cover
Contact Name
Bachtiar Effendi
Contact Email
bachtiareaje@gmail.com
Phone
+6222-6030483
Journal Mail Official
jurnaltekmira@gmail.com
Editorial Address
https://jurnal.tekmira.esdm.go.id/index.php/minerba/about/editorialTeam
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara
ISSN : 25278789     EISSN : 19796560     DOI : 10.30556/jtmb
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara adalah Jurnal yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Puslitbang tekMIRA). Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara terbit pada bulan Januari, Mei, September, memuat karya-karya ilmiah yang berkaitan dengan litbang mineral dan batubara mulai dari eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, ekstraksi, pemanfaatan, lingkungan, kebijakan dan keekonomian termasuk ulasan ilmiah terkait.
Articles 257 Documents
KAJIAN PEMANFAATAN LAHAN BEKAS TAMBANG SKALA KECIL UNTUK PERTANIAN WIDODO WIDODO
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7 No 3 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2011
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No3.2011.821

Abstract

Masalah utama yang timbul akibat kegiatan penambangan adalah terjadinya perubahan kondisi lingkungan berupa sifat fisik dan kimia tanah, kualitas air permukaan dan air tanah, serta topografi lahan. Untuk meminimalkan dampak lingkungan pasca tambang dilakukan upaya reklamasi lahan bekas tambang, dengan tujuan melakukan rehabilitasi lingkungan melalui budidaya pertanian.Kendala utama dalam melakukan kegiatan reklamasi lahan bekas tambang adalah adanya lahan yang tidak subur. Kondisi lahan yang tidak subur ini berupa tanah yang memadat, minim kandungan unsur hara, miskin bahan organik, status kapasitas tukar kation (KTK) yang rendah dan minim populasi serta aktivitas mikroba tanah potensial. Hasil analisis fisik dan kimia menunjukkan bahwa contoh tanah mempunyai pH 4,04-5,20 termasuk kategori tanah asam, berkadar unsur hara rendah, kandungan bahan organik dan daya serap tanah juga rendah karena mengandung tanah liat 73,50-74,30 %. Lahan bekas tambang yang tidak subur tersebut dilakukan reklamasi dengan tahapan pengolahan tanah, pengapuran, pemberian pupuk kandang sebelum penanaman, dan pemberian pupuk buatan setelah penanaman.Reklamasi lahan bekas tambang dilakukan dengan cara budidaya pertanian meliputi penanaman jagung, cabe merah, dan kacang tanah masing-masing pada lahan seluas 15.000 m2 untuk jagung dan kacang tanah, serta 4.500 m2 untuk cabe merah. Reklamasi lahan bekas tambang tersebut pada panen 1 dan 2 berturut-turut dapat menghasilkan jagung 830 kg dan 637 kg, cabe merah 430 kg dan 227 kg, serta kacang tanah 5.015 kg dan 2.766 kg. Hasil ini cenderung menurun pada panen ke dua karena adanya gangguan hama dan sistem terasering yang kurang baik. Melalui budidaya pertanian ini selain sebagai upaya reklamasi, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pokok pangan, pakan ternak dan kebutuhan lainnya bagi masyarakat sekitarnya.
STUDI PENDAHULUAN IDENTIFIKASI SENYAWA POLISIKLIK AROMATIK HIDROKARBON (PAH) DARI EMISI PEMBAKARAN BRIKET BATUBARA NIA ROSNIA H.; RETNO DAMAYANTI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7 No 3 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2011
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No3.2011.822

Abstract

Polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH) merupakan bahan pencemar yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan organik seperti briket batubara. Untuk mengetahui jenis PAH yang dihasilkan dari pembakaran briket batubara dilakukan analisis terhadap emisinya. Pada percobaan ini digunakan 3 jenis contoh briket batubara yakni briket sarang tawon, briket telur dan briket Palimanan.Percobaan pembakaran briket batubara dilakukan di laboratorium dengan menggunakan sistem pembakaran tertutup. Setiap ±10 gram briket batubara yang telah dipreparasi berukuran 0,5 cm ditimbang dalam cawan porselin. Suhu ruang pembakaran diatur pada set point (±20°C) dengan pemanas listrik kemudian suhu dinaikkan dengan variasi suhu 400, 500, dan 600 °C, masing-masing selama 2 jam. Udara tekan ditambahkan dengan laju alir 0,503 L/menit. Gas yang dihasilkan dari proses pembakaran diserap dengan adsorben XAD-2 yang dirangkaikan dengan tiga impinger yakni; impinger 1 berisi metilen klorida, impinger 2 kosong (sebagai pengaman), dan impinger 3 berisi silika gel. Setelah proses pembakaran selesai XAD-2 dibungkus dengan aluminium foil dan disimpan pada suhu 15°C sebelum dilakukan ekstraksi. Hasil ekstraksi dianalisis dengan GC-MS.Dari hasil analisis GC-MS ditemukan 5 jenis senyawa PAH dengan 2 sampai 4 cincin, yaitu napthalene, anthracene, fluorene, benzanthracene dan chrysene. Konsentrasi total PAH yang diemisikan masih berada di bawah nilai ambang batas yang disyaratkan oleh OSHA (the Occupational Safety and Health Administration’s).
ANALISIS PERANAN MINERAL DAN BATUBARA BAGI PEREKONOMIAN NASIONAL HARTA HARYADI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7 No 3 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2011
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No3.2011.823

Abstract

Indonesia memiliki sumber daya mineral dan batubara sangat besar. Potensi mineral dan batubara Indonesia berada di posisi nomor 6 terkaya di dunia. Untuk wilayah Asia, posisi mineral dan batubara Indonesia, nomor 1 dalam deposit tembaga; nomor 2 dalam deposit emas; nomor 3 dalam deposit nikel laterit; nomor 3 dalam produksi batubara; nomor 1 dalam produksi timah.Sumber daya mineral dan batubara yang besar ternyata belum memberikan manfaat optimal untuk perekonomian nasional; serta tidak menjadi daya tarik investor pertambangan menanamkan modalnya di Indonesia. Investasi sampai saat ini terus menunjukkan kinerja yang menurun dan stagnan. Daya tarik Indonesia di mata investor menempati peringkat ke 62 dari 68 negara, sementara negara lain meskipun tidak sekaya Indonesia sumber daya mineralnya, beberapa negara justru lebih dikenal maju industri pertambangannya seperti Australia, Brasil, dan Afrika Selatan.Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan Analisis Peranan Mineral dan Batubara Bagi Perekonomian Nasional, untuk mengetahui berbagai kendala dan hambatan yang selama ini memengaruhi sektor pertambangan, dari sisi pemasokan, kebutuhan, potensi dan sumber daya, kebijakan, investasi dan perekomian.Hasil analisis antara lain, peran sektor mineral dan batubara masih rendah terhadap perekonomian nasional dan rendahnya tingkat investasi di sektor tersebut. Hasil analisis ini dapat dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai acuan untuk mengambil kebijakan yang tepat dalam rangka optimalisasi manfaat mineral dan batubara secara ekonomi, dan memberikan kondisi yang kondusif dalam rangka meningkatkan investasi. Di samping itu, hal ini dapat dijadikan landasan bagi pemerintah, pengusaha, masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan dan menciptakan manajemen pengelolaan mineral dan batubara yang tepat dan terarah, agar sektor ini dapat menjadi sumber kemakmuran bangsa dan negara.
PRA STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN COAL WATER MIXTURE DI INDONESIA (PROSES UPGRADING BERTEKNOLOGI HOT WATER DRYING) GANDHI K. HUDAYA; DATIN F. UMAR
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7 No 3 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2011
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No3.2011.824

Abstract

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara serta Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, maka pemerintah perlu memaksimalkan pengolahan batubara di dalam negeri. Salah satu teknologi pengolahan batubara yang akan dikembangkan adalah coal water mixture (CWM). Pabrik demo CWM direncanakan akan dibangun oleh JGC Corporation dari Jepang bekerjasama dengan Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara (tekMIRA) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral serta PT Sinar Mas pada tahun 2011 di Karawang, Jawa Barat, Indone- sia. Pabrik demo CWM ini akan menggunakan batubara peringkat rendah yang telah melalui proses upgrading teknologi hot water drying (HWD).Coal water mixture (CWM) adalah bahan bakar campuran antara batubara dan air serta bantuan zat aditif sehingga membentuk suspensi kental yang homogen dan stabil selama penyimpanan, pengangkutan dan pembakaran. CWM dapat menggantikan minyak bakar berat (heavy fuel oil) yang biasa digunakan di industri-industri yang menggunakan boiler sebagai penghasil uap untuk proses maupun untuk pembangkit listrik.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aspek finansial dari pembangunan pabrik komersial CWM di Indonesia. Analisis finansial dilakukan dengan menggunakan kriteria Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Return on Investment (ROI), dan Pay Back Period (PBP). Metodologi yang digunakan adalah studi pustaka melalui laporan serta informasi dari pihak JGC Corporation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan pabrik komersial CWM secara finansial menguntungkan. Namun pra studi kelayakan finansial ini masih perlu ditindaklanjuti dengan studi kelayakannya. 
ESTIMASI BIOMASSA HUTAN SEKUNDER DAN DAERAH REKLAMASI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INDERAJA DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI M. LUTFI; HARRY T. ANTONO
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7 No 2 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2011
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No2.2011.829

Abstract

Berkaitan dengan perubahan iklim, hutan mempunyai peran dalam menstabilkan konsentrasi CO2 di atmosfer karena hutan merupakan sumber emisi karbon dan mampu pula menyerap karbon serta menyimpannya (sink) dalam biomassa hutan. Hal itu sering disebut sebagai program penyimpanan karbon. Untuk mengembangkan program penyimpanan karbon dibutuhkan data cadangan karbon yang tersimpan dalam bentuk biomassa. Untuk itu diperlukan teknik yang efektif dan mudah dalam menduga cadangan karbon pada suatu hamparan vegetasi. Penelitian ini dilakukan untuk memperkirakan kandungan karbon di daerah reklamasi dan hutan sekunder yang diakibatkan aktifitas penambangan menggunakan persamaan alometrik biomassa.Persamaan ini dibuat berdasarkan nilai biomassa yang diperoleh dengan melakukan pemercontohan, yaitu dengan menggunakan analisis regresi antara biomassa dengan diameter pohon (D). Pendugaan biomassa dilakukan dengan menggunakan persamaan alometrik tersebut. Lokasi penelitian terletak di kawasan PT. Gunung Bayan Pratama Coal, yaitu di perbatasan antara Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kutai Barat, Propinsi Kalimantan Timur.Persamaan alometrik biomassa yang diperoleh di daerah reklamasi adalah: B = 0,1 x 0,41 x D2 +0,62 dan untuk hutan sekunder: B = 0,118 x D2,31. Persamaan alometrik ini dapat digunakan untuk menduga karbon yang tersimpan dalam hutan vegetasi hutan sekunder.Dalam penelitian ini juga dilakukan analisis menggunakan teknik penginderaan jauh. Hasil analisis terhadap citra Alos Palsar pada kuasa pertambangan PT. Gunung Bayan Pratama Coal menghasilkan potensi simpanan karbon sebesar 22,351 ton/ha pada daerah reklamasi dan 29,675 ton/ha pada daerah hutan sekunder. Sedangkan estimasi serapan karbon pada daerah reklamasi PT Gunung Bayan Pratama Coal sebesar 39.312,29 ton/ha dan 1.260.146,41 ton/ton pada daerah hutan sekunder. Data tersebut menunjukkan bahwa kegiatan reklamasi di area studi masih memberikan kontribusi yang kecil terhadap penyerapan karbon.
KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN BATAKO, PAVING BLOCK DAN BATA MERAH BERBAHAN BAKU LIMBAH HASIL PEMBAKARAN BATUBARA TRISWAN SUSENO; JAFRIL JAFRIL; NANA SURYANA
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7 No 2 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2011
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No2.2011.830

Abstract

Jumlah industri kecil dan menengah yang menggunakan batubara di Indonesia pada tahun 2010 ± 508 perusahaan, jumlah batubara yang telah digunakan sebanyak 10,15 juta ton. Jumlah limbah hasil pembakaran batubara diperkirakan mencapai 686.061 ton, 54,86% di antaranya belum dimanfaatkan. Limbah hasil pembakaran batubara dapat dijadikan bahan baku/penolong untuk pembuatan batako, paving block dan bata merah. Berdasarkan hasil perhitungan finansial, ternyata usaha pembuatan ketiga jenis produk tersebut dapat memperoleh keuntungan bersih sekarang (NPV) masing- masing sebesar Rp 55.316.000, Rp 79.376.000 dan Rp 28.129.000 adalah lebih besar dari 0 (positif). Sedangkan tingkat pengembalian (IRR) dari investasi yang ditanamkan pada usaha ini masing-masing sebesar 15%, 23% dan 23% yang lebih besar dari nilai diskonto yang digunakan yakni sebesar 12%. Jangka waktu pengembalian (PP) dari jumlah investasi yang ditanamkan untuk masing-masing usaha tersebut adalah 6 tahun 9 bulan, 6 tahun 8 bulan dan 6 tahun 9 bulan adalah lebih pendek dari umur proyek yaitu 10 tahun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan ketiga kriteria investasi (NPV, IRR dan PP) usaha ini layak dijalankan.
EVALUASI SISTEM OTOMATISASI PENCADANGAN WILAYAH PERTAMBANGAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KOTA KUPANG NANA SURYANA
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7 No 2 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2011
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No2.2011.831

Abstract

Dinas Pertambangan dan Energi Kota Kupang sebagai satuan kerja perangkat daerah (SKPD) pada pemerintahan kota mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan perizinan kegiatan pertambangan. Untuk menunjang tugas dan fungsi tersebut diperlukan suatu sistem yang dapat mempercepat proses perizinan dengan data yang akurat.Sebagai solusi terhadap kebutuhan tersebut telah dibangun suatu sistem otomatisasi pencadangan wilayah pertambangan berbasis sistem informasi geografis (SIG). Untuk mengetahui kinerja sistem tersebut dilakukan evaluasi terhadap unjuk kerja sistem, operator penanganan sistem serta organisasi kerja dari pengelolaan perizinan di instansi tersebut.
PRODUKSI, KONSUMSI SEMEN DAN BAHAN BAKUNYA DI INDONESIA PERIODE 1997 – 2009 DAN PROSPEKNYA 2010 – 2015 ENDANG MULYANI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7 No 2 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2011
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No2.2011.832

Abstract

Dalam strategi pembangunan nasional, industri semen di Indonesia mendapat prioritas untuk terus dikembangkan terutama dalam kaitannya dengan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah. Setelah krisis global 2009, pertumbuhan industri semen di Indonesia mulai membaik dengan kapasitas produksi 46,1 uta ton/tahun. Memasuki periode 2010 – 2015, pabrik semen Indonesia menaikkan kapasitas produksinya untuk kepentingan dalam negeri, karena keuntungan dari penjualan di dalam negeri lebih baik dari pada penjualan ekspor, terutama berkurangnya biaya transportasi dan biaya kedatangan di pelabuhan. Angka produksi dan konsumsi semen Indonesia tahun 2010 masing-masing sekitar 40,71 – 41,29 juta ton dan 40,14 – 40,72 juta ton. Untuk tahun 2015 diperkirakan produksi dan konsumsi semen Indonesia sekitar 51,95 – 54,99 juta ton dan 51,47 – 54,49 juta ton.Untuk mendukung kenaikan produksi semen Indonesia dengan laju pertumbuhan sebesar 5 – 6% dalam periode 2010 – 2015 diperlukan bahan baku semen yang besar. Tahun 2015 diperkirakan kebutuhan bahan baku sekitar 91,5 juta ton yang terdiri atas batugamping sekitar 70,42 juta ton, tanah liat sekitar 16,16 juta ton, pasir kuarsa sekitar 1,22 juta ton. Sisanya sebesar 3,73 juta ton terdiri atas pasir besi, gipsum dan mineral lainnya.
RUNTUNAN STRATIGRAFI SEDIMEN HOLOSEN KETERKAITANNYA DENGAN KASITERIT DI LEPAS PANTAI TENGGARA P. SINGKEP, KEPULAUAN RIAU SUYATMAN HIDAYAT; HERMAN MOECHTAR
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7 No 2 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2011
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No2.2011.833

Abstract

Studi sedimen Holosen di wilayah lepas pantai tenggara P. Singkep meliputi analisis sedimentologi dan stratigrafi dari dua puluh satu pemboran yang dilakukan di sepanjang lintasan berarah timurlaut-baratlaut. Posisi pemboran berkisar antara – 9,5 hingga -15 m dari permukaan laut (dpl) dengan ketebalan sedimen 14 - 20 m. Terdapat enam fasies pengendapan yang terletak di atas formasi batuan tua, terdiri atas endapan-endapan: material rombakan (C1), alur sungai bawah (C2), alur sungai atas (C3), limpah banjir (F), pantai (B), dan laut (M). Fasies pengendapan ini dapat dikelompokkan menjadi tiga Interval Selang Pengendapan (ISP I-III).Berdasarkan aspek sedimentologi dan korelasi stratigrafi, diketahui pula bahwa konsentrasi kasiterit terdapat pada fasies C2, C3, dan B yang dikontrol oleh berubahnya regim aliran. Peristiwa tersebut disebabkan oleh berubahnya iklim dan naiknya muka laut. Itu berarti bahwa proses sedimentasi dikendalikan oleh berubahnya iklim dan turun- naiknya muka laut.
PELUANG DAN TANTANGAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH BATUBARA DARSA PERMANA
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7 No 1 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2011
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No1.2011.838

Abstract

Sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, yang kemudian dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, maka komoditas mineral dan batubara perlu ditingkatkan nilai tambahnya. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan dan mengoptimalkan nilai tambang, ketersediaan bahan baku di dalam negeri, penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan penerimaan negara.Sebagai komoditas hasil tambang yang menjadi salah satu primadona sektor energi dan sumber daya mineral, batubara memiliki peluang untuk dilakukan peningkatan nilai tambah melalui teknologi pengolahan yang ada. Terlebih sumber daya batubara Indonesia cukup banyak serta sebagian besar terdiri atas batubara peringkat rendah, sehingga memungkinkan dilakukan pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah batubara. Namun di sisi lain, perkembangan teknologi pemanfaatan batubara ternyata juga sudah berkembang pesat, sehingga batubara kalori rendah sekalipun sudah mampu dimanfaatkan oleh industri pengguna (manufaktur).Dari hasil analisis strength, weakness, opportunity and threat (SWOT) terungkap bahwa peningkatan nilai tambah batubara dapat dilakukan dengan beberapa persyaratan, yang pada dasarnya mengisyaratkan perlunya penanganan ekstra hati-hati oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral serta instansi peme-rintah terkait agar kebijakan peningkatan nilai tambah batubara dapat berjalan tanpa hambatan berarti.

Filter by Year

2009 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 20 No 1 (2024): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2024 Vol 19 No 3 (2023): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2023 Vol 19 No 2 (2023): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2023 Vol 19 No 1 (2023): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2023 Vol 18 No 3 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2022 Vol 18 No 2 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2022 Vol 18 No 1 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2022 Vol 17 No 3 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2021 Vol 17 No 2 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2021 Vol 17 No 1 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2021 Vol 16 No 3 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2020 Vol 16 No 2 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2020 Vol 16 No 1 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2020 Vol 15 No 3 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2019 Vol 15 No 2 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2019 Vol 15 No 1 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2019 Vol 14 No 3 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2018 Vol 14 No 2 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2018 Vol 14 No 1 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2018 Vol 13 No 3 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2017 Vol 13 No 2 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2017 Vol 13 No 1 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2017 Vol 12 No 3 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2016 Vol 12 No 2 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2016 Vol 12 No 1 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2016 Vol 11 No 3 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2015 Vol 11 No 2 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2015 Vol 11 No 1 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2015 Vol 10 No 3 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2014 Vol 10 No 2 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2014 Vol 10 No 1 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2014 Vol 9 No 3 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2013 Vol 9 No 2 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2013 Vol 9 No 1 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2013 Vol 8 No 3 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2012 Vol 8 No 2 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2012 Vol 8 No 1 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2012 Vol 7 No 4 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2011 Vol 7 No 3 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2011 Vol 7 No 2 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2011 Vol 7 No 1 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2011 Vol 6 No 4 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2010 Vol 6 No 3 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2010 Vol 6 No 2 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2010 Vol 6 No 1 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2010 Vol 5 No 4 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2009 Vol 5 No 3 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2009 Vol 5 No 2 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2009 Vol 5 No 1 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2009 More Issue