cover
Contact Name
Jaka Ghianovan
Contact Email
attaisir5@gmail.com
Phone
+6281939242810
Journal Mail Official
attaisir5@gmail.com
Editorial Address
Jl. Cipondoh Makmur Raya, RT.003/RW.009, Cipondoh Makmur, Kec. Cipondoh, Kota Tangerang, Banten 15148
Location
Kota tangerang,
Banten
INDONESIA
AT-TAISIR: Journal of Indonesian Tafsir Studies
ISSN : 27750175     EISSN : 27753239     DOI : 10.51875/attaisir.v3i2.134
AT TAISIR Journal of Indonesian Tafsir Studies includes the study of Quranic interpretations from around the world, especially in textual and contextual studies. This study aims to gain some new knowledge in the interpretation of the Koran in Islam or gain development benefits such as the topics below sanad qiraat, study of rasm manuscripts, study of lughoh understanding in al quran, school of thought in interpretation, study of the science of bayan al quran, study of maani science in al quran, al quran and science, al quran and digital space, al quran science and technology, al quran and pop culture, al quran and politics, al quran and social movements, al quran and extremism, al quran and terrorism, al quran and the environment, al quran and peace building, al quran studies and hermeneutics, living al quran, al quran and social community.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 36 Documents
KEAUTENTIKAN QIRA’AT PERSPEKTIF ORIENTALIS: Kritik Terhadap Pemikiran Ignaz Goldziher) Setio Budi; Muhammad Muflihin; Mohamad Toha
AT-TAISIR: Journal of Indonesian Tafsir Studies Vol. 4 No. 1 (2023): AT–TAISIR: Journal of Indonesian Tafsir Studies
Publisher : Institut Daarul Qur'an Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51875/attaisir.v4i1.212

Abstract

Tulisan ini akan memaparkan keautentikan qira’at prespektif Ignaz Goldziher. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui motif apa yang digunakan Ignaz bahwa qira’at itu tidak autentik. Padahal satu-satunya bukti keautentikan qira’at adanya jalur isnad atau periwayatan yang mutawatir dari generasi ke generasi yang tidak berdusta serta kuat hafalannya, sehingga keutuhan dan keaslian al-Qur,an tetap terjaga. Menggunakan penelitian library research (studi kepustakaan) hasil penelitian menunjukkan bahwa problem utama yang mendasari pemikiran Ignaz Goldziher mengenai keautentikan qira’at adalah berawal dari penggunaan harakat dan tanda titik yang menyebabkan perbedaan bacaan. Sehingga pembahasan tersebut menjadi alat tuduhan bahwasannya al-Qur’an tidaklah autentik. Selain itu Ignaz menganggap bahwa qira’at adalah produk manusia.
KAJIAN KRITIS TENTANG NASIKH MANSUKH DALAM AL-QUR'AN Zakiyal Fikri Mochamad
AT-TAISIR: Journal of Indonesian Tafsir Studies Vol. 4 No. 1 (2023): AT–TAISIR: Journal of Indonesian Tafsir Studies
Publisher : Institut Daarul Qur'an Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51875/attaisir.v4i1.213

Abstract

Problematika kajian nasikh mansukh dalam Al-Qur’an adalah salah satu tema yang masih terus hangat diperbincangkan bahkan diperdebatkan keberadaanya oleh para ulama hingga sekarang ini. Faktor-faktor teoritis-prinsipil inilah yang menjadikan kajian nasikh mansukh terus berkembang hingga melahirkan dari masa ke masa hingga melahirkan rumusan, konsep, dan teori baru yang disuguhkan oleh para pemikir, baik dari pemikir Muslim itu sendiri maupun dari pemikir barat. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk turut serta mendiskusikan tema “sensitif” ini dengan berusaha menemukan jawaban dari tiga pertanyaan utama dari kajian nasikh-masukh tersebut. Tujuan penelitian ini adalah membahas Kajian Kritis Tentang Nasikh Mansukh Dalam Al-Qur’an. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian pustaka (library research), yaitu penelitian dengan serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Hasil dari penelitian ini adalah secara definitif, nasakh diartikan dengan al-izalah (menghilangkan), al-tabdil (mengganti) atau al-tahwil (mengalihkan). Tidak semua ayat atau teks Al-Qur’an dapat menerima nasakh. Melainkan hanya ayat-ayat yang berkaitan dengan hukun, bukan ayat teologi, bukan pula ayat kisah atau kabar-kabar terdahulu. Di samping itu, syarat yang harus dipenuhi saat memperlakukan nasakh adalah memastikan bila hukum yang dinasakh adalah hukum syara’, dalil yang digunakan juga dalil syara’, ayat penasakh harus lebih lebih kuat dari yang ayat mansukh, ayat nasikh dan mansukh harus terpisah, dan ayat nasikh harus datang setelah ayat mansukh, tidak terbalik.
MULTIKULTURALISME DALAM AL-QURAN: KONSEP DAN REALITAS DALAM ISLAM Saddam Husain
AT-TAISIR: Journal of Indonesian Tafsir Studies Vol. 4 No. 1 (2023): AT–TAISIR: Journal of Indonesian Tafsir Studies
Publisher : Institut Daarul Qur'an Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51875/attaisir.v4i1.214

Abstract

Kemajemukan dan multikultural mengisyaratkan adanya perbedaan. Bila dikelola secara benar, kemajemukan dan multikultural menghasilkan kekuatan positif bagi pembangunan bangsa. Sebaliknya, bila tidak dikelola secara benar, kemajemukan dan multikultural bisa menjadi faktor destruktif dan menimbulkan bencana dahsyat. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pandangan atau ulasan Alquran tentang multikultural sama sekali tidak bertentangan dengan ajaran Islam, terutama Alquran sebagai sumber hukum Islam. Keragaman yang ada sebenarnya telah menjadi kekayaan intelektual untuk dipelajari, seperti yang dijelaskan Alquran. Melalui multikultural, diharapkan setiap individu dan/atau setiap kelompok mendapat penerimaan dan menghargai perbedaan di antara mereka, hidup dikatakan dengan kata selaras agar bisa membangun negara yang damai dan layak. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dan pendekatan penelitian perpustakaan.
MENYIBAK KEMUKJIZATAN AL-QUR’AN DARI SEGI ILMU PENGETAHUAN Sobri Muhamad Rizal
AT-TAISIR: Journal of Indonesian Tafsir Studies Vol. 4 No. 1 (2023): AT–TAISIR: Journal of Indonesian Tafsir Studies
Publisher : Institut Daarul Qur'an Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51875/attaisir.v4i1.215

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa sisi lain dari mukjizat al-Qur’an, yaitu sisi ilmu pengetahuan yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini penting untuk dilakukan dalam rangka memahami isyarat keilmuan yang terdapat di dalam al-Qur’an. Selain itu, untuk memahami kandungan al-Qur’an yang berkenaan dengan ilmu pengetahun sehingga dapat diamalkan oleh umat Islam, sehingga dengan demikian tujuan diturunkannya al-Qur’an bisa terlaksana. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka melalui studi literatur. Tahapan penelitian dilakukan dengan mengumpulkan sumber pustaka, baik primer maupun sekunder. Data penelitian diambil dari dokumen, buku, artikel dan penelitian lain yang relevan. Penelitian ini menemukan bahwa al-Qur’an memimiliki kemukjizatan yang sangat erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan, baik pengetahuan alam semesta, kedokteran, ilmu bumi dan masih banyak lagi yang lainnya
ISLAM DAN HAM: ANALISIS AYAT AL-QUR’AN TENTANG HAM DALAM ISLAM MENGGUNAKAN METODE TAFSIR MAUDHU’I Muhammad Dimas Nur Aditya; Muhammad Fardan Pratama; Muhammad Noor Jannatal Firdaus
AT-TAISIR: Journal of Indonesian Tafsir Studies Vol. 4 No. 1 (2023): AT–TAISIR: Journal of Indonesian Tafsir Studies
Publisher : Institut Daarul Qur'an Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51875/attaisir.v4i1.216

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang Islam dan Hak Asasi Manusia yang merupakan salah satu dari pembahasan pada isu-isu kontemporer dalam prespektif Al-Qur’an. Metode yang digunakan adalah penafsiran tematik, yaitu menyajikan ayat, terjemah ayat, asbab an-nuzul, munasabah beserta penafsiran nya. Dimulai dengan memilih kata yang berkaitan dengan Hak Asasi Manusia dalam Al-Qur’an, kemudian dikutip dan ditelaah dengan metode tafsir maudhu’i. Penelitian ini mengandalkan sumber data sekunder, yaitu karya literatur yang berkaitan dengan topik penelitian, artikel jurnal, dan sumber data lainnya. Penelitian ini menyajikan persoalan bagaimana hubungan Hak Asasi Manusia dalam sudut pandang Islam juga dalam perspektif Al-Qur’an. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam pemikiran Islam dan perspektif Al-Qur’an, Hak Asasi Manusia dalam bukan saja mengakui hak sesama manusia, tetapi hak itu dilandasi kewajiban untuk mengabdi kepada Allah Swt. Pada tulisan ini akan memfokuskan persoalan diatas, khususnya pada penafsiran maudhu’i-nya.
APAKAH AL-QUR’AN BIAS GENDER ATAU PRO-LESBIAN? KASUS MAKNA AL-NAS DAN AL-NISA QS. ALI IMRAN: 14 DAN REINTERPRETASINYA Muhammad Alwi HS; Iin Parninsih; Nur Afina Ulya
AT-TAISIR: Journal of Indonesian Tafsir Studies Vol. 4 No. 1 (2023): AT–TAISIR: Journal of Indonesian Tafsir Studies
Publisher : Institut Daarul Qur'an Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51875/attaisir.v4i1.217

Abstract

Makna yang ditemui pada tafsir-tafsir dan terjemahan al-Nas dan al-Nisa (QS. Ali Imran: 14) berkisar pada bias gender dan pro-lesbian. Bias gender ditemukan ketika al-Nas dimaknai laki-laki, dan al-Nisa dimaknai perempuan. Pro-lesbian ditemukan ketika al-Nas dimaknai manusia (laki-laki dan perempuan), dan al-Nisa dimakna perempuan. Dari sini, kajian ini berupaya memberi makna baru ayat tersebut, sehingga tidak bias gender dan pro-lesbian, dengan mengaplikasikan teori triangle meaning semiotics dari Charles Sanders Peirce. Adapun jenis kajian artikel ini adalah kajian pustaka, dengan menggunakan metode deskriptif-analatik. Kajian ini menyimpulkan bahwa term al-Nas lebih tepat dipahami sebagai manusia yang merujuk kepada keinginan (potensi) untuk berbuat baik dan buruk, bukan mengacu pada manusia sebagai jenis kelamin (biologis). Sedangkan makna al-Nisa lebih tepat dimaknai sebagai penambahan, karena ayat tersebut mengandung pemahaman bahwa merupakan suatu kecenderungan untuk menginginkan penambahan atas apa yang dimiliki. Dengan demikian, al-Nas dapat dimaknai sebagai keinginan untuk melakukan kebaikan atau keburukan, yang dapat dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. Sementara itu, al-Nisa dapat dimaknai sebagai penambahan, yang juga dapat dimiliki oleh laki-laki atau perempuan.

Page 4 of 4 | Total Record : 36