cover
Contact Name
T Faizin
Contact Email
jurnalenlightment@gmail.com
Phone
+6285277367635
Journal Mail Official
jurnalenlightment@gmail.com
Editorial Address
Jl. Permata Hati 2 No.5, Alue Awe, Kec. Muara Dua, Kota Lhokseumawe, Aceh, Indonesia, 24351
Location
Kota lhokseumawe,
Aceh
INDONESIA
ENLEKTURER: Journal of Islamic Studies
ISSN : -     EISSN : 29887259     DOI : https://doi.org/10.21266/ejis.v1i1
ENLEKTURER: Journal of Islamic Studies (e-ISSN: 2988-7259) is a multi-disciplinary publication dedicated to the scholarly study of all aspects of Islam and of the Islamic world. Particular attention is paid to works dealing with history, geography, political science, economics, anthropology, sociology, law, literature, religion, philosophy, international relations, environmental and developmental issues, as well as ethical questions related to scientific research. The Journal seeks to place Islam and the Islamic tradition as its central focus of academic inquiry and to encourage comprehensive consideration of its many facets; to provide a forum for the study of Islam and Muslim societies in their global context; to encourage interdisciplinary studies of the Islamic world that are cross-national and comparative; to promote the diffusion, exchange, and discussion of research findings; and to encourage interaction among academics from various traditions of learning.
Articles 12 Documents
BUDAYA FOTO PREWEDDING DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI ISLAM oknita
ENLEKTURER: Journal of Islamic Studies Vol. 1 No. 1 (2023): Enlecturer: Journal of Islamic Studies
Publisher : Enlightenment Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21266/ejis.v1i1.120

Abstract

Jurnal ini mengangkat topik tentang budaya photo prewedding dalam perspektif komunikasi Islam. Pernikahan adalah salah satu momen penting dalam kehidupan seorang Muslim, dan dalam era digital saat ini, photo prewedding telah menjadi tren yang populer di kalangan pasangan yang akan menikah. Budaya photo prewedding ini melibatkan pemotretan sebelum hari pernikahan untuk menciptakan kenangan yang indah dan mengabadikan momen spesial sebelum memasuki kehidupan pernikahan.Dalam perspektif komunikasi Islam, penting untuk memahami nilai-nilai dan ajaran Islam yang berkaitan dengan pernikahan dan budaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana budaya photo prewedding dapat dipandang dari perspektif komunikasi Islam, termasuk bagaimana pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui photo prewedding dapat mencerminkan nilai-nilai Islam, hubungan antara pengantin dan photografer, serta dampaknya terhadap masyarakat Muslim secara keseluruhan.Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah analisis kualitatif terhadap photo prewedding yang dibuat oleh pasangan Muslim dan melibatkan photografer Muslim. Data dianalisis dengan mempertimbangkan pandangan Islam tentang pemahaman tentang aurat, pemisahan gender, penggunaan dekorasi, dan kesopanan dalam berkomunikasi melalui photo prewedding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya photo prewedding dapat dipandang dari perspektif komunikasi Islam dengan memperhatikan beberapa aspek penting. Pertama, pemilihan photografer yang memahami dan menghormati nilai-nilai Islam sangat penting untuk memastikan pesan yang disampaikan dalam photo prewedding sesuai dengan ajaran agama. Kedua, penggunaan dekorasi dan pakaian dalam photo prewedding harus memperhatikan aturan Islam tentang aurat dan pemisahan gender. Ketiga, interaksi antara pengantin dan photografer harus dilakukan dengan sopan dan menghormati batasan-batasan agama.
KOMUNIKASI NABI SYU’AIB AS. DALAM AL-QUR’AN: AnalisisTentang Nilai-nilai Komunikasi rahmadianawati
ENLEKTURER: Journal of Islamic Studies Vol. 1 No. 1 (2023): Enlecturer: Journal of Islamic Studies
Publisher : Enlightenment Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21266/ejis.v1i1.121

Abstract

Jurnal ini membahas tentang komunikasi Nabi Syu'aib AS dalam Al-Qur'an dan menganalisis nilai-nilai komunikasi yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik analisis isi. Hasil analisis menunjukkan bahwa Nabi Syu'aib AS adalah seorang komunikator yang sangat baik dalam menyampaikan pesannya kepada masyarakatnya. Dia menggunakan berbagai teknik komunikasi, seperti persuasi, argumentasi, dan penggunaan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat. Selain itu, Nabi Syu'aib AS juga menunjukkan sifat sabar, rendah hati, dan bijaksana dalam berkomunikasi. Beberapa nilai-nilai komunikasi yang dapat dipetik dari komunikasi Nabi Syu'aib AS antara lain kejujuran, kepercayaan, keberanian, dan kesabaran. Kejujuran dan kepercayaan terkait erat dengan komunikasi yang efektif karena tanpa keduanya, pesan yang disampaikan tidak akan diterima dengan baik oleh orang lain. Keberanian juga penting dalam berkomunikasi karena dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dan rintangan dalam menyampaikan pesan. Sedangkan kesabaran dibutuhkan dalam menghadapi respon yang mungkin tidak selalu positif dari penerima pesan. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi Nabi Syu'aib AS dalam Al-Qur'an mengandung banyak nilai-nilai positif yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam berkomunikasi dengan orang lain. Kajian ini memberikan manfaat bagi pemahaman tentang pentingnya komunikasi yang efektif dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
PROSES PEMBENTUKAN SALING PENGERTIAN PADA JIWA KOMUNIKATOR DALAM KOMUNIKASI ISLAM Yuliana Restiviani
ENLEKTURER: Journal of Islamic Studies Vol. 1 No. 1 (2023): Enlecturer: Journal of Islamic Studies
Publisher : Enlightenment Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21266/ejis.v1i1.124

Abstract

Komunikasi yang efektif dan saling pengertian memegang peranan penting dalam konteks komunikasi Islam. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan proses pembentukan saling pengertian pada jiwa komunikator dalam komunikasi Islam.Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah pendekatan kualitatif dengan menganalisis literatur dan penelitian terkait. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat beberapa tahapan yang melibatkan komunikator dalam pembentukan saling pengertian dalam konteks komunikasi Islam.Tahap pertama adalah kesadaran diri dan refleksi. Komunikator perlu memiliki kesadaran diri tentang keyakinan, nilai, dan sikapnya terkait dengan Islam. Refleksi pribadi membantu komunikator memahami bagaimana pengaruh-pengaruh pribadi tersebut dapat mempengaruhi komunikasi dengan individu atau kelompok lain.Tahap kedua adalah pengetahuan agama yang kuat. Komunikator perlu memahami ajaran Islam dengan baik dan memperdalam pengetahuannya tentang prinsip-prinsip, nilai-nilai, dan praktik-praktik dalam Islam. Pengetahuan agama yang kuat memberikan landasan yang kokoh dalam komunikasi Islam yang lebih efektif.Tahap berikutnya adalah empati dan pemahaman terhadap pendengar. Komunikator harus mampu melihat dunia dari perspektif pendengar dan memahami kebutuhan, nilai-nilai, dan tantangan yang dihadapi oleh mereka. Kemampuan untuk berempati membantu komunikator menciptakan lingkungan yang mendukung dalam membangun saling pengertian.Tahap terakhir adalah penggunaan bahasa yang tepat dan komunikasi yang jelas. Komunikator harus mampu mengomunikasikan pesan-pesan Islam dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pendengar. Gaya komunikasi yang jelas dan terbuka membantu menghindari kebingungan dan kesalahpahaman dalam proses komunikasi. Dalam kesimpulan, proses pembentukan saling pengertian pada jiwa komunikator dalam komunikasi Islam melibatkan tahapan kesadaran diri dan refleksi, pengetahuan agama yang kuat, empati dan pemahaman terhadap pendengar, serta penggunaan bahasa yang tepat. Memahami dan mengimplementasikan tahapan-tahapan ini dapat meningkatkan efektivitas komunikasi dalam konteks Islam, mempromosikan pemahaman yang lebih baik, dan memperkuat hubungan harmonis antara individu dalam masyarakat Muslim.
KERESAHAN MASYARAKAT DALAM SISTEM KOMUNIKASI BANK SYARIAH INDONESIA (BSI) maria ulfa
ENLEKTURER: Journal of Islamic Studies Vol. 1 No. 1 (2023): Enlecturer: Journal of Islamic Studies
Publisher : Enlightenment Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21266/ejis.v1i1.125

Abstract

Sistem Komunikasi BSI (Broadcasting Service Indonesia) merupakan infrastruktur komunikasi yang penting dalam menyampaikan informasi dan hiburan kepada masyarakat. Namun, masyarakat sering kali mengalami keresahan terkait dengan sistem komunikasi BSI. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis keresahan masyarakat dalam sistem komunikasi BSI.Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dan analisis kualitatif dengan melakukan tinjauan literatur dan wawancara dengan masyarakat yang terlibat dalam penggunaan sistem komunikasi BSI. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat beberapa masalah yang menjadi sumber keresahan masyarakat terkait dengan sistem komunikasi BSI.Pertama, keresahan masyarakat terkait dengan konten yang disiarkan. Beberapa masyarakat mengeluhkan kualitas dan relevansi konten yang disajikan oleh BSI. Ada kekhawatiran tentang isu-isu moral, kekerasan, serta kualitas program yang kurang memadai. Keresahan ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan informasi dan hiburan yang diharapkan oleh masyarakat.Kedua, keresahan masyarakat terkait dengan aksesibilitas. Beberapa masyarakat menghadapi kendala dalam mendapatkan sinyal yang kuat dan konsisten dari BSI, terutama di daerah terpencil. Ketidakmampuan untuk mengakses program yang disiarkan secara stabil dan jelas mempengaruhi pengalaman komunikasi masyarakat.Ketiga, keresahan masyarakat terkait dengan transparansi dan partisipasi. Ada kekhawatiran bahwa keputusan terkait dengan isi program, regulasi, dan pemilihan konten tidak melibatkan partisipasi masyarakat secara memadai. Kurangnya transparansi dalam proses pengambilan keputusan dan pengawasan menyebabkan ketidakpercayaan dan keresahan. Keempat, keresahan masyarakat terkait dengan kebebasan berekspresi. Beberapa masyarakat merasa bahwa sistem komunikasi BSI membatasi kebebasan berekspresi dan cenderung memunculkan bias tertentu dalam penyampaian informasi. Ketidakseimbangan representasi dan pandangan yang beragam menghambat terbentuknya saling pengertian dan perspektif yang inklusif. Dalam kesimpulan, keresahan masyarakat dalam sistem komunikasi BSI melibatkan masalah konten, aksesibilitas, transparansi dan partisipasi, serta kebebasan berekspresi. Untuk mengatasi keresahan ini, perlu dilakukan upaya meningkatkan kualitas konten, meningkatkan aksesibilitas, meningkatkan transparansi dan partisipasi masyarakat, serta memastikan kebebasan berekspresi dan representasi yang inklusif dalam sistem komunikasi BSI.
HAK-HAK MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF FIQH SOSIAL Nurcantika Syahputri
ENLEKTURER: Journal of Islamic Studies Vol. 1 No. 1 (2023): Enlecturer: Journal of Islamic Studies
Publisher : Enlightenment Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21266/ejis.v1i1.130

Abstract

Fikih sosial adalah cabang hukum Islam yang mempelajari hak-hak masyarakat dalam konteks sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hak-hak masyarakat yang diatur dalam fikih sosial dan implikasinya dalam membangun masyarakat yang adil dan berkeadilan. Studi ini menggunakan metode analisis literatur untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip fikih sosial yang terkait dengan hak-hak masyarakat. Temuan-temuan ini kemudian dianalisis untuk menentukan dampaknya pada kehidupan sosial dan upaya membangun masyarakat yang lebih baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fikih sosial mengakui beberapa hak dasar masyarakat, antara lain hak hidup, hak kebebasan beragama, hak mendapatkan pendidikan, hak untuk bekerja, hak atas kesehatan, hak-hak perempuan, hak atas keadilan, dan hak-hak lingkungan. Penerapan hak-hak ini dalam masyarakat diharapkan dapat menghasilkan lingkungan sosial yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan. Hak-hak masyarakat dalam fikih sosial bukan hanya memperkuat hak individu, tetapi juga memberikan dasar untuk mempromosikan keadilan sosial dan kesejahteraan bersama. Penelitian ini memberikan wawasan tentang pentingnya hak-hak masyarakat dalam fikih sosial dan memberikan dasar untuk perdebatan lebih lanjut tentang peran agama dalam membangun masyarakat yang adil.Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pemikiran dan praktik hukum Islam yang berfokus pada kepentingan masyarakat secara keseluruhan.
MEMBANGUN HARMONI PADA TRADISI MEUGANG ACEH Murtala; Nurlina; Isna Inda; Muhammad Rizki; Efendi; Nanda Maulidiana
ENLEKTURER: Journal of Islamic Studies Vol. 1 No. 1 (2023): Enlecturer: Journal of Islamic Studies
Publisher : Enlightenment Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21266/ejis.v1i1.142

Abstract

Abstract: Tradisi Meugang merupakan salah satu budaya Aceh yang kaya dan beragam. Namun, perkembangan zaman dan variasi dalam pelaksanaan Meugang dapat memunculkan berbagai perbedaan dan diduga bisa lahir potensi konflik. Oleh karena itu, diperlukan pembahasan mengenai bagaimana nilai komunikasi Islam dapat membantu membangun harmoni dan keberagaman dalam tradisi Meugang Aceh. Tulisan ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan mengumpulkan data dari literatur dan penelitian terkait, serta pengalaman penulis. Dalam Peulisan ini, dijelaskan pengertian Meugang, sejarah dan perkembangannya, serta variasi dalam pelaksanaannya di Aceh. Selain itu, dijelaskan pula definisi komunikasi Islam dan nilai-nilai komunikasi Islam yang penting dalam membangun harmoni pada tradisi Meugang.Nilai komunikasi Islam yang harus diterapkan dalam Meugang antara lain toleransi antaragama, menghormati adat dan budaya setempat, nilai kesederhanaan, dan nilai kebersamaan dan kekeluargaan. Dalam pembahasan ini, penulis juga mengemukakan contoh bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan Meugang. Dengan menerapkan nilai komunikasi Islam dalam Meugang, diharapkan dapat mempertahankan dan mengembangkan budaya Meugang sebagai bagian dari warisan budaya Aceh yang penting, sekaligus memperkuat toleransi antaragama dan antarbudaya. Tulisan ini juga memberikan gambaran bagaimana Meugang dapat menjadi ajang untuk memperkuat hubungan antaragama dan antarbudaya.
Konsep Pemikiran Hukum Islam Syekh Said Ramadhan al- Buthi: (Analisis Terhadap Model Penalaran Ushul Fiqh) Alimuddin
ENLEKTURER: Journal of Islamic Studies Vol. 1 No. 2 (2023): Enlecturer: Journal of Islamic Studies
Publisher : Enlightenment Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21266/ejis.v1i2.150

Abstract

Syekh Said Ramadhan al-Buthi, salah seoarang Ulama besar yang lahir di Turky (1929) berkiprah dan besar di suriah, beliau dikenal dengan seorang ilmuan yang zuhud dan dihormati oleh banyak Ulama didunia. al-Buthi adalah salah seorang Ulama yang sangat serius mengkaji dan menganalisis terhadap konsep masalahah, satu term yang populernya dibidang maqâshid as-syarî’ah. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis sangat tertarik untuk meneliti dengan focus penelitian(1). Bagaimana konsep Maslahah dalam pandangan Said Ramadhan al-Buthi ? (2). Bagaimana aplikasi konsepmaslahah al-Buthi dalam mengintepretasikan Hukum Syariat?. Pengkajian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan data kepustakaan (library research). Dari hasil telaah, ditemukan hasil sbb; (1). Konsep maslahah al-Bûthi mengacu kepada memelihara lima pokok syariah yang sebagaimana konsep asy-Syatibi dan al-Ghazali. (2). Aplikasi Konsep Maslahah al-Buthi lebih menekankan pada pentarjîẖan yaitu penggabungan dua maslahat yang bertentangan.
OTORITAS ISTRI DALAMMENOLAK RUJUK: PERSPEKTIF KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN MAZHAB AS-SYAFI'I PADA TALAK RAJI'I Bukhari
ENLEKTURER: Journal of Islamic Studies Vol. 1 No. 2 (2023): Enlecturer: Journal of Islamic Studies
Publisher : Enlightenment Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21266/ejis.v1i2.151

Abstract

Pendekatan kajian hukum Islam dan pemahaman dalam Mazhab As-Syafi'i digunakan sebagai landasan untuk memeriksa dan mengevaluasi posisi istri dalam keputusan untuk menolak rujuk setelah proses Talak Raji'i diinisiasi. Melalui penelusuran teks-teks klasik dan interpretasi mazhab, artikel ini mendalami hukum, prinsip, serta persyaratan yang mengatur proses Talak Raji'i dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai hak istri dalam konteks ini.Dengan mempertimbangkan berbagai perspektif hukum Islam, tulisan ini menganalisis batasan, konsekuensi, dan pertimbangan hukum yang relevan dalam kasus ketika istri menolak rujuk dalam Talak Raji'i, serta implikasinya dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat Islam. Penelusuran terhadap pemikiran hukum Islam dan Mazhab As-Syafi'i memberikan landasan yang kuat untuk memahami konteks dan implikasi dari keputusan istri dalam proses Talak Raji'i menurut perspektif agama dan mazhab tertentu.
DINAMIKA BUDAYA DAN PENGARUH TEKNOLOGI DALAM TRANFORMASI MASYARAKAT KONTEMPORER Fitri Eliyani
ENLEKTURER: Journal of Islamic Studies Vol. 1 No. 2 (2023): Enlecturer: Journal of Islamic Studies
Publisher : Enlightenment Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21266/ejis.v1i2.152

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi dinamika budaya dan dampak teknologi dalam transformasi masyarakat kontemporer. Fokus utama penelitian adalah memahami bagaimana perkembangan teknologi mempengaruhi nilai-nilai budaya dan pola perilaku dalam masyarakat saat ini. Metode penelitian melibatkan analisis literatur, survei, dan wawancara untuk mengumpulkan data tentang perubahan budaya yang terjadi seiring waktu dan adaptasi masyarakat terhadap teknologi modern. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mendalam tentang dinamika kompleks antara budaya dan teknologi serta dampaknya terhadap struktur sosial dan identitas masyarakat kontemporer. Implikasi penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan kebijakan yang mendukung integrasi teknologi dengan mempertahankan nilai-nilai budaya yang khas dalam masyarakat modern.
KEABSAHAN WALI MUHAKKAM PADA PERNIKAHAN SIRRI Nabhani Yustisi; Muksalmina
ENLEKTURER: Journal of Islamic Studies Vol. 1 No. 2 (2023): Enlecturer: Journal of Islamic Studies
Publisher : Enlightenment Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21266/ejis.v1i2.153

Abstract

Kedudukan wali dalam sebuah pernikahan merupakan hal yang urgen, mengingat keberadaannya sebagai penyebab sahnya suatu pernikahan, Wali nikah adakalanya wali nasab, wali hakim (sultan), wali muhakkam, dan wali maula. Penelitian ini akan meneliti tentang bagaimanakah dinamika pernikahan sirri oleh wali muhakkam. Penelitian ini menggunakan metode normative yuridis. Hasil penelitiannya adalah terkait keabsahan wali muhakkam dalam pernikahan siri, wali muhakkam dalam pernikahan yang dibolehkan baik secara hukum Islam dan hukum positif adalah KUA yang diberikan amanat oleh Menteri Agama Republik Indonesia. Walaupun banyak dalam Masyarakat yang melakukan pernikahan siri bukan di KUA sehingga nikah yang dilakukan adalah tidak sah.

Page 1 of 2 | Total Record : 12