Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antidiabetes Oral pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap di Rumah Sakit Nasional di Dili Putu Dian Marani Kurnianta; Gracia Isabel Baptista Soares; Anak Agung Ngurah Putra Riana Prasetya; Agustina Nila Yuliawati
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 19 No 1 (2022): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31001/jfi.v19i1.1338

Abstract

Among several types of diabetes mellitus (DM), type-2 DM seemed to demonstrate the highest prevalence. Appropriate management in type-2 DM should follow rational use of antidiabetic agents to prevent any unfavorable impacts. In fact, due to the limited guidelines and medication resources, medication process for patients with type-2 DM has not been evaluated in Timor-Leste, especially at a national hospital in Dili. This was the first study which aimed to evaluate the use of oral antidiabetic agents (OAD) in hospitalized patients with type-2 DM at a national hospital, Dili Timor-Leste.This study was conducted retrospectively under cross-sectional design to describe the rational drug use evaluation based on indicators: right patient, right dose, right indication, right drug, and cautious to adverse events according to guideline from American Diabetes Association (2020). The included patients were diagnosed as type-2 DM, hospitalized during year 2020, and received OAD. Data were calculated (%) for each indicator of rational drug use.A total number of 83 hospitalized patients with type-2 DM at a national hospital in Dili had taken metformin (62.65%), gliclazide (12.15%), and combination of both metformin and gliclazide (22.89%), respectively. The evaluation results of OAD use according to ADA guideline comprised of right indication 100%, right patient 100%, right drug 72.28%, right dose 100%, and cautious to adverse events 93.7%. Despite favorable results in rational medication, enhancement for limitation of OAD use at a national hospital in Dili, Timor-Leste is compulsory.
PENGGUNAAN STATIN DAN ANTIPLATELET SEBAGAI PENCEGAHAN SEKUNDER KOMPLIKASI KARDIOVASKULER PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 Pande Made Desy Ratnasari; Putu Dian Marani Kurnianta; Anak Agung Ngurah Putra Riana Prasetya
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 24 No. 2 (2020): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/mff.v24i2.10384

Abstract

Resistensi insulin pada pasien diabetes melitus (DM) tipe 2 dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kardiovaskuler yang selanjutnya dapat berkontribusi sebagai penyebab utama kematian. Resistensi insulin meningkatkan kerentanan pasien mengalami aterosklerosis dan menimbulkan gangguan pada fungsi platelet di pembuluh darah yang dapat berdampak pada peningkatan risiko komplikasi kardiovaskuler. Sebagai salah satu upaya untuk mencegah dan mengurangi risiko tersebut, Canadian Cardiovascular Society Guidelines tahun 2011 dan American Diabetes Association tahun 2019 merekomendasikan penggunaan golongan statin dan antiplatelet sebagai upaya pencegahan sekunder komplikasi kardiovaskuler pada pasien DM tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan statin dan antiplatelet sebagai pencegahan sekunder pada pasien DM tipe 2 dengan komplikasi kardiovaskuler. Penelitian ini bersifat observasional dengan desain cross sectional yang dilakukan pada 110 pasien di RSU Puri Raharja Denpasar Bali periode November 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 110 pasien yang memenuhi kriteria penggunaan statin, hanya 42 pasien (38,1%) yang menggunakan statin (simvastatin 20 mg; 95,2%). Selain itu, dari total 96 pasien yang memenuhi kriteria penggunaan antiplatelet, hanya 52 pasien (47,3%) yang menggunakan antiplatelet (aspirin 80 mg; 82,7%). Penelitian ini merefleksikan penggunaan statin yang masih rendah dalam upaya pencegahan sekunder komplikasi kardiovaskuler pada pasien DM tipe 2. Meskipun terdapat kecenderungan tingkat penggunaan antiplatelet aspirin yang lebih tinggi daripada statin dalam penelitian ini, pemberian aspirin selanjutnya masih perlu ditingkatkan lagi bersama-sama dengan peningkatan pemberian statin.
KETERCAPAIAN TARGET GLIKEMIK DAN ANALISIS FAKTORFAKTOR TERKAIT PADA PASIEN DIABETES TIPE 2 Putu Dian Marani Kurnianta; Pande Made Desy Ratnasari; Heny Dwi Arini
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 25 No. 2 (2021): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/mff.v25i2.13037

Abstract

Bukti-bukti ilmiah menunjukkan keterkaitan antara rendahnya ketercapaian target glikemik selama pengobatan DM tipe 2 dengan risiko komplikasi kronik. Apabila kegagalan pengobatan tersebut diabaikan, maka ancaman global yang dihadapi akan terus meningkat. Oleh karena itu, penelitian cross sectional ini bertujuan untuk menyelidiki kegagalan pengobatan, khususnya ketercapaian target glikemik berupa tingkat kejadian dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada pasien DM tipe 2 di daerah Gianyar. Data rekam medik dari salah satu rumah sakit di Gianyar, Bali, selama periode 2016-2020, diseleksi berdasarkan kriteria inklusi yang meliputi pasien rawat jalan berusia ≥18 tahun, terdiagnosis DM tipe 2 pertama kali, tidak berpindah fasilitas kesehatan selama enam bulan, dan memperoleh antidiabetika oral atau insulin secara konsisten. Penentuan status kegagalan pengobatan berdasarkan target kontrol glikemik oleh ADA. Pada sejumlah total 145 subjek yang terlibat, proporsi kegagalan pengobatan DM tipe 2 mencapai 64,83%. Hasil analisis deskriptif enam faktor pada penelitian ini menunjukkan bahwa kegagalan pengobatan cenderung terjadi pada laki-laki (59,57%), usia ≤60 tahun (75,53%), subjek yang tidak bersekolah (39,36%), subjek dengan komplikasi (7,45%), subjek berpenyakit penyerta (51,06%), dan pengguna insulin (58,51%). Berdasarkan Uji χ2 atau Uji Fisher’s Exact (p<0,05, 95%), penelitian ini mempresentasikan hubungan signifikan antara faktor usia dan faktor penggunaan antidiabetika terhadap tingginya kegagalan pencapaian target glikemik selama pengobatan.
Empowerment Program in Pesagi Village Community: Assistance in Compounding Innovative Peel-off Pain Reliever (UNO) Derived from Family Medicinal Plants Putu Dian Marani Kurnianta; Agustina Nila Yuliawati; I Komang Tri Musthika; Ni Kadek Ayu Sri Darma Putri; Ni Luh Putu Asra Dianita; Ni Putu Sudiasih; Ni Made Ayu Lestari; Ni Putu Arik Candra Wahyuni; I Putu Gede Hendra Wiarta; Powen Ester Jacqlien Fangidae; I Made Ngurah Arya Kresna Acharya Putra
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement) Vol 8, No 3 (2022)
Publisher : Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4555.825 KB) | DOI: 10.22146/jpkm.74515

Abstract

The abundance of family medicinal plants (TOGA) growing in the yards of the house can be utilized for one of the health products called boreh, a traditional medicine used from generation to generation by the Balinese. Boreh can be innovated into a peel-off preparation form that has some potential to increase public interest in traditional medicine. The contents of TOGA, such as ginger, turmeric, and galangal in the peel-off boreh preparation, may exhibit beneficial effects as a pain reliever. Therefore, the mentioned product can be used to overcome pain problems that are commonly found in the people of Pesagi Village. The ideas related to compounding certain innovative herbal preparations for overcoming health problems in Pesagi Village were carried out through community empowerment activities. A series of program activities took place during January-April 2022. The purpose of this community empowerment program was to provide training and assistance activities to the people of Pesagi Village in the practice of utilizing TOGA as an innovative boreh peel-off preparation, namely UNO, with empirical pain reliever properties. Guidance and assistance in compounding practice were based on the results of dosage formulation previously developed by the executive team in the School of Pharmacy Mahaganesha Laboratory. This empowerment program was executed through a learning-by-doing approach, integrated training, participatory practice, and guided mentoring by the executive team with knowledge and skills evaluation (pre-test and post-test, p=0.000, 95%). After the empowerment program, the community has been able to practice how to turn TOGA from the ground into a useful product. The innovative products in this empowerment program may offer some potential benefits to overcome certain health-related problems of the community in Pesagi Village, such as joint pain. The success of this program may encourage the sustainability of the program in the future.
Association Between Antidiabetic Pattern with Medication Adherence in Type 2 Diabetes Patients at Buleleng Hospital: Hubungan Antara Pola Penggunaan Antidiabetik dengan Kepatuhan Pengobatan Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Salah Satu Rumah Sakit Swasta Buleleng Bali Pande Made Desy Ratnasari; I Gusti Ayu Indira Ardeliani; Agustina Nila Yuliawati; Putu Dian Marani Kurnianta
Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal) Vol. 9 No. 2 (2023): (October 2023)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/j24428744.2023.v9.i2.15908

Abstract

Background: Type 2 diabetes mellitus (DM) is a chronic disease which requires long-term therapy. Medication adherence plays an important role for therapeutic success in patients with T2DM. Antidiabetic usage pattern might involve with some problems related to medication adherence. Objectives: The aim of this study was to analyze the association between antidiabetic usage pattern with medication adherence. Material and Methods: This observational study was conducted cross-sectionally involving 90 participants of T2DM outpatient at Private Hospital in Buleleng Bali during July-September 2020. Patients were included if aged ≥18 years, received the same antidiabetic for three months before the study, signed informed consent, and provided with complete medical record data. Patients were excluded if appeared to be unwell, pregnant or breastfeeding. Demographic data and antidiabetic usage patterns were collected retrospectively based on the patient's medical records. Probabilistic Medication Adherence Scale (ProMAS) questionnaire was used to assess medication adherence. Data were analyzed with Kruskal-Wallis test. Results: The results showed that 55.6% patients were male, aged 46-65 years (61.1%), education predominantly by elementary school (37.8%), had suffered from DM for 5-10 years (46.7%), with comorbidities (50%), and without complications (77.8%). The antidiabetic usage pattern was dominated by a combination of two antidiabetics (53.3%). Most patients (42.2%) showed moderate-high medication adherence. There was no statistically significant association between antidiabetic usage pattern and medication adherence (p=0.275). Conclusions: A higher rate of medication adherence was found in patients taking combination of two antidiabetics compared to combination of three or four antidiabetics.
EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL 70% KULIT BUAH POMELO (Citrus maxima (Burm.) Merr) PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR BERDASARKAN DOSIS PEMEJANAN Putu Dian Marani Kurnianta; Anak Agung Ngurah Putra Riana Prasetya; Elisabeth Oriana Jawa La; I Gede Krisna Yudiarta
PROSIDING SIMPOSIUM KESEHATAN NASIONAL Vol. 2 No. 1 (2023): Simposium Kesehatan Nasional
Publisher : LPPM STIKES BULELENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.065 KB)

Abstract

Beberapa penelitian menunjukkan hasil positif terkait efek antiinflamasi ekstrak kulit buah pomelo pada model hewan uji, namun pengamatan efek berdasarkan perbedaan dosis masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efek antiinflamasi dari beberapa dosis pemejanan ekstrak etanol kulit buah pomelo atau Citrus maxima (Burm). Merr. pada tikus putih jantan galur Wistar dengan metode carrageenan-induced hind paw edema. Volume edema berbeda secara signifikan antara kelompok ekstrak dengan kontrol negatif CMC-Na pada menit ke-120 (p=0,013). Penghambatan inflamasi terendah hingga tertinggi ditimbulkan oleh ekstrak dosis 100, 400, dan 200 mg/kg secara berturut-turut. Jadi, efek antiinflamasi berdasarkan perbedaan dosis pada penelitian ini bersifat non-linear.
KAJIAN SENYAWA AKTIF DAN KEAMANAN TANAMAN OBAT TRADISIONAL DI INDONESIA SEBAGAI ALTERNATIF PENGOBATAN MALARIA Elisabeth Oriana Jawa La; Putu Dian Marani Kurnianta
Acta Holistica Pharmaciana Vol 1 No 1 (2019): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Malaria merupakan salah satu penyakit menular dengan tingkat prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia. Penyakit malaria menjadi semakin serius karena meningkatnya jumlah parasit malaria (Plasmodium) yang resisten terhadap obat-obat antimalaria. Banyaknya keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia memotivasi banyaknya penelitian dan pencarian bahan obat baru untuk berbagai terapi, terutama untuk penyakit malaria. Pemanfaatan tanaman obat sebagai agent antimalaria sudah banyak dilakukan dan dikembangkan. Berdasarkan hasil penelitian, banyak senyawa aktif terkandung dalam tanaman yang diklaim sebagai tanaman antimalaria, baik berupa tanaman utuh, simplisia, maupun ekstrak, dan senyawa isolasi. Artikel review ini menggunakan metode studi literatur dari berbagai referensi tentang pemanfaatan dan penggunaan obat tradisional. Beberapa tanaman obat telah diteliti memiliki efek farmakologi sebagai obat malaria. Tanaman-tanaman yang memiliki efek antimalaria antara lain, Sambiloto (Andrographis paniculata Nees), Mundu (Garcinia dulcis Kurz), Anting-anting (Acalypha indica L.), Johar (C. siamea Lamk), Pasak bumi (Eurycoma longifolia jack), Ketumpang (Tridax procumbens L), Cocor bebek (Kalanchoe blossfeldiana Poelln), dan Talikuning (Anamirta cocculus). Meskipun efek samping dari obat-obatan tradisional relatif kecil, tetapi keamanan obat-obatan tradisional dalam praktik klinis yang baik harus dipertimbangkan. Kata kunci : Tanaman Obat ,Malaria, Plasmodium, Antimalaria, Keamanan Abstract Malaria is one of the infectious diseases with high prevalence. This disease has become extremely serious because of the resistance of its parasites. The abundance of biodiversity in Indonesia spurs a lot of researches for new medicinal ingredients of various treatments, especially malaria. The use of medicinal plants as antimalaria agents has been widely carried out and developed. Based on the results of research about antimalaria agent in the form of whole plants, simplicia, extract and isolated compounds, many active compounds were found in the plants. This article is a literature study to review traditional medicines from various references. Some medicinal plants have been studied to demonstrate pharmacological effects as antimalaria. These plants are for example; Sambiloto (Andrographidis paniculata Nees), Mundu (Garcinia dulcis Kurz), Anting-anting (Acalypha indica L.), Johar (C. siamea), Pasak bumi (Eurycoma longifolia jack), Ketumpang (Tridax procumbens L), Cocor bebek (Kalanchoe blossfeldiana Poelln), and Talikuning (Anamirta cocculus). Although the side effects of the traditional medicines are relatively small, but safety of traditional medicines for their good clinical practice should be considered. Key words: Medicinal plants, Malaria, Plasmodium, Antimalaria, safety
TINJAUAN KOMPARATIF STUDI MENGENAI EFEKTIVITAS BIAYA ANTIDIABETES ORAL PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 Heny Dwi Arini; Putu Dian Marani Kurnianta
Acta Holistica Pharmaciana Vol 1 No 2 (2019): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit tidak menular yang jumlah penderitanya terus meningkat. Terlebih lagi, diabetes mellitus merupakan penyakit yang tidak bisa sembuh total, bahkan butuh perawatan lama dan menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan efektivitas terapi diabetes melitus. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas terapi tersebut adalah dengan menganalisa obat antidiabetes dalam aspek farmakoekonomi, yaitu dengan analisis efektivitas biaya. Dari beberapa studi literatur, dapat diketahui bahwa tiap antidiabetes oral menghasilkan efektivitas dan biaya yang berbeda-beda. Untuk melihat antidiabetes oral mana yang paling cost effective adalah dengan melihat nilai ACER atau ICER. Semakin rendah nilai ACER, semakin cost effective obat tersebut. Golongan antidiabetes oral tunggal dengan efektivitas biaya terbaik berdasarkan perbandingan pada beberapa literatur adalah golongan biguanid (metformin). Sedangkan, golongan antidiabetes oral kombinasi dengan efektivitas biaya terbaik adalah kombinasi obat golongan biguanid (metformin) dengan obat golongan sulfonilurea (glimepirid atau glibenklamid).
POLA PEMBERIAN ANTIBIOTIK UNTUK INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS PADA PASIEN ANAK RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DI GIANYAR TAHUN 2018 Ni Putu Diah Wulandari; Putu Dian Marani Kurnianta; Mahadri Dhrik; Heny Dwi Arini
Acta Holistica Pharmaciana Vol 3 No 1 (2021): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan infeksi di saluran pernapasan yang menimbulkan gejala batuk, pilek, disertai dengan demam, dan mudah menular. Kejadian ISPA, khususnya bagian atas, sering menimpa populasi yang rentan, seperti anak-anak. Secara umum, tata laksana penyakit ISPA melibatkan penggunaan antibiotik serta obat-obat simtomatis yang mempertimbangkan diagnosis, gejala klinis, pemeriksaan fisik, dan parameter penunjang lainnya. Oleh karena itu, pola pengobatan pasien anak yang mengalami ISPA cenderung bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola peresepan antibiotik dan obat simtomatis pada pasien anak rawat jalan yang mengalami ISPA di salah satu rumah sakit umum di Gianyar tahun 2018. Penelitian observasional dengan desain cross sectional secara retrospektif telah dilakukan. Sampel penelitian ini memenuhi kriteria inklusi yang diambil dengan teknik purposive sampling. Data penelitian bersumber pada rekam medik dan resep pasien anak yang terdiagnosis ISPA selama bulan Januari sampai Mei 2018 di salah satu rumah sakit umum di Gianyar. Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan bantuan software Microsoft Excel. Dari sebanyak 77 sampel, diagnosis golongan ISPA bagian atas tertinggi adalah rhino-faringitis (RFA) (82%) dengan frekuensi pemberian golongan antibiotik yang paling sering diresepkan, yaitu sirup azitromisin 200 mg/ 5 ml (47%). Rentan usia yang paling banyak terkena ISPA bagian atas, yaitu 1-5 tahun (76,6%), dan berat badan 10-17 kg (52%). Pola peresepan obat simtomatis tertinggi ditempati oleh golongan dekongestan (pseudoefedrin HCl) (41,5%). Penggunaan obat simtomatis lainnya adalah golongan antipiretik dan analgesik yaitu parasetamol sirup (36,66%). Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan untuk mengetahui efektivitas pengobatan antibiotik dan simtomatis pasien anak dengan ISPA secara lebih mendalam.
MANFAAT SUPLEMEN DALAM MENINGKATAN DAYA TAHAN TUBUH SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN COVID-19 Ketut Tia Pran Anggar Yani; Putu Dian Marani Kurnianta; Kadek Duwi Cahyadi; Ni Ketut Esati; Repining Tiyas Sawiji; Gede Agus Darmawan; I Gede Komang Aditya Pramana; Luh Gede Tina Sujayanti; Kadek Ria Dwitya Putra; I Gusti Ayu Putu Prima Purnamasari
Acta Holistica Pharmaciana Vol 3 No 1 (2021): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) yang bermula di Wuhan, Cina pada akhir tahun 2019 telah menyebar pesat sebagai pandemi global hingga ke Indonesia. Tingginya angka kejadian dan dampak mortalitas yang ditimbulkan mendorong dilakukannya berbagai upaya penanganan maupun pencegahan sesuai karakteristik perjalanan penyakit COVID-19. Salah satu upaya pencegahan infeksi maupun perburukan kondisi penderita COVID-19 adalah melalui penggunaan suplemen untuk peningkatan daya tahan tubuh. Diantara berbagai produk suplemen komersil di pasaran, beberapa komponen mikronutrien seperti vitamin B, C, D dan E, seng, dan selenium serta probiotik adalah komponen penting yang memberikan keuntungan dalam mencegah maupun menghadapi infeksi COVID-19. Bukti-bukti ilmiah melalui penelitian telah menunjukkan bahwa masing-masing kandungan suplemen tersebut berperan dalam peningkatan respon imun dan penyeimbang regulasi proses inflamasi dalam tubuh. Dengan demikian, aplikasi penggunaan suplemen adalah upaya rasional untuk menghadapi COVID-19 menuju era new normal, selama suplementasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu.