cover
Contact Name
Ana Billah
Contact Email
anabillah.rahman@gmail.com
Phone
+6281333900923
Journal Mail Official
alathfal.staimpro@gmail.com
Editorial Address
Jalan Mahakam No. 1, Kedopok, Kota Probolinggo
Location
Kota probolinggo,
Jawa timur
INDONESIA
Al-ATHFAL: Jurnal Pendidikan Anak AL-ATHFAL: Jurnal Pendidikan Anak
ISSN : 2723245X     EISSN : 27230813     DOI : https://doi.org/10.46773/alathfal
Core Subject : Education,
AL-ATHFAL: Jurnal Pendidikan Anak,(E-ISSN :2723-0813) |(P-ISSN:2723-245X) is an open access journal containing research articles in the field of Early Childhood Education. AL-ATHFAL receives articles in Indonesian, English, and Arabic. This journal publishes articles twice a year in July and December. Al-Athfal uses the quietest plagiarism checker. This journal is published by the Prodi PIAUD STAI Muhammadiyah Probolinggo.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 2 (2020): Desember" : 5 Documents clear
PERANAN TERAPI BERMAIN UNTUK MENGATASI HAMBATAN EMOSI PADA ANAK USIA DINI Aries Dirgayunita; Agustiarini Eka Dheasari
Al-ATHFAL: Jurnal Pendidikan Anak Vol. 1 No. 2 (2020): Desember
Publisher : LPPM STAI Muhammadiyah Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46773/al-athfal.v1i2.155

Abstract

Tidak ubahnya orang dewasa, anak-anak juga mengalami kejenuhan, kemarahan maupun ketidakstabilan emosi baik secara tiba-tiba maupun terpendam dalam kurun waktu tertentu. Yang membedakan adalah orang dewasa mampu secara verbal dan non verbal dalam mengungkapkan permasalahan yang dihadapinya. Sehingga dapat mencari dan menemukan pemecahan masalah yang dihadapinya tersebut. Sedangkan pada anak usia dini, mereka cenderung mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosinya yang dapat menimbulkan permasalahan bagi dirinya. Sehingga dengan bermain dapat digunakan sebagai media dan saran terapi yang tepat untuk mengekspresikan dan menyalurkan serta melampiaskan emosi, kemarahan, kecemasan maupun permasalahan yang dihadapinya tanpa menggunakan kata-kata secara verbal. Apa yang dirasakan anak baik yang berkaitan dengan emosi-emosi negatif dapat dikatarsiskan atau dikeluarkan melalui terapi bermain. Terapi bermain merupakan kegiatan atau aktivitas yang menggunakan permainan sebagai media terapi dengan menyenangkan, aman dan nyaman yang dilakukan anak dalam membentuk perilaku menjadi lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas terapi bermain dalam mengatasi hambatan emosi pada anak usia dini. Menggunakan pendekatan deskriptif. Rancangan terapi yang diganakan dalam penelitian ini dengan puzzle, merancang balok dan menggambar.
PENERAPAN PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN SCARBBLE GUNA MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA ANAK Devy Habibi Muhammad; Agustiarini Eka Dheasari; Putri Wulandari
Al-ATHFAL: Jurnal Pendidikan Anak Vol. 1 No. 2 (2020): Desember
Publisher : LPPM STAI Muhammadiyah Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46773/al-athfal.v1i2.156

Abstract

Hal yang melatar belakangi penelitian ini minimnya penguasaan kosakata mata pelajaran bahasa pada peserta didik. Khususnya kelas ALIF, yang mana pada jenjang ini merupakan jenjang akhir pada fase kelas bawah. Kentalnya bahasa daerah, yakni bahasa madura membuat para siswa kesulitan menggunakan bahasa dengan cara yang baik dan benar. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada awal, perlu ada penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang kosakata anak didik menggunakan permainan scrabble. Permainan tersebut dimainkan dengan aturan yang sudah ditetapkan dan dimodifikasi sesuai tema pembelajaran. Kosakata siswa sebelum adanya tindakan sangat minim dan tidak berkmbang dengan baik. Siklus I masih menunjukkan presentase rendah, siswa sedikit kesulitan dalam bermain dan menyusun kosakata. Terbukti presentase berhasil hanya mencapai 29% sedangkan presentase belum berhasil sebesar 71%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus II mulai menunjukkan beberapa siswa aktif berbahasa, hal ini karena ada beberapa siswa yang sudah menggunakan bahasa sebagai bahasa sehari-hari. Hal ini dapat kita lihat presentase berhasil mencapai 64%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus 3 dengan menggunakan media pendukung sebagai penunjang keberhasilan sehingga menghasilkan prosentase yang meningkat sesuai harapan, pada siklus 1 29%, siklus II 64%, siklus 3 mencapai 86%.
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA DAN SOSIAL ANAK MELALUI MENDONGENG SEBAGAI PENINGKATAN LITERASI PADA ANAK USIA DINI Ferra Lorettha; Aries Dirgayunita
Al-ATHFAL: Jurnal Pendidikan Anak Vol. 1 No. 2 (2020): Desember
Publisher : LPPM STAI Muhammadiyah Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46773/al-athfal.v1i2.157

Abstract

Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang paling sering digunakan oleh manusia dalam kehidupannya baik secara lisan maupun tulisan. Pemberian pembelajaran bahasa dapat diberikan mulai usia 0 tahun sampai masa akhir dalam kehidupan. Bahasa ibu adalah permulaan pembelajaran yang diperoleh anak yang biasa digunakan di rumah. Dengan bahasa anak dapat mengekspresikan emosi mereka. Kecerdasan setiap orang berbeda bergantung bagaimana mereka melatih dan sebanyak apa pengalaman yang mereka miliki. Kecerdasan pada anak dapat dilatih dengan cara dan metode yang sesuai dan dapat digunakan para orang tua. Orang tua akan bangga apabila memiliki anak yang memiliki kecerdasan lebih dibanding teman sebayanya. Tetapi orang tua juga tidak hanya memperhatikan kecerdasan yang melibatkan otak atau pikiran saja, para orang tua juga dituntut untuk mendidik dan melatih buah hati mereka mengenai aspek emosi, sehingga anak memiliki keseimbangan yang benar-benar diharapkan. Anak tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual, tetapi juga kecerdasan emosional.                       Pada usia sekitar 5-6 tahun anak-anak sering bermain dengan bahasa atau eksperimen dengan aturan-aturan dan pola-pola bahasa. Peran orang tua adalah memberikan fasilitas yang dibutuhkan sang anak. Sedangkan peran guru selain memberi fasilitas adalah mendidik dan melatih peserta didik. Orang tua harus peka dan mengetahu perkembangan fisik maupun mental anak. Namun, dalam kenyataannya orang tua mengalami kesulitan terhadap kendala yang dihadapi sang anak. Sehingga orang tua beranggapan bahwa “sekolah” adalah tempat yang sesuai untuk membentuk keterampilan anak.                       Penelitian yang akan peneliti lakukan berfokuspada ranah kognitif dan emotif anak. Penelitian ini difokuskan kepada keterampilan bercerita yang nantinya akan merangsang kecakapan kognitif dan emotif anak. Bercerita merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan salah satu aspek literasi yang penting. Setiap anak memiliki cara dan metode berbeda dalam bercerita, bergantung dari beberapa faktor yang memengaruhi, baik faktor internal (diri anak) seperti kepercayaan diri maupun faktor eksternal (luar diri si anak) seperti lingkungan dan lain sebagainya. Dengan kemampuan bercerita yang dimiliki anak, diharapkan anak mampu mengelola emosi mereka terhadap lingkungan sekitar, peka terhadap segala permasalahan, dan cerdas dalam mengambil keputusan.                       Dalam penelitian ini, hasil akhirnya adalah berupa metode yang dapat dilakukan orang tua dan guru untuk melatih anak ataupun peserta didik melalui bercerita yang kreatif dengan gerakan yang mendukung (dilengkapi dengan konteks) yang dapat direspon oleh orang sekitar sehingga terjadi interaksi yang interaktif dan membentuk kelas yang literat (jika di sekolah).
IMPLEMENTING ISLAMIC VALUES FOR CHILDREN IN FAMILY Abdul Hakim; Ahmad Fauzi; Benny Prasetiya
Al-ATHFAL: Jurnal Pendidikan Anak Vol. 1 No. 2 (2020): Desember
Publisher : LPPM STAI Muhammadiyah Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46773/al-athfal.v1i2.158

Abstract

The role of religious education in the family environment is really needed, in shaping the personality of the children because they receive a very important education firstly from a family environment which can affect the development of a child. To get a good personality and avoid bad moral violations, therefore it is necessary to have religious guidance from an early age for the children in the family. The process of fostering religious values in shaping children's personalities can be started from birth to adulthood. Starting when they were born, they are introduced with a good sentence (kalimah thoyyibah), then after they grow and develop into children, the first thing that must be instilled is the religious values related to faith in Allah SWT and His Messenger, so that children believe in Allah SWT and can know Allah SWT confidently (ma'rifa tullah). Along with that, children are also guided about moral values in life, such as how to say good or polite words, dress well, get along or behave well, and so on. Good qualities are also instilled in children, such as the values of honesty, life justice, simplicity, patience, and others. Also, to make children have good moral values in the family environment, both the mother and the father must maintain their behavior or harmonize the relationship between the two and must be the role models for their children
COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY UNTUK MENURUNKAN PERILAKU MENGHINDAR Muhammad Nur Hidayah
Al-ATHFAL: Jurnal Pendidikan Anak Vol. 1 No. 2 (2020): Desember
Publisher : LPPM STAI Muhammadiyah Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46773/al-athfal.v1i2.159

Abstract

13-year-old subject that is experiencing the avoidance behavior problem. The assessment method is carried out on the subject of observation, interviews, graphic tests, and standard prgressive matrices (SPM) intelligence tests. A given intervention is using the cognitive Behavior Therapy (CBT) approach with cognitive restructuring techniques, respiratory relaxation, and 8-session exposure. The goal of this intervention is to lower the avoidance behavior of chickens. The result of this intervention is that the subject is no longer dodge to the chickens and can interact directly with the chickens by holding and carrying it. It does not release because of the strong desire of the subject not to shy away from dealing with chickens and the support of parents and class guardians in school.  

Page 1 of 1 | Total Record : 5