cover
Contact Name
Mahadri Dhrik
Contact Email
maharathi_dasa@yahoo.co.id
Phone
+62-82237088860
Journal Mail Official
ahpjournal@farmasimahaganesha.ac.id
Editorial Address
Jl. Tukad Barito No.57, Renon, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali 80226
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Acta Holistica Pharmaciana
ISSN : -     EISSN : 26568233     DOI : -
This journal is a general pharmacy with a holistical approach pharmacy journal that covers all aspects of pharmaceutical topics (but not limited to) such as : Clinical Pharmacy Community Pharmacy Pharmaceutics Pharmaceutical Chemistry Biotechnology Pharmacy Pharmacognosy Phytochemistry Pharmacoeconomic Other pharmaceutical topics....
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 1 No 2 (2019): Acta Holistica Pharmaciana" : 5 Documents clear
RISK FACTORS OF ADVERSE EFFECTS IN ACTIVE PULMONARY TUBERCULOSIS PATIENTS WITH CATEGORY 1 TREATMENT Ilil Maidatuz Zulfa
Acta Holistica Pharmaciana Vol 1 No 2 (2019): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Category 1 treatment of active pulmonary tuberculosis (TB) takes 6-8 months that can expose patients to adverse effects. The severity of adverse effects occur can affects patients adderence that lead to loss to follow-up. The recent study was aimed to analyze risk factors that might have contribution to the occurence of adverse effects in active pulmonary TB patients received category 1 treatment. A cross sectional study with open questionnaire was conducted to active pulmonary TB patients who undergo treatment follow-up at RS Paru Karang Tembok Surabaya. Gender, ages, diabetes melitus status, body weight, and length of treatment were analyzed as potential risk factors of the number of adverse effects occur through poisson regression The result derived from 41 patients analyzed showed that gender (OR: 0,842, 95% CI: 0,550-1,287, p>0,05), ages (OR: 0,997, 95% CI: 0,986-1,009, p>0,05), body weight (OR: 0,992, 95% CI: 0,976-1,010, p>0,05), diabetes melitus status (OR: 1,197, 95% CI: 0,773-1,856, p>0,05), and length of treatments (OR: 1,007, 95% CI: 0,989-1,025, p>0,05) have no significant risk to the number of adverse effects patients suffered from In the present study , gender, age, body weight, diabetes mellitus status, and the length of TB treatments have being taken have no significant contribution to the number of adverse effects occured. However, further study with higher sample size to confirm the result need to be conducted.
TINJAUAN KOMPARATIF STUDI MENGENAI EFEKTIVITAS BIAYA ANTIDIABETES ORAL PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 Heny Dwi Arini; Putu Dian Marani Kurnianta
Acta Holistica Pharmaciana Vol 1 No 2 (2019): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit tidak menular yang jumlah penderitanya terus meningkat. Terlebih lagi, diabetes mellitus merupakan penyakit yang tidak bisa sembuh total, bahkan butuh perawatan lama dan menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan efektivitas terapi diabetes melitus. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas terapi tersebut adalah dengan menganalisa obat antidiabetes dalam aspek farmakoekonomi, yaitu dengan analisis efektivitas biaya. Dari beberapa studi literatur, dapat diketahui bahwa tiap antidiabetes oral menghasilkan efektivitas dan biaya yang berbeda-beda. Untuk melihat antidiabetes oral mana yang paling cost effective adalah dengan melihat nilai ACER atau ICER. Semakin rendah nilai ACER, semakin cost effective obat tersebut. Golongan antidiabetes oral tunggal dengan efektivitas biaya terbaik berdasarkan perbandingan pada beberapa literatur adalah golongan biguanid (metformin). Sedangkan, golongan antidiabetes oral kombinasi dengan efektivitas biaya terbaik adalah kombinasi obat golongan biguanid (metformin) dengan obat golongan sulfonilurea (glimepirid atau glibenklamid).
KAJIAN PEMILIHAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DENGAN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISIS Mahadri Dhrik; A.A. N. Putra Riana Prasetya
Acta Holistica Pharmaciana Vol 1 No 2 (2019): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu komorbid yang berperan penting terhadap terjadinya komplikasi kardiovaskular pada PGK-HD adalah hipertensi. Berdasarkan pedoman KDOQI (Kidney Disease Outcomes Quality Initiative) target pengendalian tekanan darah yang diharapkan pada pasien dialisis adalah tekanan darah pre-HD < 140/90 mmHg dan tekanan darah post-HD <130/80 mmHg. Prevalensi keberhasilan pengendalian tekanan darah pada kondisi ini cukup rendah yang hanya mencapai 10-20%. Tekanan darah pre-HD > 140/90 mmHg diasosiasikan dengan terjadinya gagal jantung serta left ventrikel hipertrophy (LVH), sedangkan tekanan darah post-HD <130/80 mmHg diasosiasikan dengan peningkatan angka mortalitas. Adanya interdependensi yang tinggi antara hipertensi dan PGK khususnya yang telah berada pada stadium akhir dan menjalani hemodialysis menyebabkan perlunya suatu kajian yang menyeluruh mengenai pilihan terapi serta pertimbangan-pertimbangan esensial yang harus diperhatikan dalam manajemen terapi hipertensi pada pasien dengan PGK-HD. Berbagai perubahan fisiologis pada pasien hemodialisis dapat menyebabkan terjadinya hipertensi pada pasien PGK-HD. Pada pasien PGK-HD adanya volume overload merupakan penyebab utama munculnya hipertensi, dimana ketidakmampuan ginjal untuk membuang kelebihan sodium dan air menyebabkan tingginya volume ekstraseluler sehingga meningkatkan cardiac output dan berimplikasi pada peningkatan tekanan darah. Antihipertensi golongan ACE-I dan ARB memegang peranan penting dan merupakan pilihan untuk dikombinasikan dengan antihipertensi lain jika tekanan darah tetap tidak terkontrol. Pada kondisi komorbid tertentu maka dibutuhkan pilihan antihipertensi yang tepat pada komorbid tersebut. Ketika terjadi hipertensi resisten maka regimen seharusnya telah mendekati dosis maksimum dari paling sedikit 3 obat dengan mekanisme farmakologi yang berbeda antara lain ACEI, calcium channel blocker (CCB), b-blocker, antiadrenergik dan vasodilator langsung.
UJI EFEK ANALGESIK INFUS DAUN MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) PADA MENCIT JANTAN Dewa Anom Dwi Lestari
Acta Holistica Pharmaciana Vol 1 No 2 (2019): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak : Telah Dilakukan Uji Efek Analgesik Infus Daun Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa) Pada Mencit Jantan (Mus Musculus.L) menggunakan metode rangsang panas pada suhu 55˚C. Pada penelitian ini digunakan hewan uji berupa mencit jantan yang dibagi dalam lima kelompok masing-masing terdiri dari 6 ekor mencit. Kelompok pembanding diberi asetosal 1,4 mg/0,5 ml, kelompok kontrol diberi aquades 0,5 ml, kelompok uji diberi infus daun mengkudu konsentrasi 5%, 10% dan 20% masing-masing 0,5 ml. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan metode statistik (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan waktu munculnya respon mencit (pertama kali menjilat kakinya), pada kelompok yang diberi infus daun mengkudu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, infus daun mengkudu memiliki efek analgesik pada mencit. Kata kunci: Analgesik, infus, daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa)
SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK ETANOL 96% SARGASSUM POLYCYSTUM DAN PROFILE DENGAN SPEKTROFOTOMETRI INFRARED Pramudita Riwanti
Acta Holistica Pharmaciana Vol 1 No 2 (2019): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan mengambil peran dalam memberi aktivitas farmakologi yang berbeda sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan pemanfaatan rumput laut Sargassum polycystumdengan melakukan skrining fitokimia. Skrining fitokimia bertujuan memberikan gambaran tentang golongan senyawa yang terkandung dalam tanaman. Dalam penelitian ini digunakan Sargassum polycystumyang diambil dari daerah Sumenep, Madura. Ekstrak dibuat dengan mengekstraksi simplisia S.polycystumdengan pelarut etanol 96% menggunakan metode maserasi dan perbandingan pelarut dan serbuk yaitu 1:4. Hasil uji skrining menunjukkan bahwa S.polycystumpositif mengandung senyawa golongan alkaloid, glikosida, steroid/triterpenoid, saponin, flavanoid, polifenol, dan tanin. Hasil profiling dengan FTIR juga menunjukkan adanya gugus fungsi senyawa aromatik, karbonil, alifatik dan alcohol.

Page 1 of 1 | Total Record : 5