cover
Contact Name
Andree Wijaya Setiawan
Contact Email
fpb.andre@uksw.edu
Phone
+628156580993
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota salatiga,
Jawa tengah
INDONESIA
Open Access DRIVERset
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 155 Documents
EFFECT OF BABANDOTAN WEED (Ageratum conyzoides L.) ON ANTIOXIDANT AND PATCHOULI OIL YIELD OF Pogostemon cablin (Blanco) Benth cv. Sidikalang Anggoro Priyatmoko; Sri Darmanti; Lilih Khotimperwati
Agric Vol. 35 No. 1 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24246/agric.2023.v35.i1.p99-114

Abstract

Weed interference results in increased synthesis of reactive oxygen species (ROS). High accumulation of ROS causes oxidative stress and stimulates the activation of the antioxidant defense system in plants. Weed interference causes biotic stress in the form of allelochemicals and abiotic stress in the form of competition for plants which results in the inhibition of growth and development in plants. Ageratum conyzoides is an annual weed in plantations and can cause biotic and abiotic stress on surrounding plants. This study aims to determine the effect of A. conyzoides interference on antioxidant content in the form of total phenol and total proline in patchouli leaves [Pogostemon cablin (Blanco) Benth cv. Sidikalang] as well as the percentage of essential oil yield from P. cablin. The study was conducted with a Complete Randomized Design (CRD) with a single factor of A. conyzoides interference levels in as many as four treatments (0, 2, 4, 6 individuals of A. conyzoides per treatment). The results concluded that higher levels of A. conyzoides interference led to an increase in total phenol and total proline in P. cablin leaves, but decreased the percentage yield of P. cablin essential oil.
Karakteristik Morfologi Mutan Cabai Hias Hasil Irradiasi Sinar Gamma Zulfa Ulinnuha; Noor Farid; Imastini Dinuriah
Agric Vol. 35 No. 1 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24246/agric.2023.v35.i1.p159-168

Abstract

Chili is used not only as a vegetable for consumption or a complement to dishes but also as an attractive ornamental plant to cultivate. One of the genetic enhancement efforts is through mutation induction with gamma rays. The aim of this study was to increase the genetic diversity of ornamental chilies by inducing gamma ray mutations. This research was conducted at BATAN (National Nuclear Energy Agency), experimental field and Plant Breeding and Biotechnology Laboratory, Faculty of Agriculture, Jenderal Soedirman University. The research was conducted from July to November 2022. The results showed that the LD50 value of gamma-ray irradiated chili seeds was 213.49 Gy, and there was an increase in the diversity of ornamental chili mutants. The color characteristic of mature leaves was purplish-green in the control plant, while the mutant turned purple on the upper and lower surfaces of the leaves. The character of the flower has not changed; that is, it remains purple, and the flower stalk remains upright. The stem pigment in control plants was a purple-green line, changed to purple in mutants. Mutant plant habitus changed to compact. These characters increase the aesthetic value of the ornamental chili mutant.
ICE CREAM CONE FORMULATIONS FROMWHEAT FLOUR AND TOFU DREGS FLOUR ADDED WITH BEETROOT (Beta vulgaris L.) EXTRACT Safitri Nur Fatmawati; Vivi Nur’aini; Merkuria Karyantina
Agric Vol. 35 No. 1 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24246/agric.2023.v35.i1.p85-98

Abstract

Cone es krim merupakan jenis kue berbentuk seperti corong yang digunakan sebagai wadah untuk es krim, dibuat dengan pemangganggan menggunakan ice cone maker berbahan dasar tepung terigu, serta dapat ditambahkan bahan lain sebagai inovasi. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dua faktor yaitu perbandingan tepung terigu dan tepung ampas tahu ((90:10), (80:20), (70:30)) dan persentase ekstrak umbi bit/100 ml air (30, 40, 50%). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formulasi cone es krim tepung terigu dan tepung ampas tahu dengan penambahan ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L.) yang memiliki kadar protein dan betasianin tinggi serta disukai oleh konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar protein tertinggi terdapat pada perlakuan perbandingan tepung terigu : tepung ampas tahu (70 : 30) dan persentase ekstrak umbi bit 30% dengan hasil kadar protein 13,55%. Kadar betasianin tertinggi terdapat pada perlakuan perbandingan tepung terigu : tepung ampas tahu (90 : 10) dan persentase ekstrak umbi bit 50% dengan hasil kadar betasianin 0,074 mg/100gr. Perlakuan berdasarkan uji organoleptik yang paling disukai oleh panelis adalah perlakuan perbandingan tepung terigu : tepung ampas tahu (80 : 20) dan persentase ekstrak umbi bit 30% dengan hasil warna 3,53 (agak suka), rasa 3,61 (agak suka), aroma 3,78 (agak suka), kerenyahan 4,32 (suka), dan kesukaan keseluruhan 4,07 (suka).
ANALISIS PENGARUH FAKTOR - FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHA TANI UBI KAYU DI KOTA SALATIGA Ertris Taqwdas Widyastiara; Edy Prasetyo; Budi Adi Kristanto
Agric Vol. 35 No. 1 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24246/agric.2023.v35.i1.p73-84

Abstract

Usahatani ubi kayu di Kota Salatiga merupakan usahatani komoditas tanaman pangan yang memiliki peluang baik karena permintaan ubi kayu di pasaran semakin meningkat. Namun terdapat kendala yang menghambat usahatani ubi kayu yaitu produktivitas ubi kayu yang belum mencapai sasaran target dan faktor produksi yang terbatas. Hal tersebut mengindikasikan bahwa penggunaan faktor produksi masih belum efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) menganalisis pengaruh faktor - faktor produksi meliputi luas lahan, bibit, pupuk, dan tenaga kerja terhadap produksi ubi kayu, (2) menganalisis tingkat elastisitas faktor - faktor produksi ubi kayu dan (3) menganalisis tingkat efisiensi teknis dan efisiensi ekonomis penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani ubi kayu di Kota Salatiga. Metode analisis menggunakan regresi linier berganda, yang ditransformasikan ke dalam model fungsi produksi Cobb Douglass dengan bantuan program SPSS. Efisiensi teknis dianalisis menggunakan fungsi Produksi Stochastic Frontier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor – faktor produksi meliputi bibit, pupuk kandang dan tenaga kerja berpengaruh dalam usahatani ubikayu. Hasil analisis elastisitas seluruh faktor produksi berada pada daerah rasional (Daerah II) dengan nilai positif. Hasil analisis efisiensi teknis menunjukkan hanya variabel bibit yang memberikan niai positif dan signifikan. Berdasarkan hasil perhitungan analisis efisiensi ekonomis menunjukkan penggunaan faktor – faktor produksi meliputi luas lahan, bibit, pupuk kandang dan tenaga kerja belum efisien.
PEMODELAN INTENSITAS PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI (Xanthomonas oryzae pv. oryzae) PADA TANAMAN PADI AKIBAT PENGARUH FAKTOR ABIOTIK DI DESA BABAKSARI KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK Dwi Lestari; Endang Triwahyu Prasetyawati; Penta Suryaminarsih
Agric Vol. 35 No. 1 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24246/agric.2023.v35.i1.p149-158

Abstract

Tanaman padi merupakan tanaman pangan utama di Indonesia. Gresik menjadi salah satu dari sepuluh daerah penghasil beras tertinggi di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Produksi padi di Desa Babaksari, Kabupaten Gresik mencapai 646 ton/tahun. Salah satu kendala dalam produksi padi adalah serangan penyakit hawar daun bakteri yang disebabkan oleh Xanthomonas oryzae pv. oryzae. Penyakit ini dapat menyebabkan kehilangan hasil mencapai 15-80%. Perkembangan penyakit hawar daun bakteri pada padi dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor abiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh yang diberikan oleh faktor abiotik (kelembaban udara, pH tanah, dan suhu udara) terhadap intensitas penyakit hawar daun bakteri. Penelitian dilakukan dengan metode survei, diagonal random sampling, dan wawancara pada petani di Dusun Petissari dan Dusun Sariwonorejo, Desa Babaksari, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa ketiga faktor abiotik tersebut secara simultan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap intensitas penyakit hawar daun bakteri dengan model regresi yang didapat yaitu: (1) Petissari: Y = -0.050 + 0.587X1 + 1.378X2 – 0.789X3; dan (2) Sariwonorejo: Y = 8.464 – 3.044X1 + 3.745X2 + 1.854X3. Hasil analisis jalur didapatkan bahwa faktor abiotik yang memiliki pengaruh langsung paling tinggi terhadap intensitas penyakit hawar daun bakteri adalah pH tanah.