cover
Contact Name
Bachtiar Effendi
Contact Email
bachtiareaje@gmail.com
Phone
+6222-6030483
Journal Mail Official
jurnaltekmira@gmail.com
Editorial Address
https://jurnal.tekmira.esdm.go.id/index.php/minerba/about/editorialTeam
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara
ISSN : 25278789     EISSN : 19796560     DOI : 10.30556/jtmb
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara adalah Jurnal yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Puslitbang tekMIRA). Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara terbit pada bulan Januari, Mei, September, memuat karya-karya ilmiah yang berkaitan dengan litbang mineral dan batubara mulai dari eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, ekstraksi, pemanfaatan, lingkungan, kebijakan dan keekonomian termasuk ulasan ilmiah terkait.
Articles 257 Documents
POTENSI PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI LOGAM IKUTAN HASIL PEMURNIAN TEMBAGA RIDWAN SALEH
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 8 No 1 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2012
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol8.No1.2012.803

Abstract

Salah satu tujuan sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 (UU 4/2009) pasal 102 dan 103 tentang kewajiban bagi perusahaan tambang untuk meningkatkan nilai tambah melalui proses pengolahan dan pemurnian, adalah untuk mengoptimalkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut, perlu dilakukan kajian terhadap tarif royalti atas mineral atau logam ikutan yang dihasilkan dari proses pengolahan/pemurnian bijih/mineral/konsentrat tembaga di dalam negeri. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui jenis mineral/logam ikutan yang terkandung di dalam konsentrat tembaga, serta potensi peningkatan nilai tambahnya. Diketahui kadar logam ikutan pada lumpur anoda dari pemurnian tembaga, antara lain emas (Au) = 1%; perak (Ag) = 3,8%; bismut (Bi) = 2,7%; paladium (Pd) = 75 ppm; platina (Pt) = 0,0015%; telurit (Te) = 0,21%; selenium (Se) = 6,52%; metal compound (MC) = 7%, dan timbal (Pb) = 55%. Selanjutnya, berdasarkan perhitungan tarif royalti mela- lui prinsip optimalisasi Net Present Value (NPV) dapat diketahui potensi pertambahan PNBP dari mineral/logam ikutan mencapai US$ 330,2 juta, atau terjadi peningkatan sebesar US$ 169 juta. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan renegosiasi dengan perusahaan Kontrak Karya agar mau menggunakan tarif yang ada di dalam Peraturan Pemerintah (PP) 9/2012, serta memberikan insentif bagi perusahaan yang akan membangun pabrik pemurnian (smelter).
KONSEP PEMANFAATAN DAN PEMROSESAN MINERAL AMPAS, STUDI KASUS RENCANA PEMROSESAN AMPAS BAUKSIT KALIMANTAN BARAT MUCHTAR AZIZ
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 8 No 1 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2012
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol8.No1.2012.804

Abstract

Semakin meningkat kapasitas produksi pertambangan di Indonesia, semakin banyak jumlah limbah atau mineral ampas (mineral tailing) yang dikeluarkan. Untuk itu perlu konsep pemikiran pemrosesan dan pemanfaatan mineral ampas melalui metode-metode yang lazim diterapkan dalam teknologi pemrosesan mineral. Keharusan daur ulang mineral ampas untuk mendapatkan nilai tambah sejalan dengan ekosistem industri dan Undang-Undang No.4 Tahun 2009 tentang mineral dan batubara. Pemrosesan dan pemanfaatan mineral ampas bergantung pada jenis ampas mineralnya, yaitu dimanfaatkan langsung, dimanfaatkan menjadi produk tertentu dengan nilai tambah relatif rendah, diambil mineral-mineral kelumitnya dengan teknologi tertentu, dan/atau diambil seluruh mineral-mineralnya menjadi bahan yang bermanfaat dan bila me- mungkinkan dengan prinsip tanpa ampas (zero waste). Pemrosesan mineral ampas bauksit dengan cara diambil kembali sisa aluminanya dan mineral besinya adalah satu konsep kasus yang dibahas.
ELIMINASI OKSIDA BESI DARI KAOLIN NAGREG DENGAN METODE PEMISAHAN CAIRAN-CAIRAN TRISNA SOENARA; NGURAH ARDHA; RETNO DAMAYANTI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 8 No 1 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2012
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol8.No1.2012.805

Abstract

Uji eliminasi oksida besi dari kaolin  Nagreg  telah  dilakukan  dengan  metode  pemisahan  cairan-cairan  sebagai  upaya untuk meningkatkan kualitas kaolin tersebut. Pemisahan mineral oksida besi dari kaolin berlangsung berdasarkan prinsip pemisahan luluhan kaolin dalam air dengan zarah-zarah mineral oxida besi dalam minyak. Minyak tanah dan air adalah dua cairan pemisah. Amonium sulfat dan asam oleat masing-masing sebagai aktifator dan surfaktan untuk mineral oksida besi. Hasil uji menunjukkan bahwa mineral oksida besi yang direpresentasikan oleh komponen Fe2O3 dapat dikurangi yang  awalnya  berkadar  3,61%  menjadi 1,08%  dengan  keterpisahannya  sebesar  86,4%.
ANALISIS PERCONTOH PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE PELEBURAN NATRIUM KARBONAT DAN NA- TRIUM TETRABORAT SARIMAN SARIMAN
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 8 No 1 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2012
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol8.No1.2012.806

Abstract

Analisis percontoh pasir besi, umumnya dilakukan dengan cara pelarutan yang sebelumnya harus melalui proses pele- buran menggunakan natrium peroksida (Na2O2) dalam cawan nikel pada temperatur 600°C di atas nyala pembakar Mekker. Kelemahan penggunaan zat pelebur ini adalah sifat fisik Na2O2 yang higroskopis yang mengakibatkan proses peleburan kurang sempurna. Selain itu Na2O2 merupakan bahan kimia yang mahal. Oleh karena itu, dilakukan percobaan alternatif menggunakan zat pelebur natrium karbonat (Na2CO3) dan natrium tetraborat (Na2B4O7). Kegiatan ini meliputi homogenisasi percontoh pasir besi, ujicoba metode peleburan dengan menggunakan zat pelebur Na2CO3 dan Na2B4O7 dibandingkan dengan menggunakan zat pelebur Na2O2 terhadap percontoh pasir besi dan “CRM (Certified Reference Materials) iron ore 690” dan analisis parameter utama yang terkandung di dalamnya. Hasil analisis CRM iron ore 690 terhadap kedua metode tersebut, dibandingkan melalui uji-t untuk parameter analisis Fetotal, SiO2, Al2O3, CaO, MnO, Cr2O3 dan TiO2 terdapat perbedaan hasil analisis, yang disebabkan oleh kesalahan metode analisisnya, bukan karena metode peleburannya. Adapun Uji-F menunjukkan bahwa kadar MgO tidak dapat diterima. Semua unsur/senyawa yang dianalisis mempunyai nilai Uji-T2hitung < Ttabel dan (Fhitung < Ftabel) dan kriteria uji (Ho) diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kedua metode tidak mempunyai perbedaan yang nyata. sehingga campuran Na2CO3 dan Na2B4O7 dapat dijadi- kan sebagai bahan pelebur pengganti Na2O2. Percontoh homogen ini, selanjutnya dapat digunakan untuk Secondary Reference Material, setelah melalui tahap uji banding.
PERSOALAN PERTAMBANGAN RAKYAT PASCA PEMBERLAKUAN UNDANG-UNDANG NO. 4 TAHUN 2009 BAMBANG YUNIANTO; RIDWAN SALEH
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7 No 4 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2011
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No4.2011.811

Abstract

Persoalan pertambangan rakyat, sebagian besar ilegal (Pertambangan Tanpa Izin/ PETI), semakin marak di pelosok tanah air. Secara implisit pertambangan rakyat telah diatur dalam UU No. 4/ 2009, yang ditindaklanjuti dengan 4 Peraturan Pemerintah (PP) sebagai pedoman, kriteria dan penetapan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) yang diatur dalam peraturan daerah. Sesuai Pasal 20-21 UU tersebut, kewenangan pengelolaan pertambangan rakyat secara penuh telah diserahkan kepada pemerintah kabupaten/kota.Penanganan PETI yang saat ini marak beroperasi di beberapa daerah dapat dilakukan dengan cepat berdasarkan Pasal 24 UU No. 4/ 2009 yang tidak membatasi masa operasinya. Justru, bila PETI sudah beroperasi harus diprioritaskan untuk ditetapkan sebagai WPR dan dikeluarkan Izin Pertambangan Rakyat (IPR). Dalam penanganan pertambangan rakyat perlu mengedepankan pemberdayaan masyarakat petambang dengan memerhatikan aspek-aspek kebijakan, kelembagaan, permodalan, teknologi, lingkungan, dan pemasaran hasil tambang.
ANALISIS STABILITAS TANGGUL, DESAIN RAWA DAN LERENG TAMBANG UNTUK MENDUKUNG OPERASI PENAMBANGAN BATUBARA DI BERAU KALIMANTAN TIMUR ZULFAHMI ZULFAHMI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7 No 4 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2011
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No4.2011.812

Abstract

Penyelidikan geoteknik pada tambang open pit sangat penting dilakukan untuk menjamin keamanan lereng tambang terhadap risiko longsor. Selain itu, tambang open pit harus terjamin dari air limpasan yang dapat menggenangi tambang, sehingga operasionalisasi penambangan tidak terganggu. Hasil kajian yang telah dilakukan pada salah satu pit tambang batubara di Berau Kalimantan Timur berupa kajian analisis stabilitas tanggul untuk menjaga pit tersebut dari limpasan air sungai yang berada cukup dekat dengan lokasi penambangan.Selain melakukan kajian terhadap stabilitas lereng, pada beberapa tempat di lokasi tersebut, diperlukan desain lereng khusus karena batuan pembentuk lereng berasal dari tanah rawa yang bila jenuh air akan memiliki kohesivitas yang sangat rendah sehingga rentan terhadap longsor. Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis kondisi rancangan tanggul penahan banjir, daya dukung lapisan endapan rawa dan jarak aman hasil rancangan terhadap areal penambangan adalah metode numerik.Hasil penelitian ini adalah diperolehnya rancangan tanggul penahan banjir sepanjang 350 m dengan volume tanggul sebesar 52.500 m3, daya dukung lapisan endapan rawa terhadap tanggul sebesar 224 kPa dan tegangan yang bekerja akibat tanggul sebesar 100 kPa. Jarak aman antara crest dengan kaki tanggul sebesar 20 m dan jarak aman antara toe dengan pit limit desain rawa sebesar 20 m. Hasil kajian terhadap lereng highwall diperoleh tinggi jenjang 10 m, kemiringan 60o, lebar berm 4 m, tinggi lereng keseluruhan 90 m dan kemiringan lereng keseluruhan 42o serta untuk geometri lereng lowwall diperoleh tinggi lereng keseluruhan 90 m dan kemiringan lereng keseluruhan 25o.
PEMBUATAN DAN PEMBAKARAN CWF DARI BATUBARA HASIL PROSES UPGRADING LISTON SETIAWAN; DATIN F. UMAR
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7 No 4 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2011
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No4.2011.813

Abstract

Coal Water Fuel (CWF) adalah suatu campuran antara batubara halus dan air dalam perbandingan tertentu membentuk suatu suspensi kental yang homogen dan stabil dengan penambahan zat aditif. CWF dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti minyak berat pada industri-industri yang biasa menggunakan ketel uap (boiler). Hasil penelitian pembuatan CWF dengan menggunakan batubara produk proses upgraded brown coal (UBC) menunjukkan bahwa dari berbagai jenis dispersan sebagai aditif yang dicoba, yaitu (Ca ligno sulfonat, Na ligno sulfonat, dodecyl bensen sulfonat, PHPA dan SPA), dodecyl bensen sulfonat sebanyak 0,3% dan CMC 0,05% sebagai penstabil merupakan jenis aditif yang terbaik, yang menghasilkan CWF dengan persen padatan tertinggi, yaitu 60% dan viskositas 1.215 cP pada kecepatan putar spindel 100 rpm.
PERCOBAAN PENDAHULUAN PEMBUATAN ALUMINA KUALITAS METALURGI DARI BAUKSIT KALIMANTAN BARAT DESSY AMALIA; MUCHTAR AZIZ
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7 No 4 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2011
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No4.2011.814

Abstract

Aluminium adalah logam ringan yang memiliki banyak kelebihan dan sangat diperlukan dalam berbagai industri. Untuk memeroleh logam aluminium diperlukan alumina yang memiliki spesifikasi metalurgi, yang dihasilkan melalui proses digesting (Bayer process) terhadap bahan baku bauksit. Bauksit yang digunakan berasal dari Kalimantan Barat yang memiliki kadar Al2O3 50,9%; SiO2 1,17% dan Fe2O3 15,21%. Proses Bayer menghasilkan  larutan  sodium aluminat dan residu bauksit (red mud). Penambahan Whitton dapat membantu proses Bayer sehingga menghasilkan larutan sodium aluminat dengan kadar SiO2 lebih rendah dibanding tanpa penggunaan Whitton. Larutan sodium aluminat dipresipitasi membentuk presipitat aluminium hidroksida kemudian dikalsinasi dengan variasi temperatur 1000; 1100; 1200°C untuk menghasilkan alumina. Alumina yang  dihasilkan  memiliki  spesifikasi  96,8%  Al2O3; 0,10% SiO2; 0,052% Fe2O3; 1,05% Na2O; dan 0,23% CaO belum memenuhi spesifikasi kualitas metalurgi. Perlu perbaikan proses terutama saat digesting serta pengurangan jumlah Na2O pada larutan sodium aluminat.
INTERAKSI ION Pb2+ PADA BIOMASSA FITOPLANKTON LAUT Tetraselmis chuii TIURLINA SIREGAR SIREGAR
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7 No 4 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2011
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No4.2011.815

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk (1) menguji kelayakan biomassa Tetraselmis chuii dijadikan sebagai biosorben penyerap ion Pb2+ dalam lingkungan tercemar (2) menentukan kondisi interaksi optimum biosorpsi ion Pb2+ oleh biomassa T. chuii serta (3) menentukan pengaruh parameter seperti variasi waktu interaksi, pH dan konsentrasi ion Pb2+. Metode yang digunakan adalah Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Persamaan orde satu dan dua digunakan untuk penentuan kinetika biosorpsi ion Pb2+ oleh biomassa T. chuii. Hasil percobaan menunjukkan waktu interaksi ion Pb+2 oleh biomassa T. chuii adalah 5 menit. Mekanisme reaksi biosorpsi ion Pb2+ oleh biomassa fitoplankton laut T. chuii mengikuti reaksi orde dua. Persamaan isotermal Langmuir dan Freundlich digunakan untuk penentuan isotermal biosorpsi ion Pb2+ pada biosorben tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa biosorpsi ion Pb2+ oleh biomassa T.chuii memenuhi persamaan isotemal Freundlich. Harga kapasitas biosorpsi (k) adalah 6,9279 mg/g. Kapasitas biosorpsi ion Pb2+ paling tinggi diperoleh biomassa T.chuii pada pH 4. Gugus fungsi yang terlibat dalam biosorpsi ion Pb2+ oleh biomassa fitoplankton laut T. chui adalah: -OH, -CN, S=S, M-S dan M-N.
RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT DENGAN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) DI BOLAANG MONGONDOW MARSEN ALIMANO; M. LUTFI; RETNO DAMAYANTI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7 No 3 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2011
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No3.2011.820

Abstract

Emas yang merupakan komoditi penting dalam perekonomian dunia telah memicu pertumbuhan kegiatan pertambangan bijih emas, baik dalam skala besar maupun kecil. Pengolahan emas rakyat pada umumnya menggunakan merkuri, yang dikenal dengan proses amalgamasi. Pemakaian merkuri dapat mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan. Penelitian di daerah Bolaang Mongondow menunjukkan kandungan merkuri di hulu sungai sebesar 0,024 ppm dan telah melebihi ambang batas yang diperbolehkan (0,002 ppm). Kandungan merkuri yang tinggi terdapat di sedimen kolam pengendapan No. 4, yaitu sebesar 3,01 ppm, jauh di atas ambang batas yang diperbolehkan (0,49 ppm). Berdasarkan hal tersebut, diperlukan suatu rancangan pengelolaan merkuri yang lebih baik untuk mengolah limbah cair dari proses amalgamasi dengan memanfaatkan teknologi sederhana yang didukung oleh kemampuan sumber daya alam setempat. Salah satu cara pengurangan kadar merkuri di badan perairan adalah dengan proses bioremediasi menggunakan tanaman air eceng gondok (Eichhornia crassipes) karena eceng gondok mudah didapat dan mempunyai kemampuan yang cukup baik dalam menyerap merkuri. Diharapkan dengan perancangan sederhana ini pencemaran air dapat dikurangi.

Filter by Year

2009 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 20 No 1 (2024): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2024 Vol 19 No 3 (2023): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2023 Vol 19 No 2 (2023): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2023 Vol 19 No 1 (2023): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2023 Vol 18 No 3 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2022 Vol 18 No 2 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2022 Vol 18 No 1 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2022 Vol 17 No 3 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2021 Vol 17 No 2 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2021 Vol 17 No 1 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2021 Vol 16 No 3 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2020 Vol 16 No 2 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2020 Vol 16 No 1 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2020 Vol 15 No 3 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2019 Vol 15 No 2 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2019 Vol 15 No 1 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2019 Vol 14 No 3 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2018 Vol 14 No 2 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2018 Vol 14 No 1 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2018 Vol 13 No 3 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2017 Vol 13 No 2 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2017 Vol 13 No 1 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2017 Vol 12 No 3 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2016 Vol 12 No 2 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2016 Vol 12 No 1 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2016 Vol 11 No 3 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2015 Vol 11 No 2 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2015 Vol 11 No 1 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2015 Vol 10 No 3 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2014 Vol 10 No 2 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2014 Vol 10 No 1 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2014 Vol 9 No 3 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2013 Vol 9 No 2 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2013 Vol 9 No 1 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2013 Vol 8 No 3 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2012 Vol 8 No 2 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2012 Vol 8 No 1 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2012 Vol 7 No 4 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2011 Vol 7 No 3 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2011 Vol 7 No 2 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2011 Vol 7 No 1 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2011 Vol 6 No 4 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2010 Vol 6 No 3 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2010 Vol 6 No 2 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2010 Vol 6 No 1 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2010 Vol 5 No 4 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2009 Vol 5 No 3 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2009 Vol 5 No 2 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2009 Vol 5 No 1 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2009 More Issue