cover
Contact Name
Rony Wirachman
Contact Email
ronywirachman@mail.uinfasbengkulu.ac.id
Phone
+6281908303500
Journal Mail Official
ronywirachman@mail.uinfasbengkulu.ac.id
Editorial Address
https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/nuansa/about/editorialTeam
Location
Kota bengkulu,
Bengkulu
INDONESIA
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan
ISSN : 20864493     EISSN : 26849542     DOI : 10.29300/njsik.v16i1.11235
Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan is a scientific publication media that contains Islamic sciences to support the development of Islamic knowledge. This journal is published two times a year in June and December by Program Pascasarjana IAIN Bengkulu.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 182 Documents
AKTUALISASI KURIKULUM KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA: Studi di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta Bengkulu A. Suradi Suradi; Aam Amaliyah
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 12, No 2 (2019): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/nuansa.v12i2.2761

Abstract

Aktualisasi Kurikulum Kerangka Kualifi kasi Nasional Indonesia:Studi di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta Bengkulu. Penelitian ini untuk mengungkap tentang kesiapan perguruan tinggi keagamaan Islam di Provinsi Bengkulu dalam implementasi kurikulum yang mengacu pada Kerangka Kualifi kasi Nasional Indonesia (KKNI), tenaga pengajarnya, serta sarana dan prasarana. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan desain penelitian studi kasus dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/ verifi kasi. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa kesiapan perguruan tinggi keagamaan Islam di Provinsi Bengkulu implementasi kurikulum yang mengacu pada KKNI tergolong belum siap, hal ini dapat di lihat dari beberapa indikator bahwa 1). Steckholder belum pernah mengikuti workshop, pelatihan atau diklat tentang penyusunan kurikulum berbasis KKNI, 2). Belum pernah mendapatkan sosialisasi mengenai kurikulum yang mengacu kepada KKNI, dan 3). Belum mempunyai panduan penyusunan kurikulum tentang KKNI. Kesiapan dosen dalam implementasi kurikulum yang mengacu pada KKNI di perguruan tinggi keagamaan Islam di Provinsi Bengkulu juga tergolong belum siap, hal ini dapat di lihat dari kurangnya pemahaman dosen-dosen tentang kurikulum yang mengacu kepada KKNI, sistem pengajaran yang di sampaikan oleh para dosen masih cenderung secara konvensional. Dari segi sarana dan prasarana dapat di katakan sudah cukup memadai dalam implementasi kurikulum yang mengacu kepada KKNI.
SEJARAH PERKEMBANGAN HUKUM WARIS DI INDONESIA Iim Fahimah
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 11, No 2 (2018): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/nuansa.v11i2.1367

Abstract

In this discussion the development of inheritance law was stated, from the time before  colonialism until  the time of independence. In the development of inheritance law before  the colonial period, the empire and  the sultanate applied inheritance law as a living law in the  community as well as a culture of Indonesian law in its time.  When  the Dutch East Indies government arrived, Indonesia had  implemented Islamic religious law, which  then continued and recognized its legal authority, Van den Berg conceptualized Staatsblat 1882 Number 152 which contained provisions for indigenous people or colonized people, religious laws must be applied in his environment. Snouck Hoergronje, advisor to the  Dutch East Indies Government, initiated the  receptie theory of Islamic issues  and  domestic children who pro- posed “Islam  can apply if it has been perceived by customary law”, so adat  is what determines the existence or absence of Islamic law. Furthermore, at the  time  of independence Indonesian Islamic law experts tried  to make  Islamic law a national law, with the effort of national seminars in the formation of law, Islamic law was made as one of the sources in addition to European law and Customary law
KONTRIBUSI ALUMNI TIMUR TENGAH DALAM MEMELIHARA NILAI MODERASI BERAGAMA DI PESANTREN MODERN Edy Saputra; Fadhlur Rahman Armi; Heri Rahmatsyah Putra
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 15, No 1 (2022): JUNI
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/njsik.v15i1.5903

Abstract

Upaya membentuk kesadaran moderasi beragama di Aceh salah satunya melalui cendikiawan timur tengah asal Aceh yang membawa pembaharuan pendidikan berstandar Islam moderat versi timur tengah di pesantren modern yang ada di Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi Ikatan Keluarga Timur Tengah (IKAT) Aceh dalam menjaga nilai-nilai moderasi beragama. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatitf deskriptif dengan memilih tiga pesantren modern di Kabupaten Aceh besar sebagai lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terminologi moderasi beragama tidak digunakan sebagai main issue dalam menjalankan program-program IKAT sebagai sebuah organisasi. Lebih lanjut, setelah melakukan kajian mendalam, ditemukan bahwa benih dari kandungan nilai moderasi beragama telah sering dibahasakan dalam konteks Islam Wasathiyyah di mana pesantren modern menjadi sasaran eksperimental untuk menyalurkan pesan-pesan keagamaan berbasis Islam ala Timur Tengah.
HERMENEUTIKA HUKUM ISLAM INKLUSIF DI INDONESIA Moh Dahlan
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 8, No 1 (2015): Juni
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/nuansa.v8i1.338

Abstract

The goal of this Islamic law study is to offer ijtihad hermeneutics of Islamic law which is able to bring the discourse of Islamic law inclusively by digging the spirit and essence of the Islamic law of the passages of the Koran and Sunnah, as well as the aspects of its implementation. The paradigm of Islamic law study used is philosophical hermeneutics of Hans George Gadamer. The study says that the study of philosophical hermeneutics of Islamic law has an important role in transforming the values of Islamic law into national law system. With a philosophical hermeneutics, the study of Islamic law will be able to realize the norms of Islamic law that is inclusive and dynamic in responding to the dynamics of the life of the people and the nation. The birth of a number of laws and local regulations that nuanced with Islamic law is not a barrier in building a good national legal order, but rather a real contribution in the effectiveness of the imposition of Islamic law in the legislation were valid and constitutional
Peranan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sebagai Pendidikan Preventif Terhadap Kenakalan Remaja Di Bengkulu Selatan Pasmah Chandra; Eri Oktadio
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 13, No 2 (2020): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/njsik.v13i2.3943

Abstract

Permasalahan kenakalan remaja telah menjadi masalah nasional. Hampir setiap hari terdapat berita mengenai masalah kenakalan remaja, baik tawuran, penyalahgunaan narkoba, mengkonsumsi minuman keras, merokok, dan lainnya. Remaja merupakan generasi penerus cita-cita bangsa dan sumberdaya bagi pembangunan nasional. Sehingga diperlukan upaya pembinaan dan perlindungan terhadap remaja agar terhindar dari perilaku yang mengarah pada kenakalan remaja atau delinkuen. Setiap orang bertanggung jawab dalam membina remaja sehingga terhindar perilaku yang menyimpang, salah satunya ialah Majelis Ulama Indoensia (MUI). Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahu peran Majelis Ulama Indonesia untuk mencegah dan menanggulangi kenakalan remaja dengan menggunakan metode bimbingan dan penyuluhan serta dakwah. Jenis penelitian ini ialah penelitian kualitatif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Bengkulu Selatan termasuk dalam darurat kenakalan remaja, khususnya penyalahgunaan narkoba dan mengkonsumsi minuman keras. Terutama remaja yang labil sangat mudah terpengaruh dengan lingkungan. Adapun peran Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bengkulu Selatan ialah dengan melakukan penyuluhan dan bimbingan serta dakwah dengan materi Al-Qur’an, Al-Hadis, dan fiqh. Dalam mendukung efektivitas penyuluhan dan bimbingan serta metode dakwah, Majelis Ulama Indonesia bekerja sama dengan aparat pemerintah, remaja dan pihak terkait lainnya. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menanggulangi kenakalan remaja yaitu mengadakan komunikasi, pendekatan, penyuluhan dan bimbingan untuk meninggalkan kebiasaan buruk menyalahgunakan narkoba dan mengkonsumsi minuman keras.
TUHAN DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN Iim Fahimah
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 12, No 1 (2019): Juni
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/nuansa.v12i1.2108

Abstract

"Tuhan” pada umumnya dipakai untuk merujuk kepada suatu zat abadi dan supranatural. Bagi rumpun agama samawi, kata Tuhan sendiri biasanya mengacu pada Allah, yang diyakini sebagai zat yang Maha sempurna, pemilik langit dan bumi yang disembah manusia. Dalam bahasa Arab kata ini sepadan dengan kata rabb. Menurut Ibnu Atsir, Tuhan dan tuan secara bahasa diartikan pemilik, penguasa, pengatur, pembina, pengurus dan pemberi nikmat. Kata Allah saja dalam dalam Al-Qur’an disebut 2697 kali, sedangkan kata Rabb (Rabb, Rabbi, Rabbuna, rabbukum dan Rabbuhu) sebanayak 839 kali,sedangkan kata Ilah (Ilahun, Ilahi, Ilahuna Ilahukum Alihatun, Alihati, Alihihatuna Alihatukum) ada 147 kali. Belum lagi semacam kata Wahid, Ahad,  atau kalimat yang menafi kan ada sekutu baginyna baik dalam perbuatan atau wewenang menetapkan hukum atau kewajaran beribadah kepada selain-Nya atau penjelasan lain yang semuanya mengarah penjelasan tentang tauhid. Tuhan dan fi trah adalah dua kata yang tidak bisa dipisahkan karena  fi trah itu  adalah  asal kejadian, kembali ke asal, bahkan dikatakan juga artinya Tuhan, manusia itu pada dasarnya memang ada unsur Tuhan maka di mana pun dia berada ia tidak akan bisa lepas dengan Allah.
STRATEGI KOMUNIKASI TERHADAP ANAK USIA DINI Husnul Bahri
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 11, No 1 (2018): Juni
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/nuansa.v11i1.1356

Abstract

Communication as a process in delivering messages to achieve a goal, the main component is a communica- tor or source message, communicant or recipient of the message and the message itself. In the learning process for early childhood, communication should be developed with strategies tailored to the  growth  and  development of children, one the foccus of study is the development to the language of children who will give a big influence on communication strategies against early age. The popular mistake communicators is an adults in the language of communication, and communication barriers for children should be great  interest in devising communication strategies. three things that are very urgent is the use of appropriate terms, continuoust, and the presence of cues to switch themes
DIALEKTIKA AGAMA DAN BUDAYA Poniman Poniman
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 8, No 2 (2015): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/nuansa.v8i2.394

Abstract

Religion  as  divine  guidance was  revealed to humans who  have  had  culture.  While  the  culture  is essential in the life of a society, as a society however simple,  still have a work culture,  ethics  and taste.  When religion comes to this locus there was a dialectic between the two. This dialectic bore variant-variant  in religion ie Islam Indonesia, Islam Morocco and so on. More specifically, when the religion (Islam) dialectic with the local culture  (local  wisdom) will form a distinctive  variant of Islam such  as: Islam Madura, Islamic Javanese, Malay Muslims and  so on. This variant does  not mean that religion has  been deprived of its purity, but religion was dialectic with culture
Peran Manajemen Pendidikan dalam Masyarakat Multikultural Khairiah Khairiah; Syarifuddin Syarifuddin
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 13, No 1 (2020): Juni
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/nuansa.v13i1.3337

Abstract

Abstract: The review of this paper aims to describe the role of education management in multicultural societies. The method used is descriptive qualitative approach. The component that becomes a multicultural benchmark is national integration, as a government policy to realize national unity, so that multiculturalism can shape the values of tolerance, mutual trust and communication. Multiculturalism is used as a tool to help national integrity, to be the frontline, so that multiculturalism is used as a means to trigger the rise of the nation, as a means of building creativity and can be used as a means to increase the wealth of the Indonesian people. Multicultural is used as a source of learning or national learning media through the curriculum, so that everyone understands diversity and a sense of belonging arises, wants to maintain and uphold multiculturalism to be strong. Multiculturalism is always in the grip of national integrity. The article discusses 4 programs on the role of education management in multicultural societies at IAIN Bengkulu.Keywords: The Role of Educational Management, Multicultural Communities.Abstrak:Kajian tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran manajemen pendidikan dalam masyarakat multikultural. Adapun metode yang digunakan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Komponen yang menjadi tolak ukur multikultural adalah integrasi nasional, sebagai sebuah kebijakan pemerintah untuk merealisasikan persatuan nasional, sehingga multikultural dapat membentuk nilai-nilai toleransi, kepercayaan antar sesama dan komunikasi. Multkultural dijadikan alat untuk membantu integritas nasional, menjadi garda terdepan, sehingga multikultural dijadikan sebuah sarana untuk memicu kebangkitan bangsa, sebagai sarana membangun kreatifitas dan dapat dijadikan sarana menambah kekayaan bangsa Indonesia.Multikultural dijadikan sebagai sumber pembelajaran atau media pembelajaran nasional melalui kurikulum, sehingga semua orang paham tentang keberagaman dan timbul rasa memiliki, ingin menjaga dan menjunjung tinggi multikulturalmenjadi kuat.Multikultural selalu dalam genggaman integritas nasional. Artikel membahas 4 program peranmanajemen pendidikan dalam masyarakat multikultural pada IAIN Bengkulu.Kata Kunci: Peran Manajemen Pendidikan, Masyarakat Multikultural.
Dominasi Gerakan Salafi di Pogung Dalangan Yogyakarta Ahmad Faaza Hudzaifah; Muhammad Wildan Syaiful Amri Wibowo
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 16, No 1 (2023): Juni
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/njsik.v16i1.11237

Abstract

Salafism is more and more interested byIndonesian’s muslims, specifically in Yogyakarta. The writer gets one of core of salafi studies in Yogyakarta namely Pogung Dalangan region. There are two cores of religion studies namely Pogung Dalangan Mosque (MPD) and Pogung Raya Mosque (MPR). This article explain how Yogyajartas salafi actors do spread their religions doctrine. Theory used is Pierre Bordieu’s theory which is concepts of nigasi, arena,modal,doxa and heterodoxa. Author will view some important things which want to solve in this article. The result of this research is Salafis domination in Yogyakarta producing  integration and acception by Pogungs civilians. Refering on Bordieu principals theory, domination can occur because of four principals. First, Economic principal, salafi movement has mosque which can be used as da’wah means. Foundation has strength in economic because it is supported by strong enough donors. Second, Cuture principal,  Salafi actors always capaign and purify Islam doctrine. Thirth, social  principal, salafi movement in Yogyakarta is connected Global Salafi movement. Arabs fund support and strong network in Indonesia create salafi in Pogung as deep-rooted religions authority. Fourth, Symbolic principal, salafi actroy with “middle east label” make people more trustingSalafi, semakin hari kian banyak diminati masyarakat muslim Indonesia, terkhusus di Yogyakarta. Penulis menangkap salah satu pusat kajian Salafi di Yogyakarta yakni daerah Pogung Dalangan. Terdapat dua pusat pembelajaran keagamaan yakni Masjid Pogung Dalangan (MPD) dan Masjid Pogung Raya (MPR). Tulisan ini akan melihat bagaimana tokoh-tokoh Salafi Yogyakarta melakukan penyebaran paham keagamaan mereka. Pendekatan yang digunakan memeakai teori Pierre Bordieu yakni konsep unigasi, arena, modal, doxa dan heterodoxa. Penulis akan melihat beberapa hal penting yang ingin dipecahkan tulisan ini. Hasil penelitian ini adalah Dominasi Salafi di Yogyakarta terbukti melahirkan integrasi dan penerimaaan di masyarakat Pogung sendiri. Jika merujuk pada teori modal Bordieu, dominasi terjadi dikarenakan mereka memiliki empat modal. Modal Ekonomi yakni gerakan Salafi memiliki masjid yang bisa digunakan sebagai sarana dakwah. Yayasan kuat secara modal ekonominya dikarenakan ia disokong banyak donatur baik dari dalam maupun luar yang cukup kuat. Modal budaya, Para aktor Salafi selalu di Pogung selali mengkampanyekan, memurnikan ajaran Islam. Modal Sosial ialah Gerakan Salafi di Yogyakarta terhubungan dengan gerakan Salafi dunia. Sokongan Arab dan kuatnya jaringan di Indonesia menjadikan Salafi di Pogung sebagai otoritas keagamaan yang mengakar kuat. Modal Simbolik ialah para aktor Salafi dengan iming-iming label “Alumni Timur Tengah” menjadikan masyarakat lebih percaya