cover
Contact Name
Heffry Veibert Dien
Contact Email
heffryvdien@unsrat.ac.id
Phone
+62811432676
Journal Mail Official
jurnal.itpt@unsrat.ac.id
Editorial Address
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Kampus Unsrat, Manado 95115
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap
rancang bangun dan hidrodinamika alat tangkap ikan, rancang bangun dan hidrodinamika kapal perikanan, operasi penangkapan ikan, meteo-oseanografi perikanan tangkap, daerah penangkapan ikan, biologi perikanan tangkap, pengelolaan perikanan tangkap.
Articles 193 Documents
Musim penangkapan ikan julung-julung (Hemirhampus sp.) dengan soma giop di Desa Leleoto Kecamatan Tobelo Selatan Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara Yubelina Hibata; Mariana E. Kayadoe; Emil Reppie
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 4: Desember 2013
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.4.2013.3569

Abstract

Ikan julung-julung (Hemirhamphus sp.) merupakan salah satu sumberdaya perikanan ekonomis penting yang dihasilkan dari perairan pantai Desa Leleoto Kecamatan Tobelo Maluku Utara. Sumberdaya ini tergolong ikan pelagis yang hidup di perairan pantai cenderung oseanis, dan hanya terlihat bergerombol di sekitar perairan karang ketika akan memijah. Alat tangkap yang umum digunakan oleh nelayan untuk menangkap ikan julung-julung adalah soma giop roa, sejenis pukat cincin ukuran kecil. Tetapi informasi ilmiah tentang musim penangkapan ikan julung-julung belum banyak tersedia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis musim penangkapan ikan julung-julung dan mengetahui kontribusi ekonomi tangkapan julung-julung bagi nelayan. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif yang didasarkan pada studi kasus; teknik pengumpulan data dikerjakan dengan cara mengisi daftar pertanyaan, wawancara, pencatatan, pengamatan langsung dan partisipasi aktif. Musim penangkapan ikan julung-julung dianalisis dengan membandingkan hasil tangkapan per satuan upaya bulanan dengan rata-rata hasil tangkapan per satuan upaya total pada tahun tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa musim penangkapan ikan julung-julung di perairan pantai Desa Leleoto bervariasi setiap tahunnya, tetapi secara umum dapat dibagi ke dalam dua fase utama, yaitu fase pertama terjadi pada bulan Februari dan Maret; dan fase kedua terjadi sekitar bulan November. Kontribusi ekonomi hasil tangkapan julung-julung terhadap nelayan, terutama masanae belum cukup baik.
Komposisi hasil tangkapan jaring insang dasar di perairan pantai Sario, Teluk Manado Markus Morin; Johnny Budiman; Aglius T.R. Telleng; Meta S. Sompie
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 4: Desember 2013
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.4.2013.3570

Abstract

Penelitian ini dilakukan di perairan pantai Sario, Teluk Manado menggunakan alat tangkap jaring insang dasar tetapsebanyak 3 unit dengan ukuran besar mata jaring 3, 4, dan 5,5 inci untuk melihat komposisi hasil tangkapan ikandemersal dengan menggunakan metode deskriptif yang didasarkan pada studi kasus. Penelitian berlangsung sejakMei 2013 sampai dengan Agustus 2013. Hasil tangkapan jaring insang dengan ukuran mata jaring 3 inciberdasarkan jumlah tangkapan didominasi ikan swangi, beronang, ikan merah dan biji nangka, dan berdasarkanbobot tangkapan didominasi oleh gabus laut, pari, bambangan dan lencam; ukuran mata 4 inci didominasi pari, tunagigi anjing, kuwe dan rajungan, dan bobot tangkapan didominasi oleh ikan tuna gigi anjing, hiu, pari dan kuwe;ukuran mata 5.5 inci didominasi oleh jenis ikan tuna gigi anjing, pari, hiu dan kuwe, dan bobot tangkapandidominasi oleh tuna gigi anjing dan hiu. Korelasi antara ukuran mata jaring dengan rata-rata bobot tangkapan jaringinsang dasar sangat erat dengan nilai R2 = 0.99.
Perkembangan ukuran utama kapal pukat cincin di Sulawesi Utara Patrice N.I. Kalangi
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 4: Desember 2013
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.4.2013.3828

Abstract

Perikanan pukat cincin di Sulawesi Utara memberikan kontribusi yang besar terhadap produksi perikanan daerah. Permintaan yang terus meningkat mendorong pengusaha pukat cincin untuk terus meningkatkan kemampuan tangkap mereka yang ditandai dengan peningkatan ukuran kapal penangkap. Analisis ukuran utama kapal pukat cincin telah banyak dilakukan, tetapi cenderung memberikan hasil yang cukup berbeda sehingga sulit digunakan untuk menggambarkan kondisi sebenarnya. Artikel ini menganalis hubungan antar ukuran utama kapal pukat cincin yang dilaporkan sepanjang periode lebih dari 20 tahun oleh banyak peneliti. Rasio ukuran utama pukat cincin di Sulawesi Utara adalah L/B = 4,67, L/D = 12,98, dan B/D = 2,82; dan ukuran panjang kapal meningkat secara rata-rata dari sekitar 15 m di awal periode menjadi sekitar 20 m di akhir periode.
Evaluasi dampak perikanan tangkap terhadap sumber daya ikan dan lingkungan di Teluk Amurang Kabupaten Minahasa Selatan Waty Ch. Mamoto; Ivor L. Labaro; Emil Reppie
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 4: Desember 2013
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.4.2013.4690

Abstract

Kegiatan perikanan tradisional di wilayah pesisir Teluk Amurang sering dianggap sebagai salah satu faktor yang mengakibatkan perubahan ekosistem perairan. Oleh karena itu, perlu mengevaluasi proses penangkapan ikan dari setiap alat tangkap yang digunakan oleh nelayan lokal. Sehingga tujuan penelitian ialah mengevaluasi dampak alat tangkap terhadap sumber daya perikanan dan habitatnya. Penelitian ini dilakukan melalui metode survei dengan pengamatan langsung terhadap proses penangkapan ikan; untuk mengetahui kerusakan fisik bentik akibat alat tangkap, adanya by-catch atau discard dan keragaman komposisi ikan hasil tangkapan. Alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di perairan Teluk Amurang terdiri dari 8 jenis, yaitu pancing dasar, pancing noru, soma paka, pukat pantai, sero tancap, jala lempar, bubu dan panah ikan; sedangkan jenis ikan yang umum tertangkap terdiri dari 15 jenis. Hampir semua jenis alat tangkap (75%) berpeluang memberikan dampak terhadap sumber daya ikan dan habitat lingkungan perairan di Teluk Amurang. Perlu menyeleksi, memodifikasi dan mengembangkan alat tangkap dan teknik pengoperasiannya ke arah yang lebih bertanggung jawab. Kegiatan perikanan tradisional di wilayah pesisir Teluk Amurang sering dianggap sebagai salah satu faktor yang mengakibatkan perubahan ekosistem perairan. Oleh karena itu, perlu mengevaluasi proses penangkapan ikan dari setiap alat tangkap yang digunakan oleh nelayan lokal. Sehingga tujuan penelitian ialah mengevaluasi dampak alat tangkap terhadap sumber daya perikanan dan habitatnya. Penelitian ini dilakukan melalui metode survei dengan pengamatan langsung terhadap proses penangkapan ikan; untuk mengetahui kerusakan fisik bentik akibat alat tangkap, adanya by-catch atau discard dan keragaman komposisi ikan hasil tangkapan. Alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di perairan Teluk Amurang terdiri dari 8 jenis, yaitu pancing dasar, pancing noru, soma paka, pukat pantai, sero tancap, jala lempar, bubu dan panah ikan; sedangkan jenis ikan yang umum tertangkap terdiri dari 15 jenis. Hampir semua jenis alat tangkap (75%) berpeluang memberikan dampak terhadap sumber daya ikan dan habitat lingkungan perairan di Teluk Amurang. Perlu menyeleksi, memodifikasi dan mengembangkan alat tangkap dan teknik pengoperasiannya ke arah yang lebih bertanggung jawab.
Distribusi ikan di perairan kawasan mangrove setelah restorasi lahan H. Bawuno; Wilhelmina Patty; Alfret Luasunaung; Adrie Tarumingkeng
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 5: Juni 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.5.2014.5792

Abstract

Sejak tahun 1989, luas hutan mangrove (kira-kira 25 ha), di pesisir Desa Tiwoho Kabupaten Minahasa Utara, ditebang untuk lahan budidaya udang dan ikan bandeng. Akibatnya hasil tangkapan ikan di sana menurun. Kemudian mulai tahun 1991, wilayah ini dimasukkan dalam Kawasan Taman Nasional Bunaken, sejak saat itu  area bekas tambak tersebut direstorasi. Saat ini pertumbuhan mangrove cukup baik. Sehingga, hal yang menarik untuk diteliti tentang komunitas ikan  di wilayah pesisir tersebut.  untuk mendeteksi keberadaan gerombolan ikan dan distribusinya digunakan metode hidroakustik dengan pendeteksian mengikuti lima jalur transek. Data ikan diambil dari hasil tangkapan jaring insang dasar. Beberapa parameter lingkungan diambil pada enam stasiun. Kemudian dianalisis stuktur komunitas ikan dari nilai beberapa indeks ekologi. Hasil yang diperoleh bahwa ada 17 jenis ikan di wilayah pesisir Desa Tiwoho dengan kondisi komunitas tergolong stabil dan beragam. Distribusi ikan mengikuti arus pasut.
Kajian perikanan tangkap ikan teri di Teluk Buyat Fransisco P.T. Pangalila
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 5: Juni 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.5.2014.5794

Abstract

Teluk Buyat diduga memiliki potensi perikanan yang cukup membanggakan. Wilayah perairan ini cukup strategis untuk pengembangan usaha perikanan tangkap, khususnya ikan teri sebagai umpan pada perikanan pole and line. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status perikanan tangkap ikan teri di Teluk Buyat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar dan informasi yang aktual tentang potensi sumberdaya ikan teri guna perbaikan ekonomi masyarakat dan pengambilan kebijakan pemerintah dalam pengembangan teknologi perikanan. Penelitian dilaksanakan selama 7 bulan dan dikerjakan dengan menggunakan metode survei yang didasarkan pada pendekatan secara deskriptif. Ikan teri (Stolephorus commersonii) ditangkap dengan menggunakan “soma dampar” dan “soma tagaho”. Selain teri, tertangkap juga ikan tembang, sardin, japuh, kembung, layang, tongkol, peperek dan selar. Ikan teri dapat tertangkap sepanjang tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa wilayah perairan Teluk Buyat adalah feeding ground dan  nursery ground. Potensi ikan teri ditunjukkan dengan persamaan regresi C = 22.1E–0.2327E2, yang berarti bahwa tangkapan lestari maksimum tercapai pada tangkapan sebesar 524.72 keranjang atau sebesar 5247.2 kg per bulan dengan jumlah trip penangkapan sebesar 47 trip. Lokasi penangkapan di sepanjang pantai Teluk Buyat berjarak antara 50 hingga 100 meter dari garis pantai.
Kajian tentang intensitas cahaya dan konsumsi bahan bakar lampu gas LPG Greis S. Daruit; Frangky E. Kaparang; Fransisco P.T. Pangalila
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 5: Juni 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.5.2014.5795

Abstract

Pemanfaatan lampu sebagai alat bantu penangkapan ikan telah berkembang secara cepat sejak ditemukannya lampu listrik, akan tetapi minimnya ketersedian BBM menjadi faktor yang mempengaruhi operasi penangkapan ikan. Lampu gas berbahan bakar LPG telah hadir dipasaran sebagai alternatif pengganti lampu gas berbahan bakar minyak tanah. Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang lampu gas ini dengan tujuan untuk membandingkan intensitas cahaya dan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan oleh lampu gas berbahan bakar LPG dengan menggunakan 3 (tiga) ukuran kaos lampu yang berbeda. Kaos lampu A (700-800 c.p.) memiliki nilai intensitas cahaya rata-rata sebesar 83 lux, kaos lampu B (500-600 c.p.) sebesar 74 lux dan kaos lampu C (300-400 c.p.) sebesar 37 lux. Konsumsi bahan bakar selama tiga hari untuk kaos lampu A rata-rata sebesar 733 g, kaos lampu B sebesar 766 g dan kaos lampu C sebesar 800 g. Kaos lampu A memiliki nilai intensitas cahaya yang lebih tinggi dari kaos lampu B dan kaos lampu C, serta memiliki nilai konsumsi bahan bakar paling sedikit.
Pengaruh beberapa jenis umpan pada bubu paralon terhadap hasil tangkapan ikan karang di Selat Lembeh Wellem Bab; Ivor L. Labaro; Emil Reppie
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 5: Juni 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.5.2014.5796

Abstract

Bubu dasar merupakan salah satu alat tangkap yang umum digunakan oleh masyarakat nelayan untuk menangkap ikan-ikan karang, karena kontruksi sederhana, relatif murah dan mudah dioperasikan. Perbedaan jenis umpan, diduga dapat meningkatkan kemampuan tangkap bubu  paralon. Namun informasi ilmiah seperti ini, khususnya pada ikan-ikan karang, belum banyak tersedia. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh umpan bubu paralon terhadap hasil tangkapan ikan-ikan karang; dan mengidentifikasi jenis-jenis ikan yang tertangkap. Penelitian ini dilakukan di Selat Lembeh Kota Bitung; yang didasarkan pada metode eksperimental. Empat jenis umpan yang digunakan sebagai perlakuan, yaitu ikan layang (Decapterus macarellus), selar (Selaroides sp), tongkol (Euthynnus affinis) dan cumi (Loligo sp.). Data tangkapan dikumpulkan menggunakan 12 unit bubu paralon; dan data dianalisis menggunakan rancangan acak kelompok. Hasil tangkapan total sebanyak 128 ekor; yang terdiri dari 17 famili, 26 genus dan 38 spesies ikan. Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perbedaan jenis umpan pada bubu paralon memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap hasil tangkapan. Uji BNT untuk perlakuan menyatakan bahwa penggunaan umpan cumi memberikan hasil tangkapan yang sangat lebih baik dibanding jenis umpan lainnya.
Komunitas ikan pada terumbu buatan untuk mendukung daerah penangkapan ikan alternatif di selat lembeh Kota Bitung Sulawesi Utara Junianti J. Soleman; Emil Reppie; Johnny Budiman
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 5: Juni 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.5.2014.6032

Abstract

Terumbu buatan merupakan salah satu dari sekian banyak alternatif yang dapat digunakan untuk mengurangi tekanan penangkapan ikan dan perusakan terumbu karang alami; melalui penciptaan daerah penangkapan ikan baru yang produktif. Namun informasi ilmiah seperti ini, khususnya pada ikan-ikan karang, belum banyak tersedia. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini mempelajari komunitas ikan pada terumbu buatan, mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh, dan menilai apakah terumbu buatan yang telah dibangun dapat mendukung suatu daerah penangkapan ikan alternatif. Penelitian ini dilakukan di Selat Lembeh Kota Bitung; yang didasarkan pada metode deskriptif. Sembilan unit terumbu buatan dikonstruksi dalam bentuk balok berlubang dan disusun menyerupai piramid di dasar laut. Struktur komunitas ikan pada terumbu buatan diamati dengan menggunakan teknik underwater visual census (UVC) oleh dua orang SCUBA divers setiap minggu selama sebulan. Jumlah total ikan yang berasosiasi dengan terumbu buatan selama 4 kali pengamatan adalah 382 individu; terdiri dari14 famili, 18 genus dan 24 spesies. Kelimpahan spesies dinilai dengan indeks keragaman (2,57), indeks kekayaan (3,87) dan indeks keseimbangan (0,544), tergolong kriteria sedang. Ikan target yang teramati berasosiasi dengan habitat baru sebanyak 88%; hal ini menunjukkan bahwa terumbu buatan yang telah dibangun dapat mendukung daerah penangkapan ikan alternatif di perairan yang lebih dalam.
Pengaruh tambahan ekstrak minyak tuna pada umpan bubu paralon terhadap hasil tangkapan ikan-ikan karang John P. Mainake; Emil Reppie; Aglius T.R. Telleng
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1: Edisi Khusus: November 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.0.2014.6074

Abstract

Alat tangkap bubu telah digunakan dengan sangat beragam di seluruh dunia, tetapi konsep dasarnya adalah sama pada semua kasus di mana ikan atau hewan laut lainnya akan masuk ke dalam bubu melalui satu atau lebih pintu yang berbentuk kerucut. Keberhasilan alat tangkap bubu berumpan sangat ditentukan oleh aktivitas hidup ikan dalam hal mencari dan menangkap makanan. Pemberian ekstrak minyak ikan tuna pada umpan bubu paralon, diduga dapat meningkatkan hasil tangkapan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian ekstrak minyak tuna pada umpan bubu paralon terhadap hasil tangkapan ikan-ikan karang. Penelitian ini dilakukan di perairan Selat Lembeh Kota Bitung; yang didasarkan pada metode eksperimental. Enam unit bubu paralon dioperasikan selama 10 malam untuk mengumpulkan data; dimana tiga unit bubu menggunakan umpan ikan layang yang disuntik dengan minyak ikan tuna, dan tiga unit lainnya menggunakan umpan ikan layang tanpa minyak ikan tuna; dan data tangkapan dianalisis dengan uji t. Tangkapan total berjumlah 75 ekor yang terdiri dari 14 famili, 23 genus dan 36 spesies; 45 ekor tertangkap pada umpan layang dengan minyak ikan tuna, dan 30 ekor tertangkap pada umpan layang tanpa minyak ikan tuna. Hasil analisis uji t menunjukan bahwa umpan bubu paralon yang diberi ekstrak minyak tuna menghasilkan tangkapan yang lebih baik dibandingkan dengan umpan tanpa ekstrak.

Page 3 of 20 | Total Record : 193