cover
Contact Name
Oris Krianto Sulaiman
Contact Email
oris.ks@ft.uisu.ac.id
Phone
+6281361721930
Journal Mail Official
JurnalSustainAgr@gmail.com
Editorial Address
Jl. Batang Kuis - Lubuk Pakam Gg. Cempaka Dusun III No. 3, Tanjung Sari, Batang Kuis, Kab. Deli Serdang Sumatera Utara
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Tabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan
Published by Ilmu Bersama Center
ISSN : -     EISSN : 29628644     DOI : https://doi.org/10.56211/tabela
Core Subject : Agriculture,
Tabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan merupakan terbitan berkala ilmiah yang menyajikan hasil-hasil penelitian maupun telaah ilmiah yang menitikberatkan pada upaya-upaya yang dilakukan dalam mendukung pertanian berkelanjutan. Jurnal ini dikelola oleh Ilmu Bersama Center bersama Dosen-Dosen Profesional dari berbagai perguruan tinggi yang bertujuan untuk mempublikasikan hasil penelitian atau telaah ilmiah dari Dosen, Peneliti maupun mahasiswa. Tabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan terbit dua issue dalam setahun yaitu pada bulan Januari dan Juli, terbitan pertama pada bulan Januari 2023. Manuscript yang diterima pada Tabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan akan diperiksa kemiripannya menggunakan Plagiarism Checker dengan similarity index maksimal 25%. Manuscript yang lolos akan direview secara blind review oleh Mitra Bestari. Ruang lingkup Tabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan adalah Ilmu Pertanian dengan topik pengelolaan lahan, pengelolaan tanaman, pengendalian organisme pengganggu tanaman, agroklimat dan sosial ekonomi pertanian.
Articles 10 Documents
Pemanfaatan Gulma Berdaun Lebar sebagai Bahan Baku Kompos Pelet dan Kompos Curah dengan Durasi Pengomposan yang Berbeda Ahmad Dhairobi; Sakiah Sakiah; Guntoro Guntoro
Tabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol. 1 No. 1 (2023): Edisi Januari
Publisher : Ilmu Bersama Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.011 KB) | DOI: 10.56211/tabela.v1i1.94

Abstract

Gulma merupakan tumbuhan yang hadirnya tidak dikehendaki, sifatnya mengganggu dan merugikan tanaman utama. Melalui perlakuan tertentu, gulma dapat diolah menjadi pupuk organik. Penelitian bertujuan untuk mengetahui mutu kompos curah dan kompos pelet dari gulma berdaun lebar dengan penambahan limbah pabrik kelapa sawit dengan durasi pengomposan yang berbeda. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial. Faktor 1 yaitu durasi waktu pengomposan (5 minggu dan 10 minggu), faktor 2 yaitu pemberian limbah pabrik kelapa sawit terdiri atas 4 taraf (tanpa pemberian limbah pabrik kelapa sawit; LCPKS 50 ml + solid decanter 50 gr; LCPKS 50 ml + solid decanter 75 gr; LCPKS 50 ml + solid decanter 100 gr) dengan masing-masing 4 replikasi. Kompos yang dihasilkan diuji kadar C-organik, rasio C/N, N, P, K, Fe,Mn dan Zn. Data dianalisis menggunakan ANOVA, jika F hitung > F tabel dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil. Rataan hasil pengamatan dibandingkan juga dengan Standar Mutu Pupuk Organik berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No 70 Tahun 2011. Dari penelitian ini dihasilkan kompos curah dan pelet yang memenuhi standar C-organik, kadar hara N+P2O5+K2O, namun hanya kompos curah A dan kompos pelet E yang memenuhi standar rasio C/N berdasarkan Permentan no 70 tahun 2011. Mutu kompos terbaik yaitu kompos curah A dengan karakteristik C-organik 45,52%, rasio C/N 23,26, kadar hara N+P2O5+K2O 11,24%. Untuk memperoleh mutu kompos gulma berdaun lebar yang memenuhi standar mutu, durasi pengomposan disarankan berkisar 10 minggu.
Pemanfaatan Respon Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.) Terhadap Pemberian Mikoriza dengan Berbagai Pengolahan Tanah Konservasi Azis Cibro
Tabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol. 1 No. 1 (2023): Edisi Januari
Publisher : Ilmu Bersama Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.379 KB) | DOI: 10.56211/tabela.v1i1.148

Abstract

Pada umumnya tanaman kacang tanah menghendaki tanah yang gembur agar perkembangan perakaran berjalan  dengan baik, ginofor mudah masuk kedalam tanah guna membentuk polong serta mempermudah pemungutan hasil tanpa banyak polong yang tertinggal didalam. Penelitian lapangan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan mikoriza dan berbagai cara olah tanah, tiga varietas yang sesuai pada tanah Ultisol di Sumatera Utara Penelitian ini dilakukan di Penelitian dilaksanakan Juli sampai November 2022 di lahan BPP Dinas Pertanian Kota Medan, Selambo Amplas, Medan Rancangan yang digunakan Petak Terpisah (RPT) di ulang sebanyak tiga kali. Perlakuan mikoriza yang dicobakan sebagai anak-anak petak adalah tanpa mikoriza dan pemakaian mikoriza 5 g/lobang tanam. Kedua cara ini dikombinasikan sebagai anak petak dengan tiga taraf pengolahan tanah yaitu tanpa olah tanah (no tillage), pengolahan tanah terbatas (minimum tillage), pengolahan tanah sempurna (full/traditional tillage) dan varietas sebagai petak utama varietas Lokal, varietas Gajah,  varietas Kancil.  Hasil Penelitian menunjukkan Pengolahan tanah sempurna pada tanah Ultisol dapat meningkatkan bobot kering tanaman lebih berat Varietas Gajah lebih responsif pada tanah Ultisol terhadap jumlah cabang primer umur 6 mst dan lebih luas daunnya, bobot kering tanaman terberat, umur berbunga cepat dan bobot kering gulma rendah umur 3 mst dan jumlah ginofor yang tidak jadi polong lebih sedikit dihasilkan varietas Kancil. Pengolahan tanah sempurna dan penambahan mikorhiza 5 g/lobang tanam umur (9-6 mst) dan tanpa mikoriza bobot kering tanaman lebih berat umur 6 mst.
Proses Fisiologis Pembentukan Protein Kedelai pada Kondisi Tanaman Mengalami Cekaman Kekeringan Desti Kurniawan Gulo; Nurhayati Nurhayati
Tabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol. 1 No. 1 (2023): Edisi Januari
Publisher : Ilmu Bersama Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.093 KB) | DOI: 10.56211/tabela.v1i1.167

Abstract

Cekaman kekeringan merupakan kondisi lingkungan dimana tanaman tidak menerima asupan air yang cukup, sehingga tanaman tidak dapat melakukan proses pertumbuhan dan perkembangan secara optimal serta produksi menurun. Cekaman kekeringan adalah masalah utama pada hasil produksi tanaman di seluruh dunia. Hal tersebut juga dapat memicu terjadinya cekaman oksidatif yakni suatu keadaan lingkungan yang mengalami peningkatan Reactive Oxygen Spesies (ROS) akibat adanya suatu over reduksi dari proses fotosintesis. Peningkatan ROS yang bersifat radikal bebas dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara ROS tersebut dan status antioksidan yang ada di dalam tanaman. Tanaman yang toleran terhadap cekaman seperti tanaman kedelai beradaptasi dengan cara memproduksi senyawa-senyawa yang bersifat antioksidan.
Kadar Kalium pada Tanah dan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) pada Lahan Aplikasi dan Tanpa Aplikasi Tandan Kosong Kelapa Sawit Hasan Wirayuda; Sakiah Sakiah; Tuty Ningsih
Tabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol. 1 No. 1 (2023): Edisi Januari
Publisher : Ilmu Bersama Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.53 KB) | DOI: 10.56211/tabela.v1i1.168

Abstract

Kalium merupakan unsur hara makro bagi tanaman yang berperan penting dalam proses metabolisme, mulai dari fotosintesis, translokasi asimilat hingga pembentukan pati, protein, dan aktivator enzim. Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) merupakan limbah pabrik kelapa sawit yang jumlahnya sangat melimpah. Pada setiap ton tandan kosong kelapa sawit mengandung unsur hara 1,5% N, 0,5% P, 7,3% K, dan 0,9% Mg yang dapat digunakan sebagai pupuk pengganti tanaman kelapa sawit. Penelitian ini dilaksanakan di Afdeling IV Kebun Sei Silau PT. Perkebunan Nusantara III. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskripsi, keadaan hara kalium pada dua macam perlakuan pada tanah dan tanaman pada lahan aplikasi tanpa aplikasi tandan kosong kelapa sawit di Afdeling IV Kebun Sei Silau PT. Perkebunan Nusantara III. Hasil penelitian menunjukkan kadar K total pada lahan aplikasi TKKS adalah 2830,50 ppm sedangkan pada lahan tanpa aplikasi TKKS adalah 2054,15 ppm. Kandungan K dapat ditukar pada lahan aplikasi TKKS yaitu 2,41 me/100 g sedangkan pada lahan tanpa aplikasi TKKS memiliki angka yaitu 0,84 me/100 g. Serapan hara K Tanaman pada lahan aplikasi TKKS adalah 0,77% dan serapan hara K Tanaman di lahan tanpa aplikasi TKKS adalah 0,69%. Serapan hara K tanaman pada kedua sampel dikategorikan kurang (defisiensi).
Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Pisang (Musa acuminata Colla) di Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara Fitra Syawal Harahap; Hilwa Walida; Ika Ayu Putri Septiyani; Wan Arfiani Barus; Fauzi Ahmad Syawaluddin; Makruf Wicaksono
Tabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol. 1 No. 1 (2023): Edisi Januari
Publisher : Ilmu Bersama Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.596 KB) | DOI: 10.56211/tabela.v1i1.169

Abstract

Pendekatan atau metode untuk mengevaluasi potensi sumber daya lahan merupakan cara evaluasi lahan. Nilai produksi yang diharapkan yang mungkin diperoleh, serta informasi dan/atau arah penggunaan lahan yang diperlukan, akan diberikan oleh hasil evaluasi lahan. Evaluasi karakteristik tingkat kesesuaian lahan pada kawasan dilakukan untuk menganalisis upaya perbaikan yang ditujukan untuk meningkatkan produktivitas dan menghasilkan peta kesesuaian lahan aktual dan kesesuaian lahan potensial komoditas unggulan di kecamatan tersebut. Penggunaan lahan di Kecamatan Kualuh Selatan perlu didukung dengan informasi kesesuaian lahan Metode survei yang digunakan Satuan lahan berdasarkan peta lahan, kemiringan lereng, elevasi, dan tutupan lahan Proses membandingkan (matching) adalah metode analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman pisang Kondisi lahan aktual menjadi Potensial yang sesuai dibudidayakan di Kecamatan Kualuh Selatan untuk tanaman pisang adalah faktor pembatas ketersediaan hara (na), rejim suhu (tc), media perakaran (rc), retensi hara (nr) dan bahaya erosi (eh). Usaha perbaikan yang dapat dilakukan yaitu pembuatan drainase, pengapuran CaCO3, pemberian bahan organic, pembuatan teras atau menanam sejajar dengan kontur dan pemupukan. Rejim suhu tidak dapat dilakukan usaha perbaikan.
Reaction Creation of Tomato (Solanum lycopersicum L) by Giving Strong (Oil Palm Void Organic Product Pack) and Charcoal Rice Husk Walida Hilwa; Fitra Syawal Harahap; Migusnawati Migusnawati; Ananto Ananto
Tabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol. 1 No. 2 (2023): Edisi Juli
Publisher : Ilmu Bersama Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.476 KB) | DOI: 10.56211/tabela.v1i2.170

Abstract

Arrangement of Strong Produced using Oil Palm Void Natural product Packs and Rice Husk Charcoal on Creation of Tomato Plants (Solanum lycopersicum L) means to decide the impact of different sorts of Strong (Oil Palm Void Organic product Bundles) and Rice Husk Charcoal on Creation of Tomato Plants (Solanum lycopersicum L). This exploration was led in Sona Town with a level of 18 meters above ocean level Labuhanbatu Regime in Juli 2022 to December 2022. The material utilized was tomato seeds, husk charcoal, strong, water. The hardware utilized was a 35x40 polybag, shaper cutting edge, scientific equilibrium, ruler, scissors, mortar, estimating jar, can, calipers, perfect rope, digger. The examination will be directed with a factorial gathering plan. The main variable is the arrangement of Strong to be specific S0: Without Strong (Control), S1: 0.50 kg/polybag, S2: 0.70 kg/polybag S3: 1kg/polybag. The subsequent component is the organization of rice husk charcoal P0: Without Husk Charcoal (Control), P1: 0.2 kg/polybag, P2: 0.4 kg/polybag. The quantity of treatment mixes is 12 blends. The aftereffects of this study show that the arrangement of Strong and Rice Husk Charcoal Against Tomato Plant Creation (Solanum lycopersicum L) has no huge impact in Stem Diamater (cm), All out Number of Natural products per Plant (g), All out Weight of Organic products per Plant (g) however treatment connection of 1 kg/polybag and 0.2 kg/polybag of Rice Husk Charcoal can expand Stem breadth (cm), Complete Number of Natural products per Plant (g), All out Weight of Natural products per Plant (g).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani dalam Memilih Varietas Ubi Cilembu Melbi Tanjung; Risfan Sobari
Tabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol. 1 No. 2 (2023): Edisi Juli
Publisher : Ilmu Bersama Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.126 KB) | DOI: 10.56211/tabela.v1i2.263

Abstract

Ubi Cilembu yang disukai oleh masyarakat adalah varietas Neerkom namun dari segi produksi termasuk rendah bila dibandingkan dengan kultivar unggul hasil penelitian. Salah satu penyebab rendahnya produksi ubi varietas Neerkom adalah wilayah yang ditanami membutuhkan kondisi iklim dan tanah yang spesifik. Adanya penurunan produktivitas pada ubi varietas Neerkom menyebabkan munculnya varietas lain yang dikembangkan oleh petani. Keputusan petani yang beragam menyebabkan keragaman dalam pemilihan varietas ubi Cilembu. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam memilih varietas ubi Cilembu. Secara teoritis keputusan petani dipengaruhi oleh faktor ekologi, ekonomi, dan sosial budaya. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Teknik pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, observasi dan dokumentasi. Faktor-faktor dianalisis dengan menggunakan model analisis jalur (path analysis). Dari hasil analisis jalur, faktor ekologi merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap keputusan petani dalam memilih varietas ubi Cilembu. Untuk membantu petani dalam mengembangkan sistem usaha tani harus memahami bagaimana keputusan diambil oleh petani dan alasan apa yang melatarbelakanginya. Jika terjadi perubahan lingkungan ekologis, ekonomis, dan sosial budaya masyarakat maka petani dapat beradaptasi. Dengan demikian pertanian mencakup suatu proses pengambilan keputusan tanpa akhir, baik itu jangka pendek, menengah, dan panjang yang dapat berubah dari waktu ke waktu.
Manajemen Pemupukan Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Afdeling I Kebun Tanah Raja PT Bakrie Sumatera Plantations Tuty Ningsih; Inggrid Ovie Yosephine; Subakti P. Butar-Butar
Tabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol. 1 No. 2 (2023): Edisi Juli
Publisher : Ilmu Bersama Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.791 KB) | DOI: 10.56211/tabela.v1i2.269

Abstract

Manajemen Pemupukan merupakan rangkaian proses kegiatan pemupukan dimulai dari perencanaan, pembagian tugas dan fungsi karyawan, pelaksanaan dan pengendalian. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan memahami manajemen pemupukan tanaman menghasilkan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berdasarkan fungsi manajemen dan mendeskripsikan fenomena-fenomena yang terjadi di Lapangan. Penelitian dilakukan di Afdeling I kebun Tanah Raja PT Bakrie Sumatera Plantation (BSP) pada bulan April – Juli 2020. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kulitatif dengan mengumpulkan data primer dari kuesioner melalui wawancara dan mengamati fenomena di lapangan dan pengumpulan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Manajemen pemupukan Tanaman menghasilkan kelapa sawit terdiri atas: (a) Perencanaan (Planning) yang meliputi penyusunan RKAP, pengambilan contoh daun (KCD), rekomendasi pemupukkan, persiapan lapangan, peralatan dan pengangkutan. (b) Organisasi (Organizing) merupakan pembagian pekerjaan untuk pemupukan yang berjumlah 17 tenaga kerja dan terdiri atas 10 tenaga kerja penabur, 5 tenaga kerja pengecer dan 2 tenaga kerja bongkar muat. (c) Pelaksanaan (Actuating) yang kegiatannya terdiri atas persiapan pemupukan dan aplikasi pemupukan. (d) Pengawasan (Controlling) yaitu asisten Afdeling di bantu oleh mandor perawatan mengawasi langsung kegiatan pemupukansecara rinci dan menyeluruh. (2) Fenomena yang terjadi dilapangan adalah pengaplikasian pupuk ke tanaman kelapa sawit belum sesuai dengan rekomendasi pemupukan hal ini disebabkan karena adanya penggunaan pupuk majemuk (NPK) diluar dari rekomendasi pemupukan dan kurangnya ketersedian pupuk di gudang dikarenakan proses pengiriman pupuk yang lama dari kantor pusat.
Pemanfaatan Teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis untuk Identifikasi Perubahan Tutupan Lahan di DAS Marikurubu, Kota Ternate Susan E. Manakane; Heinrich Rakuasa; Philia Christi Latue
Tabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol. 1 No. 2 (2023): Edisi Juli
Publisher : Ilmu Bersama Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (635.017 KB) | DOI: 10.56211/tabela.v1i2.301

Abstract

Pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat, tentunya berpengaruh terhadap kebutuhan dan ketersedian lahan di DAS Marikurubu, Kota Ternate. Dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dan sistim infomasi geografis kita dapat mengidentifikasi dan menganalsis perubahan tutupan lahan di DAS Marikurubu dengan menggunakan data citra satelit. Penelitian ini menggunakan data citra satelit Landsat 4-5 TM C2 L2 tahun 2003 untuk analisisi tutupan lahan tahun 2003, dan Landsat 8-9 OLI/TIRS C2 L2 tahun 2013 untuk analisisi tutupan lahan tahun 2013 dan 2023 dengan mengacu pada standar klasifikasi tutupan lahan berdasarkan SNI-2010 yang dilakukan dengan interpertasi dan digitasi yang dilakukakn secara visiual di software Arc GIS 10.8. Hasil penelitian menunjukan bahwa lahan terbangun di DAS Marikurubu, Kota Ternate mengalami pertambahan luasan pada periode 2003-2013-2023. Pada tahun 2003 memiliki prsentase luasan sebesar 44, 58%,  tahun 2013 sebesar 49,60% dan pada tahun 2023 sebesar 51,74% dari total luasan di DAS Marikurubu. Hal ini tentunya berbeda dengan kelas tutupan lahan lainnya yang mengalami penurunan luasan. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi informasi bagi pemerintah dan masyarakat dalam upaya penataan ruang kedepannya di Daerah Aliran sungai (DAS) Marikurubu, Kota Ternate kedepannya.  
Respons Pertumbuhan Mucuna bracteata DC. terhadap Aplikasi Mikroorganisme Lokal (MOL) Rebung Bambu Bayu Pratomo; Aremi Evanta Br Tarigan; Sakiah Sakiah; Wikka Sasvita; Aisar Novita
Tabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol. 1 No. 2 (2023): Edisi Juli
Publisher : Ilmu Bersama Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.102 KB) | DOI: 10.56211/tabela.v1i2.309

Abstract

Perbanyakan mucuna merupakan bagian penting dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Mucuna sebagai tanaman kacangan penutup tanah memiliki peran penting dalam fase persiapan areal tanam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsenstrasi yang sesuai dan lama perendaman biji mucuna di dalam mikroorganisme lokal rebung bambu terhadap keberhasilan pertumbuhan Mucuna bracteata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Rancangan Acak kelompok (RAK) faktorial. Faktor konsentrasi MOL rebung bambu: Kontrol (R0), 100 ml/l (R1), 150 ml/l (R2), 200 ml/l (R3) dan lama perendaman: Kontrol (M0), 15 menit (M1), 30 menit (M2), 45 menit (M3). Analisis sidik ragam (Analysis of Variance) dan uji DMRT signifikan 5% menggunakan software SAS versi 9.3.1. lokasi penelitian berada di Jalan Setia Bangun Pasar III, Kecamatanan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh hasil penelitian bahwa berbagai parameter yang diamati yaitu jumlah daun, berat segar dan kering tajuk, berat segar dan kering akar, jumlah bintil akar, dan panjang akar menunjukkan hasil statistik yang interaksinya tidak berpengaruh nyata. Namun secara nyata menunjukkan adanya respon positif terhadap pertumbuhan dari parameter yang diamati.  

Page 1 of 1 | Total Record : 10