Cempaka Putih Village Community through the community-based total sanitation program (STBM) is related to open defecation in its implementation application with the availability of facilities greatly affects the people of Cempaka Putih village to defacate in the latrine. The existing facilities are stimulant assistance from the village government through village funds to accelerate the achievement of ODF village. Keywords: Behavior Change, First Pillar,Stop Open Defecation, Community Based Total Sanitation Program, ODF ABSTRAK  Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)  adalah pendekatan untuk merubah perilaku higienis dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Limbato Kabupaten Gorontalo Utara. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif dengan pendekatan fenomonologi. Informan dalam penelitian ini dipilih secara Purposive SamplingMetode, pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah wawancara Mendalam dan observasi. Dalam penelitian ini, peneliti menguji  keabsahan data dengan menggunakan pendekatan triangulasi. Hasilnya bahwa pngetahuan masyarakat desa cempaka putih melalui program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) berkaitan dengan buang air besar sembarangan dalam aplikasi pelaksanaannya dengan ketersediaan sarana (jamban) masyarakat telah menggunakan jamban sebagai fasilitas buang air besar. Ketersediaan sarana sangat mempengaruhi masyarakat desa cempaka putih untuk buang air besar dijamban. Sarana yang ada merupakan bantuan stimulant dari pemerintah desa melalui dana desa untuk mempercepat pencapai desa ODFKata kunci : Perubahan Perilaku, Pilar Pertama, Stop Buang Air Besar Sembarangan, Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, ODF.   
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA TATANAN RUMAH TANGGA MASYARAKAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMPIA KABUPATEN LUWU TIMUR Ridha Astuty T; Agus Salim
-
Publisher : Andragogi Kesehatan BBPK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.217 KB)

Abstract

Program PHBS di Rumah Tangga merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga berperilaku hidup bersih dan sehat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku hidup sehat pada tatanan rumah tangga khususnya pada indikator penggunaan jamban sehat. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Dilaksanakan pada 4 Desa Wilayah Kerja Puskesmas Lampia. Data yang diguanakan adalah data sekunder berupa data PHBS Rumah Tangga Puskesmas Lampia. Dari 4 Desa wilayah kerja Puskesmas Lampia dengan jumlah KK yang dipantau 759 KK, terlihat bahwa yang memiliki capaian penggunaan jamban sehat setiap tahunnya mengalami peningkatan. Desa yang memiliki pencapaian indikator tertinggi penggunaan jamban sehat adalah Desa Pasi-Pasi sebesar 100% dan terendah adalah Desa Harapan sebesar 96%. Disarankan agar membuat komitmen bersama baik dari masyarakat, petugas kesehatan maupun dari pemerintah setempat. Sehingga upaya-upaya yang dilakukan dapat mencapai hasil yang maksimal, yaitu masyarakat dapat mengakses jamban sehat serta mencapai indikator PHBS Lainnya.
GANRA BERSEPEDA SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN DEMAM BERDARAH DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS GANRA KABUPATEN SOPPENG Ismawati Ningsih; Mahmud Daming; Minati Mustika; Barahimu Barahimu
-
Publisher : Andragogi Kesehatan BBPK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.923 KB)

Abstract

ABSTRACT Aedes Aegypti mosquito larvae breed in places that are stagnant water. This causes dengue fever to be common in the rainy season and usually attacks in the morning and evening. In 2018, based on data from the environmental health department of the UPTD Puskesmas Ganra, it was found that 11 people suffered from dengue fever, while in 2019 from January to September the number of Dengue Fever sufferers totaled 15 people, 3 of whom died and others recovered. The highest number of sufferers was in February as many as 9 people. This month is also the rainy season. Based on a survey conducted, the larva free rate in the Ganra Community Health Center was 80%, but the standard larva free rate was 95%. Therefore, a movement was made, namely GANRA BERSEPEDA (Movement for Empowerment of Dengue Fever). The interventions carried out were orientation to school principals and UKS teachers to eradicate mosquito larvae and training in the use of applications as larva monitoring tools, formation of simantic cadres, distribution of leaflets and simultaneous eradication of mosquito nests in 23 schools in the district area. Ganra is followed by the eradication of mosquito nests in all villages in Ganra District. This movement aims to form larvae monitoring cadres in schoolsKeywords : Ganra Bersepeda. Simantik. Dangue Fever ABSTRAK Jentik Nyamuk Aedes Aegypti banyak berkembang biak di tempat- tempat yang tergenang air. Hal ini menyebabkan penyakit DBD banyak terdapat di musim hujan dan biasanya menyerang pada pagi dan sore hari. Pada tahun 2018 berdasarkan data dari bagian kesehetan lingkungan UPTD Puskesmas Ganra diketahui 11 orang menderita demam Berdarah sedangkan pada tahun 2019 dari bulan januari hingga bulan September jumlah penderita Demam Berdarah berjumlah 15 Orang, 3 diantaranya meninggal dunia dan yang lain sembuh. Jumlah penderita terbanyak yaitu di bulan Februari sebanyak 9 orang pada bulan tersebut juga merupakan musim penghujan.  Berdasarkan survey yang dilakukan Angka bebas jentik diwilayah Puskesmas Ganra yaitu 80 %, masih dibawa standar angka bebas jentik yaitu 95 %. Oleh karena itu dibuat suatu gerakan yaitu GANRA BERSEPEDA (Gerakan Aksi Pemberdayaan Seolah Peduli Demam Berdarah). Intervensi yang dilakukan adalah orientasi kepada kepala sekolah dan guru UKS untuk pemberantasan jentik nyamuk dan pelatihan penggunaan aplikasi sebagai alat pemantau jentik, pembentukan kader simantik, pembagian leflet dan pemberantasan sarang nyamuk serentak di 23 sekolah di wilayah kec. Ganra diikuti oleh pemberantasan sarang naymuk di semua desa di Kecamatan Ganra. Gerakan ini bertujuan untuk membentuk kader pemantau jentik di sekolah. Kata kunci : Ganra bersepeda, Simantik, Demam berdarah
OPTIMALISASI METODE SMALL GROUP DISCUSSION MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF QUIZIZZ DALAM MENGHITUNG UMUR KEHAMILAN PADA MAHASISWI KEBIDANAN DI POLTEKKES KEMENKES MALUKU Arvicha Fauziah; Erwinsyah Erwinsyah
-
Publisher : Andragogi Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.373 KB)

Abstract

 ABSTRACT  Students cannot calculate gestational age at the time of taking the patient when providing comprehensive care for the preparation of the final project. An overview of the average value of Obstetrics and Pregnancy for Midwifery Study Program students in Ambon Odd Semester (III) for the 2020/2021 academic year obtained 74.69. The purpose of this study was to determine the average difference between the value of learning outcomes given pre-test and post-test in learning how to calculate gestational age using the small group discussion and quizizz interactive learning media. The research design used pre experimental with one group pre test post test design. The population in this study were students in the third semester of Ambon Midwifery at Poltekkes Kemenkes Maluku taken in two classes of 85 students. Sampling technique by simple random sampling obtained 45 students consisting of class A totaling 23 students and class B totaling 22 students. The results obtained that the value of the correlation coefficient (correlation) is 0.529 with a significance value (Sign.) of 0.000. Value of Sig. 0.000 0.05 probability, it can be said that there is a relationship between the pre test variable and the post test. The conclusion is that there is a significant average difference between the pre-test and post-test after applying the small group discussion and using the interactive learning media Quizizz in calculating gestational age. Keywords: Gestational Age, Small Group Discussion, Quizizz ABSTRAK Mahasiswa tidak dapat menghitung umur kehamilan pada saat pengambilan pasien saat memberikan asuhan komprehensif penyusunan tugas akhir. Gambaran rata-rata nilai Asuhan Kebidanan Kehamilan Mahasiswa Prodi Kebidanan Ambon Semester Ganjil (III) Tahun akademik 2020/2021 diperoleh 74,69. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan rata-rata antara nilai hasil belajar yang diberikan pre test dan post test pada pembelajaran cara menghitung umur kehamilan dengan metode small group discussion dan media pembelajaran interaktif quizizz. Desain penelitian menggunakan pre experimental dengan rancangan one group pre test post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester III Kebidanan Ambon di Poltekkes Kemenkes Maluku diambil dua kelas sebanyak 85 mahasiswa. Teknik sampling dengan cara simple random sampling diperoleh 45 mahasiswa terdiri dari kelas A berjumlah 23 mahasiswa dan kelas B berjumlah 22 mahasiswa. Hasil penelitian diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi (correlation) sebesar 0,529 dengan nilai signifikansi (Sign.) sebesar 0,000. Nilai Sig. 0,000 probabilitas 0,05, maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara variabel pre test dengan variabel post test. Kesimpulannya adalah ada perbedaan rata-rata yang signifikan antara nilai hasil belajar pre test dan post test setelah menerapkan metode small group discussion dan menggunakan media pembelajaran interaktif quizizz dalam menghitung umur kehamilan.
PENANGANAN PASIEN COVID-19 DI RSUD PROVINSI SULAWESI BARAT Jessie Novriani Lentho
-
Publisher : Andragogi Kesehatan BBPK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.435 KB)

Abstract

ABSTRACT Covid-19, which was first discovered in the city of Wuhan, China, at the end of 2019, has been declared a pandemic by the WHO in the following months. Covid-19 cases in early 2020 have also spread to various regions in Indonesia, therefore the government has designated RSUD Provinsi Sulawesi Barat as one of the referral hospitals for handling Covid-19 patients in the West Sulawesi Region. This study aims to determine the handling of Covid-19 cases at RSUD Provinsi Sulawesi Barat. The research method uses a descriptive review with a qualitative research design, on data obtained from RSUD Provinsi Sulawesi Barat in April - December 2020. From the data obtained, it shows that there was a significant increase in cases at the end of 2020 as many as 156.6% compared to cases in April 2020, with a total of 398 patients consisting of 181 isolation patients and 217 quarantine patients. From this study, it can be seen that the handling of Covid 19 patients at RSUD Provinsi Sulawesi Barat consists of handling isolation patients and quarantine patients. Keywords : Covid-19, hospital, patient handling ABSTRAK Covid-19 yang pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Cina, pada akhir tahun 2019, telah ditetapkan sebagai pandemic oleh WHO beberapa bulan berikutnya. Kasus Covid-19 pada awal tahun 2020 juga telah menyebar di berbagai wilayah di Indonesia, oleh karena itu pemerintah menetapkan Rumah sakit Umum Daerah Provinsi Sulawesi Barat sebagai salah satu rumah sakit rujukan untuk penangan pasien Covid-19 di Wilayah Sulawesi Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penanganan kasus Covid-19 di RSUD Provinsi Sulawesi Barat. Metode penelitian menggunakan deskriptif review dangan desain penelitian kualitatif, terhadap data yang diperoleh dari RSUD Provinsi Sulawesi Barat pada bulan April – Desember 2020. Data yang diperoleh menunjukkan terjadinya peningkatan kasus yang signifikan pada akhir tahun 2020 sebanyak 156,6% dibandingkan dengan kasus pada bulan April 2020, dengan total pasien sebanyak 398 yang terdiri dari 181 pasien isolasi dan 217 pasein karantina. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa penanganan pasien Covid 19 di RSUD Povinsi Sulawesi Barat terdiri atas penanganan pasien isolasi dan pasien karantina. Kata kunci : Covid-19, penaganan pasien, rumah sakit
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAMMANA Factors that Affecting The Discovery of Pneumonia Case in Toodlers at Working Area of UPTD Puskesmas Pamamana 2020 Fitriani Fitriani; Amal Hayati; Yulianti Yulianti
-
Publisher : Andragogi Kesehatan BBPK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.973 KB)

Abstract

ABSTRACT Pneumonia is an inflammation of the lung parenchyma that can affect anyone, such as children,adolescents,young adults and the elderly,but more in infants.Based on data from the health profile of South Sulawesi province,Wajo Regency is in the top 10,namely the 7th highest ranking with the detection of pneumonia cases in children under five who were treated at 0.15% from 23 Puskesmas in Wajo Regency while in Pammana Puskesmas from Years 2016-2019 the number of pneumonia sufferers is fluctuating where the data obtained only comes from patient visits to the Puskesmas.This is still far from the estimated target of pneumonia cases in children under five,which is 10% of the total population in the working area.This study aims to determine the factors that influence infant pneumonia case finding at Pammana Health Center,Wajo.This research is a descriptive epidemiological mixed methods approach (qualitative and quantitative) with a case study design.Informants in this study was the head of the clinic,person in charge of P2 ISPA program IMCI officer and expert informants.Data collected by interview,observation and document review conducted in Puskesmas Pammana.Results showed that the factors that influence the discovery of pneumonia cases in toddlers at the public health center are programming, activities program, recording and reporting,health workers factors (training,knowledge,and working time), motivation,the head public health center’s leadership,availability of print and reach media. While the factors that do not affect the discovery of pneumonia cases are gender, education level,management of IMCI and activies evaluation.The conclusion is,in order to th coverage of pneumonia cases in toodlers at Puskesmas Pammana the target,it can be done by improving guidance and training to the person in charge of P2 ISPA and IMCI officer on toddler pneumonia knowledge.PHC also need to conduct a finding case actively by doing cases tracking and visit the home of the toddlers who is suffering from pneumonia. Keywords : ISPA, Puskesmas, Toodler Pneumonia ABSTRAKPneumonia adalah peradangan pada parenkim paru  dapat menyerang siapa aja, seperti anak-anak, remaja, dewasa muda dan lanjut usia, namun lebih banyak pada balita dan lanjut usia. Berdasarkan data profil kesehatan provinsi sulawesi selatan, Kabupaten Wajo masuk dalam 10 besar yaitu peringkat ke 7 tertinggi dengan penemuan kasus pneumonia pada balita yang ditangani sebesar 0,15%  (359 Penderita) dari 23 Puskesmas yang ada di Kabupaten Wajo sedangkan di  Puskesmas Pammana dari Tahun 2016 - 2019 jumlah penderita Pneumonia  bersifat fluktuatif dimana data yang di peroleh hanya berasal  dari kunjungan penderita ke Puskesmas. Hal ini masih jauh dari target perkiraan kasus pneumonia pada balita yaitu sebesar 10% dari jumlah penduduk di wilayah kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pnemuan kasus pneumonia balita di Puskesmas Pammana, Kabupaten Wajo.Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi deskriptif dengan pendekatan mixed methods (kualitatif dan kuantitatif). Informan dalam penelitian ini adalah kepala puskesmas, penanggung jawab program P2 ISPA dan petugas MTBS serta informan ahli. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen yang dilakukan di Puskesmas Pammana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penemuan kasus pneumonia balita di puskesmas pammana yaitu penyusunan rencana program, kegiatan program, pencatatan dan pelaporan, faktor petugas kesehatan (pelatihan, pengetahuan, dan lama kerja petugas), motivasi kerja, kepemimpinan kepala puskesmas, ketersediaan media cetak dan media penyuluhan. Sedangkan faktor yang tidak berpengaruh dengan penemuan kasus pneumonia yaitu jenis kelamin, tingkat pendidikan, tatalaksana MTBS dan kegiatan evaluasi. Kesimpulan  agar cakupan penemuan kasus pneumonia balita di Puskesmas pammana mencapai target, dapat dilakukan dengan meningkatkan pembinaan dan pelatihan kepada penanggung jawab P2 ISPA dan petugas MTBS mengenai pengetahuan pneumonia balita. Puskesmas juga perlu melakukan kegiatan penemuan kasus secara aktif dengan melakukan pelacakan kasus dan kunjungan rumah penderita pneumonia balita.Kata Kunci: ISPA, Puskesmas, Pneumonia Balita
Unmet Need For Family Planning And Associated Factors Among Currently Married Women Of Reproductive Age In Bungus City Padang yollanda dwi santi violentina
-
Publisher : Andragogi Kesehatan BBPK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.623 KB)

Abstract

Unmet needs for family planning is a problem in family planning (KB) that needs special attention. The highest unmet need for family planning in Padang City is in Bungus District, with a percentage of 29.6%, while the national target is 6.5%. The purpose of this study was to analyze the factors that influence the unmet need for family planning in the Bungus Padang area. This study uses a qualitative descriptive research method which was carried out in March-May 2019 at the Bungus Health Center, Bungus BKKBN Representative Office, and the Bungus Health Center working area with samples taken using the principles of appropriateness and adequacy, namely the Head of the MCH/KB Responsible Division, PLKB, two midwifes, and five women of childbearing age. The results of the analysis show that there are obstacles that cause the high unmet need for family planning, namely the lack of human resources, lack of socialization, lack of the role of midwives, religious factors, and the husband's support. The conclusion is that the unmet need for family planning in the Bungus area is still high due to various factors. The process of socialization and implementation needs improvement in order to increase community activity. Keywords: Unmet need for family planning, husband’s support, Role of Midwife
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI WANITA USIA SUBUR PADA POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU) DI KEL. UNTIA KEC. BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR Fahmy Husain; Lenny Suaib
-
Publisher : Andragogi Kesehatan BBPK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.023 KB)

Abstract

ABSTRACT The purpose of the research ar to know factor afecting Participation Of The Productive Age Woman At Integrated ServiceStation (POSYANDU). The method of the research sis qualitative. The data collected through observation, interview, and document study. The informants were productive agae woman at untia subdistrict, Biringkanaya district of Makassar City. The results show participation of the woman is not maximally achieved due to knowledge of sickness and healthy is depend on their activities. The preventive service concept is not needed yet by the productive age woman. They still depend on curative services. The supporting factors such as facilities and posyandu’s cadres have not fully followed the posyandu’s program. The function of integrated program (KIA-Safety of mother chil-, KB- family planning-, nutrition, immunization, and P2 diarrhea)still have obstacles at paramedics’ activities.  Keywords : Participation, Productive age woman, Integrated Service Station (POSYANDU) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi secara mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi wanita usia subur dalam mendapatkan pelayan Posyandu dan Faktor sarana dan aktifitas pelayanan dalam pelayanan Posyandu dengan menggunakan metode observasi dan wawancara mendalam terhadap Informan. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa Partisipasi Wanita Usia Subur pada Posyandu di Kelurahan Untia belum sepenuhnya tercapai secara maksimal. Hal ini diakibatkan oleh pengetahuan wanita usia subur tentang sakit-sehat masih didasarkan pada pengamatan pada keaktifan seseorang dalam beraktifitas, sehingga konsep pelayanan preventif  belum terasa dibutuhkan oleh wanita usia subur, dan masalah kesehatan yang dihadapi masih didasarkan pada ketergantungan mereka pada pelayanan kuratif saja. Bahkan Posyandupun masih dianggap sebagai pelayanan kuratif oleh mereka. Faktor-faktor penunjang seperti sarana yang didasarkan pada fasilitas dan kader posyandu yang tersedia belum sepenuhnya mengikuti program penyelenggaraan Posyandu, begitupun pada fungsi keterpaduan program (KIA, KB, Gizi, immunisasi dan P2 diare) dalam aktifitas pelayanannya masih terkendala pada keaktifan petugas kesehatan.
KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS WONGEDUKU BARAT KABUPATEN KONAWE Yusna Dewi; Masrida Baharuddin
-
Publisher : Andragogi Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.064 KB)

Abstract

Abstract  Pulmonary tuberculosis (TB) is a disease that is dangerous to health and can cause death if not detected and treated early. West Wongeduku is one of the work areas of the Konawe Health Service which has a high coverage of pulmonary tuberculosis sufferers and has increased every year, namely in 2020 as many as 12 people and in 2021 as many as 20 people. The purpose of this study was to determine the prevalence of cure and characteristics of pulmonary tuberculosis patients at the West Wongeduku Public Health Center. This type of research is an observational study with a descriptive approach. Population is all tuberculosis patients from years 2020 period January and the sample was taken by total sampling amounted to 20 respondents. The data collected is secondary data and analyzed descriptively. Address mapping in patients using Global Positioning System (GPS). The results showed that the prevalence of pulmonary tuberculosis (TB) cure at the West Wongeduku Health Center in Konawe Regency was 33.3% and there were still 66.7% who had pulmonary TB or had not recovered. The age of pulmonary TB patients was mostly in the 50-59 year group as much as 60.0% and a small portion in the 20-29 year age group as much as 5.0%. Then most of the men as much as 70.0%, the rest are women 30.0%. The education of most pulmonary TB patients is junior high school graduates (50.0%) and the least is DIII graduates (5.0%). Furthermore, the work of most pulmonary TB patients is not working as much as 70.0% and a small proportion are private as much as 5.5%. The longest duration of suffering from pulmonary TB was 6 months, namely 75.0%, the rest 6 months as much as 25.0%. Suggestions for the West Wongeduku Health Center to establish policies related to efforts to find new cases, prevention and control of pulmonary tuberculosis (TB) events in the working area of the West Wongeduku Health Center and for pulmonary TB patients it is expected that they routinely undergo treatment and consume packaged medicines given from the Health Center.Keywords : Pulmonary Tuberculosis, Age, Gender, Education, Occupation ABSTRAK Tuberkulosis paru (TB) merupakan penyakit yang berbahaya bagi kesehatan dan dapat menyebabkan kematian jika tidak dideteksi dan ditangani secara dini. Wongeduku Barat merupakan salah satu wilayah kerja Dinas Kesehatan Konawe yang memiliki cakupan penderita tuberkulosis paru yang tinggi dan mengalami peningkatan setiap tahunnya yaitu pada tahun 2020 sebanyak 12 orang dan tahun 2021 sebanyak 20 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi kesembuhan dan karakteristik penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Wongeduku Barat.Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan deskriptif. Populasi adalah seluruh penderita tuberkulosis dari tahun 2020 periode Januari dan sampel diambil secara total sampling berjumlah 20 responden. Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder dan dianalisis secara deskriptif. Pemetaan alamat pada pasien menggunakan Global Positioning System (GPS).Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kesembuhan penyakit tuberkulosis (TB) paru di Puskesmas Wongeduku Barat Kabupaten Konawe sebesar 33,3% dan masih terdapat 66,7% yang menderita TB paru atau belum sembuh. Usia penderita TB paru terbanyak pada kelompok 50-59 tahun sebanyak 60,0% dan sebagian kecil pada kelompok usia 20-29 tahun sebanyak 5,0%. Kemudian sebagian besar laki-laki sebanyak 70,0%, sisanya perempuan 30,0%. Pendidikan penderita TB paru terbanyak adalah lulusan SMP (50,0%) dan paling sedikit lulusan DIII (5,0%). Selanjutnya pekerjaan sebagian besar pasien TB Paru tidak bekerja sebanyak 70,0% dan sebagian kecil adalah swasta sebanyak 5,5%. Lama menderita TB paru terlama adalah 6 bulan yaitu 75,0%, selebihnya 6 bulan sebanyak 25,0%. Saran bagi Puskesmas Wongeduku Barat agar menetapkan kebijakan terkait upaya penemuan kasus baru, pencegahan dan penanggulangan kejadian tuberkulosis (TB) paru di wilayah kerja Puskesmas Wongeduku Barat dan bagi penderita TB paru diharapkan rutin menjalani pengobatan dan mengkonsumsi obat dalam kemasan yang diberikan dari Puskesmas. Kata kunci : Tuberkulosis Paru, Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan

Page 1 of 3 | Total Record : 22


Filter by Year

2021 2023


Filter By Issues
All Issue