cover
Contact Name
Lalu Jaswadi Putera
Contact Email
elputra@unram.ac.id
Phone
+6283830259411
Journal Mail Official
darmadiksani@unram.ac.id
Editorial Address
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram Jln. Majapahit No. 62 Mataram
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Darma Diksani Jurnal Pengabdian Ilmu Pendidikan Sosial dan Humaniora
Published by Universitas Mataram
ISSN : 27986918     EISSN : 27986799     DOI : https://doi.org/10.29303/darmadiksani
Core Subject : Education, Social,
Darma Diksani: Jurnal Pengabdian Ilmu Pendidikan, Sosial, dan Humaniora merupakan wahana untuk menerbitkan dan menyebarluaskan hasil dari program pengabdian atau layanan kepada masyarakat dalam pengembangan teori keilmuan, konsep pemikiran, model, atau hasil penelitian yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Jurnal ini diterbitkan oleh Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram. Darma Diksani: Jurnal Pengabdian Ilmu Pendidikan, Sosial, dan Humaniora menerbitkan dua nomor dalam setiap volume atau dua kali terbit dalam satu tahun yakni pada bulan Juni dan Desember.
Articles 61 Documents
Bimbingan Teknis Penulisan Karya Ilmiah bagi Guru Bahasa Inggris SMP di Kota Mataram Kamaludin Yusra; Yuni Budi Lestari; Ni Wayan Mira Susanti; Kurniawan Apgrianto
DARMADIKSANI Vol 2 No 2 (2022): Edisi Desember
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v2i2.1603

Abstract

ABSTRAK Guru-guru Bahasa Inggris SMP di Kota Mataram menghadapi tantangan yang serius dalam profesi mereka. Tantangan tersebut berupa kesulitan mereka dalam menulis dan mempublikasikan artikel ilmiah selain laporan PTK yang sangat mereka butuhkan untuk dapat naik pangkat ke jenjang lebih tinggi. Sebagai wujud kerjasama seerti tertuang dalam MOU antara FKIP Universitas Mataram dan Dinas Pendidikan Kota Mataram serta antara Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris dan MGMP Bahasa Inggris SMP Kota Mataram, maka para pihak sepakat untuk mengatasi permasalahan tersebut melalui bimbingan tehnis penulisan karya ilmiah. Dari survei awal diketahui bahwa para guru bahasa Inggris SMP di Kota Mataram memiliki motivasi yang cukup tinggi untuk menulis dan mempublikasikan karya ilmiah, namun mereka tidak mengetahui seluk beluknya. Untuk mengatasi kesenjangan tersebut maka dilaksanakan kegiatan bimbingan teknis penulisan karya ilmiah 46 JPL kepada 35 orang guru bahasa Inggris SMP Kota Mataram yang direkrut oleh Dinas Pendidikan, PGRI dan MGMP Bahasa Inggris SMP Kota Mataram. Kegiatan dilaksanakan secara terintegrasi dimana teori dan konsep diintegrasikan dengan latihan terbimbing dan latihan mandiri secara tatap muka dan daring serta publikasi dalam jurnal lokal. Kegiatan telah berhasil membantu peserta mengatasi masalah dan 30 dari 35 peserta telah mengunggah artikel ke jurnal lokal. ABSTRACT English teachers at junior high schools in the City of Mataram are facing serious challenges in their professional upgrading. The challenges come from their inability to write academically and publish research papers other than the usual classroom action research papers and such papers are essential for them to move up to higher professional levels. As implementations of MOUs between the School of Education, University of Mataram, and Office of Education, the City of Mataram, and between the English Education Department and the Mataram Association of Junior High School English Teachers, this activity was aimed at solving the problem by providing trainings in academic publication to the teachers. Prior to the training, it was found that the teachers were highly motivated in publication but their knowledge and skill in the matter was not sufficient. A 46-learning hour training was provided to 35 English teachers collaboratively recruited by the Office of Education, Mataram Teachers’ Association, and the English teacher association. The training integrated theories and applications in guided trainings and independents practices in both offline and online modes. The training has successfully helped the trainees overcome the challenges and 30 out of 35 trainees had uploaded articles to local journals.
Sosialisasi Linguistic Landscape dalam Literasi Digital: Manfaat dan Tantangannya dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Lalu Jaswadi Putera; Mahyuni; Ahmad Zamzam; Andra Ade Riyanto; Amrullah; Husnul Lail
DARMADIKSANI Vol 2 No 2 (2022): Edisi Desember
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v2i2.1611

Abstract

ABSTRAK Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (Abdimas) ini merupakan seri lanjutan dari kegiatan Abdimas sebelumnya pada 2021 lalu (Putera, 2021). Sedikit berbeda dengan sebelumnya, topik kegiatan Abdimas tahun ini bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada para guru tentang Linguistic Landscape dalam literasi digital. Sebagai sebuah pendekatan baru dalam studi kemultibahasaan dan pembelajaran bahasa Inggris, LL mendorong untuk lebih banyak menggunakan materi-materi, dan tema-tema pembelajaran otentik yang ada di sekeliling kita baik yang berasal dari sumber non-digital maupun digital. Penggunaan materi dan tema-tema otentik akan menghasilkan pembelajaran yang kontekstual, relevan dengan situasi dan kondisi siswa, dan lebih bermakna sebab siswa lebih memahami isu-isu otentik yang ada di sekitarnya (seperti masalah sampah, bahaya merokok, dll) dibandingkan dengan isu-isu non-otentik yang tidak pernah/belum pernah mereka lihat, rasakan, dan alami selama hidupnya. Berlimpahnya bahan-bahan digital (digital landscape) bisa dimanfaatkan menjadi bahan ajar pembelajaran bahasa Inggris yang efektif, murah, dan mudah didapat. Sejalan dengan itu, maka sosialisasi tentang LL dalam literasi digital menjadi sangat penting mengingat pembelajaran abad 21 saat ini mempersyaratkan para guru dan siswa untuk cakap (literate) dalam menggunakan teknologi digital, sadar (aware) dan paham dengan permasalahan yang sedang terjadi di lingkungannya sehingga mereka tidak hanya kompeten dalam menggunakan bahasa namun juga dapat memberi solusi bagi perbaikan masyarakat dan lingkungannya. Metode yang akan digunakan adalah sosialisasi 3 tahap: Pertama, memberi penyuluhan tentang konsep dan hasil studi LL dalam literasi digital; Kedua, menjelaskan tentang sumber-sumber LL dalam dunia digital; dan Ketiga, menjelaskan hasil studi tentang LL dalam literasi digital; dan Keempat, diskusi dan tanya jawab tentang manfaat dan tantangan penerapan LL dalam pembelajaran berbasis digital atau online. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa para peserta menyambut gembira kegiatan ini karna mengambil lokasi yang nyaman dan asri yakni lesehan Bebek Galih dimana mayoritas dari mereka belum pernah mendatangi dan senang dengan suasana baru yang tidak melulu di ruangan sekolah. Lokasi ini dipilih atas rekomendasi dari para guru peserta dengan mengedepankan konsep berbagi ilmu sambil bertamasya. Manfaat lainnya, para peserta mendapatkan tambahan wawasan dan pengetahuan tentang konsep LL, memunculkan ide-ide baru dalam menyusun bahan pembelajaran bahasa Inggris dari sumber-sumber digital/online, dan dalam merancang projek/tugas bagi siswa yang dapat dilakukan dari digital ke digital (D to D), digital ke non-digital (D to DG), atau non-digital ke digital (ND to D). Selain manfaat, adapula tantangan yang dihadapi oleh para guru Bahasa Inggris dalam menerapkan konsep LL yakni masih kurangnya literasi siswa, masih terbatasnya akses internet di sekolah khususnya yang berada di kaki gunung yang terjendala sinyal, dan aturan larangan menggunakan gawai seperti HP dan sejenisnya. Secara umum, konsep LL berbasis digital dalam pembelajaran bahasa Inggris dianggap sangat relevan dengan konsep pendidikan abad 21 dan program merdeka belajar dimana guru dan siswa dituntut untuk memiliki kecakapan/literasi dalam menggunakan teknologi, informasi, dan media. Beberapa tema yang diusulkan untuk Abdimas berikutnya adalah tindaklanjut penyusunan bahan ajar bahasa Inggris berbasis literasi digital dan perancangan soal-soal LL dari sumber digital untuk mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) siswa. Harapan dari semua peserta, semoga kegiatan ini dapat terus dilanjutkan di tahun selanjutnya. ABSTRACT This Community Service program represents a subsequent chapter of the previous program conducted in 2021 (Putera, 2021). Diverging slightly from its previous chapter, this year's program aims to impart knowledge to educators on the topic of Linguistic Landscape within the domain of digital literacy. Functioning as a novel approach to multilingual studies and English language acquisition, the Linguistic Landscape (LL) framework advocates for the integration of authentic learning materials and themes permeating our surroundings, be they derived from non-digital or digital sources. By employing genuine materials and themes, the resultant pedagogical experience becomes contextualized, aligned with students' circumstances, and imbued with enhanced meaning, as students gain deeper comprehension of authentic issues germane to their immediate environment (e.g., waste management, smoking hazards) as opposed to contrived or unfamiliar concerns. Exploiting the proliferation of digital resources, constituting the digital landscape, offers a propitious opportunity for developing effective, cost-efficient, and easily accessible English language instructional materials. Thus, the imperative of acquainting teachers and students with the principles of Linguistic Landscape in digital literacy assumes considerable significance, considering the contemporaneous educational landscape necessitates digital proficiency, awareness of and engagement with environmental challenges, and the ability to proffer solutions for the betterment of society and the ecosystem. The methods employed for this purpose encompassed three phases of socialization: firstly, proffering guidance pertaining to the conceptual underpinnings and findings of Linguistic Landscape studies in digital literacy; secondly, elucidating the diverse sources comprising the Linguistic Landscape within the digital realm; thirdly, elucidating the research outcomes germane to the Linguistic Landscape in digital literacy; and finally, engaging in discussions and question-and-answer sessions elucidating the benefits and challenges entailed in implementing the Linguistic Landscape framework within digital or online-based learning settings. The outcomes evince participants' enthusiastic embrace of the program, attributable to its convening within an inviting and aesthetically pleasing setting, exemplified by the Bebek Galih restaurant, hitherto unexplored by the majority. The idyllic milieu distinct from the conventional classroom environment elicited their approval. The selection of this locale was based on recommendations proffered by participating educators, emphasizing the essence of knowledge-sharing amidst a sojourn. Furthermore, participants derived additional insights and knowledge concerning the Linguistic Landscape framework, fostering fresh ideas for curating English language instructional materials derived from digital and online sources, and designing projects and assignments encompassing the digital-to-digital (D to D), digital-to-non-digital (D to DG), and non-digital-to-digital (ND to D) paradigms. Nonetheless, English language instructors encountered several obstacles while implementing the Linguistic Landscape framework, notably students' limited literacy levels, inadequate internet accessibility in schools, particularly in remote mountainous regions afflicted by weak signal strength, and the proscriptions against employing electronic devices, such as mobile phones. In sum, the concept of digital-based Linguistic Landscape in English language learning evinces marked pertinence to the exigencies of 21st-century education and autonomous learning programs, mandating the cultivation of technological, informational, and media literacy among both teachers and students. The forthcoming iterations of Abdimas endeavor to address pertinent themes such as the further development of digital literacy-based English language instructional materials and the formulation of Linguistic Landscape-oriented questions derived from digital sources, conducive to fostering students' higher-order thinking skills (HOTS). Consequently, the collective aspiration of all participants is that this program perpetuates in subsequent years.
Penguatan Nilai Kepedulian Lingkungan pada Siswa Jenjang Pendidikan Dasar Priyaji Agung Pambudi; Savina Nurma Fardiani; Siti Zaenab; Amin Hidayati; Lala Julian Permana; Nurul Hidayatul Arofah
DARMADIKSANI Vol 2 No 2 (2022): Edisi Desember
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v2i2.1934

Abstract

ABSTRAK Aktivitas manusiatelah berkontribusi mendegradasi lingkungan hidup. Diperlukan upaya perbaikan, salah satunya melalui penanaman sikap dan perilaku pro lingkungan pada anak-anak jenjang pendidikan dasar. Program ini bertujuan untuk membangun dan meningkatkan nilai-nilai kepedulian lingkungan pada anak Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan metode learning by doing melalui pemberian materi, pendampingan, dan pembinaan. Para peserta memiliki antusiasme yang tinggi untuk mempelajari materi mengenai pendidikan lingkungan hidup. Melalui metode learning by doing nilai-nilai kepedulian pada lingkungan dapat dengan mudah diterima oleh anak-anak karena mereka dalam suasana senang dan nyaman, sehingga terjadi peningkatan pengetahuan, kepekaan, dan partisipasi pada aksi konservasi sebagai modal dasar terbentuknya sikap serta perilaku yang pro lingkungan. Keberhasilan ini berpotensi mendorong implementasi yang lebih luas dalam kehidupan sehari-hari antara lain perilaku pengelolaan sampah, penggunaan air bersih, penggunaan listrik, pengelolaan pekarangan, pemilihan bahan pangan, dan pola konsumsi. Program ini menjadi salah satu role model untuk menutup kekosongan pendidikan lingkungan hidup dalam kurikulum pendidikan nasional melalui dukungan semua pihak baik akademisi, swasta, pemerintah, masyarakat, maupun media untuk mengarusutamakan pendidikan lingkungan pada sektor non-formal dalam rangka membentuk generasi yang peduli pada lingkungan dan memiliki komitmen untuk mengelola dan menjaga kelestariannya demi mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. ABSTRACT Human activities have contributed to environmental degradation. Improvement efforts are needed, one of which is through instilling pro-environmental behavior in children at the elementary education. This program aims to build and increase environmental awareness in elementary school. This community empowerment is carried out used the learning by doing method through the provision of materials, mentoring, and coaching. The participants had high enthusiasm for learning material about environmental education. Through the learning by doing method, the values ​​of concern for the environment can be easily accepted by children because they are in a happy and comfortable atmosphere, resulting in an increase in knowledge, sensitivity, and participation in conservation actions as the basic capital for forming pro-environmental attitudes and behavior. This successed has the potential to encourage wider implementation in everyday life, including waste management behavior, clean water use, electricity use, yard management, food selection, and consumption patterns. This program is one of the role models to fill the void in environmental education in the national education curriculum through the support of all parties, including academia, the private sector, government, community, and the media to mainstream environmental education in the non-formal sector in order to form a generation that cares about the environment and has the commitment to manage and maintain its sustainability in order to achieve sustainable development.
Pelatihan Public Speaking untuk Meningkatkan Kapabilitas Pengurus Forum Anak Kabupaten Magelang (FORNAGEL) Ascharisa Mettasatya Afrilia; Anisa Setya Arifina
DARMADIKSANI Vol 2 No 2 (2022): Edisi Desember
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v2i2.1936

Abstract

ABSTRAK Public speaking merupakan salah satu keterampilan yang penting untuk dimiliki, tidak terkecuali bagi para pengurus Forum Anak Kabupaten Magelang (FORNAGEL). Keterampilan tersebut menjadi hal penting bagi pengurus FORNAGEL mengingat salah satu perannya adalah sebagai persuadee dalam mensosialisasikan dan mengkampanyekan sejumlah program Pemerintah Kabupaten Magelang yang menyasar kepada para remaja dan anak di wilayah tersebut. Pesan kampanye yang dimaksud, berkaitan dengan pelecehan seksual kepada anak dan remaja, kekerasan kepada anak dan remaja, pengetahuan seksualitas pra-nikah, dan lain sebagainya. Pelatihan ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman di tingkat kognisi tentang pentingnya public speakingsekaligus bertujuan untuk meningkatkan keterampilan public speaking bagi para pengurus FORNAGEL. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah sosialisasi/ceramah yang menyasar tingkat kognisi dan afeksi dan pelatihan dasar public speaking yang menyasar tingkat behavioral berupa keterampilan public speaking itu sendiri. Hasil dari kegiatan pengabdian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kualitas public speaking para peserta (pengurus FORNAGEL) baik di tingkat kognisi maupun behavioral. ABSTRACT Public speaking is an important skill to have, including the administrators of the Forum Anak Kabupaten Magelang (FORNAGEL). These skills are important for the FORNAGEL board considering that one of their roles is as a persuadee in socializing and campaigning for a number of programs of the Magelang Regency Government which are targeting youth and children in the region. The campaign message in question relates to sexual harassment of children and adolescents, violence against children and adolescents, knowledge of pre-marital sexuality, and so on. This training was conducted with the aim of providing an understanding at the cognitive level about the importance of public speaking as well as aiming to improve public speaking skills for FORNAGEL administrators. The methods used to achieve these goals are socialization/lectures that target the level of cognition and affection; and basic public speaking training that targets the behavioral level in the form of public speaking skills themselves. The results of this community service activity show that there is an increase in the quality of the participants' public speaking at both the cognitive and behavioral levels.
Penyuluhan “DAGUSIBU” Obat di Desa Pait Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan Nur Cholis Endriyatno; Tia Afiani; Nailis Syahidatul Azimah; Lilis Sugiarti; Ayu Andini Kartikasari; Meri Mersita
DARMADIKSANI Vol 2 No 2 (2022): Edisi Desember
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v2i2.1951

Abstract

ABSTRAK Pengabdian pada masyarakat adalah bagian dari implementasi Tri Darma Perguruan Tinggi untuk memberikan informasi yang dapat digunakan oleh suatu kelompok masyarakat. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk memberikan sebuah edukasi serta pemahaman kepada masyarakat di desa Pait mengenai bagaimana pengelolaan obat yang baik dan benar. Pengabdian ini diakukan menggunakan metode penyuluhan dalam bentuk penyampaian informasi berupa materi kepada kelompok sasaran pengabdian. Hasil dari pelaksanaan pengabdian ini diantaranya dapat dijelaskan bahwa kegiatan pengabdian dilakukan dengan penyuluhan secara langsung kepada kelompok sasaran yang dilakukan secara luring dengan tujuan supaya kelompok sasaran pengabdian dapat teredukasi. Setelah kegiatan penyuluhan dengan tujuan kelompok sasaran pengabdian dapat mengetahui bagaimana cara mendapatkan obat, menggunakan obat, menyimpan obat, dan membuang obat secara baik dan benar dengan metode DApat, GUnakan, SImpan, dan BUang yang disingkat DAGUSIBU. Dari hasil diskusi dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian ini, para peserta pengabdian merasa lebih paham mengenai DAGUSIBU dibandingkan sebelum ada kegiatan pengabdian ini. Selain itu, peserta juga berpendapat bahwa materi yang disampaikan sangat menarik, mudah difahami, bermanfaat, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat disana. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian ini adalah bahwa secara garis besar masyarakat sasaran kegiatan pengabdian ini mayoritas lebih mengetahui, tertarik dan mampu memahami tentang bagaimana penggunaan obat dengan baik dan benar. ABSTRACT This community service program (CS) is part of the implementation of "university values" that aims to provide information that can be used by the community group in Pait village. It aims at educating the community on how to get drugs, use drugs, store drugs, and dispose drugs properly and correctly using the DAGUSIBU method. It was conducted through direct offline counseling by delivering materials about the importance of understanding the correct and proper use of drugs to the village community. The results show that the participants understood about the DAGUSIBU method more than before this service activity had been conducted. In addition, participants also thought that the material presented was very interesting, easy to understand, useful, and in accordance with the needs of the community there. The conclusion is in general the target community of this CS are more knowledgeable, interested, and able to understand about how to use drugs properly and correctly.
Sosialisasi Literasi Digital di Komunitas Baca Lumbung Literasi Baiq Wahidah; Marlinda Ramdhani; Wika Wahyuni
DARMADIKSANI Vol 2 No 2 (2022): Edisi Desember
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v2i2.1953

Abstract

ABSTRAK Literasi merupakan salah satu elemen penting dalam menunjang perubahan sistem kehidupan manusia, terutama anak-anak, dalam rangka mempersiapkan kehidupan yang lebih baik. Adanya ketersediaan bahan bacaan, terutama dalam bentuk buku-buku yang relevan dengan usia perkembangan anak-anak merupakan salah satu media yang mampu menunjang perubahan masyarakat agar menjadi manusia yang literat. Seiring perkembangan zaman, terutama dengan adanya arus digitalisasi, memberikan indikasi bagi masyarakat agar memiliki pemahaman tentang konsep literasi pada ranah digital. Namun minimnya ketersediaan buku-buku bacaan tentang literasi, terutama literasi digital, membuat masyarakat kurang memiliki pemahaman tentang konsep tersebut. Masyarakat modern, terutama anak-anak, lebih cenderung memanfaatkan alat digital untuk hal-hal yang kurang bermanfaat bagi kehidupannya. Oleh karena itu, kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan untuk: (1) menjelaskan prosedur sosialisasi literasi digital di komunitas baca Lumbung Literasidan; (2) menjelaskan kendala yang ditemukan dalam kegiatan sosialisasi literasi digital di komunitas baca Lumbung Literasi. Kegiatan PKM ini dilakukan secara luring (tatap muka) dengan fokus sasaran yaitu anak-anak jenjang SD dan SMP yang seringkali mengunjungi komunitas baca Lumbung Literasi di Dusun Selojan, Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, dengan jumlah 24 (dua puluh empat) orang. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu ceramah, demonstrasi, dan diskusi. Terdapat tiga hasil dari pengabdian ini, yaitu kegiatan ini berlangsung baik, dapat memberikan wawasan kepada peserta tentang literasi digital, dan memberikan wawasan kepada peserta untuk dapat memanfaatkan peralatan digital dengan bijaksana. ABSTRACT Literacy is an important element in supporting changes in the human life system, especially children, in order to prepare for a better life. The availability of reading materials, especially in the form of books that are relevant to the age of children's development is one of the media that can support changes in society so that they become literate human beings. Along with the times, especially with the current digitalization, it gives an indication for the public to have an understanding of the concept of literacy in the digital realm. However, the lack of availability of reading books on literacy, especially digital literacy, makes people lack an understanding of this concept. Modern society, especially children, tend to use digital tools for things that are less useful for their lives.explain the procedures for disseminating digital literacy in the reading community LiterasiLumbung and (2) explain the obstacles found in digital literacy socialization activities in the Lumbung Literasi reading community. This P2M activity was carried out offline (face to face) with a target focus on elementary and junior high school level children who often visited the Literacy Barn reading community in Selojan Hamlet, Karang Sidemen Village, North Batukliang District, with a total of 24 (twenty four) people. The methods used in this activity are lectures, demonstrations and discussions. There are three results from this dedication, namely this activity went well, was able to provide insight to participants about digital literacy, and provided insight to participants to be able to use digital equipment wisely.
Upaya Pelestarian Ekosistem Pesisir melalui Penyuluhan dan Praktek Pengolahan Buah Mangrove di Desa Lontar Banten La Ode Alam Minsaris; Rubby Rahman Tsani; Ma'ruf; Kiffah Kayyisah Ahmad; Permata Sari Diah Zuhariyah
DARMADIKSANI Vol 2 No 2 (2022): Edisi Desember
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v2i2.1957

Abstract

ABSTRAK Desa Lontar memiliki ekosistem mangrove yang cukup luas, namun belum dimanfaatkan secara maksimal. Pada dasarnya masyarakat juga kurang mengetahui tentang manfaat yang dapat diambil dari ekosistem mangrove. Pada pengabdian kepada masyarakat ini melakukan penyuluhan mulai dari ekosistem mangrove hingga buah mangrove yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan atau minuman, juga pemberian arahan mengenai pembuatan oleh-oleh khas Desa Mangrove dari hasil olahan buah mangrove. Kemudian kegiatan ini juga disertai praktek pengolahan dari pemanfaatan buah mangrove yaitu sari buah mangrove dan agar-agar buah mangrove. Pada kegiatan ini peserta berjumlah 15 orang Ibu-ibu PKK Desa Lontar yang sangat aktif dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. ABSTRACT Lontar Village has a fairly extensive mangrove ecosystem, but it has not been fully utilized. Basically, the community also does not know about the benefits that can be taken from the mangrove ecosystem. In this community service, conducts counseling starting from the mangrove ecosystem to mangrove fruit which can be used as food or drink, as well as giving directions regarding making souvenirs typical of Mangrove Village from processed mangrove fruit. Then this activity was also accompanied by processing practices from the utilization of mangrove fruit, namely mangrove fruit juice and mangrove fruit jelly. In this activity, there were 15 participants from the women PKK of Lontar Village who were very active and enthusiastic in participating in this community service activity.
Penyuluhan Pemanfaatan Sistem Informasi Status Gizi Anak untuk Pendeteksian Kasus Stunting di Puskesmas Kabat Kabupaten Banyuwangi Lukman Hakim; Khoirul Umam; Agus Priyo Utomo; Rahmawati Raharjo
DARMADIKSANI Vol 2 No 2 (2022): Edisi Desember
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v2i2.1958

Abstract

ABSTRAK Indonesia termasuk dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di Asia Tenggara. Salah satu yang masih menjadi kendala dalam pencegahan stunting adalah lambatnya pemantauan tumbuh kembang anak, terutama di wilayah pedesaan. Proses pencatatan pertumbuhan balita di Posyandu membutuhkan waktu yang lama karena masih bersifat manual. Pengetahuan masyarakat tentang cara pencegahan stunting pada balita masih minim. Selain itu, masyarakat kurang proaktif dalam melaporkan kasus stunting. Proses pendeteksian kasus stunting hanya berdasar pengukuran di Posyandu, belum ada kesadaran warga yang ingin melaporkan kasus stunting. Untuk mengatasi masalah diatas, perlu dibangun sebuah sistem informasi untuk mencatat pertumbuhan balita dan secara otomatis menentukan status gizi balita. Sistem informasi ini dapat diakses oleh orang tua, operator Puskesmas atau pihak lain yang berkepentingan. Data yang tersimpan di sistem infromasi tersebut dapat diekspor ke sistem e-PPGBM Kementerian Kesehatan, sehingga operator tidak lagi harus memasukkan data secara manual ke e-PPGBM. Untuk memudahkan bidan,pengukuran berat dan tinggi badan balita menggunakan perangkat IoT, sehingga bidan tidak perlu menulis manual. Proses entri data dari pengukuran oleh bidan ke aplikasi dapat dilakukan tanpa sinyal internet, proses sinkronisasi nantinya dapat dilakukan ketika bidan sudah berada di tempat yang terjangkau sinyal internet. Selain itu, perlu dilakukan penyuluhan kepada warga tentang bahaya stunting dan cara pencegahannya. ABSTRACT Indonesia is the third country with the highest prevalence in Southeast Asia. One of the obstacles in preventing stunting is the slow monitoring of child growth and development, especially in rural areas. Recording toddlers' growth at the Posyandu takes a long time because it is still manual. Public knowledge about how to prevent stunting in toddlers is still minimal. In addition, the community is less proactive in reporting stunting cases. The process of detecting stunting cases is only based on measurements at the Posyandu, and residents who want to report stunting cases are unaware. It is necessary to build an information system to record toddlers' growth and automatically determine their nutritional status. This information system can be accessed by parents, Puskesmas operators, or other interested parties. The data stored in the information system can be exported to the e-PPGBM system of the Ministry of Health so that operators no longer must enter data manually into e-PPGBM. To make it easier for midwives, measuring toddlers' weight and height uses IoT devices, so midwives do not need to write manuals. The data entry process from measurements by the midwife to the application can be done without an internet signal, and the synchronization process can later be carried out when the midwife is already in a place covered by an internet signal. In addition, it is necessary to educate residents about the dangers of stunting and how to prevent it.
Pendampingan Pengenalan Akuntansi pada Remaja di Desa Bojong Erna Wahyu Setianingsih Erna; Rifatul Hanifah; Hasna Huwaidah; Laila Kholisa Azzahra; Ade Gunawan; Hendri Hermawan Adinugraha
DARMADIKSANI Vol 2 No 2 (2022): Edisi Desember
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v2i2.1981

Abstract

ABSTRAK Di zaman sekarang remaja dituntut untuk bisa melakukan segala hal, baik itu sesuai kemampuan maupun tidak. Dengan belajar dan mempelajari suatu hal membuat semuanya dapat terselesaikan. Seperti mempelajari akuntansi yang dapat menambah pemahaman, pengetahuan, serta dapat memudahkan kita jika ingin bekerja di perusahaan yang berhubungan dengan keuangan, seperti menjadi seorang yang bekerja di bank, menjadi kasir, pekerja yang bekerja di perusahaan yang berfokus terhadap akuntansi dan lain sebagainya. Pengenalan akuntansi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal remaja untuk mengenal lebih mendalam tentang akuntansi. Tujuan dari pelaksanaan ini adalah untuk memperkenalkan akuntansi kepada remaja di desa Bojong, serta mengubah mindset remaja tentang sulitnya akuntansi, serta memberikan pemahaman terkait akuntansi. Metode kegiatan ini menggunakaan pendekatan pendampingan dimana remaja yang ada di kos Deny Jaya di berikan pendampingan mengenai pemahaman tentang akuntansi serta di berikan soal-soal yang berkaitan dengan akuntansi dimana mereka di perkenalkan dan di ajari bagaimana cara menjurnal, mengidentifikasi dan lain sebagainya. Dari pengabdian ini dapat disimpulkan bahwa 100% dari peserta, 75% peserta telah memahami pemaparan materi yang telah diberikan, dan 25% peserta cukup memahami dan 0% peserta tidak paham. ABSTRACT In today's era, teenagers are expected to be able to do everything, whether within their capabilities or not. By learning and studying various subjects, everything can be accomplished. For example, studying accounting can enhance understanding, knowledge, and facilitate our employment prospects in finance-related companies, such as working in a bank, becoming a cashier, or being employed in a company focused on accounting, and many others. This introduction to accounting community service program was intended to serve as an initial step for teenagers to delve deeper into the field. The purpose of this implementation was to introduce accounting to teenagers in Bojong village, while also changing their mindset about the perceived difficulty of accounting and providing them with a comprehensive understanding of the subject. This program adopts a mentoring approach, where local teenagers residing at Deny Jaya boarding house are provided with guidance on accounting principles and given related exercises. They were introduced to and taught how to journal, identify, and perform other related tasks. Based on the team’s evaluation, it can be concluded that 100% of the participants showed understanding, with 75% having grasped the presented material, while 25% demonstrated sufficient comprehension, and 0% having difficulty in understanding the materials.
Sosialisasi Hasil Pengembangan Model RPP Blended Satu Halaman untuk Pembelajaran Teks Sastra di Masa Covid-19 Johan Mahyudi; Rusdiawan; Sukri; Saharudin
DARMADIKSANI Vol 2 No 2 (2022): Edisi Desember
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v2i2.1982

Abstract

ABSTRAK Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini ialah melakukan sosialisasi hasil penelitian terkait pengembangan model RPP blended satu halaman untuk pembelajaran teks sastra di masa Covid-19. Guru-guru yang hadir dalam sosialisasi diberi sejumlah penjelasan terkait alur dan hasil pengembangan RPP. Salah satu bagian penting sebelum sesi tanya jawab ialah penayangan bentuk RPP blended dari tahap rancangan hingga evaluasi. Meskipun banyak guru yang menganggap penggunaannya sudah tidak aktual lagi karena pandemi Covid-19 sudah berlalu, model yang dikembangkan dianggap sebagai salah satu model yang sederhana dan mudah diyang Bagi guru yang sudah lama menunggu kesempatan ini, membuat RPP sederhana nampaknya lebih bagus, tetapi tanpa model untuk ditiru, hal ini tetap memunculkan kesulitan. Tentu saja apa yang baru saja dikenali sebagai RPP sederhana tidak banyak membantu para guru dalam membangun persiapan yang maksimal untuk mempertahankan kualitas pembelajaran yang berfokus pada layar. Para guru mendadak dihadapkan pada situasi untuk beradaptasi lagi agar dapat menyusun RPP sederhana yang menggambarkan rencana pembelajaran secara daring. ABSTRACT The purpose of this community service is to disseminate research results related to the Development of a One-Page Blended Lesson Plan Model for Learning Literary Texts during the Covid-19 period. The teachers participating this program were given a number of explanations regarding the flow and results of the lesson plan development. One of the important parts before the question and answer session is the presentation of the blended lesson plans from the design stage to the evaluation stage. Although many teachers think that their lesson plans are no longer up to date to be used because the Covid-19 pandemic has passed, the newly-developed model is considered a simple and easy-to-use one. For teachers who have been waiting for this opportunity for a long time, making a simple lesson plan seems better, but without a model to replicate, they still find it difficult to implement. Of course what has just been identified as a simple lesson plan does little to assist teachers in building the maximum possible preparation to maintain the quality of screen-focused learning. Teachers are suddenly faced with a situation where they have to re-adapt in order to be able to compile simple lesson plans that can picture their newly-developed one-page blended model via online platform.