cover
Contact Name
Siti Nadhir Ollin Norlinta
Contact Email
sitinadhirollin@unisayogya.ac.id
Phone
+6287871955230
Journal Mail Official
jitu@unisayogya.ac.id
Editorial Address
Kampus Terpadu: Jalan Siliwangi (Ring Road Barat) No. 63, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55292, Indonesia Phone: (+62274) 4469199; Fax.: (+62274) 4469204; Email: jitu@unisayogya.ac.id
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Journal Physical Therapy UNISA
ISSN : 27766969     EISSN : 27976246     DOI : 10.31101/jitu
Core Subject : Health,
Journal of Physical Therapy UNISA publishes scientific articles as a tool for fellow academics and professional practitioners in exploring and developing knowledge, skills, and attitudes in various efforts to provide services in the broader health sector build uponscientific data and evidence based. These efforts are expected to increase knowledge in the field of Physical therapy and other professional health professions. Journal of Physical Therapy UNISA publishes scientific articles from research which contain primary or secondary data, literature reviews and systematic reviews, quantitative, qualitative and integrated methods research. The scope of Journal Physical Therapy UNISA is a research related to Physical therapy field, following these aspects: Musculoskeletal Cardiorespiratory Women’s Health Paediatric Geriatric Sport Neuromuscular Electrophysical Agents Occupational Health and Ergonomic
Articles 33 Documents
Kombinasi kompres es dan terapi latihan pada sprain ankle: studi kasus Raudhatus Shofy Ramadanti; Tiara Fatmarizka; Abdurrasyid Abdurrasyid; Taufik Eko Susilo
Journal Physical Therapy UNISA Vol 2, No 1 (2022): April
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.665 KB) | DOI: 10.31101/jitu.2502

Abstract

Pendahuluan: Sprain ankle merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh robeknya ligamen lateral akibat pergerakan yang berlebihan. Presentase kejadian sebesar 85% yang dapat menimbulkan keluhan berupa nyeri, bengkak dan penurunan stabilitas ligamen serta menyebabkan penurunan fungsi gerak dan performa atlet di lapangan. Penanganan fisioterapi dengan terapi latihan bertujuan untuk mengurangi keluhan dan mempercepat proses pemulihan. Pasien berinisial K, usia 17 tahun merupakan seorang atlet basket datang dengan keluhan nyeri dan bengkak, serta rasa tidak nyaman pada ankle kirinya akibat cidera pada saat latihan basket. Hasil inspeksi menujukkan adanya bengkak pada sisi lateral ankle sinistra.Metode: Pasien telah mendapatkan intervensi fisioterapi berupa kompres es dan terapi latihan sebanyak enam kali. Pemberian kompres es dengan ice pack pada seluruh bagian ankle yang cedera kemudian dilanjutkan dengan terapi latihan seperti ankle 4 way exercise, sliding towel exercise, calf raise exercise dan slow-step exercise. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan cedera ligamen anteriortalo fibular yang menyebabkan terjadinya penurunan stabilitas ankle joint. Pendekatan paling umum untuk penanganan akut pada kondisi Sprain ankle adalah protokol PRICE (Protection, Rest, Ice, Compression, dan Elevation). Jika dibandingkan dengan immobillisasi pemberian terapi latihan terbukti dapat mempersingkat proses pemulihan, seperti mengembalikan gerak fungsional ankle. Setelah diberikan intervensi fisioterapi didapatkan hasil penurunan nilai nyeri, diameter bengkak serta peningkatan stabilitas ligamen ankle joint. Kesimpulan: Penanganan Sprain ankle dengan menggunakan kompres es dan terapi latihan dapat menurunkan nyeri, mengurangi diameter bengkak dan meningkatkan stabilitas ligamen. 
Pengaruh metode isometric exercise dan electrotherapy terhadap nyeri osteoarthritis lutut pada lansia Shindy Winengku Taurustian; Ari Sapti Mei Leni
Journal Physical Therapy UNISA Vol 2, No 2 (2022): November
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.835 KB) | DOI: 10.31101/jitu.2826

Abstract

Latar Belakang: Seseorang seiring bertambahnya usia, seseorang akan mengalami fase penuaan dimana terdapat penurunan fungsi organ dan penurunan perkembangan fisik menyebabkan timbulnya beberapa permasalahan kesehatan. Salah satu gangguan yang banyak ditemukan pada lansia adalah osteoarthritis. Prevalensi di Indonesia mencapai 36,5 juta. Sebanyak 80-90% pasien dengan osteoarthritis berusia 65 tahun ke atas dan kasusnya lebih sering ditemukan pada wanita. Oleh karena itu peneliti memberikan intervensi electrotherapy dengan penambahan metode isometric exercise terhadap nyeri osteoarthritis lutut pada lansia. Tujuan: mengetahui perbedaan pengaruh electrotherapy dengan penambahan metode isometric exercise terhadap nyeri osteoarthritis lutut pada lansia. Metode: penelitian ini menggunakan metode Quasi Experimental, dengan pretest posttest Two Group Design. Sempel sebanyak 30 responden dengan Teknik Simple Random Sampling. Pengukuran nyeri menggunakan VAS. Hasil: berdasarkan Uji Wilcoxon didapatkan nilai signifikasi pada kelompok electrotherapy sebesar 0.020 (p0.05) dan pada kelompok electrotherapy ditambah metode isometric exercise didapat hasil 0.005 (p0.05). berdasarkan Uji Mann Whitney didapatkan nilai signifikasi 0.149 (p0.05). kesimpulan: tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara electrotherapy dan electrotherapy dengan penambahan metode isometric exercise terhadap penurunan nyeri osteoarthritis lutut pada lansia
Pengaruh Cone Exercise terhadap Sensomotorik anak usia 4–6 tahun Sri Yuliana
Journal Physical Therapy UNISA Vol 1, No 2 (2021): November
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.206 KB) | DOI: 10.31101/jitu.2413

Abstract

Anak usia 4–6 tahun masih dalam proses pengembangan sistem pengolahan sensori, sehingga pemberian stimulus sangat penting untuk mendukung perkembangannya. Anak dengan lemahnya sistem sensomotorik dapat mengalami gangguan dalam keseimbangan, konsentrasi, intelegensi, ketahanan, kemampuan motorik kasar dan halus. Untuk dapat mengeksplorasi mengenai perkembangan gerak yang ada pada tubuh anak, pertama yang dilakukan adalah belajar bagaimana menginterprestasikan gerak yang anak lakukan dan apa makna gerakan yang dilakukan oleh anak. Hal ini membutuhkan suatu proses koordinasi dari otak, yaitu koordinasi otak kanan dan kiri dan pemeliharaan otak secara fungsional Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan cone  terhadap sensomotorik anak usia 4–6 tahun. Metode penelitian dengan statistik non-parametrik pre and post test. Jumlah responden yang memenuhi kriteria inklusi mencakup 24 anak di TK Insan Madani. pengukuran dengan wooble board  sebelum dan sebelum selama 2 minggu. Hasil analisis dengan menggunakan uji univariat dengan tabel distribusi frekuensi dengan uji bivariat menggunakan uji normalitas Shapiro Wilk. uji wilcoxon signed rank test adalah 0,0000,05. Kesimpulan bahwa ada pengaruh signifikan Latihan Cone   Terhadap Sensomotorik Anak Usia 4–6 Tahun.
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS SPRAIN ANKLE SINISTRA: A Case Report Yeni Setyaningratri; Dwi Rosella Komalasari
Journal Physical Therapy UNISA Vol 2, No 2 (2022): November
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.661 KB) | DOI: 10.31101/jitu.2840

Abstract

Latar Belakang: Sprain ankle adalah cedera pada ligament ankle karena adanya overstretch dengan posisi plantar flexi dan inversi yang terjadi secara mendadak saat kaki tidak mampu menumpu pada permukaan tanah dengan sempurna. Rehabilitasi pasca cedera harus dilakukan dengan tepat untuk menghindari terjadinya cedera berulang. Salah satu rehabilitasi fisioterapi menggunakan elektroterapi dan terapi latihan secara aktif maupun pasif. Yang dapat membantu pemulihan kekuatan otot, tendon, ligament, serta dapat mempertahankan stabilitas sendi dan menambah range of motion (ROM). Tujuan: Untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi pada sprain ankle terhadap nyeri, kekuatan grup otot flexor, extensor, inversor, eversor ankle, serta peningkatan range of motion ankle. Metode: Studi kasus ini dilakukan pada seorang pasien sprain ankle di Bintang Physio Klinik. Problematika yang dialami pasien adalah terdapat nyeri dan terdapat kelemahan otot dorsi flexor, plantar flexsor, invertor, evertor ankle. Intervensi fisioterapi yang diberikan adalah elektroterapi yang dikombinasikan dengan terapi latihan dilakukan selama 1 kali/minggu selama 1 bulan. Hasil: Pemeriksaan nyeri dengan menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) menunjukkan penurunan nyeri tekan 3 menjadi 0, nyeri gerak 4 menjadi 2, dan nyeri diam tetap 0. Kekuatan otot diukur dengan Manual Muscle Testing (MMT) otot dorsi flexor, plantar flexsor, invertor, evertor ankle dengan nilai 4 menjadi 5.Range of motion (ROM) diukur dengan goniometer pada gerakan plantar-dorso flexi S:15°-0°-35° menjadi S.20o-0o-35o, sedangkan pada gerakan inversi-eversi R:30°-0°-15° menjadi R:30°-0°-20° Kesimpulan: Intervensi elektroterapi dikombinasika dengan terapi latihan 1x/minggu selama 1 bulan mampu menurunkan nyeri, meningkatkan kekuatan otottungkai bawah serta meningkatkan range of motion ankle.
Pengaruh Short Foot Excercisedan Tibialis Posterior Strengthening Terhadap Keseimbangan Dinamis Pada Penderita Flat Foot Remaja Narrative Review Dika Rizki Imania; Arinaa Nidaaul Haq
Journal Physical Therapy UNISA Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.036 KB) | DOI: 10.31101/jitu.2015

Abstract

Masalah kesehatan usia remaja merupakan salah satu masalah penting dalamsiklus kehidupan.Salah satu dari berbagai masalah kesehatan remaja ialah gangguan muskuloskeletal berupa kelainan bentuk telapak kaki (flexible flat foot).Dampak yang akan terjadi akibat flat foot yaitu nyeri, mudah lelah bila berjalan jauh, sepatu cepat halus, perubahan biomekanik tubuh yang akan menyebabkan gangguan keseimbangan, gangguan berjalan serta deformitas yang memudahkan terjadinya cedera. Cedera pada remaja dapat menurunkan produktifitas dan kualitas kesehatan dalam menjalankan aktivitas sehari harinya. Untuk meningkatkan keseimbangan dinamis guna meminimalisir terjadinya risiko cedera terdapat intervensi short foot exercise dan tibialis posterior strengthening. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh short foot exercise dan tibialis posterior strengthening terhadap peningkatan keseimbangan dinamis remaja flexible flat foot.Metode penelitian ini adalah penelitian narrative review. Pencarian jurnal dilakukan di portal jurnal online seperti google scholar, PubMed, dan science direct. Hasil penelusuran didapatkan sebanyak 3 jurnal short foot exercise dan 2 jurnal tibialis posterior strengthening dilakukan review dalam penelitian ini. Hasil penelitian  review 3 jurnal short foot exercise dan 2 jurnal tibialis posterior strengthening didapatkan bahwa ada peningkatan keseimbangan pada responden setelah dilakukan latihan. Kesimpulan dari penelitian ini ada pengaruh short foot exercise dan tibialis posterior strengthening terhadap peningkatan keseimbangan dinamis pada penderita flexible flat foot remaja.
Pengaruh pemberian extracorporeal shock wave therapy (ESWT) dan ultrasound (US) terhadap penurunan nyeri pada Tennis Elbow: narrative review Fitri Yani; Ilham Wally; Prihantoro Larasati
Journal Physical Therapy UNISA Vol 2, No 1 (2022): April
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.099 KB) | DOI: 10.31101/jitu.2661

Abstract

Latar Belakang: Tennis elbow merupakan penyakit degeneratif atau peradangan pada origo grup otot exstensor wrist. Keluhan yang selalu muncul adalah nyeri yang tajam pada area lateral epicondyle siku, nyeri yang timbul bersifat konstan, dan akan membuat kelemahan pada otot-otot extensor di wrist sehingga mengakibatkan gangguan pada aktivitas sehari-hari dan dapat menurunkan kinerja dan produktivitas kerja seseorang. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh extracorporeal shock wave therapy dan ultrasound terhadap penurunan nyeri pada penderita tennis elbow. Metode: penelitian ini menggunakan metode narrative review artikel berasal dari 3 database, yaitu Pedro, Pubmed, dan Google Schollar. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah artikel free full text yang membahas tentang extracorporeal shock wave therapy dan ultrasound terhadap penurunan nyeri pada tennis elbow yang di publish tahun 2017-2022 berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Hasil : Rata-rata nilai nyeri (VAS) pretest pada pemberian extracorporeal shock wave therapy sebesar 7,6 setelah pemberian intervensi selama 3-4 minggu didapatkan rata-rata nilai penurunan nyeri (VAS) posttest sebesar 4, pada pemberian ultrasound rata-rata nilai nyeri (VAS) pretest sebesar 7, setelah pemberian intervensi selama 2-4 minggu didapatkan rata-rata nilai penurunan nyeri (VAS) posttest sebesar 3,6 Kesimpulan: Pemberian extracorporeal shock wave therapy dan ultrasound efektif dalam mengurangi nyeri pada penderita tennis elbow.
Program fisioterapi dalam pencegahan kecacatan fungsional pada pasien Kusta dengan Xerosis: studi kasus Rizqi Mutia Andini; Tiara Fatmarizka; Arif Pristianto; Teguh Prihastomo
Journal Physical Therapy UNISA Vol 2, No 1 (2022): April
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (687.168 KB) | DOI: 10.31101/jitu.2503

Abstract

Kusta disebut juga penyakit Morbus Hansen atau Lepra disebabkan adanya bakteri Mycobacterium Leprae. Penyakit ini menyerang kulit serta menyebabkan luka terhadap kulit, mati rasa, kerusakan saraf (sistem saraf perifer), melemahnya otot, melemahnya selaput lendir pada saluran pernafasan atas, serta melemahnya fungsi mata. Kusta terbagi menjadi dua yaitu Kusta Pausi Basiler atau Kusta tipe kering dan Kusta Multi Basiler atau Kusta tipe basah. Masing-masing memiliki klasifikasi tanda dan gejala yang berbeda. Ciri menonjol dari kusta adalah adanya xerosis yang merupakan suatu kondisi kekeringan pada lapisan epidermis kulit. Pada kondisi ini kulit mengalami bersisik, mengelupas, dan gatal. Studi Kasus ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan modalitas fisioterapi dalam memperbaiki kerusakan kulit dan mencegah kecacatan fungsional. Metode studi kasus ini berupa analitik eksperimental. Sampel penelitian dengan seorang penderita Kusta dengan xerosis di Unit Rehabilitasi Kusta Donorojo. Program fisioterapi berupa scrubbing, Virgin Coconut Oil (VCO), passive dan active movement exercise serta Ambulasi. Pengukuran menggunakan Prevention of Disability (POD) sebagai alat ukur kecacatan, Overal Dry Skin Score (ODSS) sebagai alat ukur tingkat Xerosis, Goniometer sebagai alat ukur lingkup gerak sendi, dan Foot and Ankle Disability Index (FADI) sebagai alat ukur kemampuan fungsional. Hasil program menunjukkan modalitas fisioterapi yang diberikan terprogram efektif memperbaiki kerusakan kulit dan mencegah kecacatan fungsional. 
Faktor resiko kejadian muskuloskeletal disorder (MSDS) pada pengrajin gerabah di kasongan Yogyakarta tahun 2020 Nur Ilmiati; Indriani Indriani
Journal Physical Therapy UNISA Vol 1, No 2 (2021): November
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.802 KB) | DOI: 10.31101/jitu.2414

Abstract

Keluhan Muskuloskletal menjadi salah satu penyebab kecelakaan kerja dan kecatatan di industri negara maju dan berkemabang. Keluahan ini muncul dikarenakan beberapa faktor diantaranya posisi kurang ergonomi, repetitive, durasi kerja lama dengan penggunaan tenaga berlebih. Munculnya keluhan ini menimbulkan efek menurunannya produktivitas kerja bahkan terjadi disabilitas hingga kematian. Peneliatian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian MSDs pada pengrajin gerabah di Kasongan Yogyakarta tahun 2020. Penelitian kuantitatif dengan metode surve analitik menggunakan pendekatan waktu cross-sectional. Populasi 180 orang dengan sampel 66 orang menggunakan Accidental Sampling dengan uji statistik Kendall tau. Variabel penelitian diantaranya faktor individu  (jenis kelamin, usia, masa kerja, Indeks Masa Tubuh (IMT),kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, dan tingkat pendidikan). Instrumen penelitian menggunakan koesioner Nordic Body Map (NBM), biodata responden dan informed consent. Dari 66 sampel, 45 responden (68,2%) mengalami kejadian MSDs. Hasil uji statistik Kendall tau menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin (0,1770,05.), umur (0,116 0,05) masa kerja (0,234 0,05), pendidikan (0,056 0, 05), IMT (0,868 0,05), kebiasaan olahraga (0,695 0,05), dan kebiasaan merokok (0,166 0,05) dengan kejadian MSDs pada pengrajin gerabah di Kasongan Yogyakarta tahun 2020. Tidak ada hubungan antara faktor individu (jenis kelamin, umur, masa kerja, indeks massa tubuh, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, dan tingkat pendidikan) dengan kejadian MSDs.
Hubungan Antara Q Angle Knee Dengan Kinerja Otot Quadriceps Saat Bejalan Pada Mahasiswa Yusuf Nasirudin; Achwan Achwan
Journal Physical Therapy UNISA Vol 2, No 2 (2022): November
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.054 KB) | DOI: 10.31101/jitu.2843

Abstract

Latar Belakang: Ada lebih dari 100.000 kunjungan perawatan primer sehari di Inggris (UK) untuk gangguan nyeri muskuloskeletal (MSK). Nyeri lutut adalah kondisi paling umum kedua, dengan nyeri patellofemoral (PFP) dianggap sebagai salah satu bentuk nyeri lutut yang paling umum Q Angle memiliki pengaruh penting dalam mengevaluasi sendi lutut dan keadaan mekanik sendi lutut pada mahasiswa dalam menjalankan aktifitasnya, Q Angle  merupakan indikator keselarasan gerak yang normal pada ekstremitas bawah serta fungsi biomekanik pada lutut terutama saat berjalan, secara bersamaan memberikan data penting tentang kemampuan kinerja otot  ekstremitas bawah yaitu otot quadriceps. Tujuan: untuk mengetahui hubungan antara Q Angle knee dengan kinerja otot quadriceps saat bejalan pada mahasiswa. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi merupakan Mahasiswa di lingkungan Poltekees Kemenkes Jakarta III. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling. Penelitian ini tentang korelasi  kondisi derajat Q Angle dengan kinerja otot saat berjalan. Dalam penelitian ini, pengukuran Q Angle  dilakukan dengan goniometer, dan Surface Electromyograpy sebagai alat ukut kinerja otot. Hasil: penelitian menunjukkan tidak ada korelasi hubungan antara sudut Q Angle dan kinerja otot saat berjalan.
Pengaruh Pemberian Brandt Daroff Exercise Untuk Meningkatkan Keseimbangan Pada Benign Paroxysmal Positional Vertigo : Metode Narrative Review Irni Sofiani; Gemila Reza Sugeng; Rizky Wulandari
Journal Physical Therapy UNISA Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.957 KB) | DOI: 10.31101/jitu.2016

Abstract

Benign Paroxysmal Positional Vertigo bukan merupakan suatu penyakit, tetapi merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang terjadi akibat gangguan keseimbangan pada sistem vestibular. Brandt Daroff Exercise bertujuan meningkatkan keseimbangan pasien. Brandt Daroff Exercise untuk meningkatkan keseimbangan pada Benign Paroxysmal Positional Vertigo dimana pemberian intervensi ini bisa dilakukan kepada usia anak muda, orang dewasa, orang tua hingga lansia. Brandt Daroff Exercise ini bisa dilakukan secara mandiri dirumah dan diulang secara rutin setiap hari. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Brandt Daroff Exercise Untuk Meningkatkan Keseimbangan Pada Benign Paroxysmal Positional Vertigo. Metode penelitian ini  NarrativeReview dengan framework PICO (Population, Intervention, Comparison, Outcome). Mengidentifikasi artikel menggunakan database yang relevan (Google Schoolar, Scinedirect dan PubMed) dengan kata kunci yang telah disesuaikan. Seleksi artikel dengan menggunakan PRISA Flowchart, selanjutnya dilakukan tahapan penilaian artikel menggunakan criticalappraisal dan menyusun hasil ulasan narasi. Dari hasil penelitian secara keseluruhan pencarian 3 database terdapat 646. Setelah dilakukan screening judul dan relevansi abstrak diperoleh 13 jurnal yang menyebutkan bahwa Brandt Daroff Exercise terbukti meningkatkan keseimbangan pada Benign Paroxysmal Positional Vertigo. Kesimpulan dari penelitian Pemberian Brandt Daroff Exercise pada penderita Benign Paroxysmal Positional Vertigo efektif dalam meningkatkan keseimbangan.

Page 1 of 4 | Total Record : 33