cover
Contact Name
Lalu Jaswadi Putera
Contact Email
elputra@unram.ac.id
Phone
+6283830259411
Journal Mail Official
darmadiksani@unram.ac.id
Editorial Address
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram Jln. Majapahit No. 62 Mataram
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Darma Diksani Jurnal Pengabdian Ilmu Pendidikan Sosial dan Humaniora
Published by Universitas Mataram
ISSN : 27986918     EISSN : 27986799     DOI : https://doi.org/10.29303/darmadiksani
Core Subject : Education, Social,
Darma Diksani: Jurnal Pengabdian Ilmu Pendidikan, Sosial, dan Humaniora merupakan wahana untuk menerbitkan dan menyebarluaskan hasil dari program pengabdian atau layanan kepada masyarakat dalam pengembangan teori keilmuan, konsep pemikiran, model, atau hasil penelitian yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Jurnal ini diterbitkan oleh Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram. Darma Diksani: Jurnal Pengabdian Ilmu Pendidikan, Sosial, dan Humaniora menerbitkan dua nomor dalam setiap volume atau dua kali terbit dalam satu tahun yakni pada bulan Juni dan Desember.
Articles 61 Documents
Integrasi Google Classroom, Google Forms, dan Google Meet dalam Rancangan Program Belajar dari Rumah (BDR) I Made Sujana; Eka Fitriana; Kurniawan Apgrianto; Agus Saputra; Endang Kurnianingsih
DARMADIKSANI Vol 1 No 1 (2021): Edisi Juni
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v1i1.86

Abstract

ABSTRAK Pandemi Covid 19 membawa perubahan dasyat pada pelaksanaan pembelajaran di seluruh Indonesia. Guru tiba-tiba diwajibkan untuk menerapkan pembelajaran dari rumah (BDR). Kegiatan BDR secara mendadak menimbulkan kepanikan guru karena telah terbiasa dengan pembelajaran total tatap muka. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk membantu guru dalam menyelenggarakan pembelajaran daring dengan melakukan kegiatan workshop dan pendampingan. Kahalayak sasaran strategis dari kegiatan ini adalah 30 guru SDN 26 Mataram dan guru dari sekolah pengimbas guru SDN 5 Mataram dan SDN 7 Mataram. Materi kegiatan antara lain: Konsep pembelajaran daring, Pengembangan Google Classroom, Google Forms, dan Google Meet, dan Integrasi GF, GM ke dalam GC. Hasil menunjukkan bahwa kegiatan PkM ini telah mampu membekali peserta dengan pengetahuan tentang pembelajaran daring dan keterampilan mengembangkan GC, GF, dan GM serta mampu mengitegrasikan GF, GM ke dalam GC. ABSTRACT The Covid 19 pandemic has brought tremendous changes to the implementation of learning throughout Indonesia. Teachers are suddenly required to apply learning from home (LfH)). The sudden change causesteachers panic because they are in comfort zone applying face-to-face meetings. This community service aims to assist teachers in organizing online learning by conducting workshops and mentoring. The strategic targets of this activity are 30 teachers from SDN 26 Mataram, SDN 5 Mataram, and SDN 7 Mataram. The materials cover online learning concepts, development of Google Classroom, Google Forms, andGoogle Meet, and Integration of GF, GM into GC. The results show that this community service has been able to equip participants with knowledge about online learning and with skills to develop GC, GF, and GM and to integrate GF, GM into GC.
Penyusunan Silabus dan Buku Ajar untuk English for Young Learners di Jage Kastare Foundation Ahmad Junaidi; Sasih Gunalan; Yudha Hidayat
DARMADIKSANI Vol 1 No 1 (2021): Edisi Juni
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v1i1.88

Abstract

ABSTRAK Salah satu permasalahan dalam gerakan pengajaran Bahasa Inggris di daerah dengan akses pendidikan rendah adalah kurangnya materi ajar yang dikemas dalam silabus yang fleksibel dan reflektif. Oleh karena itu, kami mengorganisir kegiatan lokakarya penyusunan silabus dan buku ajar untuk program English for Young Learners bersama relawan Yayasan Jage Kastare. Dua belas relawan terlibat dalam penyusunan pelevelan, silabus, dan buku ajar. Hasilnya, program EYL JKF dibagi menjadi empat kelas yaitu Crawler, Walker, Runner, dan Flyer, dengan mengkombinasikan pendekatan Cambridge dengan interpretasi pendidikan Bahasa Inggris kritis. Silabus disusun dengan mengedepankan fleksibilitas pendekatan dan penciptaan kegiatan yang menyenangkan agar siswa mendapatkan kesan yang positif dalam konteks English for Young Learners. Buku ajar tersusun, namun masih terus membutuhkan perbaikan dalam beberapa aspek terutama mengenai hak cipta dan penambahan konten lokal. ABSTRACT One of the issues in the English language teaching movement in areas with low access to quality education is the lack of teaching materials packaged in a flexible and reflective syllabus. Therefore, we organized workshops for the preparation of syllabus and textbooks for the English for Young Learners program with volunteers from the Jage Kastare Foundation. Twelve volunteers were involved in preparing the leveling, syllabus and textbooks. The English for Young Learners program is divided into four classes, namely Crawler, Walker, Runner, and Flyer, by combining the Cambridge approach and critical English pedagogy in content. The syllabus was prepared by prioritizing the flexibility of approach and the creation of fun activities so that students gain a positive impression in their process learning English as young learners. The textbooks were successfully composed, but still needing improvement in many aspects, especially regarding copyright and the addition of more local content.
Pelatihan Pengembangan Materi Ajar bagi Guru-Guru Bahasa dan Sastra Indonesia di Kabupaten Lombok Utara Siti Rohana Hariana Intiana; Syaiful Musaddat; Suyanu
DARMADIKSANI Vol 1 No 1 (2021): Edisi Juni
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v1i1.89

Abstract

ABSTRAK Pengabdian Kepada Masyarakat ini secara spesifik bertujuan untuk: (1) memberikan pengetahuan kepada peserta tentang kriteria pemilihan bahan ajar yang baik; (2) memberikan keterampilan kepada peserta dalam memilih bahan ajar yang sesuai kebutuhan dan kondisi tempatnya mengajar; dan (3) memberikan keterampilan kepada peserta dalam mengembangkan bahan ajar yang sesuai kebutuhan dan tempatnya mengajar. Materi disampaikan dengan metode ceramah, tanya jawab, dan pelatihan memilih dan mengembangkan bahan ajar berbasis kebutuhan. Adapun materi yang diberikan adalah: (1) Hakikat Pemilihan dan Pengembangan Materi Ajar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia; (2) Pemilihan Materi Ajar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia; dan (3) Pengembangan Materi Ajar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Analisis hasil pelatihan menunjukkan bahwa para guru BSI se-Kabupaten Lombok Utara memberikan sambutan positif terhadap materi yang diberikan. Hal ini terlihat dari antosiasme dan partisipasi aktif mereka terhadap materi dan tugas-tugas yang diberikan. Berdasarkan tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian ini cukup berhasil. Hal ini terbukti dari kualitas hasil kegiatan berupa materi ajar yang dipilih dan dikembangkan oleh peserta. Semua peserta berhasil memilih dan mengembangkan materi ajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Peserta yang mengikuti kegiatan sampai akhir adalah 23 orang. Jumlah hasil analisis materi ajar yang berhasil dipilih dan dikembangkan oleh peserta adalah 5 karena pada latihan terakhir peseta dikelompokkan menjadi 5 kelompok. Dalam hal ini, semua kelompok berhasil menyelesaikan tugasnya. Meskipun demikian, masih terdapat kekurangan pada beberapa komponen materi ajar yang dipilih dan dikembangkan, yaitu komponen kesesuaian dengan kurikulum, adaptasi materi dan pengembangan sendiri. Khusus bagian terakhir ini, belum bisa dilakukan karena berbagai keterbatasan. ABSTRACT The specific aims of this community service are: (1) To provide knowledge to participants about the criteria for selecting good teaching materials; (2) To provide skills to participants in selecting teaching materials according to the needs and conditions of their place of teaching; and (3) To provide skills to participants in developing teaching materials according to their needs and places of teaching. The material is delivered by lecturing, question and answer methods, and training in selecting and developing needs-based teaching materials. The materials provided were: (1) The Nature of Selection and Development of Teaching Materials for Indonesian Language and Literature Learning; (2) Selection of Teaching Materials for Indonesian Language and Literature Learning; and (3) Development of Teaching Materials for Indonesian Language and Literature Learning. The analysis of the results of the training showed that BSI teachers in North Lombok Regency gave a positive response to the material given. This can be seen from their enthusiasm and active participation in the given material and assignments. Based on the stages of implementing the activities carried out, it can be concluded that this service activity was quite successful. This is evident from the quality of the results of the activities in the form of teaching materials selected and developed by the participants. All participants have successfully selected and developed teaching materials according to their needs. Participants who took part in the activity until the end were 23 people. The number of results of the analysis of teaching materials that were successfully selected and developed by the participants was 5 because in the last exercise the participants were grouped into 5 groups. In this case, all groups successfully completed their task. Even so, there are still deficiencies in several components of the teaching material that are selected and developed, namely components of conformity to the curriculum, material adaptation and self-development. Especially for this last part, it cannot be done because of various limitations.
Maksimalisasi Penggunaaan Flash Card untuk Penguatan Kosakata Bahasa Inggris Siswa SMP Pinggiran di Kota Mataram Santi Farmasari; Mahyuni; Baharuddin; Lalu Ali Wardana; Ahmad Junaidi
DARMADIKSANI Vol 1 No 1 (2021): Edisi Juni
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v1i1.90

Abstract

ABSTRAK Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Inggris siswa SMP/MTs pinggiran di Kota Mataram melalui maksimalisasi penggunaan flash cards. Peningkatan penguasaan kosakata yang dimaksud dalam program pengabdian ini (1) penguasaan jenis kata dalam Bahasa Inggris, (2) makna kosakata dan (3) penggunaannya dalam konteks yang lebih luas seperti penggunaan kosa kata dalam kalimat untuk tujuan komunikasi lisan dan tulisan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di sebuah SMP/MTs di daerah pinggiran di Kota Mataram. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dalam tiga tahapan: (1) tahap pengamatan, (2) tahap pengajaran, dan (3) tahap evaluasi. Luaran yang diharapkan dari program Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah (1) peningkatan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa; (2) model modifikasi dan maksimalisasi penggunaan flash card untuk memperkenalkan dan memperkuat penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa. ABSTRACT This community service program was aimed at improving junior high school students’ English vocabulary mastery through the optimization of flashcards. The improvement of the students’ vocabulary mastery was limited to (1) types of speech, (2) words meanings, and (3) using vocabulary in contexts, i.e., in sentences for verbal and written communication. The program was conducted in a junior high school at the outskirt area of Mataram city, and the activities were arranged into three stages: (1) observation, (2) teaching and learning, and (3) evaluation. The outcomes of this program are (1) vocabulary mastery improvement and (2) models of flashcard modifications to introduce and improve students’ English vocabulary.
Pengenalan Pendidikan Karakter melalui Nilai-Nilai Kearifan Lokal dalam Bahasa Sasak pada Guru-Guru Sekolah Dasar Syamsinas Jafar; Syahbuddin; Nasaruddin; Kaharuddin; Ratna Yulida
DARMADIKSANI Vol 1 No 1 (2021): Edisi Juni
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v1i1.91

Abstract

ABSTRAK Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan salah satu upaya lembaga Universitas Mataram, khususnya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang berdampak untuk meningkatkan kualitas profesional guru. Para guru yang diberikan pelatihan adalah guru- guru pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) yang mengajar di wilayah Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat. Pemilihan sasaran pelatihan guru-guru SD berdasarkan fakta bahwa para guru SD masih belum memahami tentang konsep pendidikan karakter. Pengenalan pendidikan karakter melalui nilai-nilai kearifan lokal dalam bahasa Sasak sangat dibutuhkan untuk kondisi masa sekarang. Hal ini dengan mempertimbangkan para guru yang pada umumnya berasal dari Sasak, belum sepenuhnya memahami secara teoritis dan pragmatis nilai-nilai kearifan lokal dalam bahasa Sasak yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran pendidikan karakter. Tujuan yang dicapai dalam pelatihan ini adalah memberikan penyuluhan tentang pendidikan karakter melalui nilai-nilai kearifan lokal bahasa Sasak kepada guru-guru SD di Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat. Secara khusus tujuan pelatihan ini adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada guru-guru SD tentang hakikat dan konsep pendidikan karakter, hakikat dan konsep nilai-nilai kearifan lokal, nilai-nilai kearifan lokal dalam bahasa bahasa Sasak dan hubungannya dengan pembelajaran pendidikan karakter melalui pembelajaran muatan lokal dalam bahasa Sasak. Selain itu pelatihan ini bertujuan memberikan keterampilan tentang praktik pemodelan dalam pembelajaran pendidikan karakter yang berbasis pada nilai-nilai kearifan lokal bahasa Sasak melalui pembelajaran muatan lokal. Setelah melaksanakan pelatihan penyajian materi konseptual dan pelatihan pemodelan pembelajaran pendidikan karakter, menghasilkan output berupa keterampilan, guru dapat menerapkan pembelajaran pendidikan karakter berbasis nilai-nilai kearifan lokal melalui pembelajaran muatan lokal dalam bahasa Sasak. Melalui praktik pemodelan, para guru juga menyadari pentingnya menguasai semua komponen pembelajaran seperti, materi, media/strategi pembelajaran untuk pembelajaran pendidikan karakter melalui pembelajaran muatan lokal yang berbasis pada nilai-nilai kearifan lokal bahasa Sasak. Selain itu guru juga memperoleh wawasan, bahwa dalam bahasa Sasak banyak terungkap tentang nilai-nilai kearifan lokal yang dapat mendukung pembelajaran pendidikan karakter. ABSTRACT This community service activity is one of the efforts of the Mataram University institution, especially the Teacher Training and Education Faculty (FKIP) which has an impact on improving the professional quality of teachers. The teachers who are given training are teachers at the Elementary School (SD) education level who teach in the Gunung Sari District, West Lombok Regency. The selection of primary school teacher training targets is based on the fact that elementary school teachers still do not understand the concept of character education. The introduction of character education through the values ​​of local wisdom in the Sasak language is very much needed for today's conditions. This is due to the fact that teachers, who generally come from Sasak, do not fully understand theoretically and pragmatically the values ​​of local wisdom in the Sasak language which can be used in character education learning. The objective achieved in this training is to provide education about character education through the values ​​of local wisdom in the Sasak language to elementary school teachers in Gunung Sari District, West Lombok Regency. Specifically the aim of this training is to provide knowledge and understanding to elementary school teachers about the nature and concept of character education, the nature and concept of local wisdom values, local wisdom values ​​in the Sasak language and their relationship with character education learning through local content learning. in Sasak. In addition, this training aims to provide skills on modeling practices in character education learning based on the local wisdom values ​​of the Sasak language through learning local content. After carrying out training in presenting conceptual materials and training on modeling character education learning, producing output in the form of skills, teachers can apply character education learning based on local wisdom values ​​through learning local content in Sasak language. Through modeling practice, teachers also realize the importance of mastering all learning components such as materials, media / learning strategies for character education learning through learning local content based on the values ​​of local wisdom in the Sasak language. In addition, teachers also gain insight, that in the Sasak language, many values ​​are revealed about local wisdom that can support character education learning.
Peningkatan Kesiapan Siswa Kelas XII Se-Kabupaten Lombok Tengah Masuk Perguruan Tinggi Negeri Melalui Pelatihan Strategi Sukses SBMPTN Syaiful Musaddat; Lalu Ali Wardana; Lalu Zulkifli; Sukardi
DARMADIKSANI Vol 1 No 1 (2021): Edisi Juni
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v1i1.92

Abstract

ABSTRAK Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa angka ketidaklulusan peserta SBMPTN dari tahun ke tahun terus meningkat dan ketidaklulusan dimaksud ternyata tidak semata-mata disebabkan oleh faktor IQ. Lebih dari itu, ketidaklulusan itu juga disebabkan kekurangpahaman peserta tentang sistem dan pola SBMPTN. Tujuan dari pengabdian ini secara lebih spesifik adalah: (1) untuk memberikan pengetahuan kepada peserta tentang strategi sukses SBMPTN dan strategi menyiasati soal-soal SBMPTN; (2) untuk memberikan pengetahuan kepada peserta tentang contoh-contoh strategi sukses SBMPTN dan strategi menyiasati soal-soal SBMPTN; dan (3) untuk melatih peserta secara kontinyu dalam menerapkan strategi-strategi tersebut. Materi disampaikan dengan metode ceramah, tanya jawab, pemodelan dan penugasan/latihan mengerjakan soal-soal SBMPTN. Analisis hasil pelatihan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kesiapan siswa dalam menghadapi SBMPTN. Hal ini terbukti dari data berikut. (1) Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan adalah 44 siswa dan semuanya mengikuti pretes dengan rerata nilai 55.57; (2) Nilai pretes peserta rata-rata di bawah standar ketuntasan. Dari 44 peserta hanya 7 peserta yang tuntas atau memperoleh nilai 85 (15,91%), sisanya 37 siswa tidak tuntas; (3) Jumlah peserta yang mengikuti postes 40 orang dengan nilai rerata 85.38; (4) Nilai postes peserta telah mencapai standar ketuntasan yang diharapkan. Dalam hal ini, terdapat 33 siswa (82.50%) tuntas, sisanya 7 siswa tidak tuntas. Di samping itu, para peserta (siswa-siswi kelas XII se-Kabuapten Lombok Tengah) memberikan sambutan positif terhadap materi yang diberikan. Hal ini terlihat dari antusiasme dan partisipasi aktif mereka terhadap materi dan tugas-tugas yang diberikan selama kegiatan berlangsung. Bahkan, semua peserta mengharapkan agar dilakukan kegiatan serupa secara berkelanjutan. ABSTRACT This Community Service is motivated by the fact that the number of SBMPTN participants failing to pass from year to year continues to increase and the failure to pass is not solely due to the IQ factor. More than that, the failure to pass was also caused by the participants' lack of understanding of the SBMPTN system and pattern. The objectives of this service are more specifically: (1) to provide knowledge to participants about SBMPTN success strategies and strategies for dealing with SBMPTN questions; (2) to provide knowledge to participants about examples of successful SBMPTN strategies and strategies for dealing with SBMPTN questions; and (3) to train participants continuously in implementing these strategies. The material is delivered by the method of lecturing, question and answer, modeling and assignments / exercises to work on SBMPTN questions. The analysis of the results of the training showed that there was an increase in the readiness of students in facing the SBMPTN. This is evident from the following data. (1) The number of participants who took part in the activity was 44 students and all of them took part in the pretest with an average score of 55.57; (2) The average pre-test score of the participants is below the mastery standard. Of the 44 participants, only 7 participants completed or scored 85 (15.91%), the remaining 37 students did not complete; (3) The number of participants who took part in the posttest was 40 with a mean score of 85.38; (4) The participants' post-test scores have reached the expected completeness standards. In this case, 33 students (82.50%) completed, the remaining 7 students did not complete. In addition, the participants (class XII students from Central Lombok Regency) gave a positive response to the material given. This can be seen from their enthusiasm and active participation in the material and assignments given during the activity. In fact, all participants hoped that similar activities would be carried out in a sustainable manner.
Penyuluhan tentang Pembelajaran Bahasa Inggris bagi Guru Bahasa Inggris Sekolah Dasar Se-Kota Mataram Nurachman Hanafi; Udin; Eni Djuhaeny; Atri Dewi Aziz
DARMADIKSANI Vol 1 No 1 (2021): Edisi Juni
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v1i1.93

Abstract

ABSTRAK Bahasa Inggris bagi masyarakat Indonesia diajarkan dan dipelajari sebagai bahasa asing. Apapun tingkatan pendidikan siswa yang diajarkannya guru harus profesional dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru. Kesuksesan dan kegagalan pembelajaran bahasa Inggris di dalam kelas dapat disebabkan oleh beberapa faktor: guru, siswa/siswi, metode dan tekhnik pembelajaran, media pembelajaran dan materi yang diajarkan guru di dalam kelas. Banyaknya guru-guru bahasa Inggris yang kurang atau tidak profesional dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru menarik perhatian para penyuluh untuk melaksanakan penyuluhan tentang pembelajaran bahasa Inggris bagi guru-guru bahasa Inggris SD se-kota Mataram. Secara umum penyuluhan ini dimaksudkan agar guru-guru SD memiliki pemahaman tentang betapa pentingnya memilih materi pembelajaran bahasa Inggris yang tepat untuk pembelajar tingkat SD se-kota Mataram. Secara khusus kegiatan ini dimaksudkan untuk (1) memberikan pengarahan kepada guru-guru bahasa Inggris SD se-kota Mataram agar memberikan materi ajar bahasa Inggris yang sesuai dengan tingkatan pendidikan siswa, (2) memberikan pengarahan kepada guru-guru bahasa Inggris SD se-kota Mataram tentang metode dan tekhnik penyampaian materi yang dianggap tepat untuk diterapkan di dalam kelas sesuai tingkatan pendidikan peserta didik, dan (3) mencontohkan materi ajar yang cocok berikut cara penerapannya di dalam kelas sesuai tingkatan pendidikan peserta didik. Adapun metode pelaksanaan kegiatan ini disampaikan melalui dua tahapan, yaitu tahap penyampaian teori dengan melaksanakan hal-hal berikut: (1) menyampaikan materi pembelajaran bahasa Inggris yang cocok untuk peserta didik usia SD, (2) memberi contoh tentang cara penerapan metode dan tekhnik yang tepat dalam pembelajaran bahasa Inggris untuk peserta didik usia SD yang dapat meningkatkan semangat belajar mereka. Tahap berikutnya adalah tahap diskusi dan tanya-jawab. Pada tahap ini para penyuluh memberikan kesempatan kepada para peserta penyuluhan yakni, guru-guru bahasa Inggris SD se-kota Mataram untuk mengajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya kepada para penyuluh terkait materi penyuluhan apabila ada hal-hal yang kurang jelas atau tidak dimengerti. ABSTRACT English for Indonesians is taught and studied as a foreign language. Whatever level of student education he teaches, the teacher must be professional in carrying out his duties as a teacher. The success and failure of learning English in the classroom can be caused by several factors: teachers, students, learning methods and techniques, learning media and material taught by the teacher in the classroom. The large number of English teachers who are less or unprofessional in carrying out their duties as teachers has attracted the attention of extension workers to carry out counseling on English learning for elementary school English teachers in Mataram. In general, this counseling is intended so that elementary school teachers have an understanding of how important it is to choose the right English learning material for elementary level learners in the city of Mataram. In particular, this activity is intended to (1) provide direction to elementary school English teachers in Mataram to provide English teaching materials that are appropriate to the level of education of students, (2) provide direction to elementary school English teachers throughout Mataram City regarding methods and techniques of delivering material that are deemed appropriate to be applied in the classroom according to the educational level of students, and (3) exemplify suitable teaching materials and how to apply them in the classroom according to the level of education of students. The method of implementing this activity is conveyed in two stages, namely the stage of delivering the theory by carrying out the following: (1) delivering English learning materials suitable for elementary school age students, (2) giving examples of how to apply appropriate methods and techniques in learning English for elementary age students who can increase their enthusiasm for learning. The next stage is the discussion and question and answer stage. At this stage, the extension workers provided the opportunity for the extension participants, namely, elementary school English teachers in Mataram to ask as many questions as possible to the extension agents regarding the extension material if there were things that were unclear or not understood.
Sosialisasi Makna dan Peranan Tokoh dalam Pertunjukan Kemidi Rudat sebagai Upaya Pembinaan Seni Tradisional Murahim Murahim; Muh. Syahrul Qodri; Isnaini Yulianita Hafi
DARMADIKSANI Vol 1 No 1 (2021): Edisi Juni
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v1i1.94

Abstract

ABSTRAK Persoalan dasar yang membuat pertunjukan Kemidi Rudat belum memberikan makna yang mendalam dan perenungan bagi penontonnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat pendukungnya, dalam hal ini adalah para pemain dan sutradaranya terhadap makna dari pertunjukan Kemidi Rudat yang tidak statis tetapi dapat berkembang sesuai dengan perkembangan kebudayaan di era milenial ini. Implikasi dari kurangnya pemahaman ini adalah kurangnya daya tarik permainan dari para aktornya. Akhirnya juga berimplikasi pada kurang antusiasnya penonton untuk menyaksikan secara utuh pertunjukan Kemidi Rudat. Solusi dari permasalahan ini adalah pemahaman terhadap makna sebuah pertunjukan Kemidi Rudat sehingga permainan para aktornya juga akan lebih bersemangat dengan pemahaman terhadap makna tersebut. Program pengabdian ini dilaksanakan untuk memberikan alternatif makna yang baru yang lebih menyesuaikan dengan perkembangan kebudayaan melalui dialog terfokus dengan para pendukung Kemidi Rudat di Desa Terengan. Proses sosialisasi diharapkan akan berimplikasi pada pemahaman makna dan peranan tokoh yang lebih baik dan meningkatkan kualitas pertunjukan Kemidi Rudat. ABSTRACT The fundamental issue that prevents the Kemidi Rudat show from conveying profound meaning and reflection to the audience lies in the lack of comprehension among the supporting community, including the actors and directors, regarding the evolving nature of the show in accordance with cultural advancements in this millennial era. Consequently, this lack of understanding results in the actors' performance being less captivating and subsequently leads to a diminished audience interest in witnessing the complete Kemidi Rudat experience. The solution to this predicament lies in cultivating a comprehensive understanding of the meaning behind the Kemidi Rudat show, which will enable the actors to approach their roles with increased enthusiasm and comprehension. To address this, a service program will be implemented, focusing on engaging in meaningful dialogues with the supporters of Kemidi Rudat in Terengan Village. This program aims to introduce new alternative meanings that are more attuned to cultural developments. By carrying out an effective socialization process, it is anticipated that there will be an enhanced comprehension of the meaning and significance of the characters, ultimately improving the overall quality of Kemidi Rudat's performances.
Sosialisasi Media Ekosentris melalui Pendekatan Etnopedagogi pada Guru-Guru Bahasa Indonesia SMP/MTS Baiq Wahidah; Nasaruddin M. Ali; Mahsun; Sapiin
DARMADIKSANI Vol 1 No 2 (2021): Edisi Desember
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v1i2.556

Abstract

ABSTRAK Pada dasarnya, tujuan pendidikan adalah adanya perubahan yang terjadi pada seorang peserta didik, baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Afektif sebagai salah satu elemen penting yang menunjang proses pendidikan lebih mengarah kepada perilaku dan sikap seorang peserta didik. Selain kognitif dan psikomotorik, afektif perlu ditumbuhkembangkan dengan tujuan untuk mengarahkan perilaku dan sikap peserta didik ke arah yang lebih baik. Seiring dengan perubahan zaman, moralitas peserta didik, terutama terhadap lingkungan hidupnya menjadi bagian penting yang harus diperhatikan oleh guru melalui proses pembelajaran. Paradigma peserta didik dalam konteks kepedulian dan kesensitifan terhadap lingkungan hidupnya menjadi sebuah polemik yang muncul di tengah arus modernisasi. Oleh karena itu, guru harus memiliki inovasi dan kreatifitas dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk memberikan wawasan kepada peserta didik tentang lingkungan hidupnya. Proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat berbagai model menjadi alternatif bagi guru untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik agar memiliki kesensitifan terhadap lingkungan hidupnya. Salah satu unsur penting dalam model pembelajaran yaitu media berupa seperangkat alat yang mampu memberikan perubahan bagi peserta didik. Para guru Bahasa Indonesia jenjang SMP/MTs memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan berbagai media pembelajaran yang variatif. Namun, belum memiliki strategi khusus untuk menumbuhkembangkan kesadaran peserta didik terhadap lingkungan hidupnya. Hal itulah yang menjadi landasan dasar kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini untuk memberikan sosialisasi tentang media ekosentris dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Media ekosentris merupakan seperangkat alat yang berusaha memberikan pemahaman kepada peserta didik sekaligus menumbuhkembangkan kepeduliannya terhadap lingkungan hidup yang berorientasi kearifan lokal. Substansi dari media tersebut berupa dokumentasi, baik foto maupun video tentang sistem ekologis, serta nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Media ekosentris perlu dipublikasikan kepada para guru agar menjadi salah satu alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga peserta didik memiliki kesadaran ekologis misalnya hormat terhadap alam, tidak merugikan alam, serta bersikap hidup sederhana dan selaras dengan alam. ABSTRACT In essence, the aim of education is to make positive changes to the learners in terms of their cognitive, affective and psychomotoric domains. Affective domain, as one of the important elements that support the educational process, is more directed to the behavior and attitudes of a learner. In addition to cognitive and psychomotor, affective needs to be developed to direct the students to the good behavior and attitudes. Along with the changing times, the morality of students, especially their environment, becomes an important part that teachers must pay close attention to through the learning process. The paradigm of students’ concern and sensitivity to their environment has been a polemic that started to emerge in the midst of modernization. To cope with this, teachers must use their innovation and creativity to provide insight to students about their environment. They can use various models as alternatives to make students have more understanding and sensitivity to their environment. Despite these alternatives, Indonesian language teachers at SMP/MTs level have not succeded to develop students' awareness of their environment using the so-called variety of learning media. This community service program offered a new insight to ecosentric model that we consider the best alternative that teachers can use to instill their students with ecological awareness by respecting nature, being humble with the local wisdom and its philosophical values as well as to provide them with positive changes in themselves.
Pelatihan Pengembangan Genre Teks Berbasis Cerita dan Budaya Lokal bagi Guru-Guru MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten Lombok Barat Siti Rohana Hariana Intiana; Suyanu; Kaharuddin; Syaiful Musaddat; Rahmad Hidayat
DARMADIKSANI Vol 1 No 2 (2021): Edisi Desember
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v1i2.557

Abstract

ABSTRAK Pengabdian pada Masyarakat ini berjudul “Pelatihan Pengembangan Genre Teks Berbasis Cerita dan Budaya Lokal bagi Guru-guru MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten Lombok Barat.” Kegiatan ini bertujuan: (1) untuk memberikan pengetahuan kepada para peserta yakni para guru MGMP Bahasa Indonesia tentang pembelajaran berbasis teks, genre teks, dan pengembangan genre teks berbasis cerita dan budaya lokal; dan (2) untuk memberikan keterampilan kepada para peserta dalam mengembangkan genre teks berbasis cerita dan budaya lokal sebagai bahan pembelajaran berbasis teks. Materi pelatihan disajiikan dengan metode ceramah, diikuti dengan tanya jawab dan penugasan/latihan mengembangkan genre teks berbasis cerita dan budaya lokal. Berdasarkan analisis hasil pelatihan, dapat dikatakan bahwa kegiatan ini cukup berhasil. Hal ini terbukti dari kualitas hasil kegiatan berupa: (1) identifikasi genre teks yang akan dikembangkan. Hasil identifikasi genre teks dimaksud, yaitu: (a) untuk kelas X: teks laporan hasil observasi (LHO), teks ekposisi, teks anekdot, teks cerita rakyat (Hikayat), teks negosisasi, teks biografi, teks puisi, dan teks debat; (b) untuk kelas XI: teks prosedur, teks ekpanasi, teks ceramah, teks cerpen, dan teks resensi; dan (c) untuk kelas XII: teks cerita sejarah, teks editorial, teks ulasan buku, teks artikel, serta teks kritik dan esai; (2) identifikasi bentuk-bentuk budaya lokal yang akan dikembangkan sebagai genre teks. Hasil identifikasi bentuk-bentuk budaya lokal dimaksud, yaitu: (a) teks deskripsi: tradisi presean, Taman Narmada, Pantai Senggigi, Pantai Kuta, (b) teks negosisasi: sorong serah, bait janji, nunas panutan, (c) teks prosedur: begasingan, bedodot, perang topat, pelecing, (d) teks eksplanasi: merariq, pelayaran, gerah bulan, (e) teks cerita sejarah: Kerajaan Selaparang, Putri Mandalika, Dende Fatimah, (f) teks biografi: TGH Zainuddin Abdul Majid, TGH Alif Batu; dan (3) Genre teks yang dikembangkan berdasarkan budaya lokal yang telah diidentifikasi. Genre teks yang berhasil dikembangkan antara lain: (a) teks biografi berjudul Muhammad Asegaf “Zainuddin Abdul Majid”, (b) teks prosedur berjudul Membuat Cengeh Khas Lombok dan Membuat Doko-doko Jajanan Tradisional Sasak, (c) teks LHO berjudul Tradisi Praq Api dan Sapuq Sasak, dan (d) teks prosedur berjudul Manuk Kurung Sasak. ABSTRACT This community service is entitled “Training for the Development of Story-Based Text Genres and Local Culture for Indonesian Language MGMP Teachers in West Lombok Regency.” The objectives are: (1) to provide knowledge to participants about text-based learning, text genres, and the development of story-based text genres and local culture; and (2) to provide skills to participants in developing text genres based on story and local culture as text-based learning materials. The materials were delivered using lecture, question and answer, and assignments/practices methods to develop text genres based on stories and local cultures. The results show that this program is quite successful as can be observed from the quality of the activities performed such as: (1) identification of the text genre to be developed that included: (a) for class X: observational report text (LHO), exposition text, anecdotal text, folklore text, negotiation text, biography text, poetry text, and debate text; (b) for class XI: procedure text, expansion text, lecture text, short story text, and review text; and (c) for class XII: historical narrative texts, editorial texts, book review texts, article texts, as well as critical texts and essays; (2) identification of local cultural forms to be developed as text genre that included: (a) descriptive text: Presean tradition, Narmada Park, Senggigi Beach, Kuta Beach, (b) negotiation text: sorong serah, bait janji, bait janji, nunas panutan, (c) procedure text: begasingan, bedodot, perang topat, pelecing, (d) explanatory text: merariq, pelayaran, gerah bulan, (e) historical story text: Kerajaan Selaparang, Putri Mandalika, Dende Fatimah, (f) biographical text: TGH Zainuddin Abdul Majid, TGH Alif Batu; and (3) The text genres that were successfully developed based on the identified local culture include: (a) biographical text entitled Muhammad Asegaf “Zainuddin Abdul Majid”, (b) procedural text entitled Membuat Cengeh Khas Lombok and Membuat Doko-doko Jajanan Tradisional Sasak, (c) LHO text entitled Tradisi Praq Api and Sapuq Sasak, and (d) procedure text entitled Manuk Kurung Sasak.